-->

Senin, 26 Juli 2021

Untung Rugi Peternakan Ayam Di Masa Pandemi

Untung Rugi Peternakan Ayam Di Masa Pandemi

 


Karangasem ,Bali Kini - Krisis ekonomi di situasi Pandemi sangat di rasakan masyarakat di segala sektor. Khususnya pada pariwisata dan perdagangan. Salah satu sektor yang masih bisa bertahan, yakni sektor pertanian dan peternakan. 


Seperti pada peternakan ayam potong milik salah satu pengusaha muda asal Desa Selat, I Gede Ana Suparsa. Dimana peternakan ayam yang sudah ia bangun sejak 5 tahun lalu ini, selama ini cukup menjanjikan, meski di masa pandemi ini dirinya harus ikut mengencangkan ikat pinggang demi mempertahankan usahanya tersebut. Karena semenjak pandemi, kondisi pasarnya agak macet, dimana dari biasanya ayam yang di panen sudah habis dalam 37 hari, namun sekarang ayam akan habis dalam kurun waktu 50 hari. Hal ini menyebabkan kerugian Peternak yakni membengkaknya biaya operasional karena harus memelihara ayam lebih lama.


Ia memulai peternakannya dengan bekerjasama dengan salah satu pengusaha besar. Dimana Ana sendiri berperan menyediakan lahan, tenaga perawatan dan kandang, sementara rekannya menyediakan bibit pakan ternak dan juga menjual atau mengambil daging atau ayam yang sudah siap dijual.


Kandang yang dimiliki Ana ada dua, masing-masing berisi 30.000 ekor ayam dan  12.000 ekor ayam. Ayam tersebut dirawat dari usia nol hari atau baru menetas, sampai siap di jual yakni di usia 25 hari ke atas. 


Panen dilakukan mulai dari ayam yang sulit berkembang atau badannya kecil. Karena kalau sudah kecil akan sulit berkembang. Maka dari itu diperlukan pembibitan dan manajemen yang baik agar ayam berkembang dengan baik. 


Sementara untuk pengeluaran, Ana membutuhkan modal yang besar. Contohnya seperti pada pemberian pakan, Ana membutuhkan 2000 sak pakan untuk 30.000 ekor ayam. Dari awal kehidupan sampai panen. Dikatakan jika harga pakan /saknya ialah Rp. 430.000,-. Itu belum termasuk biaya operasional, meliputi biaya tenaga kerja, bayar listrik dan juga biaya pembelian sekam dan lain sebagainya. "Untuk tenaga kerja saya keluarkan rata-rata Rp. 20.000.000,- /sekali panen," Tuturnya. 


Ayam yang sudah di panen, memiliki berat sekitar 2 kg - 3 kg. Dimana ia akan menjual ayam tersebut Rp. 15.000 /kilo nya ke pengepul. Sekali panen, Ana dapat menjual sekitar 60 ton. Jika di rupiahkan penghasilan yang masuk yakni mencapai 120 juta rupiah. 


Meski untung lumayan besar, namun resiko yang harus di rasakan Ana juga tidak kalah besar. Salah satunya yakni adanya virus yang menyerang, maka tak hayal ayam-ayam tersebut akan mati dan menimbulkan kerugian bagi dirinya. 


Untuk itu dirinya sudah menyiasati dengan cara mensterilkan kandang-kandang ayam tersebut setelah panen, dengan cara dikosongkan terlebih dahulu selama 2 minggu, barulah ia memulai untuk memelihara bibit lagi. (Ami)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved