-->

Kamis, 22 Maret 2018

Cetik Racun Gaib dari bahan Alam

REPORTER BALI KINI  : Nyoman Suamba 

BALI KINI  - Hingga kini cetik masih menjadi momok. Di setiap kesempatan, orang-orang dengki dan sakit hati hendak melampiaskan keinginannya. Ibarat ungkapan “Lempar batu sembunyi tangan,” orang-orang yang membubuhi cetik dapat dengan leluasa “cuci tangan” dari kejadian itu. Ia dapat dengan leluasa melampiaskan keinginannya tanpa harus diketahui orang lain. Kalaupun nanti jatuh korban, yang kena adalah pihak penyelenggara pesta atau yang punya hajatan. Sebab seseorang kena cetik setelah makan hidangan yang disajikan saat pesta. Lebih celaka lagi kalau reaksi cetik itu instan. Artinya, setelah dimakan, cetik langsung meledak dan membunuh. Kalau hal ini terjadi, sudah barang tentu pihak penyedia makanan yang dituduh. Lain halnya kalau cetik itu lebih halus. Ia bereaksi setelah beberapa tahun kemudian. Tentu hal ini masih dapat ditelusuri melalui orang pintar.
Cetik ditransfer lewat media makanan. Cara itulah yang paling jitu dipakai agar dapat masuk ke dalam tubuh karena cetik adalah racun. Bagaimana meracun orang kalau racun tidak dimakan? 
Selain lewat pesta, penyaluran cetik kadangkala juga lewat makanan di warung-warung makan. Karena itu, hati-hatilah makan dan berbelanja di warung-warung penganan. Sebab bisa jadi Anda menjadi kelinci percobaan untuk menguji kedahsyatan cetik.
Kejadian ini pernah dialami Ketut Rempuh, warga Jalan Jayagiri, Denpasar. Ceritanya berawal ketika ia merantau ke Pulau Serangan untuk berguru pada salah seorang tokoh kebatinan. Karena lama tinggal di desa tersebut, tentu ia sudah tak asing lagi bagi warga sekitarnya. Warga tahu bahwa Ketut Rempuh adalah murid salah seorang tokoh kebatinan warga setempat. Di antara warga tersebut, tentu tidak semuanya menaruh simpati kepadanya. Ada yang suka, tetapi ada juga yang benci. Karena tahu dia belajar ilmu kebatinan, tentu ada di antara warga setempat yang hendak mencoba, sampai di mana kemampuan murid tokoh kebatinan yang tersohor di desanya.
Suatu ketika, menurut penuturan Ketut Rempuh, ia hendak berbelanja di warung. Melihat lezatnya jajan Bali di pagi hari, ia bermaksud minum kopi ditemani jajan di warung. Tidak ada perasaan was-was, karena penampilan pedagangnya tidak mencurigakan. Selain yang berjualan masih muda, dagangannya juga terlihat bersih. Sayangnya, saat menyuguhkan kopi dan jajan, si pedagang menunduk, seolah takut memperlihatkan wajahnya.
Ketika kopi dan jajan disuguhkan, mendadak seekor lalat besar hinggap di jajan yang dihidangkan untuk Ketut Rempuh. Ia mencoba mengusir lalat tersebut, tetapi setelah diusir lalat tersebut kembali hinggap di jajan.
Kejadian itu membuat perasaan Ketut Rempuh tidak enak. Ia merasa was-was, sebab di desa tersebut rawan terhadap hal-hal magis. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,  ia menyisihkan sedikit jajannya untuk seekor anjing yang kebetulan lewat di hadapannya. Diberi suguhan jajan, anjing kampung yang memang kerap kelaparan langsung menyantapnya. Entah bagaimana, setelah memakan jajan, anjing itu langsung pontang-panting seperti menahan sakit perut. Dari mulutnya keluar busa, dan anjing itu langsung mati.
Si pedagang jajan langsung  tertunduk tanpa sepatah kata pun, kendati Ketut Rempuh berkali-kali menanyakan, kenapa anjing itu mati setelah makan jajan. Dongkol bercampur takut, buru-buru Ketut Rempuh membayar kopi dan jajan yang belum sempat dinikmatinya, tetapi si pedagang enggan menerimanya. Ketut Rempuh langsung pergi dan tidak berani lagi membeli makanan di pedagang jajan itu.
Wartawan Bali Kini  (BK) juga punya pengalaman unik soal racun gaib ini. Ketika upacara ngaben di rumah tetangga, BK menyempatkan diri untuk hadir. Selain untuk mengucapkan belasungkawa  yang mendalam karena almarhum mati mendadak, juga untuk membantu pelaksanaan ritual. 
Saat rangkaian upacara dilangsungkan di rumah, menjelang jenasah dibawa ke kuburan untuk kremasi, seluruh kerabat dekat almarhum, para undangan termasuk BK disuguhkan makan siang dengan cara prasmanan. Saking banyaknya, para undangan harus sabar menunggu giliran mengambil makanan. Ketika giliran sampai pada BK, tanpa rasa curiga BK mengambil nasi berikut lauk untuk kemudian menuju tempat duduk semula.
Baru saja BK hendak menyantap makanan di piring dengan sendok makan, terlihat sebuah benda aneh bergerak-gerak bercampur dengan nasi yang masih panas. BK urung memasukkan makanan ke mulut, tetapi memilah-milah nasi untuk melihat benda apa gerangan yang bercampur dengan nasi itu. Ketika dilihat lebih seksama, ternyata benda itu adalah ulat putih. Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan beras. Semula BK mengira ulat itu jatuh dari pohon karena tempat duduk persis berada di bawah pohon. Ketika BK mengorek-ngorek nasi dalam piring dengan sendok, ternyata jumlahnya makin banyak. BK mengira  daging dan sayurnya yang basi sampai berulat. Karena kurang paham, BK memperlihatkan kepada rekan lain yang tengah lahap menyantap makanan. Saat diperlihatkan nasi berisi ulat, muka rekan yang ada di samping BK langsung merah padam. Kemudian rekan di samping ini membisiki kawan yang lain. Serentak orang-orang yang duduk di deretan bangku BK  mengamati nasinya. Lalu tanpa komando, semuanya menaruh makanan yang sudah telanjur disantap dan beranjak dari tempat duduk. Mereka juga mengisyaratkan agar BK mengikutinya. Setelah di luar barulah salah seorang rekan tadi memberitahu, bahwa ulat di nasi itu adalah cetik. Entah untuk siapa cetik itu dialamatkan, yang jelas BK luput dari racun maut itu.
Rekan lainnya menduga, mungkin racun itu untuk mengacaukan suasana agar yang punya gawe terlihat jelek di mata masyarakat. Namun belakangan barulah BK tahu, kalau pihak keluarga yang punya hajatan ada selisih pendapat.

Rawan
Pesta makan dalam sebuah hajatan memang kerap dijadikan ajang untuk menebar cetik. Selain lebih gampang karena umumnya cetik diantar lewat perantara makanan, pelakunya juga akan sulit ditebak. Pasalnya, ketika orang terkena cetik, orang awam akan langsung menuding yang punya gawe sebagai pelakunya. Padahal, kesempatan itu hanyalah digunakan sebagai mediator.
Dan bukan rahasia lagi, kalau setiap kali ada jamuan makan, pikiran orang Bali akan tertuju pada cetik. Perasaan waswas dan antisipasi untuk menjaga segala kemungkinan, pasti dilakukan. Setidaknya, sebelum makan mereka berdoa dulu. Atau menyisihkan sedikit makanannya untuk persembahan agar nasi itu terbebas dari cetik. Kalau ia belajar kebatinan dan punya bekal ilmu, sebelum makan pasti didahului dengan pembacaan mantra-mantra magis. Sedangkan yang lebih praktis, mereka memakai cincin sebagai penolak cetik atau racun seperti cincin batu giok dan taring gajah.
Cara paling sederhana untuk mengetahui makanan berisi cetik, menurut keyakinan  masyarakat Bali, jika berupa minuman harus dilihat apakah minuman itu dapat memantulkan bayangan. Kalau terlihat, berarti terbebas dari cetik. Kalau minuman itu tidak memantulkan bayangan, berarti ada cetiknya. 

[ FOTO / BENDA GAIB ]


Cetik Basang Be dan Sungut Api
Terbuat dari Racun Ikan Laut

Beberapa jenis ikan laut merupakan sarana ampuh untuk membuat Cetik Basang Be dan Sungut Api karena ikan tersebut sudah mengandung racun secara alami. 

Ada seratus delapan cetik dikenal di Bali, tetapi antara yang satu dengan lainnya berbeda baik karakter, bahan maupun daya kerjanya untuk menghancurkan. Salah satu cetik yang terkenal sangat ampuh adalah Cetik Basang Be.
Cetik ini dibuat dari jeroan ikan laut yang mengandung racun, di antaranya ikan Nyempuh dan Buntek. Jeroan ikan ini ditaruh di dalam botol dicampur dengan nasi yang sudah basi. Kemudian ditanam selama satu bulan tujuh hari (empat puluh dua hari). Jeoran ikan dan nasi basi ini akan mengalami fermentasi untuk menghasilkan cairan yang mengandung racun secara alami. Bahan cetik ini dicampur lagi dengan lateng (jelatang) laut lalu ditanam selama 21 hari. Setelah itu barulah cetik siap digunakan.
Racun ini akan makin ampuh jika disertai dengan mantra-mantra penestian (bagian dari ilmu hitam) dan sesaji sebagai pengurip (pemberkatan). Jika racun ini sampai masuk ke dalam tubuh seseorang, kekuatan mantra ini akan bekerja mengacaukan pikiran sehingga penyakitnya sulit untuk disembuhkan.
Cetik ini biasanya ditaruh di kopi, teh atau minuman lainnya. Namun jaman dulu, racun ini ditaruh di pantat gelas karena orang minum kopi panas biasanya menggunakan lepekan (alas berupa piring). Racun yang ditaruh di pantat gelas akan menempel di piring. Ketika kopi dituangkan ke piring, racun itu akan larut dan diminum.   

Rendaman Beras
Cetik Basang Be memang terkenal sebagai racun yang mematikan. Jika terkena serangannya, dalam waktu 24 jam bisa membuat tubuh gemetar, mual hingga muntah darah karena racun ini akan mengganggu fungsi ginjal, hati, dan jantung. Jika ginjal terkena serangan, akan membuat mual dan memuntahkan cairan berwarna hijau kebiruan. Sedangkan jika racun menyerang hati, akan mengalami muntah darah berwarna kehitaman. Bila sampai masuk ke jantung, akan membuat gelisah, terkejut dan mati mendadak dengan tubuh berwarna kebiruan.
Tanda-tanda orang terkena serangan Cetik Basang Be, biasanya hidung terasa tersumbat, tidak bisa mencium bau dan mati rasa. Setelah beberapa menit, tubuh sempoyongan dan pandangan mata kabur atau berbayang. Mulut bau seperti ikan laut yang sudah lama.
Jika pertanda itu terlihat, cara penanggulangannya adalah dengan memberi minum minyak cukli dan ratusan wisia dicampur dengan air kelapa gading.  Bila tidak memiliki ramuan minyak ini, cara sederhana penanggulangannya adalah dengan meminum tujuh gelas air rendaman beras. Jika racun ini keluar, bisasanya ditandai dengan diare bercampur darah hitam.


Cetik Sungut Api
Cetik bukanlah racun biasa tetapi racun yang sudah dilamari dengan kekuatan gaib. Jadi efeknya tidak hanya sebatas keracunan tetapi juga serangan gaib di bagian tubuh tertentu. Oleh karena merupakan racun gaib, cetik bisa dikendalikan seperti Cetik Sungut Api.
Disebut Cetik Sungut Api, karena cetik ini memberi efek panas seperti patil api.
Cetik yang terbuat dari racun ikan ini dioperasikan dengan mantra ketika masuk lewat makanan dan minuman.
Ada dua jenis ikan yang digunakan untuk meramu cetik ini, yaitu ikan lele yang hidup di air tawar dan ikan Nyempuh Barong yang hidup di laut. Percampuran kedua bahan racun ini melambangkan penyatuan antara daratan dan lautan yang diyakini memiliki kekuatan gaib mematikan. Yang terpenting dari pembuatan cetik ini agar memiliki kekuatan gaib adalah memilih hari baik yaitu pada saat hari Kajeng Kliwon. 
Kedua material cetik ini dimasukkan ke dalam botol, dicampur dengan jamur yang tumbuh di parutan kelapa lalu ditanam di tungku dapur selama satu setengah bulan untuk menyerap energi api. 
Setelah tenggang waktu tersebut, cetik diangkat dan dialasi dengan cawan lalu ditutup dengan daun pisang agar kekuatan gaibnya tidak hilang.
Reaksi cetik ini sangat cepat. Ketika masuk ke dalam tubuh lewat makanan atau minuman, akan membuat kepala menjadi pusing, perut mulas dan tubuh menggigil seperti demam. Gejala ini terjadi setiap hari terutama pada pagi hari, hingga keluar mimisan. Jika tidak segera diobati, dalam batas waktu satu bulan, cetik ini akan merusak organ tubuh dan menyebabkan kematian. 
Kekuatan gaib yang menyertai cetik ini akan membuat orang yang terkena serangannya tidak bisa tidur nyenyak karena tiap malam dihantui mimpi-mimpi buruk seperti dicari makhluk-makhluk berwajah mengerikan.
Orang yang terkena cetik ini biasanya diobati dengan kuwud (degan) semambuh alias air kelapa muda sebanyak dua butir. Setelah itu dibuatkan air perasan batang pisang yang diminum secara rutin tiap hari sampai gejala-gejala sakit itu reda dan racun ikan tersebut hilang. [r5/sm]

Jaya Negara Buka Musrenbang RKPD Denpasar

Denpasar,Balikini.Net - Dalam rangka membahas rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2019, Pemkot Denpasar menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan daerah (Musrenbang) Kota Denpasar pada Kamis, (22/3) di Ruang Mahotama Graha Sewaka Dharma Lumintang. Musrenbang RKPD di buka Plt. Walikota Denpasar IGN, Jaya Negara didampingi, Ketua Komisi I DPRD Kota Denpasar mewakili Ketua DPRD Kota Denpasar, I Ketut Suteja Kumara, yang ditandai dengan pemukulan gong. Adapun pelaksanaan Musrenbang ini guna meningkatkan kualitas perencanaan dan akuntabilitas kinerja guna meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat sesuai visi Denpasar kreatif berwawasan budaya dalam keseimbangan menuju keharmoniasn.

Dihadapan Forum Komunikasi Daerah dan seluruh Pimpinan Kepala OPD dilingkungan Pemkot Denpasar, Plt. Walikota Jaya Negara dalam sambutannya mengatakan, hari ini merupakan tahapan akhir perencanaan tahunan, dimana RKPD Denpasar tahun 2019 merupakan evaluasi dari RPJMD Denpasar 2016-2021. Yang mana RKPD 2019 ini merupakan tahun ke tiga dari lima etape tahunan pelaksanaan RPJMD Kota Denpasar. Dalam tiap tahapannya ada target yang harus dicapai setiap tahunnya dengan predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP).

“SAKIP Pemkot tahun 2017 menyandang predikat B dengan nilai 62,91, untuk itu predikat ini harus bisa kita tingkatkan menjadi BB bahkan bila perlu mencapai predikat A, selain itu, dengan Tema HUT ke-230 Kota Denpasar yakni Akselerasi Implementasi Padmaksara berbasis Tri Hita Karana Mewujudkan Kebahagiaan Masyarakat Kota Denpasar,” ujar Jaya Negara.

Sementara Kabid Perencanaan Pengendalian Evaluasi Pembangunan BAPEDA Daerah Kota Denpasar,  Luh Mira Ambarasari Saka, menjelaskan bahwa pelaksanaan Musrenbang RKPD Kota Denpasar tahun 2019 ini adalah guna menyepakati program, kegiatan, pagu indikatif, indicator, target kinerja dan lokasi. Dan yang terpenting yani adanya sinkronisasi program-program pembangunan yang diusulkan baik oleh Desa/Kelurahan, Kecamatan, serta Perangkt Daerah Kota Denpasar dah pihak terkait lainya.

Kegiatan yang dilaksanakan selama enam hari ini sedianya akan membahas 376 program yang tertuang dalam 880 kegiatan dengan melibatkan berbagai kalangan. Seperti OPD di lingkungan Pemkot Denpasar, Kelompok Ahli Pembangunan Kota Denpasar, Perguruan Tinggi, Organisasi Kemasyarakatan, Instansi, dan lembaga serta instansi terkait lainya.

“Dari pelaksanaan Musrenbang ini diharapkan adanya keterpaduan dan sinergitas perencanaan di berbagai bidang pembangunan, sehingga upaya untuk mencapai sasaran pembangunan daerah yang tertuang dalam komitmen perencanaan dapat dilaksanakan lebih efektif,” ungkapnya. (ays’/r4).



Rai Mantra Pertegas Sikap Tolak Reklamasi.

DENPASAR ,Balikini.Net - Mahasiswa Universitas Udayana melihat masalah reklamasi Teluk Benoa di Kabupaten Badung masih jadi salah satu permasalahan menonjol di Bali. Saat Uji Publik Pilgub Bali 2018 yang digelar di Aula Fakultas Hukum Unud, Kamis (22/3/2018), Presiden BEM Unud: Khosyi Rukito mempertanyakan sikap calon Gubernu Bali Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra (Rai Mantra) soal reklamasi tersebut.                                            Rai Mantra pun dengan responsif menjawab pertanyaan itu. “Sebagai Walikota Denpasar sejak tahun 2013 saya dengan DPRD sudah tegas menyatakan menolak reklamasi di Teluk Benoa,” ujar cagub nomor urut 2 yang berpasangan dengan cawagub I Ketut Sudikerta itu. Jawaban itu mendapat aplaus para mahasiswa dan civitas akademika yang memenuhi tempat uji publik.                                       Rai Mantra menegaskan, saat dirinya dideklarsikan menjadi pasangan cagub, partai-partai koalisi yang mengusungnya pun menegaskan sikap menolak reklamasi. Penegasan itu tertuang dalam Pakta Integritas yang menegaskan sikap pasangan Mantra-Kerta dan partai koalisi menolak reklamasi.           “Saat ini kepada adik-adik mahasiswa saya tegaskan lagi penolakan itu. Nanti, begitu dilantik sebagai gubernur, besoknya kami akan cabut rekomendasi dan minta Perpres tentang reklamasi Teluk Benoa direvisi,” tandas Rai Mantra. “Apa lagi yang diragukan sikap saya menolak reklamasi?” tambahnya.                                                          Diminta komentarnya atas jawaban Rai Mantra, Presiden BEM Unud: Khosyi Rukito mengaku puas. “Tapi kami masih garis bahas bersama dan kami sekarang menunggu langkah kongkret,” ujar Khosyi.                                                                   Dalam catatan media, pada 9 Januari 2018, ribuan massa hadir dalam deklarasi paslon Mantra-Kerta (Rai Mantra-Sudikerta) di Lapangan Bajra Sandi, Renon, Denpasar. Dalam deklarasi itu paslon Mantra-Kerta menandatangani fakta integritas yang disodorkan oleh Koalisi Rakyat Bali (KRB) yang terdiri dari gabungan partai Golkar, Demokrat, Nasdem, Gerindra, PKS, serta Perindo.

Dalam penandatanganan fakta integritas itu kedua pasangan calon yakni Rai Mantra dan Sudikerta (Mantra-Kerta) dengan tegas menolak Reklamasi Teluk Benoa dan menolak praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). 

"Saya bersama Pak Sudikerta dalam fakta integritas yang dibacakan Pak Made Mudarta (Penasehat KRB dan Ketua DPD Partai Demokrat Bali) telah menandatangani untuk menolak Reklamasi Teluk Benoa," pekik Rai Mantra dihadapan ribuan  yang hadirdalam deklarasi itu.(•) 

Keluarga Besar Puri Beraban Jembrana Dukung Koster-Ace

Jemberana ,Balikini.Net - Keluarga Besar Puri Beraban, Kabupaten Jembrana menggelar deklarasi untuk mendukung, memilih dan memenangkan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Wayan Koster-Tjok Oka Arta Ardana Sukawati (Koster-Ace), pada Kamis (22/3/2018) yang bertempat di Puri Beraban, Kabupaten Jembrana.

Deklarasi yang diikuti ratusan anggota keluarga besar Puri Beraban ini dihadiri langsung Cagub Wayan Koster. Hadir pula Ketua Tim Pemenangan Koster-Ace Jembrana Made Kembang Hartawan, kader senior PDIP Jembrana Putu Artha, Ny. Putri Suastini Koster, para anggota Fraksi DPRD Jembrana serta penglingsir Puri Beraban I Gusti Agung Bagus Suryadharna dan I Gusti Ketut Suryawantara. 

Penglingsir Puri Beraban Jembrana I Gusti Agung Bagus Suryadharna  dalam sambutan mengajak semua anggota puri dan gria se-Kabupaten Jembrana untuk mendoakan, mendukung dan memilih Koster-Ace. "Keluarga besar Puri Beraban terdiri dari 35 dadia, masing-masing dadia beranggotakan dari 35-700 KK (Kepala Keluarga), bahkan ada yang sampai 1100 KK," sebutnya. 

Ditambahkannya, agar peraihan suara kemenangan Koster-Ace maksimal di wilayah Jembrana, maka pihaknya akan turun langsung dan memonitoring perkembangan dukungan secara berkala. "Nanti tiap tiga hari kami minta laporan dari masing-masing tim. Dan dekat pencoblosan, laporannya akan kami minta dan monitor setiap hari," tegasnya.

Cagub Wayan Koster yang diusung PDIP, Hanura, PAN, PPP, PKB dan PKPI ini mengucapkan terimakasih terhadap dukungan yang diberikan keluarga besar Puri Beraban. "Terimakasih dukungan dari keluarga besar Puri Beraban. Dengan dukungan ini, kami (Koster-Ace) makin mantap memenangkan Pilgub Bali pada 27 Juni nanti. Dan saya secara total akan ngayah sekala lan niskala membangun Bali," ungkapnya.

Pada kesempatan itu juga dilakukan simulasi pencoblosan gambar Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur nomor urut 1 Wayan Koster-Tjok Oka Arta Ardana Sukawati (Koster-Ace) yang disambut antusias dan tempuk tangan meriah dari mereka yang hadir. (*)

Terpilih, Koster akan Kembangkan Padi Unggul Berteknologi Nuklir

Jembrana ,Balikini.Net -  Calon Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster berencana akan mengembangkan bibit padi unggul yang menggunakan teknologi nuklir sebagai upaya untuk merealisasikan program ketahanan pangan Provinsi Bali yang digarap mulai dari sektor hulu hingga hilir. Hal itu disampaikan Koster saat mesimakrama dengan warga Desa Pakraman Sangkaragung, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, pada Kamis (22/3).
Sebelum menghadiri simakrama terlebih dahulu Koster menyepatkan diri menengok lahan uji coba bibit padi Sibeno di lahan seluas 1 hektar di lahan pertanian Subak Basah Sangkaragung yang dikembangkan melalui teknologi nuklir oleh ahli nuklir Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN), Prof. Dr. Ir. Yohanes. Didampingi pemilik lahan yang juga Kelian Subak Basah Sanggaragung Nyoman Merta, Koster mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan uji coba di dua kabupaten yakni Jembrana dan Buleleng dengan masing-masing lahan seluas 3 hektar tiap kabupaten. "Prof. Yohanes itu adalah teman kuliah saya di ITB, tapi beliau mengambil jurusan teknologi nuklir. Namun beliau juga mengembangkan tanaman bibit padi unggul serta holtikultura dengan teknologi nuklir," tuturnya.
Koster mengatakan uji coba yang dia lakukan dalam rangka merealisasikan program ketahan pangan dengan konsep dari hulu ke hilir. "Dari sektor hulu, yakni pembibitan akan disiapkan bibit unggul, tapi perlu diuji coba secara ilmiah dulu. Kalau di sektor tengah akan digalakan lagi program pendampingan oleh tenaga penyuluhan pertanian. Sedangkan di sektor hilir akan disiapkan pasarnya agar produk pertanian petani laku terjual dengan harga layak," jelasnya.
Ditambahkannya, ada sejumlah keunggulan dari bibit padi Sibeno. Pertama, menyerap air lebih irit sehingga bisa mengatasi persoalan kesulitan air yang sering dihadapi para petani. Selain itu juga lebih tahan goncangan angin. "Ketiga, bibit padi ini tahan penyakit  dan hama. Istilahnya kalau dalam pertumbuhan anak, bibit padi ini tumbuh lebih sehat dan bergizi," sebutnya.
Keempat, lanjutnya lebih mudah dalam penanaman, baik secara modern maupun tradisional. "Selain itu yang terpenting dari segi produktivitas lebih cepat panen dan hasilnya lebih tinggi dibanding bibit padi lain. Bisa menghasilkan 10 sampai 11 ton per hektar.  Jadi dalam setahun dengan tiga masa panen, maka dengan lahan satu hektar akan menghasilkan beras sebanyak 30 ton. Sedangkan bibit padi yang biasa hanya menghasilkan 7 ton per hektar," terangnya.
Di samping itu setelah dimasak akan menghasilkan nasi yang lebih kulen. "Bahkan kandungan kadar gulanya lebih rendah. Jadi dengan kualitas produk pertaniannya sudah tinggi, tentu harganya juga lebih tinggi lagi. Nanti akan saya buatakan badan usaha daerah yang khusus membeli dan memasarkan hasil pertanian. Dari segi aturan juga akan kami buatkan peraturan daerah," imbuhnya.[alt/*]

Rabu, 21 Maret 2018

Abrasi Pesisir Gilimanuk, Koster Siapkan Solusi

Jembrana ,Balikini.Net - Sejumlah pesisir pantai di kawasan pesisir Gilimanuk kondisinya mulai memprihatinkan akibat tergerus abrasi. Salah satunya yang wilayah cukup rawan berada di Lingkungan Jineng Agung. Kondisi ini pun sudah sering dikeluhkan warga.
Calon Gubernur Bali nomor urut 1 Wayan Koster, Rabu (21/3/2018) menyempatkan diri melihat langsung dari dekat kondisi tersebut. Didampingi Ketua DPC PDIP Jembrana Made Kembang Hartawan, Koster melihat abrasi telah mengikikis sebagia besar kawasan pesisir pantai di kawasan pintu masuk Pulau Bali itu. "Kondisinya sudah sangat memprihatinkan sekali. Bahkan tadi ada yang sangat dekat dengan pemukiman penduduk," ujarnya.
Ia pun kemudian merasa was-was terhadap keselamatan para warga yang bermukim di sana, meskipun sebelumnya telah dibuatkan senderan. "Yang tidak boleh kita lupa pikirkab, malahan justru paling penting adalah bagaimana soal keselamatan jiwa warga di sini," ungkapnya. Dia memandang perlu adanya koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten, untuk mendapatkan penyelesaian yang terbaik dengan pertimbangan dari segala aspek. Baik itu perencanaan berupa kajian teknis, maupun persoalan pendanaan.
Tiga periode duduk di DPR RI, Koster berjanji akan memfasilitasi persoalan ini ke Kementerian terkait, agar segera mendapatkan perhatian dan tindakan dari pemerintah pusat. "Kita harus pikirkan solusi terbaik. Dari segala aspek harus dipikirkan agar penyelasiannya tidak setengah-setengah. Pertama bagaimana menyelamatkan kawasan pantai di sini dari abrasi agar kerusakan lingkungan tidak makin parah. Selanjutnya soal kelangsungan hidup masyarakat pesisir di sini. Keduanya harus sejalan bersama," jelasnya.[alt/r5]
© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved