-->

Minggu, 16 Januari 2022

Fahd El Fouz A Rafiq dan BAPERA


Bali Kini -
Fahd A Rafiq mengutip pesan Raden Mas Jaka Said (Sunan Kalijaga), "Urip Iku Urup (Hidup itu nyala, hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik.)". 


Jakarta - Ketika kita membicarakan seseorang pasti di awal ada pertanyaan siapa si dia? Lantas mengapa harus di bahas? Sepenting apa orang ini? Mengapa perlu di bahas? harus dari mana membahas beliau? 


Dimata sang pena, beliau manusia paling unik yang pernah ada di era millenial saat ini. Entahlah sebelumnya dia berguru dengan siapa, sehingga mampu menerjemahkan rumus dan kode politik Indonesia yang bersifat dinamis dan bergerak fluktuatif yang tidak semua orang bisa menerjemahkan hal itu dengan jalan pikiran biasa. 


Ketika seseorang atau sekelompok manusia melihat dari sisi kekurangannya, maka tidak ada yang diciptakan di dunia ini dengan sempurna. Karena kita sebagai bangsa manusia, makhluk yang diciptakan Tuhan dengan memiliki akal, pikiran dan nafsu. Makhluk terakhir paling sempurna yang diamanahkan tuhan menjadi Khalifah di bumi, manusia di ciptakan oleh tuhan setelah Bangsa Malaikat, Jin, Hewan dan Tumbuhan. 


Membicarakan seorang Fahd El Fouz Arafiq memang tidak ada habisnya, sosok unik dan bersahaja ini bisa membuat semua orang terpukau dengan kharismanya. Beliau seorang pengusaha, politisi dan artis ini selalu berpenampilan sederhana dimanapun berada. Jika para pejabat selalu berpakaian parlente dan terkesan mewah  tapi seorang Fahd  A Rafiq tetap dengan kesederhanaannya dalam berpakaian sehingga masyarakat tidak segan untuk menyapa dan berfoto dengan beliau. 


Inilah yang membedakan antara pencitraan dengan keberpihakan. Seorang Fahd dengan pakaian, sepatu apa ada nya ini menunjukkan seorang pemuda yang berpihak pada Rakyat kecil, karena beliau paham masyarakat Indonesia sebagian besar masih hidup dalam kemiskinan. 


Fahd Arafiq yang sering terlibat aktif dimasyarakat, sejak remaja dan setiap kita manusia punya tanggung jawab moral termasuk dalam kegiatan publik atau politik. Tuhan bekerja dengan cara yang misterius. Allah itu maha mengatur. saya juga tidak tahu apa rencana di balik ini semua, Allah akan mentakdirkan yang terbaik ketika saat ini saya telah di cukupkan secara lahiriah dan bathiniah  pasti ada rahasia yang kita tidak tahu, tuturnya. 


Pria yang memiliki rasa empati luar biasa terhadap masyarakat yang kurang mampu ini, akhirnya membentuk sebuah organisasi yang di beri nama Barisan  Pemuda Nusantara disingkat BAPERA. dalam bahasa Arab disebut "جبهة الشباب الإندونيسي (jabhat alshabab al'iindunisii)", Bahasa Inggris  "Archipelago Youth Line". 


Organisasi yang dicetuskan beliau mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakat banyak seluruh Indonesia, seperti kita ketahui bersama persoalan kemiskinan di negeri ini masih menjadi fokus utama. Bapera ada untuk bersinergi dengan pemerintah RI. 


Dengan pemahaman agama yang dianutnya seorang Fahd El Fouz Arafiq sekali lagi tidak segan untuk membahagiakan orang kecil dengan membantu mereka khususnya yatim piatu, fakir miskin dan kaum dhuafa. 


Putra pedangdut kondang  A.Rafiq ini adalah seorang yang sudah malang melintang di dunia organisasi, tercatat beliau pernah memimpin KNPI yang merupakan barometer paripurna pemuda dalam berorganisasi, dilanjutkan dengan menjadi ketua umum sayap Partai Golkar yaitu Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) yang otomatis menjadi Ketua Bidang Pemuda dan Olah Raga parpol berlambang beringin tersebut. 


Tidak berhenti sampai disitu kakak dari Fairuz Arafiq ini membuat terobosan yang luar biasa dengan menciptakan organisasi sosial yaitu Barisan Pemuda Nusantara (Bapera) dan menjadi Ketua Umumnya, dan saat ini beliau Menjadi Ketua Bidang Ormas partai yang pernah berkuasa di Indonesia selama 32 tahun. 


Bapera adalah organisasi yang inklusif, memiliki kesetaraan dalam semua aspek. Perasaan kesetaraan yang perlu ada di organisasi bapera dan tidak adanya segmentasi. Persatuan itu artinya kita memiliki kesetaraan dalam semua aspek. 


Yang bisa di Poto itu objeknya tapi gagasan untuk mempersatukan pemuda itu tidak bisa dipoto. Gagasan Antropologis dan sosiologis ini, yang ada dalam diri seorang pemimpin. Jadi bapera ada untuk menyetarakan dan mempersatukan pemuda. 


Fahd selalu melihat dari sisi perspektif yang berbeda, dia adalah sosok pembelajar, memahami, lalu mengambil hikmahnya. Gagasan itu muncul dari interaksi dan fenomena. Gagasan hebat tidak akan muncul dari meditasi akan tetapi gagasan muncul dari interaksi. Semakin banyak berinteraksi dengan manusia, masalah dan  aspirasi maka disitulah akan muncul inspirasi. Inilah yang menyebabkan Fahd El Fouz Arafiq terinspirasi membuat BAPERA. 


Bicara kemiskinan di Indonesia tidak jauh dari Pasal 34 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan "Fakir Miskin dan Anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara" dan selanjutnya dalam Pasal 27 Ayat (2) menyatakan "Bahwa tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan". 


Fakir Miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, tapi faktanya dilapangan tidak demikian. Inilah tugas kita sebagai generasi penerus bangsa. harus ada peran pemuda yang berani dan mau mewujudkan pasal 34 dan 27 UUD'45 tersebut. 


Pemuda harus memiliki ide dan gagasan  cemerlang yang di kongkritkan dengan karya nyata. Dengan nilai nilai welas asih, berbagi dan kesalehan sosial  yang di lakukan oleh Fahd A Rafiq, Beliau ingin menyampaikan pesan  pada dunia bahwa, dengan berbagi kita bisa mendamaikan Indonesia dan dunia. 


Saya mendirikan Bapera disini sebagai kader bangsa bukan sebagai kader partai. Disini tidak ada sekat partai. Melihat fenomena yang terjadi di pilpres 2019 lalu,  faktanya masyarakat Indonesia masih terbelah menjadi dua kubu. Walaupun pemimpinnya telah bersatu akan tetapi tidak di ikuti oleh para pemilih dan simpatisannya. Inilah tugas kita pemuda untuk mempersatukan mereka kembali akibat pembelahan politik tahun 2019. 


Apakah dulu para pendiri republik ini  tidak mempunyai perbedaan. Jelas secara pandangan ideologi berbeda Soekarno dengan Hatta, Syahrir dan Tan Malaka. walaupun berbeda mereka tetap bisa bekerja sama dengan baik. 


Masyarakat yang terbelah jangan dibiarkan larut pasca pilpres 2019 terus kita rangkul untuk bersatu dan tetap berpegang pada Pancasila dan UUD'45, tutup nya. [asw]

Jumat, 14 Januari 2022

Fahd A Rafiq, Totalitas dan Disiplin


Bali Kini -
  Pemuda berusia 38 tahun ini, memang tidak ada habisnya untuk di bahas, khususnya di kalangan generasi millenial. Pemuda satu ini sedang fokus dengan organisasi yang digagas dan dipimpinnya yaitu Barisan Pemuda Nusantara (Bapera). 

Membahas tentang generasi, Putra dari  Almarhum A.Rafiq (penyanyi dangdut kondang era 80-90 an ini)  masuk dalam generasi Y (Millenial). Dikutip dari gramedia.com. Istilah-istilah generasi ini digunakan untuk mengelompokkan orang yang lahir dalam rentang tahun yang berdekatan dan kondisi lingkungan yang sama. Lima generasi itu,  Generasi Baby Boomers (1946-1964), Generasi X (1965-1980), Generasi Y (1981-1995), Generasi Z (1996-2010),Generasi Alpha (2011-sekarang). 

Generasi Millenial tumbuh dan berkembang di masa peralihan teknologi dari analog ke digital. Munculnya internet dan media sosial membuat kaum Millenial begitu canggih, kreatif, bebas dan berani mengambil resiko.

Perlu diketahui bersama generasi Millenial begitu ekspresif dan open minded dibandingkan generasi pendahulunya. Masyarakat pada generasi ini lebih berani menyampaikan pendapat, kepercayaan diri yang tinggi dan out of the box. 

Pria bernama lengkap Fahd El Fouz A rafiq ini dari kalangan Millenial yang tidak pernah kenal lelah untuk belajar dari generasi pendahulunya, hal inilah yang membedakan beliau dengan pemuda satu generasinya. Berikut ini sang pena akan membahas 2 point tentang Totalitas dan Kedisiplinan yang sudah mendarah daging pada kehidupan Ketua Umum DPP KNPI Periode 2015-2018 ini. 



TOTALITAS 

Bang Fahd panggilan akrab beliau, orang yang Totalitas dalam melakukan hal positif, dalam kamus besar bahasa Indonesia arti kata Totalitas adalah keutuhan; keseluruhan; kesemestaan: masyarakat dan kebudayaan dilukiskan sebagai satu. 

Mudahnya diartikan Totalitas melakukan sesuatu tidak setengah setengah akan tetapi menyeluruh, Gass pool, tidak nanggung dan konsisten. Inilah yang membedakan Fahd Arafiq dengan generasi Millenial seusianya. 

Totalitas tidak bisa terjadi jikalau hanya mengedepankan pengorbanan tanpa dibarengi adanya hal lain setelahnya. Apa hal lain itu? 

Kesediaan untuk berkorban, antusiame untuk mencari refferensi, pemahaman yang utuh, dan keberanian untuk berkata "tidak" adalah beberapa hal yang menjadi kunci untuk menciptakan suatu totalitas dalam bekerja ataupun berkarya.  

Beberapa point penjelasan singkat  yang menjadi penopang totalitas tersebut adalah: 


1. Kesediaan untuk Berkorban 

Pada dasarnya segala jenis profesi memerlukan totalitas dari sang empunya profesi itu. Sehingga kualitas hasil kerja bisa tercapai secara maksimal. 

Pengorbanan bisa berupa waktu, tenaga, finansial, dan lain sebagainya. Umumnya hal-hal yang menjadi "objek" untuk dikorbankan itu adalah sesuatu yang memiliki arti penting bagi kehidupan kita pribadi.  

Kerelaan atau kesediaan kita untuk mengorbankan hal-hal penting di kehidupan kita merupakan wujud penuangan dari sikap total terhadap sesuatu.  

Seorang aktor yang totalitas terhadap aktingnya, seorang pekerja yang totalitas dalam menjalankan pekerjaannya, seorang guru yang totalitas dalam mengajar murid-muridnya, seorang dokter yang totalitas mengobati para pasiennya, dan lain sebagainya.  

Pengorbanan bisa berupa waktu, tenaga, finansial, dan lain sebagainya. Umumnya hal-hal yang menjadi "objek" untuk dikorbankan itu adalah sesuatu yang memiliki arti penting bagi kehidupan kita pribadi.  

Waktu yang semestinya bisa kita pakai untuk bersantai tidak jarang harus dikorbankan demi menunaikan sebuah tugas "negara".  

Uang yang semestinya diperuntukkan untuk keperluan lain terkadang harus dikeluaran demi menalangi hal-hal yang berkaitan dengan profesi. Bahkan fisik pun rela "disakiti" demi mencapai standar profesi. 



2. Pemahaman Utuh 

Dalam memahami Totalitas seorang Fahd harus memiliki pemahaman yang sempurna terhadap kata Totalitas itu sendiri.

Panggung yang sedang dijalani Fahd A Rafiq ini berpotensi menginspirasi banyak orang. Apalagi organisasi yang dipimpinnya bergerak di bidang sosial kemanusiaan. Bisa menjadi sumber inspirasi para pemuda Indonesia khususnya. 

Anggapan ini tidak akan muncul  apabila kualitas peran yang Fahd lakukan saat ini biasa biasa saja. 

Kerelaan atau kesediaan kita untuk mengorbankan hal-hal penting di kehidupan kita merupakan wujud penuangan dari sikap total terhadap sesuatu.  


3. Giat Mencari Refferensi 

Bagi seorang Fahd mendalami peran yang dijalaninya saat ini adalah suatu keharusan. Meski begitu, Ketua Bidang Ormas DPP Partai Golkar ini harus belajar dari para pendahulunya untuk menyempurnakan perannya serta belajar dari kesalahan generasi pendahulu nya. 

Referensi bisa dengan membaca buku, nonton film akan peran yang Fahd Arafiq yang jalani saat ini. 

Yang pasti Fahd El Fouz A Rafiq ini telah memainkan peran yang luar biasa khususnya membantu masyarakat Indonesia yang tekena dampak Pandemi COVID -19 dengan memberikan banyak bantuan. beliau lakukan secara konsisten dalam membantu perekonomian negerinya. 


4. Berani Berkata "Tidak" 

Pada saat-saat tertentu adakalanya kita perlu berkata "tidak" terhadap sesuatu hal.berkata tidak itu bukan berarti kita menjadi seseorang yang suka melakukan penolakan.  

Akan tetapi hal itu didasari oleh keyakinan bahwa pemahaman yang kita miliki adakalanya harus lebih diutamakan daripada pemahaman milik orang lain. Kita harus memiliki pendirian untuk memastikan bahwa pemahaman yang kita miliki itu benar-benar bisa dituangkan dalam sebuah karya nyata. 


DISIPLIN 

Ayah tiga anak ini, memiliki sikap Disiplin diatas rata - rata kaum Millenial kebanyakan, soal ketepatan waktu seorang Fahd sangat konsisten. Sesibuk dan sepadat apapun aktivitas  beliau pasti akan bangun pagi dan shalat shubuh tepat waktu. 

Saat menjadi Ketua Umum AMPG Fahd El Fouz Arafiq secara langsung mengetes para anggotanya untuk bisa rapat tepat waktu. Seringnya Rapat digelar saat itu  pada jam macet  wilayah Slipi Jakarta Barat yaitu pukul 15.30 dan Jam 16.00 WIB. Sontak saat itu banyak para anggota PP AMPG yang telat karena macet dan jauh dari lokasi rapat. 

Belum lagi rapat dadakan yang biasanya sering di infokan 8 atau 7 jam sebelum waktu yang telah ditentukan,  membuat para anggota PP AMPG saat itu banyak yang tidak bisa hadir karena alasan dadakan, macet dan alasan lainnya. 

Dikutip dari Dictio.id, Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. 


Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu, Orang sukses tidak lepas dari disiplinnya terhadap perilaku penting secara terus menerus tanpa henti. 

Anda hanya berhenti ketika alam menghendakinya, selama kehendak itu datang dari alam bawah sadar Anda, maka segeralah bangkit dan tegak berdiri untuk terus maju mengejar tujuan. 

Untuk menjadi seorang pemimpin yang disiplin, seseorang harus mempersiapkan dan melakukan beberapa hal, 


1. Menerapkan perilaku disiplin pada diri sendiri 

Sebelum membawa kedisiplinan pada orang lain, maka kita harus menerapkan terlebih dahulu perilaku disiplin kepada diri sendiri. Disiplin diri menjadi dasar utama kepemimpinan anda akan terlihat. 

Hal inilah yang sudah ditunjukkan oleh seorang Fahd El Fouz Arafiq, sebelum memberlakukan sikap disiplin pada orang lain, beliau menerapkan diri pada dirinya sendiri. 


2 . Menantang semua alasan 

Untuk mengembangkan gaya hidup disiplin salah satu tugas anda adalah menantang dan menghilangkan kecenderungan apapun untuk membuat “ALASAN” (Execuse). Ketika Anda mempunyai beberapa alasan untuk tidak melakukan disiplin diri, maka sadarilah bahwa hal ini adalah kumpulan alasan yang mana semuanya harus di tantang jika anda ingin mendaki tingkat sukses lebih tinggi sebagai seorang Pemimpin. 


3. Fokus pada hasil 


Kapanpun anda memusatkan pikiran pada kesulitan kerja, bukan pada harapan dan hasil akhir yang memuaskan, maka dipastikan semangat kerja akan mengendur dan gairah akan menghilang. 


Jangan fokuskan diri dalam kesulitan yang tengah dihadapi, namun segera selesaikan tugas dan fokus kembali pada apa yang harus dilakukan. 


Tidak peduli anda seorang profesional atau pendatang baru baik dalam organisasi sosial atau dunia bisnis ekonomi, kedisiplinan tetap menjadi jalan utama menjadi seorang pemimpin yang sukses. 


Dari dua poin diatas dapat disimpulkan bahwa, Totalitas tidak bisa terjadi jikalau hanya mengedepankan pengorbanan tanpa dibarengi adanya hal lain setelahnya.  


Totalitas haruslah dimaknai secara utuh bahwa didalamnya kita perlu untuk berkorban sembari terus belajar hal-hal baru hingga kita memiliki pemahaman yang utuh terhadap sesuatu yang ingin kita kerjakan tersebut. Selaras dengan hal itu, kita mesti tahu kapan saatnya untuk berkata "tidak". dan Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang dan menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat.[*]

Rabu, 27 Oktober 2021

Pondok INDI Dorong Perekonomian Keluarga KWT


Tabanan ,Bali Kini -
Guna menumbuhkembangkan hasil pengelolahan pangan lokal lebih inovatif, dibentuklah sebuah ide membangun sebuah pondok yang diberi nama 'Pondok Indi'.


Selaku pemilik dari Pondok Indi, Ir. Ni Ketut Indiani Masmini mengatakan bahwa pondok Indi dibentuk pada, 5 Mei 2020, lalu dengan sport dan dukungan berbagai pihak. Salah satunya adalah suami, I Wayan Purnata SP.


Guna menjadikan wadah berkumpul para pengusaha dalam pengolahan pangan, maka pondoo ini didirikan di Br. Pohgending, Des. Pitra, Kec. Penebel, Kab. Tabanan.


"Kalau bicara nama, kebetulan pemilik dipanggil dengan nama INDI. Jadi kita pakai nama Pondok Indi," Singkat Indiani.



Ibu dari tiga anak ini, menyebut bahwa banyak hal yang menjadi tujuan dibangunnya Pondok Indi. Hal utama, kata Indiani sebagai tempat berkumpulnya Sekedemen KWT Mandiri  (Perhipunan Pelaku Usaha Pangan)  yang SUKA dan AKTIF dalam mengolah hasil pangan lokal menjadi produk yang memiliki nilai jual.


"Sebagai tempat mempromosikan hasil olahan KWT ke seluruh masyarakat. Dan mengedukasi kepada masyarakat mempoles lahan untuk tanam sayur menjadi taman tanaman hias," sebutnya.


Termasuk juga bisa dijadikan tempat meningkatkan wawasan kelompok untuk mengolah pangan local lebih inovatif.


"Banyak manfaat yang didapat dari Pondok Indi. Disini bisa mempromosikan hasil olahan KWT sehingga di kenal masyarakat luas. Meningkatkan kratifitas dalam pengolahan pangan lokal, serta mendapatkan profit baik KWT," tegasnya.


Selain itu, sambungnya bahwa olahan di Pondok Indi juga memperkenalkan bahwa tanaman sayur selain bisa di konsumsijuga bisa dijadikan sebagai tanaman hias di pekarangan rumah.


Kedepan di Pondok Indi bisa menampung dan menyalurkan produk dan olah KWT. "Setidaknya, mampu meningkatkan perekonomian keluarga KWT yang tergabung dalam seke demen KWT pengolah hasil pangan lokal kabupaten Tabanan," Jelas Indiani penuh semangat.


Kedepan di Pondok Indi bisa menampung dan menyalurkan produk dan olah KWT. Mampu meningkatkan perekonomian keluarga KWT yang tergabung dalam seke demen KWT pengolah hasil pangan lockal kabupaten Tabanan.[ar/5]

Jumat, 01 Oktober 2021

Doa Kumham Untuk Negeri


BALI KINI ■ Pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia di tengah upaya jajaran Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) memberikan bakti kepada masyarakat. Bagi Kemenkumham, mengandalkan ikhtiar semata belumlah lengkap tanpa doa. Kondisi ini menggerakkan Kemenkumham untuk menaikkan doa bersama bagi Indonesia pada Jumat (01/10/2021).

Kegiatan Doa Kumham untuk Negeri dipimpin oleh para pemuka dari perwakilan lima agama yaitu Prof. Nasarudin Umur (Islam), Pdt. Bernard Manik (Kristen), Romo Paulus Andri Astanto (Katolik), Ida Pinandita KHRT Astono Candra Dana (Hindu), dan Suhu Pushan (Budha). Sementara itu, segenap jajaran Kemenkumham di seluruh Indonesia mengikuti dan menaikkan doa secara serentak melalui live streaming.

Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly mengatakan bahwa penting untuk mendoakan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Doa juga dinaikkan bagi pegawai. Kemenkumham agar diberikan kelancaran dan keselamatan, dapat melaksanakan tugas dan pengabdian, serta dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

“Doa merupakan senjata spiritual bagi kita, yang tentunya sangat ampuh dalam melindungi diri kita, guna mendukung keberhasilan program yang dicanangkan oleh pemerintah,” jelas Yasonna saat memberikan arahan di Graha Pengayoman.

Sudah banyak upaya yang dilakukan Kemenkumham agar tetap sehat dan produktif di tengah pandemi Covid-19. Kemenkumham mengakomodasi vaksin bagi para pegawai, melakukan swab antigen dan PCR kepada pegawai, penerapan protokol kesehatan yang ketat, serta pemberian bansos kepada masyarakat dan pegawai terdampak Covid-19.

Menurut Yasonna, kegiatan Doa Kumham untuk Negeri merupakan ikhtiar batin guna menyempurnakan upaya lahir sudah dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak dalam menangani pandemi ini.

“Semoga ikhtiar ini mampu menggerakkan kesadaran bersama untuk terus mendoakan negeri ini, optimis pandemi akan berlalu,” tutur Menkumham. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM, Komjen Pol. Andap Budhi Revianto meyakini segala upaya yang diiringi dengan doa akan membawa kebaikan. Sekjen berharap Kemenkumham semakin PASTI (Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan Inovatif) dalam menghadapi berbagai dinamika yang ada.

“Doa yang terbaik bagi Kemenkumham, doa yang terbaik bagi negeri kita tercinta Indonesia, teriring harapan kita semua semoga apa yang kita mohonkan bersama dapat dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa,” kata Sekjen. (Ami/Adv) 

Rabu, 05 Mei 2021

LLDIKTI VIII RESMI SERAHKAN SK PENETAPAN GURU BESAR REKTOR UNDIKNAS


Bali Kini , Denpasar -
Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) menyelenggarakan Hybrid Talkshow dengan topik pembahasan “Kiat Sukses Meraih Jabatan Akademik/Fungsional Dosen”. Hybrid Talkshow yang menghadirkan Kepala LLDikti Wilayah VIII sebagai Keynote Speaker, memberikan motivasi kepada dosen-dosen di lingkungan Undiknas berkenaan dengan strategi-strategi yang dapat ditempuh oleh dosen-dosen untuk meraih jabatan akademik/fungsional dosen. Professor Dasi Astawa, Kepala LLDikti VIII, dengan semangatnya yang selalu membara, mengajak seluruh dosen agar senantiasa tidak pernah menyerah dalam berkarya dan melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. 

Talkshow pada rabo  5 Mei 2021  dilaksanakan dengan sistem hybrid yang mengundang Dosen-dosen Undiknas untuk hadir langsung di Ruang Auditorium Dwi Tunggal dan beberapa dosen juga difasilitasi untuk bergabung melalui Zoom Meeting. Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Auditorium tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 yang sangat ketat. Acara Hybrid Talkshow dihadiri lengkap oleh jajaran wakil rektor, kepala lembaga tingkat universitas, serta jajaran dekanat di lingkungan Undiknas. 

Acara Hybrid Talkshow pada siang hari ini, juga dirangkaian dengan Penyerahan Surat Keputusan (SK) oleh Kepala LLDikti VIII tentang Penetapan Jabatan Akademik Guru Besar Bapak Rektor Undiknas. Universitas Pendidikan Nasional kembali menambah jumlah Guru Besar dalam Bidang Ilmu Manajemen. Gelar Akademik Guru Besar adalah bentuk pengakuan akademik tertinggi yang diberikan kepada tenaga pendidik. Suatu kebanggaan bagi Undiknas menyambut Gelar Akademik Guru Besar yang baru saja diraih oleh Rektor Undiknas. Pada kesempatan yang berbahagia ini, Kepala LLDikti Wilayah VIII menyerahkan 1) Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang Kenaikan Jabatan Akademik/ Fungsional Dosen, 2) Surat Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Dosen, 3) Surat Pernyataan Menduduki Jabatan Akademik Guru Besar oleh Kepala LLDikti VIII, dan 4) Surat Pernyataan Kepala LLDikti VIII untuk Bapak Rektor Melaksanakan Tugas Guru Besar sebagai Dosen PNS dpk. Universitas Pendidikan Nasional.

Selamat dan sukses untuk Bapak Rektor Undiknas, Prof. Dr. Nyoman Sri Subawa, M.M., semoga dengan gelar akademik baru yang diraih dapat memberikan kontribusi yang positif pada keilmuan dan pada masyarakat luas. Gelar Akademik yang diraih tentunya akan berkontribusi dalam pengembangan kapasitas perguruan tinggi.

“Capaian Guru Besar itu merupakan proses yang harus dilalui oleh setiap dosen sebagai capaian tertinggi dengan hasil karya publikasi tertinggi berupa jurnal internasional bereputasi terindeks Scopus ataupun Web of Science. Hal ini membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan kecerdasan dalam memberikan respon jawaban kepada reviewer.”, ujar Prof. Dr. Nyoman Sri Subawa, M.M. mengakhiri sekapur sirih beliau. [ip/*]


Senin, 18 Januari 2021

Kunjungi Langsung ke Lokasi Bencana, Lions Club Makassar Serahkan Bantuan Kepada Korban Gempa Sulbar

Bali kini ,Majene - Rombongan Lions Club Makassar yang dipimpin President Lions Club Makassar Rajawali, Lion Frengky Sengkey mengunjungi langsung lokasi bencana alam gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat, Senin (18/01/2021).

Dalam kunjungan tersebut, rombongan Lions Club Makassar membawa bantuan logistik dari Lions Clubs International District 307 B2 Indonesia, Lions Clubs International Foundation (LCIF), Yayasan Lions Indonesia, dan Yayasan Lions Mengabdi Indonesia.

Kegiatan sosial bertajuk "Emergency Grant Program 'Majene-Mamuju Earthquake Disaster Relief' West Sulawesi, Indonesia" ini merupakan wujud kepedulian dari organisasi kemanusiaan internasional tersebut terhadap musibah bencana alam gempa bumi yang melanda wilayah Sulawesi Barat.


Di wilayah Kabupaten Majene, rombongan Lions Club Makassar menyisir sejumlah titik tempat pengungsian warga terdampak bencana seperti di daerah Rangas, Oanang, Sendana dan lainnya lalu menyerahkan langsung bantuan kepada masyarakat yang berada di tenda-tenda pengungsian.

 menyerahkan langsung kepada warga di tenda-tenda pengungsian di daerah yang bisa dijangkau rombongan, selanjutnya bantuan berupa bahan makanan, minuman ringan, perlengkapan mandi (sabun, odol, sikat gigi), sarung dan lainnya, diserahkan kepada pihak BPBD Majene dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Polman untuk membantu mendistribusikan kepada masyarakat yang berada di pelosok-pelosok desa.

Bantuan yang diserahkan oleh President Lions Club Makassar Rajawali, Lion Frengky Sengkey kepada pihak BPBD Majene, diterima langsung oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Majene, Sirajuddin yang menyatakan sangat berterima kasih dengan bantuan dari Lions Club ini kepada masyarakat Majene mengingat lebih banyak bantuan yang ke Mamuju dan hanya melewati warga Majene sehingga terjadi penjarahan di jalanan.

Sementara bantuan dari Lions Club yang diserahkan kepada pengurus IDI Polman untuk disalurkan ke masyarakat terdampak bencana gempa yang berada di daerah-daerah pelosok, diterima langsung oleh Ketua IDI Kabupaten Polman, dr Evaty Junus.

Presiden Lions Club Makassar Rajawali, Lion Frengky Sengkey kepada media ini menyampaikan, rombongan yang dipimpinnya hanya bisa sampai ke wilayah Kabupaten Majene dan tidak dapat meneruskan perjalanan ke Kabupaten Mamuju karena terputusnya jalanan akibat longsor yang terjadi Senin (18/01/2021) pagi di daerah Belalang, Majene, sehingga bantuan disalurkan melalui pihak BPBD dan IDI. ( js/r3 )

Selasa, 29 Desember 2020

Rai Mantra Hadiri Launching Buku 'Jejak Awal Hindu di Indonesia' Karya Alm. Prof. Dr. IB Mantra

Bali Kini ,Denpasar - Serangkaian peringatan HUT Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar, beragam kegiatan turut dilaksanakan. Kali ini, sebagai sumbangsih dalam mendukung terciptanya kemajuan pendidikan Agama Hindu, secara resmi turut diluncurkan Buku berujudul Jejak Awal Hindu di Indonesia di Pendopo Hotel Inna Bali Heritage Denpasar, Selasa (29/12).


Hadir dalam kesempatan tersebut Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra sekaligus mewakili Keluarga Besar Alm. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Dalam kesempatan tersebut secara langsung dilaksanakan bedah buku dengan menghadirkan pembedah yakni Prof. Dr. Nengah Duija dan Dewa Windu Sancaya.


 Ket foto : Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra sekaligus perwakilan keluarga saat menerima buku dari hasil desiminasi desertasi Alm. Pro. Dr. IB Mantra yang berjudul Jejak Awal Hindu di Indonesia di Pendopo Hotel Inna Bali Heritage Denpasar, Selasa (29/12).




Walikota Rai Mantra mengatakan bahwa pihaknya berterimakasih atas diluncurkannya buku berujudul Jejak Awal Hindu di Indonesia yang merupakan hasil deseminasi dari Desertasi Alm. Prof. Dr. IB Mantra. Tentunya dengan diluncurkanya buku ini diharapkan mampu memberikan inspirasi dan pencerahan bagi masyarakat secara luas dalam memahami perjalanan Agama Hindu.


“Tentunya kami mengucapkan terimakasih kepada Civitas Akademika UNHI yang bahu membahu sehingga buku ini dapat diluncurkan, semoga kedepan dapat memberikan kemanfaatan bagi masyarakat luas,” jelasnya’


Direktur Pascasarjana UNHI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Suka Yasa mengatakan bahwa peluncuran buku ini merupakan persembahan dari pascasarjana UNHI untuk mendukung kemajuan pendidikan Hindu di Bali dan Indonesia. Dimana, keberadaan buku ini kedepanya menjadi sangat penting untuk memberikan gambaran tentang peradaban Agama Hindu di Indonesia.


“Buku ini lahir dari desiminasi karya Desertasi Alm. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra yang diharapkan mampu memberikan pencerahan dan gambaran akan peradaban Hindu di Indonesia,” jelasnya


Wakil Rektor III UNHI Denpasar, Dr. I Wayan Muka mengaku bersyukur atas diluncurkanya Buku berujudul Jejak Awal Hindu di Indonesia  ini. Hal ini merupakan sebuah bukti sumbangan karya literasi dari UNHI Denpasar.


Wayan Muka mengatakan bahwa karya ini bukanlah sesuatu yang mudah. Dimana berbagai tahapan serta proses panjang telah dilalui hingga sampai pada tahap peluncuran. Kedepan upaya penerjemahan akan terus dilaksanakan sehingga dapat memberikan inspirasi bagi Umat Hindu Indonesia.


“Hal ini merupakan karya monumental dan akan menjadi rujukan bagi kita Umat Hindu kedepanya, semoga dapat menjadi berguna bagi seluruh umat hindu, khususnya masyarakat Bali,’ pungkasnya. (Ags/r2).

Kamis, 02 Januari 2020

Berspiritual dalam Berpolitik

[ Penulis : Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE.,MM ]

Tabanan,BaliKini.Net - Sebagian masyarakat memandang bahwa politik itu kotor, kejam dan sebaiknya dijauhi. Pandangan tersebut tentu tidak sepenuhnya salah dan sebaliknya juga tidak sepenuhnya benar. Kalaupun kemudian berpolitik itu masih dianggap sebagai sesuatu yang kotor bagi sebagian masyarakat, saya yakin karena kelompok masyarakat yang seperti itu mungkin hanya melihat politik tidak secara utuh dan jujur. Kejujuran yang saya maksudkan dan yang paling sangat mendasar adalah karena sejatinya politik telah menjadi bagian hidup keseharian manusia.

Ketika masyarakat telah memposisikan bahwa dunia politik itu kotor dan kejam hingga kemudian sebagian masyarakat tidak peduli dengan politik, jelas hal tersebut sangat disayangkan. Seorang penyair Jerman Bertold Brecht (1898-1956) mengatakan bahwa buta yang terburuk adalah buta politik. Seorang yang mengidap buta politik adalah dia yang tidak mendengar, tidak berbicara dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa perpolitikan.

Pendapat Bertold Brecht tadi tentu sangat layak untuk dijadikan sebuah renungan berkesadaran bahwa mau tidak mau harus digaris bawahi setiap manusia itu hidup dalam lingkaran politik. Dengan demikian setidak-tidaknya setiap manusia juga memiliki kewajiban untuk membuka mata, telinga dan mulutnya untuk melihat, mendengar dan berkomentar tentang riak-riak politik yang sedang terjadi. Mengingat, dalam dunia demokrasi, kebebasan berbicara tentu sangat terbuka dalam tujuan untuk menyampaikan ide, gagasan maupun aspirasi politiknya sebagai bentuk hak berpolitik setiap warga negara. Bahkan bagi saya pribadi yang dipercaya duduk sebagai Wabup Tabanan hingga periode kedua ini mendampingi bupati Ibu Ni Putu Eka Wiryastuti memiliki sebuah pandangan yang sederhana. Yakni, aspirasi masyarakat adalah sebuah bentuk peran serta nyata masyarakat dalam membangun. Aspirasi masyarakat adalah sebuah bentuk kecintaan masyarakat kepada pemimpinnya dan itu adalah bukti nyata peran serta masyarakat dalam berpolitik.

Pendapat pribadi saya ini dikarenakan saya melihat bahwa dunia politik itu seni, terutama seni memanajemen berbagai persoalan bahkan berbagai konflik untuk kemudian didiskusikan bersama dengan tujuan mencari solusi atau jalan keluarnya. Dalam tujuan yang lebih besar lagi, justru persoalan atau konflik justru bisa dilihat sebagai sebuah potensi. Tentunya potensi yang dimaksudkan adalah potensi sebagai wahana berjuang dengan salah satu muaranya adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Dari titik ini saya kemudian memiliki pandangan berikutnya terhadap dunia politik. Yakni dunia politik merupakan sebuah swadharma mulia karena didalamnya ada spirit perjuangan. Spirit perjuangan tersebut tiada lain dengan tujuan untuk terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Nah ketika saya meletakkan politik sebagai sebuah swadharma mulia, tentu ini juga dinafasi oleh kesadaran saya sebagai manusia Bali yang berprinsip Bangga Jadi Orang Tabanan. Bentuk pengejawantahannya adalah menjadikan nilai-nilai budaya Bali dan ajaran-ajaran agama Hindu sebagai landasan atau pedoman dasar saya dalam berpolitik. Pada akhirnya seiring dengan kegigihan manusia Bali menggelar berbagai jenis yadnya, saya melihat bahwa ketika dunia politik dilakoni secara benar maka sejatinya pula seseorang yang berjalan pada dunia politik tersebut adalah juga telah berjalan pada ruang-ruang spiritual. Ruang-ruang spiritual yang saya maksudkan tiada lain karena dalam berpolitik seseorang telah berjuang penuh dan itu adalah memperjuangkan hal-hak mendasar tentang kemanusiaan. Atau bisa disebutkan bahwa seorang politikus sejati adalah seseorang yang dengan otak (kecerdasan berpikir), otot (tenaga atau fisik) bahkan ongkos (biaya politik) berjuang untuk masyarakatnya. Pendapat saya ini tentu berawal dari sebuah keyakinan saya bahwa berspiritual diera milenial ini tentu tidak harus dengan menyepikan diri masuk kedalam hutan hanya untuk meraih kebahagiaan diri pribadinya. Lebih dari itu, pelaku spiritual juga layak untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan atau hak-hak masyarakat. Dalam dunia politik, kebahagiaan masyarakat atau hak-hak masyarakat terwujud ketika kesejahteraan hidup mereka tercapai.

Spirit spiritual yang dialirkan dalam dunia perpolitikan tentu kemudian menjadikan jalan-jalan mudah bagi seseorang untuk mewujudkan cita-cita politiknya. Meskipun tidak bisa dipungkiri dalam perjalanannya ada berbagai hambatan, kendala dan beragam persaingan yang harus dilewatinya seperti halnya yang tergambarkan dalam epos Mahabharata. Dalam epos tersebut, tokoh-tokoh Seratus Korawa menggambarkan sedemikian kotornya dunia politik. Setiap saat melahirkan polemik dan intriknya untuk menghancurkan saudara misannya yang kekuatannya hanya lima persen dari kekuatan Satus Korawa yang bersaudara seratus kakak beradik. Namun dengan landasan dharma yang kuat serta spiritualitas diri yang kuat (terutama keyakinannya terhadap Krisna sebagai Jiwa Yang Agung) yang sedemikian melekatnya didalam jiwa masing-masing diri kelima putra Pandu, saudara dekat yang sekaligus juga musuh besarnya yakni seratus putra Kuru dapat dikalahkannya dalam perang maha dahsyat yang berlangsung di Padang Kurukestra. Ini menandakan ketika seseorang berpolitik mengedepankan prinsip-prinsip kebenaran atau ketika berpolitik yang mengedepankan spiritualitas yang tulus dan kuat, maka tujuan politiknya akan terwujud dan diterima masyarakat bahkan juga sangat mungkin diterima oleh semesta. Inilah perwujudan politik yang bertaksu.

Hingga akhirnya dengan penuh kerendahan hati saya mengajak semua pihak terutama kalangan politikus khususnya kader-kader dan para simpatisan PDIP terutama kader dan simpatisan PDIP di Tabanan untuk lebih sering melakukan perenungan-perenungan diri dan menjadikan spiritual sebagai landasan berpolitik. Terlebih lagi dalam mempersiapkan diri menghadapi perhelatan Pilkada serentak pada September tahun 2020 ini. Yakinlah pula bahwa ketika dengan matangnya spiritualitas diri dalam berpolitik, maka persoalan-persoalan rakyat akan semakin mudah terlihat untuk kemudian diperjuangkan dengan prinsip-prinsip kebenaran. Satyam Eva Jayate, kebenaran pasti menang. Semoga tulisan ini bermanfaat. [r7*]
© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved