-->

Kamis, 16 Oktober 2025

Penutupan Klungkung Heritage Festival 2025


Laporan : Dear

Bali Kini - Klungkung Heritage Festival 2025 resmi ditutup oleh Bupati Klungkung I Made Satria,  Sabtu (11/10) malam, bertempat di depan Monumen Ida Dewa Agung Jambe. Acara penutupan Festival bertajuk ‘Abhiseka Ratu Commemorate’ ini 

diisi oleh penampilan tari Lelakut oleh Komunitas Tunguart SLB negeri 1 Klungkung, Parade barong mulai dari Barong Sai, Barong Wimala Kerthi dan Barong Ket Tapuk Asepak Sanggar Kayonan serta marching band.


"Saya apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para penampil dan panitia kegiatan ini. Kedepan kegiatan serupa harus dikemas lebih baik lagi dan menjadi kekuatan untuk menunjukan Klungkung Mahottama serta menjadi kekayaaan  dalam mempromosikan seni dan budaya milik Kabupaten Klungkung.  Mari kita bersama sama menjaga warisan seni dan budaya kita," ujar Bupati Satria. 


Hadir dalam penutupan Klungkung Heritage Festival 2025, Ida Dalem Semaraputra, Wakil Bupati Klungkung, Tjorda Gde Surya Putra, Forkompinda Klungkung, Ny. Eva Satria, para Kepala OPD Kabupaten Klungkung dan undangan terkait lainnya.

Pimpin Monev Pembangunan Daerah, Bupati Satria Tekankan Jaga Kualitas dan Target Waktu Sesuai Kontrak


Laporan : Tim Lpt 

Klungkung , Bali Kini - Bupati Klungkung, I Made Satria bersama Wakil Bupati Klungkung, Tjokorda Gde Surya Putra memimpin Inpeksi Pelaksanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Klungkung yang dilaksanakan di 9 paket pembangunan yang tersebar di wilayah Kecamatan Klungkung dan Kecamatan Banjarangkan, Selasa (7/10). Tujuan monev ini agar mengetahui progres pembanguanan sudah sampai dimana dan hal penting lainnya memberikan arahan kepada pelaksana agar nantinya proyek selesai dengan kualitas yang maksimal dan selesai tepat pada waktu yang ditentukan.


Monev diawali pada pengerjaan proyek di RSUD Klungkung diantaranya pengerjaan Penata Ruang Cathlab dengan nilai kontrak Rp. 1.616.372.245.88, Pembangunan Gedung Cytototix nilai kontrak Rp. 1.206.263.135.20, Penata Ruang CT-Scan nilai kontrak Rp. 760.564.426.96, kemudian dilanjutkan Pembangunan Labkesmas dengan nilai kontrak Rp. 10.041.211.576.93, Renovasi Pembangunan Pustu Satra nilai kontrak Rp. 715.552.137.33, Pekerjaan Bale Gong, Bale Pesandekan, Bale Kulkul, Candi Bentar Perbaikan di Pura Watu Klotok nilai kontrak Rp. 827.009.159.65, Pengadaan dan Pemasangan Lampu Penerangan Jalan di Kecamatan Banjarangkan nilai kontrak Rp. 1.931.880.285.63, Rehabilitasi Ruang Kelas SD Negeri 2 Tusan nilai kontrak Rp. 431.436.965.19 dan Pembangunan Pagar, Pembangunan Toilet dan Pembangunan UKS di SD Negeri 1 Bakas nilai kontrak Rp. 405.634.988.29.


Pada kesempatan tersebut, Bupati Satria mengatakan bahwa pembangunan proyek keseluruhan sudah berjalan sesuai dengan progresnya, namun masih ada beberapa yang mengalami keterlambatan. “Nah, melihat hal tersebut saya sudah menekankan kepada rekanan agar segera mencarikan solusi tanpa mengurangi kualitas pekerjaan. Pihak pelaksanaan sudah menyanggupi termasuk menyiapkan bahan-bahan untuk mengajar keterlambatan itu sudah disiapkan,” ujar Bupati Satria.


Bupati Satria juga menugaskan agar dinas terkait ikut memantau proses pekerjaan ini sehingga hasilnya nanti berjalan maksimal dan hal terpenting jangan sampai ada rekanan yang ditemukan bekerja asal-asalan. “Bekerja dengan baik, kepada pengawas dan pendamping terutama dari dinas agar intens memonitor pengerjaan sehingga lebih dini dapat diantisipasi hal yang tidak sesuai kontrak. Dengan langkah itu nantinya progres pembangunan selesai tepat waktu dan kualitas tetap terjaga dengan maksimal,” harap Bupati Satria.

Senin, 13 Oktober 2025

Gapokwatan Lumbung Rasa Pondok Indi Didorong Bentuk Koperasi

 


Karangasem , Bali Kini
— Gapokwatan Lumbung Rasa Pondok Indi diharapkan segera membentuk koperasi. Dorongan ini disampaikan oleh Ni Made Susialiwati, Pendamping Koperasi dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, karena kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tersebut dinilai sudah sejalan dengan sistem koperasi.


Menurut Susialiwati, Gapokwatan Lumbung Rasa telah memiliki unsur-unsur koperasi seperti sistem pemasaran melalui kelompok, aturan internal yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), serta kesadaran anggota dalam menaati aturan tersebut.


“Secara praktik, kegiatan Gapokwatan ini sudah sama dengan koperasi. Tinggal diformalkan saja agar ada payung hukum yang jelas,” ujarnya.


Selain itu, Gapokwatan Lumbung Rasa juga dikenal sebagai gabungan ibu-ibu yang aktif dan kreatif dalam mengolah pangan lokal menjadi produk bernilai jual. Upaya tersebut tidak hanya meningkatkan pendapatan para anggota, tetapi juga menumbuhkan kemampuan menabung di kalangan ibu-ibu.


“Kalau nanti sudah terbentuk koperasi, akan ada jaminan hukum baik bagi anggota yang menyimpan uang maupun bagi yang meminjam,” tambah Susialiwati.


Sementara itu, salah satu anggota yang hadir dalam sosialisasi, Ni Nyoman Artini, menyatakan ketertarikannya terhadap rencana pembentukan koperasi tersebut. Ia berharap langkah ini dapat memperluas kesempatan bagi kelompok untuk merekrut anggota baru dan memperkuat kegiatan ekonomi perempuan di wilayahnya.


“Saya sangat mendukung jika Gapokwatan Lumbung Rasa menjadi koperasi. Dengan begitu, anggotanya bisa bertambah dan kegiatan kelompok akan semakin berkembang,” ujar Artini.


Pembentukan koperasi diharapkan menjadi langkah strategis untuk memperkuat kemandirian ekonomi perempuan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan usaha berbasis kelompok yang berkelanjutan.

Selasa, 07 Oktober 2025

Tabanan Tampilkan Produk Unggulan di Ajang Bergengsi Innacraft 2025


Laporan : Tim Lpt 

Tabanan , Bali Kini  – Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya., S.E., M.M, bersama Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, hadir langsung dalam pelaksanaan Pameran Innacraft Tahun 2025  yang berlangsung di Assembly Hall, JCC Senayan Jakarta, Kamis, (2/10). Kegiatan yang mulai pada 1 hingga 5 Oktober 2025, tersebut sekaligus menjadi bentuk dukungan penuh terhadap para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM)  Tabanan yang turut serta dalam ajang berskala nasional dan internasional ini.


Innacraft sendiri dikenal sebagai pameran kerajinan terbesar di Asia Tenggara yang menjadi wadah berkumpulnya para kreator, komunitas, hingga pelaku industri kreatif dari seluruh Indonesia maupun mancanegara. Pameran ini bukan hanya sarana memamerkan produk, tetapi juga menjadi ajang edukasi, tukar wawasan, sekaligus ruang untuk mewariskan budaya bangsa melalui karya kerajinan unggulan. Tak hanya itu, kehadiran para buyer dan investor potensial dari dalam dan luar negeri menjadikan Innacraft sebagai pintu masuk menuju pasar global.


Dekranasda Kabupaten Tabanan tidak melewatkan kesempatan ini dengan mengajak perwakilan IKM untuk turut berpartisipasi. Melalui ajang ini, produk-produk unggulan Tabanan diperkenalkan secara luas, sekaligus menunjukkan kesiapan pelaku IKM Tabanan untuk bersaing di tingkat nasional hingga internasional. Adapun perwakilan yang tampil dalam pameran ini antara lain, IKM Suwari Loka, IKM Ita Collection, dan IKM Rosi Yarn Craft.


Selain itu, produk pendukung dari Tantri Keramik dan Warna Warni juga turut memeriahkan stan Kabupaten Tabanan, menghadirkan keragaman hasil karya masyarakat lokal yang penuh inovasi dan keunikan. Bupati Sanjaya memberikan apresiasi tinggi terhadap terselenggaranya acara dan semangat para peserta IKM Tabanan yang hadir. “Kami bangga para pengrajin Tabanan mampu menunjukkan karyanya di ajang besar seperti ini. Ini adalah langkah nyata menuju daya saing yang lebih luas,” ujarnya.


Sementara itu, Ketua Dekranasda Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, menegaskan komitmennya untuk terus mendukung dan membina para pengrajin. “Kegiatan Dekranasda di Kabupaten Tabanan untuk Innacraft 2025 ini tidak pernah ketinggalan, selalu menyertakan para pengrajin kita. Sebelum tampil di ajang ini, mereka sudah kami bina secara terus menerus, diberi masukan agar produksinya semakin baik. Astungkara, hasil binaan kami terbukti menghasilkan karya yang membanggakan. Dalam ajang bergengsi Dekranas Award 2025, Tabanan berhasil meraih Juara Pertama pada kategori kerajinan keramik melalui karya Cemara Ceramic dengan inovasi unggulannya, Gringsing Series," ungkapnya.


Selain itu, dalam ajang Innacraft 2025 ini, Dekranasda Kabupaten Tabanan turut menggandeng Daya Tarik Wisata (DTW) di Kabupaten Tabanan, untuk melakukan promosi di acara tesebut. Harapan kami, para pengrajin bisa semakin inovatif mengikuti perkembangan zaman, sehingga mampu bersaing dengan seluruh pengrajin di Indonesia, bahkan menembus pasar internasional,” jelas Ny. Rai Wahyuni Sanjaya. 


Salah satu peserta, Ibu Rosi dari Rosi Yarn Craft, menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya atas kesempatan yang diberikan. “Terima kasih kepada Bapak Bupati dan Ibu Ketua Dekranasda yang selalu mendukung kami. Event ini sangat membantu kami untuk memasarkan produk di ajang bergengsi, sekaligus membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar. Kami bisa maju dan berkarya bersama berkat dukungan pemerintah,” ungkapnya penuh haru.


Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Ita dari Ita Collection. Ia merasa bangga dan berterima kasih telah diberi kesempatan untuk mengikuti pameran sekelas Innacraft. “Saya berharap ke depan bisa terus berkembang dan memperluas produksi. Semoga Tabanan selalu berjaya dan para pengrajin semakin dikenal luas,” katanya.


Dari IKM Suwari Loka, I Wayan Aris menuturkan rasa bangganya dapat membawa produk fashion Tabanan ke ajang nasional. “Saya merasa sangat beruntung bisa difasilitasi untuk hadir di Innacraft. Banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan, terutama untuk perkembangan fashion di Tabanan. Semoga dengan keikutsertaan ini, IKM fashion di Tabanan bisa semakin maju dan berkembang,” ujarnya dengan antusias.


Melalui ajang Innacraft 2025, Tabanan tidak hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga dan mengembangkan budaya serta kerajinan lokal. Dukungan penuh dari Pemerintah Daerah, Dekranasda, hingga antusiasme para pengrajin menjadi energi baru untuk terus mendorong Tabanan sebagai salah satu pusat industri kreatif yang unggul di Indonesia.

Senin, 06 Oktober 2025

Tetap Saja 'Merusak Langit' Penataan Kabel provider


 Laporan Reporter :Jero Ari 

Denpasar , Bali Kini  - Sejumlah kabel yang melintang dan semrawut kembali ditata agar tidak merusak keindahaan tata kota Denpasar. Sejumlah kabel provider pun mulai dibersihkan dan akan digunakan satu tiang bersama untuk jalur lingkungan, namun tetap melintang di atas tidak sistem kabel bawah tanah.

Terpantau, Minggu (5/10) dimulai pada Denpasar Selatan di kawasan Sanur dengan pembangunan Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) Infrastruktur Pasif Telekomunikasi (IPT). Pemkot juga berencana menata kabel semrawut ini hingga ke jalur lingkungan hingga ke perumahan.

Dirut Perumda Bhukti Praja Sewakadharma Kota Denpasar, I Nyoman Putrawan, mengatakan bahwa penataan ini rencananya dilakukan setelah proyek SJUT tuntas. Namun untuk jalur lingkungan, pihaknya tidak menggunakan sistem kabel bawah tanah, melainkan dengan sistem tiang bersama. "Untuk jalur lingkungan rencananya diterapkan sistem tiang bersama," paparnya.

Pihaknya akan mengatur ketinggian tiang dan jarak antar tiang, agar tidak ada kabel yang melintang di atas jalan. "Jika ada yang crossing, maka wajib kabelnya dibawa ke bawah tanah," paparnya lagi.

Dirinya berkaca dari banyaknya tiang terpasang hingga 10 sampai 12 tiang dalam satu titik ditambah lagi dengan kabel semrawut merusak wajah dan estetika kota. Untuk pelaksanaan penataan kabel provider yang semrawut di Denpasar, kata dia, akan dimulai per 30 September 2025. 

Pengerjaan proyek dengan nama Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) Infrastruktur Pasif Telekomunikasi (IPT) telah dimulai dari kawasan Jalan Danau Tamblingan, di sebelah utara MCd Sanur.

Putrawan mengatakan, posisi kabel akan berada di bawah saluran drainase, penutup drainase dibuka, kemudian dilakukan pengeboran vertikal sedalam 1,5 meter, kemudian baru ke samping. Setiap 50 meter kabel akan muncul kembali.

"Sistem ini lebih efektif karena tidak akan mengganggu lalulintas serta tidak memerlukan banyak material. Proyek ini menurutnya yang pertama di Indonesia dan menjadi percontohan di daerah lain di Indonesia," ungkapnya. 

Proyek yang menggunakan sistem Business-to-Business atau B2B yang sepenuhnya didanai oleh perusahaan. Ada 7 perusahan yang mengajukan penanganan proyek ini, namun hanya satu perusahaan yang berani menangani proyek ini. Nanti setelah kerjasama berakhir akan jadi aset Pemkot. Pengerjaan 10 titik sepanjang 20 km, perusahaan tersebut mengeluarkan Rp 44 miliar.

Saat ini pengerjaan dilakukan untuk tahap I yang menyasar kawasan Sanur,  Klaster Kawasan Sanur ini meliputi 3 ruas jalan  yakni Jalan Danau Buyan, Jalan Danau Toba, dan Jalan Danau Tamblingan sampai dengan pertigaan Banjar Semawang. Adapun target pengerjaan klaster Sanur sendiri ditarget rampung pada tanggal 22 Desember Tahun 2025. Setelah pengerjaan klaster Sanur selesai, maka akan dilanjutkan dengan klaster selanjutnya di kawasan Kota Denpasar.

Di kawasan Sanur, sudah ada 15 provider yang melakukan pendaftaran, usai pembuatan jaringan, pada Januari 2026, provider akan melakukan uji coba. Selain itu, menurutnya Pemkot Denpasar juga akan segera mengeluarkan Perda terkait pengaturan kabel. 

"Berharap Desember 2025 Perda sudah terbit, ada aturan dalam Perda dimana kabel harus turun tak boleh lagi ada tiang dan kabel semrawut," akunya serambi meyakinkan untuk di wilayah dalam kota ada 10 titik pengerjaan yang diharapkan rampung tahun 2026.

Hampir 100 Persen Pedagang Kumbasari Tempati Pasar Badung


Laporan Reporter : Jero Ari 

Denpasar , Bali Kini  - Para pedagang yang sebelumnya menempati pelataran di Pasar Kumbasari adalah terparah saat bencana banjir menerjang. Kini sudah mulai kembali beraktivitas dengan dagangannya dengan menempati sementara wilayah di Pasar atas atau Pasar Badung.

Dipindahkan sementara ke pelataran Pasar Badung untuk keamanan mengingat hujan masih berpotensi turun kembali dan adanya banjir masih diwaspadai. 

Dirut Perumda Pasar Sewakadhama Kota Denpasar, Ida Bagus Kompyang Wiranata, mencatat sudah 70 persen pedagang mau pindah ke pelataran Pasar Badung dan berjualan, sejak Minggu (5/10).  

Lanjutnya, ada 700 potensi dari 400 pedagang di Pasar Kumbasari yang terdampak banjir. Dari jumlah tersebut sekitar 70 persen sudah mulai berjualan di pelataran Pasar Badung. 

Relokasi pedagang dilakukan guna menjaga keamanan serta kelancaran aktivitas ekonomi para pedagang mengingat potensi turunnya hujan masih ada dan mewaspadai terjadinya banjir lagi. 

Meski sebagian besar pedagang sudah mendapat tempat, namun Ia mengakui bahwa kapasitas pelataran di Pasar Badung masih belum sepenuhnya mencukupi. Dari perhitungan ruang yang tersedia ternyata kurang, bila dibandingkan dengan total pedagang yang harus ditampung.

“Kami tetap berusaha agar semua pedagang mendapat kesempatan berjualan, 700 potensi pedagang ini dimaksud dari 400 pedagang ada yang memiliki tempat berjualan lebih dari satu," jelasnya. 

Kebijakan mengurangi jumlah lapak sementara bagi pedagang yang mempunyai lebih dari satu diambil sebagai langkah kompromi agar seluruh pedagang tetap bisa bertahan. 

"Jadi pembagian lebih adil, tanpa ada pedagang yang sampai kehilangan tempat. Pemerintah daerah dikatakannya, bersama pengelola pasar juga tengah mencari solusi jangka panjang untuk memastikan keberlangsungan aktivitas perdagangan,” demikian IB Kompyang Wiranata.

Kamis, 02 Oktober 2025

Listrik di Pasar Badung dan Pasar Kumbasari Belum Optimal


Laporan Reporter : Jero Ari 

Denpasar , Bali Kini  - Sudah berjalan hari ke-20 pasca banjir bandang, listrik di Pasar Badung masih belum optimal, hal tersebut akibat panel yang terendam banjir dan masih harus diperbaiki dengan biaya cukup tinggi, Selasa (30/9). Hal ini tak sejalan dilihat dari kondisi para pedagang yang sudah mulai berjualan.

Saat ini lampu-lampu sudah mulai sebagian menyala, tidak gelap total seperti sebelumnya. "Tapi untuk lemari penyimpan seperti showcase dan frezer belum bisa difungsikan mengingat listrik masih terbatas," aku Sang Ayu salah seorang pedagang.

Dirinya yang selama ini berjualan buah, sekarang ini harus dibawa pulang lagi untuk disimpan di lemari pendingin. Itu khusus untuk buah yang rentan dan cepat busuk. Terlebih bagi para pedagang daging, tentu sangat penting adanya frezer. Namun daya untuk nampung listrik masih belum bisa maksimal.

Walaupun untuk penggunaan showcase atau pun freezer, selama ini dikenakan tambahan biaya yang dikeluarkan pedagang di luar BOP untuk biaya listrik. Pihaknya berharap dengan sudah 20 hari tidak digunakan, akan ada kompensasi yang diberikan kepada pedagang. 

Sementara itu, Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar Ida Bagus Kompyang Wiranata saat dikonfirmasi mengakui kondisi tersebut. Dia mengatakan, banjir yang terjadi membuat panel listrik di basement terendam dan rusak. Kerusakan tersebut butuh perbaikan dengan biaya miliaran. 

"Untuk perbaikan panel ada beberapa vendor yang sudah mengajukan penawaran. Itu biaya yang ditawarkan ada Rp1,7 miliar, ada juga yang menawarkan Rp 3,7 miliar. Ada alat dari panel yang memang harus diganti," jelasnya. 

Perbaikan yang menggunakan anggaran cukup besar tersebut, membutuhkan proses yang tidak bisa langsung dana keluar. Kata dia, harus sesuai dengan pengadaan.

Gus Kowi sapaan akrabnya, menyebut jika saat ini listrik sudah nyala namun masih menggunakan genset. Sehingga listrik yang dialirkan juga masih terbatas masih mengutakan penyalaan lampu saja. Pihaknya juga telah mengkoordinasikan alternatif lain. Seperti pemasangan listrik senebtara dari PLN dengan biaya Rp500 juta selama 6 bulan. "Ini kita masih bicarakan, jika memang urgent, mungkin itu dana yang akan kita keluarkan dulu," tutupnya.

Selasa, 30 September 2025

Mabuk dan Ngamuk di Ubud, Bule New Zealand Nyaris Dimasa

 


Laporan Reporter : Jero Ari 

Denpasar , Bali Kini  - Diduga dalam kondisi mabuk, seorang pria dari New Zealand membuat kegaduhan setelah makan dan minum di sebuah restoran di Ubud, Gianyar. Andrew Joseph McLean, kini masih diamankan di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Denpasar menunggu waktu dideportasi.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Khusus Denpasar, R. Haryo Sakti dalam keterangannya membenarkan peristiwa itu terjadi, dimana sebelumnya pria dari Selandia Baru itu diamankan warga setempat hingga akhirnya ditangani pihak Imigrasi Ubud untuk dibawa ke Rudenim Denpasar.

Insiden bermula ketika Tim Patroli Keimigrasian Wilayah Ubud menerima informasi dari Polsek Ubud mengenai adanya seorang bule yang mengamuk dan diduga dalam keadaan mabuk di sebuah restoran. 

Dari keterangan pihak restoran, bule paruh baya itu, memesan minuman, namun tidak membayar. Ia sempat diusir, tetapi kembali lagi dan membuat keributan hingga menimbulkan suasana gaduh di tempat tersebut.

Tim kemudian berkoordinasi dengan pimpinan Seksi Intelijen dan Penindakan Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar dan memutuskan membawa bule rusuh ini ke kantor imigrasi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Melalui sistem keimigrasian, diketahui bule ini pemegang Izin Tinggal Terbatas (KITAS) Tenaga Kerja Asing (TKA) dengan jabatan direktur, dan berlaku 28 Juli 2025 hingga 28 Juli 2026.

“Tim kemudian melakukan penahanan terhadap orang asing tersebut di Ruang Detensi Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar,” singkat Haryo Sakti, Selasa (30/9/2025).

Ia menambahkan, bahwa dalam hal ini Andrew Joseph McLean dinilai melanggar Pasal 75 ayat (1) UU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian karena mengganggu ketertiban umum. “Rencananya yang bersangkutan akan segera dideportasi,” tutup Haryo Sakti.

Serangan dan Benoa Hilir Belum Kebagian Air Bersih


Laporan Reporter : Jero Ari 

Denpasar , Bali Kini  - Pemulihan Pasca banjir bandang yang terjadi pada 10 September 2025 lalu masih terus dilakukan, SPAM Petanu sebagai pendistribusi air ke wilayah Denpasar, Badung dan Gianyar masih terus dikerjakan.

Dari kunjungan ke lapangan, Senin (29/9) terkait dengan pengaliran air bersih ke tiga wilayah ini masih harus menunggu pengerjaan kerusakan ini yang masih berlangsung. 

$Hingga saat ini kondisinya masih belum bisa mengoperasikan dan memproduksi air hingga mendistribusikan," diungkap kepala UPTD Spam Petanu Kadek Sudiartini.

Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah berusaha dan konsultasi agar kondisi ini secepatnya pulih kembali. Dimana hingga saat ini masih dalam proses perbaikan di Kisdam. Namun dalam penanganan terjadi kondisi alam yang menyebab tukang tak bisa melakukan pengerjaan sebab air meninggi kembali.  

Terkait dengan progress pengerjaan agar air ini dapat diproduksi dan dapat didistribukan, saat ini tanggul kisdam yang membendung air tersebut yang rusak di terjang banjir sehingga kita tak dapat memproduksi air. 

"Langkah-langkah pasca banjir ini kita memperbaiki tanggul kisdam dan memperbaiki pompa yang sempet terendam. Namun kembali lagi terkendala kondisi alam yang mana air masih tinggi hingga tanggal 19 september 2025 kondisi level air mulai turun," ujarnya. 

Lanjutnya, poin utamanya adalah pengerjaan rangka baja yang sudah dikerjakan selama sembilan hari, sudah mulai sebagian terpasang hingga nantinya membuat bendungan air. "Kemungkinan Sabtu 4 Oktober nanti, kontrusi rangka baja bendungan selesai dan Senin 6 Oktober 2025 seperti harapan kami sudah bisa mendistribukan air ke pelanggan tiga wilayah ini," ujarnya.

Menurut Dirut Perumda Air Minum Tirta Sewakadharma atau PDAM Kota Denpasar, I Putu Yasa sampai saat ini masih ada beberapa wilayah yang mengalami gangguan pengaliran air. Seperti tinjauan ke IPA SPAM Petanu yang berlokasi di Gianyar yang dikelola oleh UPTD PAM Provinsi Bali masih dalam proses baikan.  

Yang masih terdampak pada pengaliran ke wilayah Denpasar Selatan,  khususnya yang daerah Serangan, Benoa, Suwung kangin,suwung kauh,  Pemogan, termasuk Sanur. Dimana total pelanggan dikawasan ini lebih kurang 7500 pelanggan. 

"Untuk daerah yang tak dapat air, karena kita mengatur pengaliran adalah daerah Serangan dan Benoa paling hilir tidak dapat air. Dimana dikawasan Serangan terdapat 750 an pelanggan dan Benoa 50 an pelanggan, sehingga kurang lebih 800 an pelanggan dari dua tempat ini tidak belum bisa kebagian air bersih," akunya seraya memastikan telah mengerahkan unit mobil tangki air.

Jumat, 26 September 2025

Gubernur Bali Dorong Penguatan Aksesibilitas Transportasi Bandara I Gusti Ngurah Rai




Laporan : Tim Lpt 

BADUNG ,  BALI KINI  – Pemerintah Provinsi Bali bersama para pemangku kepentingan terus mendorong peningkatan layanan dan aksesibilitas transportasi dari dan menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Hal tersebut ditegaskan Gubernur Bali, Wayan Koster, dalam acara Penguatan Aksesibilitas Transportasi dari dan Menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai-Bali yang berlangsung di Hilton Hotel, kawasan Bandara Ngurah Rai, Badung, Jumat (26/9).


Dalam sambutannya, Gubernur Koster menekankan pentingnya pembenahan menyeluruh di dalam kawasan bandara. Menurutnya, Bandara Ngurah Rai sebagai gerbang utama pariwisata internasional harus dikelola dengan standar lebih tinggi dibanding bandara lainnya di Indonesia.


“Saya sudah rapat bersama Angkasa Pura, Bea Cukai, Imigrasi dan pihak terkait lainnya.Saya banyak mendapat komplain, mulai dari proses imigrasi yang lama, bea cukai yang berbelit, bagasi yang terlalu lama, hingga area penjemputan yang tidak tertib. Saat rapat, saya berikan waktu sebulan untuk melakukan pembenahan, dan sekarang sudah mulai ada perbaikan. Targetnya, maksimum dari pesawat mendarat hingga keluar bandara hanya 30-45 menit,” ujar Gubernur Koster.


Selain perbaikan internal, Gubernur juga menegaskan perlunya pembenahan akses transportasi di luar kawasan bandara. Infrastruktur pendukung, moda transportasi, hingga sistem penataan lalu lintas harus ditingkatkan agar lebih tertib dan nyaman bagi wisatawan maupun masyarakat lokal.



“Bandara Ngurah Rai ini harus naik kelas. Untuk itu, mindset pengelolaan dan pelayanan harus diubah. Semua titik kemacetan akan saya kejar penyelesaiannya. Kita bisa gunakan pola sharing APBD dan APBN, termasuk kerja sama dengan Kabupaten Badung. Ada alokasi 700 M sharing dengan Kabupaten Badung yang akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur di tahun 2026, dan saya juga mendatangi Kementerian PU untuk meminta support terkait perbaikan infrastruktur di Bali” tambahnya.


Gubernur Koster menegaskan komitmennya untuk menjadikan Bandara I Gusti Ngurah Rai tidak hanya sebagai pintu masuk pariwisata Bali, tetapi juga sebagai contoh tata kelola transportasi dan pelayanan publik yang berkelas internasional.


Dalam FGD tersebut juga terdapat dua narasumber lainnya yaitu Kepala Dinas PUPR Provinsi Nusakti Yasa Weda, yang menyampaikan terkait kemacetan di Bali serta solusi jangka pendek dan jangka panjang yang akan diambil. Narasumber kedua dari Konsultan Kajian Lalu Lintas Ibu Hermawati yang menyampaikan terkait kondisi lalu lintas dan jaringan jalan di Provinsi Bali. 


Hadir dalam FGD tersebut, Bupati Badung Adi Arnawa, Komandan Pangkalan Udara TNI AU, Direktur Strategi dan Pengembangan Teknologi PT Angkasa Pura, serta undangan lainnya.(*)

SDN 5 Padangkerta Ubah Sampah Jadi Pupuk dan Ecobrick


Laporan Reporter: Gusti Ayu Purnamiasih

Karangasem, Bali Kini -  Di tengah persoalan sampah yang semakin menumpuk di Bali, SDN 5 Padangkerta, Karangasem, justru tampil berbeda. Sejak beberapa tahun terakhir, sekolah ini sudah mandiri mengolah seluruh sampahnya sendiri, baik organik maupun anorganik, menjadi produk yang bermanfaat—mulai dari pupuk hingga barang guna pakai.


Halaman sekolah yang bersih, rapi, dan sejuk di tengah persawahan jadi bukti nyata keseriusan warga sekolah dalam menjaga lingkungan. Kepala Sekolah SDN 5 Padangkerta, Tustiana Dewi, menuturkan bahwa inisiatif ini berawal dari pemanfaatan semer (sumur kering) yang sudah tidak digunakan lagi. Sumur itu kemudian diubah menjadi media komposting sampah organik.


Setiap hari, siswa dan guru membiasakan diri memilah sampah. Sampah organik dimasukkan ke dalam bak biopori. Setelah penuh dan mulai membusuk, sampah itu dipindahkan ke bak kedua untuk proses komposting. Di bak ini, sampah dicampur dengan sekam, pupuk kandang, serta larutan EM4 (Effective Microorganism 4) yang berfungsi mempercepat fermentasi dan meningkatkan kesuburan tanah.


Beberapa bulan kemudian, hasilnya adalah pupuk organik berkualitas yang langsung dimanfaatkan warga sekolah untuk bercocok tanam. Siswa-siswi pun antusias menanam berbagai bibit seperti sawi, pepaya, tomat, dan cabai menggunakan media pupuk hasil olahan sendiri. Dari sampah yang awalnya jadi momok, kini lahir sumber daya yang sangat berguna.


Tak berhenti di sampah organik, SDN 5 Padangkerta juga mengolah sampah anorganik. Dalam pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), siswa diajarkan memanfaatkan plastik menjadi ecobrick. Ecobrick itu kemudian disusun menjadi berbagai barang fungsional, salah satunya rak sandal yang kini dipakai siswa sehari-hari.


“Kreativitas dalam mengolah sampah ini bukan hanya mengurangi masalah lingkungan, tapi juga membentuk kebiasaan baik sejak dini bagi anak-anak,” jelas Kepala Sekolah Tustiana Dewi.


Kemandirian SDN 5 Padangkerta dalam mengolah sampah menjadi pupuk dan ecobrick membuktikan bahwa persoalan sampah tidak akan pernah selesai hanya dengan dibiarkan. Dengan inovasi dan gotong royong, sampah justru bisa menjadi sumber daya baru yang berdaya guna (Ami) .

Rabu, 24 September 2025

Alat Early Warning System Kembali Dioptimalkan di Jalur Sungai


Laporan Reporter : Jero Ari 

Denpasar , Bali Kini - Pemerintah Kota Denpasar pasca Banjir Bandang yang terjadi saat 10 Sepeter 2025 terus berbenah dalam hal penanganan berkelanjutan. Selain melakukan pencegahan dini sebelum terulang kambali, menjadikan bencana kemarin sebuah pelajaran untuk berbenah, Rabu (24/9). 

Salah satunya kembali dilakukan pengadaan alat Early Warning System di aliran sungai. Dengan memaksimalkan koordinasi dengan BPBD dan BMKG yang dikontrol Pusdalop BPBD serta pemanfaatan Tekhnologi sensor dan CCTV. 

Sebenarnya alat Early Warning System di kawasan aliran tukad Pasar Badung sudah ada, hal ini diakui Walikota Jayanegara yang mengakui kelemahannya tak mengotrol alat tersebut. Dimana alat trestrek saat ada sampah dapat dinaikan namun kondisi alat tersebut rusak disaat banjir tak dapat mengangkat, sehingga menjadi penyumbat alur air. 

Hal ini seharusnya dikontrol setiap minggu oleh petugas jaga. Setiap ada sampah yang masuk di trestrek bisa terkontrol,  ada dua orang penjaga yang bertugas termasuk BWS juga menugasi orang dalam pengawasan sampah di trestrek.  Namun kondisinya lama rusak hingga tak ada laporan. 

“Saat ini butuh anggaran perbaikan, jadi begitu sampah banyak seharusnya restreknya naik namun diam tak bergerak karena rusak sehingga  jadi penyumbat sampah dialiran sungai," ujar Jayanegara menegaskan.

Makanya sekarang alat Early Warning System akan kami perbaiki tapi tetap ada orang yang mengontrol alat ini. Tapi yang terpenting dari alat Early Warning System ini, kita harus membentuk BMKG kota Denpasar yang bisa memeperingati kejadian yang sebelum terjadi. 

Dimana Early Warning System memeperingati hal yang sudah terjadi dengan alrm memberitahu ada ketinggian air. Tapi kalau bisa sebelum ketinggian air ini naik kita sudah bisa  memeperingati dimana sumber air yang tinggi. 

"Hal ini yang kita bangun di BPBD melalui Pusdalopnya kita tambah orang yang paham betul terhadap itu yang berkordinasi dengan BMKG,"ungkap Jayanegara.

Selama ini baru dikawasan pasar Kumbasari yang tertata terpasang Early Warning System ini namun tak berfungsi juga, kini diharap disetiap desa yang terdapat aliran sungai yang tak ada layanan public  seperti pasar juga akan dipasang alat ini. 

"Nantinya di pos pos desa yang memiliki dana desa dapat menganggarkan pemasang alat ini dilairan sungai. Saat air naik dikawasan desanya tersebut alat ini sudah berbunyi guna memperingati warganya yang berada dikawasan bantaran sungai," sebutnya. 

Jaman dulu, dikatakannya bila air sungai naik maka kentongan dibunyikan sebagai peringatan. Jadi warga sudah siap siap saat air mulai naik untuk pindah maupun mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. 

"Dengan penempatan alat Early Warning System di desa nantinya akan dilakukan sosialisasi dan diinfokan ke warga bila ada kejadian lebih cepat," imbuhnya. 

Secara teknis nantinya terdapat 11 desa yang terdampak banjir bandang kemarin akan dipasang Early Warning System, selain ditempat tempat keramian seperti pasar Badung. Hal ini sudah  diputuskan dalam rapat untuk pengadaan alat yang terbaik, alat yang terdahulu dianggap kurang maksimal. 

"Memang saat itu tak berpikir akan kejadiannya seperti saat ini sehingga pemasangannya Early Warning System tak masif waktu itu. Dari kejadian ini kami pemerintah Kota Denpasar tetap akan memberikan informasi ke masyarakat," janjinya. 

Dimana informasi ada dua yang pertama informasi dari BMGK terkait informasi curah hujan melalui WA yang bekerjasa dengan profeder menginformasiakan kondisi terkini. Dan yang kedua informasi tentang peringatan dari alat Early Warning System guna pencegahan dan peringatan yang akan terjadi, Ungkap walikota Denpasar.

“Mafia Tanah Mangrove” Tunggu Waktu Akan Dibongkar Terungkap 106 Sertifikat Terbit di Lahan Mangruve


DENPASAR , BALI KINI
– Ketua Pansus TRAP (Tata Ruang, Aset dan Perizinan) DPRD Bali Made Suparta teriak. Usai melakukan rapat pemanggilan BPN Bali, BWS Bali Pienida, Tahura (Taman Hutan Raya) dan OPD Terkait terungkap fakta menyakitkan bagi Bali. Mangrove sudah “diperkosa” bahkan dugaan mafia tanah mangrove terus geriliya. Hingga saat ini 106 sertifikat hak milik (SHM) terbit di area lindung mangrove atau tahura Ngurah Rai.

“Dugaan permainan mafia tanah yang mengincar area mangrove dan tahura sudah jelas terlihat. 106 sertifikat sudah terbit, jadi harus dibongkar dan dipenjarakan. Ini masalah masa depan Bali. Kejahatan luar biasa, yang mengancam Bali,” ungkap Suparta.

Politis asal Tabanan ini mengatakan, banyak mafia yang menginjar area Tahura Ngurah Rai. Baginya ini terjadi karena lahan strategis dan bernilai tinggi. Estimasi harga lahan di pinggir by pass Ngurah Rai mencapai miliaran rupiah. Kemudian para mafia ini memanfaatkan pihak – pihak yang memohon area lahan Tahura. Setelah terbit sertifikat, ada pihak yang “menadah” atau membeli dengan harga relative masih murah. Kemudian pemain ini yang mengelola dan nantinya dijual mahal atau cari untung besar. “Ini Sudah seperti sindikat. Melibatkan banyak kalangan sampai oknum pemerintah. Bahkan ini akan terus terjadi, jika tidak ada efek jera sampai dipenjarakan,” sambung politisi yang Ketua Fraksi PDIP di DPRD Bali ini.

Suparta mengatakan tidak habis pikir mengapa sampai BPN mau menerbitkan SHM?. Padahal jelas – jelas sudah melanggar Undang – Undang 27 tahun 2007 tentang Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil bahkan ada Perdanya. Jelas disampaikan hutan mangrove atau bakau mesti mendapatkan perlindungan sebagai wilayah resapan air bahkan ketika ada banjir. Semestinya  tetap menjadi Kawasan konservasi dan hutan lindung. Tidak boleh beralih fungsi, tidak boleh ada mangrove dipotong, tidak boleh diuruk. “Jika dilanggar ada ancaman pidana sampai 10 tahun dan denda Rp 2 miliar, jelas itu. Sudah ada ancaman pidananya. Mesti segara dibongkar dan dipenjarakan, para pemainnya,” tegas politisi yang adalah advokat senior ini.


Suparta akan mengejar dari 106 SHM yang terbit di BPN. Akan diminta total luasannya, kemudian dikejar siapa saja yang mengajukan permohonan lahan hutan mangrove yang sedang berproses. Termasuk siapa yang memohon diawal dari 106 SHM, kemudian berpindah tangan ke siapa lagi. “Ada juga tukar guling tanah mangrove, pasti ada permainan?. Kita bongkar semua mafia, bahkan dari info yang ada  bahwa satu penguasaha tiba – tiba mampu menguasai 60 hektar lebih hutan mangrove. Akan kami usut,” ?. Tegasnya. “Siapa pemain lapangan, siapa yang menadah lahan – lahan ini, siapa aktor intelektual, siapa unsur pemerintah yang bermain, wajib diberikan ganjaran hukuman,” cetus politisi berlatar advokat ini.

Sebelumnya Pansus TRAP melakukan rapat dengan BPN. Rapat dipimpin oleh Ketua Pansus TRAP DPRD Bali Made Suparta dengan jajaran Pansus, misalnya Ketut Rohchineng, Somvir dan lainnya. Yang dipanggil adalah Kepala Kanwil BPN Bali Made Daging, termasuk Kepala BPN Badung dan BPN Denpasar. Hadir juga pihak Tahura (Taman Hutan Raya), PUPR Bali dan lainnya. 

Suparta mengatakan desa – desa yang dilewati Tahura adalah Sanur Kauh, Sidakarya, seranggan, pedungan, sesetan, pemogan (wilayah Denpasar), Kemudian di Badung ada Benoa, Tanjung Benoa, Kuta, Kedonganan, Tuban, Jimbaran, 

Yang heboh adalah, Ketika BPN Bali Made Daging menjawab ada terbit sertifikat di wilayah lahan Mangrove yang mencapai 106 sertifikat (badung 71 SHM terbit, Denpasar 35 shm terbit). Kondisi ini membuat rapat menjadi tambah tegang. Ketika dikejar pertanyaan pertanyaann; berapa luasannya, mekanisme penerbitannya, siapa yang mohon, apa dasar permohonan?, histori permohonanya? oleh Suparta, pihak BPN belum bisa memastikan total luasa dari 106 sertifikat. “Luasan sertifikat ada yang berkisar 60 are, 50, 40, 25 are. Totalnya berapa luasannya dari 106 SHM tsb? ujar Suparta menohok. “Maaf kami belum bisa pastikan totalnya,” kilah Made Daging. 

Ternyata terkait bule Rusia yang membangun usaha di lahan mangrove, dengan PT Greenblocks Sustainable Building, diakui juga menjadi salah satu sertifikat yang terbit. BPN awalnya ingin mengarahkan bahwa tanah itu memang sudah bersertifikat. Namun Suparta tak kalah akal, dia mampu mengupas dan menguliti BPN. “Bapak jangan hanya ingin mengatakan bahwa itu Sudah bersertifikat. Yang menjadi masalah utama adalah, kenapa sertifikat bisa terbit di lahan Tahura Ngurah Rai? Atau lahan mangrove,” cetusnya.

Suparta mengatakan, kanan kiri dan belakang lahan itu masih tetap mangrove. Jika mangrove pasti adalah perairan. Dan jelas secara eksisting diawal tidak ada tanah kapur. Jadi sudah ada pemadatan jalan dan sudah ada pengurukan. “Bapak sudah ke lokasi seolah – olah hanya ingin memberikan Gambaran bahwa lahan itu sah dan sudah bersertifikat. Pertanyaan kanan kiri belakang masih mangrove, itu berarti lahan mangrove daerah lindung dan konservasi. Mangrove tumbuh di daerah resapan air bukan di atas batu?,” tanya politsi yang juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali ini. “Di air pak,” jawab Kepala BPN Bali Daging. 

“Yang jadi masalah sudah jelas, lahan itu diuruk pakai kapur, dipadatkan. Kasarnya ini sudah melakukan reklamasi secara illegal. Lahan tahura sudah beralih fungsi,” cetusnya. “Jadi pertanyaannya, kitika ada yang mohon di lahan konservasi mangrove, BPN malah mengeluarkan sertifikat tandasnya” tanpa melakukan kajian yg dalam dengan berkoordinasi pada Dinas Perikanan dan Kelautan. Bahkan ada info dari masyarakat ketika Pengukuran tanpa ada Penyanding?Pertanyaan ini tidak mampu dijawab tuntas oleh BPN. 

Suparta kemudian membeberkan Undang – Undang 27 tahun 2007 tentang Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil. Jelas disampaikan hutan mangrove atau bakau mesti mendapatkan perlindungan, dan  tetap menjadi Kawasan konservasi dan hutan lindung. “Tidak boleh beralih fungsi, tidak boleh dipotong, tidak boleh diuruk. Jika dilanggar ada ancaman pidana sampai 10 tahun dan denda Rp 2 miliar, jelas itu,” tegas politisi yang adalah advokat senior ini.

Dengan fakta – fakta ini, Kesimpulan pertemuan adalah. Pihak Pansus berharap Penegak Hukum polisi dan Kejaksaan maupun Penegak Perda dan Perkada Pol PP untuk mengusut kasus ini. Kemudian tegas Suparta meminta dinas perizinan terkait agar tidak menertibkan izin di 106 sertifikat yang awalnya mangrove menjadi sertifikat Hak Milik (SHM). Kemudian berharap nanti lahan itu bisa dikembalikan ke mangrove. “Agar Kembali fungsinya menjadi green belt (sabuk hijau), alih fungsi lahan tahura ini menjadi salah satu penyebab banjir. Karena air terbendung oleh bangunan, harus nyambung dari daratan dan lautan bertemu di Kawasan mangrove,” tegasnya.

Mal Bali Galeria gimana? “Segera kami akan panggil. Intinya Penegakan tata ruang, aset dan perizinan di wilayah Bali semua harus tuntas satu – satu, sambil terus kami akan melakukan pengecekan dan sidak – sidak,” jawabnya. 

Seperti halnya berita sebelumnya, sempat heboh lahan mangrove di sewa oleh orang Rusia dalam bentuk investasi PMA dan ada Sungai masuk Gedung Mal Bali Galeria?. Selain juga ada hasil sidak pelanggaran lain. 

Lebih lanjutsebagaimana Undang-undang Negara Kesatuan RI No 20 tahun 1961 Tentang Pencabutan Hak Hak Atas Tanah dan Benda Benda Diatanya. Maka ShM tersebut di Cabut dan di batalkan kan, apalagi ada cacat hukum dan diduga hasil manipulatif.  Ujar Suparta.(rl R2)

Selasa, 23 September 2025

Tiga Siswa Bangli Siap Unjuk Gigi di Olimpiade GASING Nasional


Laporan : Tim Lpt 

Bangli , Bali Kini  - Kabar membanggakan datang dari Kabupaten Bangli, di mana tiga siswa terbaiknya telah terpilih untuk berlaga di ajang Olimpiade GASING Nasional (OGN) yang akan diselenggarakan di Banyuwangi mulai dari tanggal 22 s/d 24 September 2025.

Olimpiade ini merupakan kompetisi numerasi tingkat nasional yang mengedepankan metode GASING (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan) sebagai pendekatan pembelajaran matematika yang inovatif.


Ketiga siswa yang akan mengharumkan nama Bangli adalah I Kadek Radita Androsa Sumarjaya dari SD Negeri 3 Kawan, Ida Bagus Wibhisana Putra Udayana dari SD Negeri 2 Kawan, dan I Dewa Ayu Mustika Kartika Candra dari SD Negeri 5 Kawan. Mereka akan bersaing dengan para peserta dari berbagai penjuru Indonesia dalam kompetisi yang bertujuan untuk menumbuhkan minat dan kecintaan terhadap matematika sejak usia dini melalui metode GASING yang unik.


Putu Elvira Pradnya Paramitha, S.Pd., M.Pd., seorang pendidik berdedikasi, pendamping dan pembimbing para siswa Bangli selama ajang OGN berlangsung. Ia menyatakan bahwa partisipasi anak-anak Bangli dalam kompetisi tingkat nasional ini diharapkan tidak hanya menjadi platform untuk menunjukkan prestasi, tetapi juga menjadi pengalaman berharga yang akan meningkatkan kemampuan, kepercayaan diri, serta semangat belajar mereka.


"Kami berharap anak-anak Bangli dapat memberikan yang terbaik, membawa nama baik sekolah dan Kabupaten Bangli, serta terus mencintai pembelajaran matematika dengan cara yang gampang, asyik, dan menyenangkan," ujar Putu Elvira dengan penuh semangat.


Semoga dengan Keikutsertaan siswa-siswa ini menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan di Kabupaten Bangli

 serta mampu menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran yang tepat, matematika dapat menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami 

Para Pedagang Mulai Buka Pelataran di Pasar Badung


Laporan Reporter : Jero Ari 

Denpasar , Bali Kini  - Pemulihan apsca bencana banjir yang menerjang pasar Kumbasari dan pasar Badung masih terus dilakukan. Seiring itu, sejumlah pedagang terlihat kembali bangkit untuk membuka lapak di pelataran.

Mereka berjualan di pelataran pasar Badung yang disiapkan Perumda Pasar Sewakadarma pasca banjir bandang lalu. Tidak semua pedagang siap berjualan, karena ingin kembali berjualan di pelataran Pasar Kumbasari.

Hal itu diungkapkan Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Sewakadarma, Ida Bagus Kompyang Wiranata. Para pedagang disiapkan tempat di pelataran Pasar Badung sebelah barat gedung dimana mereka dapat berjualan sementara.

"Lokasi tersebut merupakan lokasi berjualan sementara. Pasar Kumbasari masih dalam tahap  renovasi pasca banjir kemarin. Tdak semua pedagang yang siap berjualan karena berbagai alasan seperti barang belum siap dan ada yang menginginkan tetap berjualan di Kumbasari," ungkap pria yang akrab disapa Gus Kowi .

Dikatakan bahwa saat ini masih melakukan kajian, bekerjasama dengan tim dari Universitas Udayana (Unud) untuk melihat potensi banjir yang bisa terjadi kembali. "Baik itu soal dampak ketika hujan nantinya apakah bisa banjir lagi, dan keamanan pedagang seperti apa ke depannya," ujar Gus Kowi

Untuk saat ini, pihaknya belum berani untuk memberikan pedagang berjualan saat ini. "Kami juga belum berani memastikan apakah mereka bisa kembali berjualan di Pasar Kumbasari  atau tidak menunggu hasil kajian. Kalau memang bisa, apa kajian mitigasi jika terjadi banjir lagi itu yang mesti kita matangkan," tegasnya

Sampai saat ini sudah ada 70 pedagang yang menempati pelataran Pasar Badung dari 400 pedagang Pelataran Kumbasari yang terdampak banjir. Mereka pindah secara bertahap menurut kesiapan para pedagang juga

Senin, 22 September 2025

Negosiasi Damai AKBP Joseph Edward Purba Berhasil Dinginkan Suasana Panas di Paruman Agung Bugbug


Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih

KARANGASEM, Bali Kini - Kepemimpinan dan kemampuan negosiasi AKBP Joseph Edward Purba, S.H., S.I.K., M.H., Kapolres Karangasem, terbukti mampu meredakan ketegangan yang sempat memanas dalam kegiatan Paruman Agung Penetapan Kelian Desa Adat Bugbug Periode 2025-2030 pada Minggu (21/9) di Wantilan Desa Adat Bugbug, Karangasem.


Mengetahui adanya potensi penolakan dari sekelompok warga, Kapolres Karangasem turun langsung memimpin Apel Kesiapan Pengamanan yang melibatkan personil Polres Karangasem dan unsur TNI.


Ketika Paruman Agung masih dalam tahap persiapan dan absensi kehadiran sekitar pukul 07.00 WITA, situasi berubah. Sekelompok warga yang dipimpin Bandesa Adat Bugbug I Nyoman Jelantik bersama sekitar 600 krama mendatangi Wantilan dengan tujuan membubarkan kegiatan.


Atmosfer semakin panas ketika tokoh Kelompok Warga, I Gede Putra Arnawa, S.Kom., melakukan orasi penolakan yang memicu massa untuk mendorong dan merangsek masuk ke areal Wantilan. Aksi ini dihalangi oleh Pecalang Desa Adat Bugbug, menimbulkan gesekan fisik berupa saling dorong antar kedua kelompok.


Menghadapi eskalasi yang terus meningkat, Kapolres Karangasem memberikan himbauan persuasif kepada Krama sekelompok warga agar tidak melakukan tindakan anarkis dan menempuh jalur mediasi sesuai peraturan yang berlaku.


Ketika himbauan belum mampu meredakan situasi, Kapolres dengan cepat mengambil langkah taktis dengan memerintahkan personil pengamanan melakukan penyekatan di areal Wantilan. 


Kapolres Karangasem AKBP Joseph Edward Purba terus melakukan negoisasi dengan pendekatan humanis, Kapolres melakukan negosiasi intensif dengan Prajuru Desa Adat Bugbug. Keputusan strategis diambil ketika Kapolres menyampaikan bahwa kegiatan Paruman dihentikan, sambil menghimbau kedua belah pihak untuk membubarkan diri secara damai. Upaya diplomasi Kapolres Karangasem membuahkan hasil. Secara bertahap, situasi mulai mereda 


Keberhasilan mediasi yang dipimpin langsung AKBP Joseph Edward Purba telah mencegah terjadinya konflik horizontal yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan di Desa Adat Bugbug. Pendekatan persuasif, negosiasi yang humanis, dan pengambilan keputusan yang tepat waktu menjadi kunci sukses penanganan konflik ini.


Kapolres Karangasem dan jajaran terus memantau perkembangan situasi sambil mengimbau semua pihak untuk mengedepankan dialog konstruktif dan jalur hukum dalam menyelesaikan setiap perselisihan. (Ami/rls)

Kamis, 18 September 2025

Student Mobility Warmadewa – Ehime University dan ITP Markandeya: Jembatani Tradisi dan Inovasi untuk Pertanian Berkelanjutan


Denpasar, Bali Kini –
Fakultas Pertanian, Sains, dan Teknologi Universitas Warmadewa (FPST Unwar) menyelenggarakan kegiatan Student Mobility bersama Ehime University Jepang dan ITP Markandeya bertempat di Sri Ajnadewi Auditorium, Gedung G2 FTP Unwar pada Selasa (16/9/2025).


Kegiatan ini mengusung tema “Bridging Cultural Traditions and Innovation for a Sustainable Agriculture” yang bertujuan memperkuat kolaborasi internasional, khususnya dalam bidang budaya dan inovasi pertanian berkelanjutan.


Dekan FPST Unwar, Prof. Dr. Ir. Luh Suriati, M.Si., menyampaikan bahwa inovasi tidak dapat dilepaskan dari tradisi. Justru, pemahaman mendalam terhadap praktik-praktik tradisional menjadi dasar lahirnya inovasi yang berhasil. “Setiap budaya memiliki nilai dan praktik yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pertanian berkelanjutan,” ujarnya.


Sebagai contoh, di Jepang terdapat praktik pertanian organik yang telah diwariskan selama berabad-abad, sementara ITP Markandeya memiliki kekayaan pengetahuan terkait pertanian berbasis komunitas. Melalui pertukaran pengetahuan ini, mahasiswa dari berbagai negara dapat menemukan cara-cara baru dalam menerapkan pertanian berkelanjutan dengan tetap menghormati kearifan lokal.


Selain itu, Ia juga menyoroti perkembangan teknologi pertanian modern, seperti penggunaan drone, sensor tanah, hingga big data. Inovasi ini, apabila dipadukan dengan kearifan lokal, akan menghasilkan sistem pertanian yang lebih tangguh dan adaptif. 


Kegiatan Student Mobility ini, bukan hanya memberikan pengalaman berharga, tetapi juga menjadi awal dari banyak kerja sama akademik antara FPST Unwar, Ehime University, dan ITP Markandeya. Ia berharap kegiatan ini dapat memperkuat jembatan antara tradisi budaya dan inovasi, demi mewujudkan pertanian berkelanjutan di masa depan.



Ketua Yayasan Shri Kesari Warmadewa, Prof. Dr. Drs. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si., menyambut hangat para tamu dan peserta dari Ehime University Jepang, ITP Markandeya, serta mahasiswa Universitas Warmadewa di Pulau Bali. 


Ia menyinggung kondisi pembangunan kota yang kerap tidak sejalan dengan budaya lokal. Menurutnya, teknologi, pertanian, dan sains tidak hanya lahir dari eksperimen dan riset, tetapi juga dipengaruhi oleh budaya. “Budaya adalah sistem dinamis yang melengkapi perkembangan teknologi di setiap daerah. Melalui program student mobility ini, kita dapat belajar, berdiskusi, berbagi, dan merasakan perspektif multikultural dalam bidang teknologi, pertanian, dan sains,” ujarnya.


Ia juga meyakini bahwa seluruh pemangku kepentingan yang hadir memiliki ide berharga, latar belakang budaya yang unik, serta pengalaman berwawasan luas yang dapat diajarkan kepada mahasiswa.



Adapun rangkaian kegiatan ini berupa International Seminar on Food and Culture menghadirkan presentasi dari mahasiswa Ehime University, Universitas Warmadewa, dan ITP Markandeya. Sesi diskusi terbagi dalam tiga panel, antara lain:

* Pengenalan Ehime University dan Prefektur Ehime, Subak Bali, serta media pembelajaran berbasis flipbook.

* Presentasi tentang kuliner lokal Bali, makanan Jepang, program Simantri, serta keindahan alam dan budaya Bali.

* Paparan mengenai budaya Ehime, siklus berkelanjutan Danau Kintamani, konservasi terumbu karang, serta regulasi pangan fungsional Jepang.


Rabu, 17 September 2025

Dapur Umum Korban Banjir di Pulau Biak I Masak 30 kg Beras/hari


Laporan Reporter : Jero Ari 

Denpasar , Bali Kini -Salah satu wilayah yang terdampak banjir bandang pada 10 September 2025 lalu adalah warga Jalan Pulau Biak I dan II dimana kawasan ini genangan air mencapai setinggi rumah. Pemukiman padat penduduk ini memutuskan untuk membuat dapur umum di kamp yang sebelumnya jadi tempat pengungsian.

"Awalnya kami membuatkan nasi bungkus dengan anggaran sendiri dibantu warga, namun kini bantuan melimpah seperti beras dan lainnya buat belanja kebutuhan lauk pauk. Dari dapur umum ini, terkadang bila masih ada sisa dan berlebihan.  Cukup banyak yang menyumbang makanan, langsung distribusikan ke warga setempat. Begitu cukup maka didistribusikan ke luar wilayah seperti Jalan Pulau Biak II, Jalan Pulau Nias hingga ke Jalan Pura Demak yang terdampak banjir," papar salah seorang relawan Dapur Umum.

Bu Jaya panggilan akrabnya, menjadi koordinator di Dapur Umum menjelaskan, sehari memasak hingga 30 kg nasi dengan jumlah nasi bungkus yang tak sempat dihitung. "Berapa pun jadinya dan bila kurang kami masak lagi. Lewat dapur umum, bantuan yang datang diolah di sini untuk kebutuhan tiga kali makan dalam seharinya," akunya.

Kata dia, terkadang ada juga yang datang memberikan bantuan nasi bungkus. Untuk menu yang dibuat pun bervariasi dari soto, nasi pecel, nasi campur, hingga geprek. 

Seingatnya, Dapur Umum ini mulai dibuat 12 September. "Awalnya menggunakan dana pribadi, kemudian kami gotong royong saja, apalagi bantuan sudah berdatangan," imbuhnya.

Bunda PAUD Karangasem Ajak Anak TK Lestarikan Permainan Tradisional


Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih

Karangasem, Bali Kini – Ibu Bupati Karangasem, Nyonya Mas Parwata selaku Bunda PAUD Kabupaten Karangasem, melaksanakan kunjungan ke TK Negeri Pembina Abang, Rabu (17/9/2025). Kehadirannya disambut hangat oleh Kepala Sekolah TK Negeri Pembina Abang, Ni Luh Sumarniani, Camat Abang I Made Aditya Nugraha, serta jajaran terkait lainnya.


Dalam kunjungan tersebut, Bunda PAUD menegaskan pentingnya melestarikan permainan tradisional yang mulai jarang dimainkan anak-anak. Menurutnya, lewat permainan tradisional anak dapat belajar nilai kerja sama, kedisiplinan, sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap budaya sejak dini.


“Semoga anak-anak Karangasem tumbuh cerdas, kreatif, dan tetap mencintai budaya. Dengan dukungan orang tua, guru, dan masyarakat, kita bisa wujudkan generasi yang membanggakan,” ujar Nyonya Mas Parwata.


Ia juga mengingatkan peran orang tua agar lebih aktif mengajak anak bermain permainan tradisional di rumah, sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada gawai. Selain itu, Bunda PAUD berharap seluruh sekolah PAUD di Karangasem menjadikan permainan tradisional sebagai kegiatan rutin dalam pembelajaran.


Menariknya, dalam kesempatan tersebut Bunda PAUD turut serta bermain bersama anak-anak TK. Beberapa permainan yang dimainkan antara lain meong-meongan, goak-goakan, sentil batu, dan majang-jangan (lompat karet). Kehadiran dan keterlibatan langsung ini merupakan komitmen Bunda PAUD dalam melestarikan budaya lokal. (Ami)

Senin, 15 September 2025

Kemendagri Berikan Bantuan Kepada Masyarakat Terdampak Banjir Melalui BPBD Provinsi Bali



Denpasar, balikini.net - Kementerian Dalam Negeri, Sabtu (13/9) menyerahkan bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana banjir melalui BPBD Provinsi Bali, penyerahan tersebut diwakili oleh Inspektur Jenderal Kemendagri, S. M. Mahendra Jaya dan Kasubdit pada Direktorat MPBK Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan. 

Adapun bantuan yang diberikan berupa Beras SPHP sebanyak 2 Ton, mie instan 100 karton, dan 2 Unit Tenda Posko untuk mendukung percepatan penanganan tanggap darurat bencana banjir di Bali. 

Penyerahan bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak, selain itu dengan adanya bantuan tenda posko dapat mendukung operasional BPBD Provinsi Bali.  

"Saya melihat kondisi saat sekarang sudah banyak warga yang mulai beraktifitas untuk membersihkan sisa-sisa kotoran pasca banjir. Tentu kami berharap BPBD Provinsi Bali dapat menyalurkan bantuan ini secara tepat sasaran, untuk diberikan kepada masyarakat yang terdampak guna meringankan beban masyarakat", ungkap Mahendra. 

Pada kesempatan tersebut, Mahendra juga menyempatkan waktu untuk melihat Command Center BPBD Provinsi Bali dan memberikan apresiasi kepada BPBD Bali.

"Luar biasa, Provinsi Bali telah memiliki ruang pemantauan untuk kesiapsiagaan bencana yang dapat dipantau secara keseluruhan melalui command center ini" ucap pria kelahiran Buleleng tersebut.
© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved