-->

Kamis, 28 April 2022

Bupati Karangasem I Gede Dana dan Wabup Wayan Artha Dipa Mengucapkan Selamat Idul Fitri 1443 H


Karangasem, Bali Kini - Beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri  atau Lebaran, warga muslim di Kabupaten Karangasem terus memperbanyak amaliah Ramadhan untuk mencapai gelar Insan Muttaqin, hingga menyambut hari yang Fitri, hari kemenangan setelah sebulan penuh berjuang melawan hawa nafsu. 

Selama Bulan Ramadhan, Bupati Karangasem, I Gede Dana bersama Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa dan anggota Forkopimda juga menyelenggarakan kegiatan Safari Ramadhan bertajuk “Bupati Menyapa”, yakni mengunjungi kampung-kampung muslim guna beranjangsana untuk mempererat tali silaturahmi dengan warga muslim di Bumi Lahar. 

Tradisi rutin yang biasanya dilaksanakan oleh Pemkab Karangasem selama bertahun-tahun, yakni berbuka puasa bersama warga dan tokoh masyarakat muslim di Kantor Bupati, kini sedikit berubah dimana sebagai Pemerintah Daerah, Bupati Gede Dana bersama Wabup Wayan Artha Dipa dan anggota Forkopimda, balik yang beranjangsana ke kampung-kampung muslim untuk menyapa “Nyame Selam” (Suadara Muslim), bersilaturahmi dan menyerap aspirasi dengan warga setempat. 

Bupati Gede Dana mengaku sangat mengapresiasi tradisi menyame braya yang masih sangat kuat dan kental di kalangan Umat Muslim dan Umat Hindu di Karangasem. “Ini patut dijaga dengan baik, sehingga kehidupan harmonis bisa berlangsung dan terus terjaga,” ujar Gede Dana, Kamis (28/4/2022). 

Banyak tradisi yang dilaksanakan umat muslim di Karangasem, utamanya saat berbuka puasa bersama, salah satunya tradisi Megibung di Banjar Saren Jawa, Tradisi Medulang di Kampung Gerembeng Atas, Tradisi Ngandang di Kampung Karangtebu dan banyak tradisi lainnya yang merupakan akulturasi budaya dan tradisi masyarakat di Karangasem. 

Dan beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, warga muslim di Karangasem sudah mulai melakukan berbagai persiapan untuk merayakan hari kemenangan. Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Karangasem pada Idul Fitri tahun ini akan melaksanakan Shalat Ied di Lapangan tanah Aron, Amlapura. Dan terkait kegiatan ini, Pemkab Karangasem akan memfasilitasinya. Sementara untuk kegiatan Takbiran keliling untuk tahun PHBI Karangasem memutuskan untuk meniadakannya. 

Terkait perayaan Idul Fitri yang masih dalam masa transisi dari Pandemi ke Endemi Covid-19, Bupati Gede Dana menyerukan untuk setiap kegiatan ibadah agar tetap memperhatikan Protokol Kesehatan, utamanya mengenakan masker, namun tidak mengurangi kekhusyukan dan keceriaan Lebaran. “Dalam kesempatan yang berbahagia ini, saya Bupati Karangasem, I Gede Dana dan Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa dan atas nama jajaran pemerintah dan masyarakat Kabupaten Karangasem mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah, Mohon Maaf Lahir dan Bathin,” ucap Gede Dana. (Rls/adv)

Rabu, 16 Februari 2022

Wagub Cok Ace Luncukan Buku 'Padma Bhuawana', Kupas Pembangunan Bali Dengan Masing-Masing Taksunya


Denpasar, BALIKINI.Net – Bertepatan pada Saniscara Wage, Wuku Prangbakat (12 Februari 2022), Wakil Gubernur Bali Prof. Dr. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati meluncurkan buku “Padma Bhuawana”, bertempat di Gedung Ksirarnawa-Taman Budaya, Denpasar. 

Wagub Cok Ace, mengatakan bahwa buku Padma Bhuawana mengupas tentang pembangunan Bali dengan masing-masing taksunya. 

Menurut Wagub Cok Ace bahwa kekuatan penggerak aktif yang inheren dalam prinsip-prinsip alam ditransformasikan ke dalam konsepsi ruang (space). Ruang – dan ‘waktu’ pada aspek yang lain – adalah penggerak utama seluruh sistem kehidupan. Faktanya, tidak ada satu pun sistem yang berada di luar ruang dan waktu. 

Ruang menyediakan arena bagi tindakan, sedangkan waktu menggerakkan perubahannya. Hindu mengekspresikan kekuatan ruang dan waktu ini dalam simbolis dewa- dewa. Salah satunya adalah Padmabhuwana, konsepsi ruang kosmis laksana bunga Padma (Tunjung, teratai atau, lotus), di mana pada setiap ruang dikuasai oleh spirit kedewataan.

Konsepsi Padmabhuwana mengajarkan bahwa ruang itu satu (Eka), tetapi terbagi-bagi menjadi banyak (Aneka), dan setiap ruang dikuasai oleh spirit kedewataan tertentu. Padmabhuwana dengan pola delapan helai bunga Padma (Astadala) dan satu pusat di tengah yang dihubungkan dengan kekuasaan sembilan dewa (Dewata Nawasanga), inilah digambarkan secara utuh dalam kidung Aji Kembang di atas. 

Sembilan ruang ini digambarkan mempunyai karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan spirit kedewataan yang menguasai, selayaknya fungsi-fungsi organ vital dalam tubuh manusia. Walaupun seluruh ruang mencerminkan satu kesatuan yang utuh dan padu, tetapi ia berbeda dalam bentuk, karakter, dan fungsi (nama-rupa). Perbedaan bentuk,karakter, dan fungsi ruang ini menuntut penyesuaian dari seluruh aktivitas di dalam ruang tersebut, sehingga antara wadah dan isinya selaras.

Dalam buku tersebut, juga tersirat bahwa Kebahagiaan akan terwujud apabila antara wadah dan isi, ruang dan tindakan, benar-benar harmonis. Ibarat memakai baju piyama saat melakukan rapat resmi, ini bukanlah semata-mata persoalan boleh dan tidak boleh, namun dapat dipastikan bahwa tidak banyak orang yang merasakan bahagia ketika mereka salah kostum seperti itu. 

“Logika sederhana inilah yang sesungguhnya memantik keinginan titiang untuk menjabarkan konsepsi Padmabhuwana dalam konteks pembangunan Bali dalam buku ini. 
Masalah mendasarnya adalah, sudahkah pembangunan Bali sesuai antara wadah dan isinya?," tutur Wagub Cok Ace yang juga merupakan Guru Besar di ISI Denpasar. 

Lebih lanjut, Wagub Cok Ace mengatakan, bahwa Mengacu pada lontar Padmabhuwana yang menyatakan bahwa Mpu Kuturan, sekitar abad ke-11, menyebut Bali sebagai Padmabhuwana. Danghyang Nirartha pada abad k-15 juga menyatakan hal yang sama. Artinya, Bali telah digambarkan sebagai satu kesatuan ruang yang dijaga oleh kemahakuasaan Dewata Nawasanga dengan atribut, karakter, dan fungsi masing-masing. 

Dalam ruang inilah, seluruh aktivitas masyarakat Bali berlangsung untuk mewujudkan tujuan hidupnya, moksartham jagadhita. Artinya, apabila masyarakat Bali meyakini bahwa seluruh tindakannya dipayungi oleh kekuatan para dewa, maka sudah sepatutnya hidupnya sejahtera. Namun pada kenyataannya, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup masyarakat Bali masih belum sepenuhnya bisa diwujudkan.


Refleksivitas terhadap keterpukuran pariwisata Bali saat pandemi Covid-19, yang berimplikasi luas terhadap kondisi perekonomian masyarakat Bali, termasuk meningkatnya angka kemiskinan, semakin memperkuat keyakinan titiang bahwa ada banyak aspek yang masih harus diperbaiki dalam pembangunan Bali. Kembali lagi, harmoni antara wadah dan isi sebagai sumber kebahagiaan hidup itulah yang belum terwujud dalam pembangunan Bali saat ini.

Lebih lanjut, Wagub Cok Ace juga mengatakan bahwa Harmoni wadah dan isi adalah esensi Padmabhuwana dalam pembangunan Bali yang dihadirkan dalam buku tersebut. 

“Harus kita akui bahwa pembangunan Bali selama ini masih sulit melepaskan diri dari utopia pariwisata. Seolah-olah, hanya pembangunan kepariwisataan yang dapat menggerakkan perekonomian Bali sehingga semua daerah berloma-lomba untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya. Kita telah melupakan bahwa Padmabhuwana mengajarkan setiap ruang memiliki karakteristik taksu masing-masing sehingga tidak mungkin dikembangkan dengan pola yang sama," ungkapnya. 

Dijelaskan Wagub Cok Ace, Taksu adalah kekuatan intrinsik yang tidak tampak (niskala), tetapi menentukan keberhasilan segala yang tampak (sakala). Taksu memastikan setiap potensi dapat berkembang optimal, jika dan hanya jika, ia dikembangkan dalam ruang yang tepat. 

Oleh karena itu, seluruh program pembangunan Bali harus dimulai dengan menggali taksu setiap wilayah, dan Padmabhuwana menyediakan konsepsi untuk itu.Bagaimana membangun wilayah Timur, Selatan, Barat, Utara, dan Tengah, haruslah disesuaikan dengan taksu menurut spirit kedewataan yang menguasainya.

Sejalan dengan visi pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, maka konsepsi Padmabhuwana relevan dijadikan kerangka pendekatan untuk pemetaan kewilayahan baik secara sakala maupun niskala. Secara sakala bahwa prioritas pembangunan di setiap wilayah kabupaten/kota harus didasari karakteristik geografis, demografis, serta potensi sumber daya dominan. Optimalisasi seluruh potensi tersebut haruslah didasari karakteristik dan fungsi setiap Dewata Nawasanga yang menaungi wilayah tersebut sehingga terbangun taksu yang meniscayakan semua potensi berkembang maksimal.

Berdasarkan pemetaan inilah, maka pembangunan dan pemberdayaan potensi harus menyasar seluruh elemen Sad Kerthi, yakni jiwa masyarakatnya (Atma Kertih), kualitas SDM-nya (Jana Kertih), tata ruang wilayahnya (Jagat Kertih), dan seluruh elemen alam serta lingkungan biotik yang berada di dalamnya (Samudera, Wana, dan Danu Kertih). Jadi, konsepsi Padmabhuwana menyediakan landasan teoretis maupun praksis untuk mewujudkan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

“Tanpa bermaksud menyatakan buku ini sempurna, tetapi titiang mempunyai keyakinan yang kuat bahwa buku ini perlu dibaca oleh seluruh lapisan masyarakat dan khususnya
para pemimpin daerah, untuk merefleksikan kembali pembangunan Bali yang telah dilaksanakan saat ini, serta keberlanjutannya pada masa depan. Bagaimana kita menggali segenap potensi wilayah tanpa ketergantungan pada sektor pariwisata, akan memberi dampak lebih besar terhadap penguatan fondasi perekonomian Bali”, tutur Penglisir Puri Ubud tersebut. 

Lanjut ya, “Bukan berarti kita mengabaikan pariwisata, melainkan agar semuanya berjalan secara integral dan holistik demi kesejahteraan masyarakat Bali. Pembangunan Bali dengan manajemen satu pulau (One Island One Management) menjadi syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan integral, holistik, dan berkelanjutan. Dengan demikian, visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dapat diwujudkan melalui pola pembangunan Bali yang terencana, terkoordinasi, dan terkoneksi antarwilayah”, pungkas Wagub Cok Ace seraya menyerahkan buku Padma Bhuawana kepada Gubernur Bali Bapak Wayan Koster. (**)

Rakon PKK Provinsi Bali, Ini Harapan Ny. Sagung Antari Jaya Negara


Denpasar - Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara didampingi Ketua  Bidang IV Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana mengikuti Rapat Konsultasi (Rakon) PKK Provinsi Bali Tahun 2022  tentang Penyusunan Strategi Gerakan PKK tahun 2022 secara Daring Rabu (16/2).

Hasil Rakon PKK Provinsi Bali Ny. Sagung Antari Jaya Negara mengharapkan setiap Bidang Pokja PKK Kota Denpasar untuk menyusun program disesuaikan kegiatan di masing masing Perangkat Daerah.  

Hal itu sesuai dengan hasil rakon PKK Provinsi Bali dan Peraturam Dalam Negeri  No 36 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Presiden No 99 Tahun 2017 tentang gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.

Sehingga program PKK kedepan dapat berjalan dengan baik dan bersinergitas dengan Perangkat Daerah (PD) terkait. Sesuai dengan 5 program prioritas seperti penanganan stunting, posyandu, pelaksanaan 10 program PKK, perekonomian berbasis keluarga, kewirausahaan, dan dukungan tugas bagi perangkat daerah. 

"Dengan semua kegiatan disinergikan dengan Perangkat Daerah terkait, maka pogram itu akan cepat terialisasi dan tepat sasaran," kata Ny. Sagung Antari Jaya Negara. 

Sementara itu Kadis DPMD Kota Denpasar I Wayan Budha mengatakan Program PKK memang seharusnya tidak hanya di DPMD sesuai dengan hasil Rakon Provinsi Bali. Tentunya kedepan akan dilakukan koordinasi dengan Perangkat Daerah terkait untuk pelaksanan program pioritas PKK tersebut. 

"Sehingga penganggaran dari tingkat Perangkat Daerah sampai Kecamatan, Desa/Lurah sudah ada anggaran untuk kegiatan," kata Budha

Seketraris TP Ni Made Suastini Propinsi Bali mengatakan, untuk mensukseskan visi dan misi program PKK, agar kegiatan TP PKK Kota/ Kabupaten agar disinergitaskan dengan Perangkat Daerah terkait.  Untuk itu harus  dilakukan koordinasi dan komuniksi terus ditingkatkan.(ayu/h)

Senin, 09 Agustus 2021

Krama Banjar Adat Wiryasari Ringankan Beban Warga Tertular Covid-19 Dengan Program Peduli Banjar


BALI KINI ■ Untuk menggugah kepedulian sosial antar krama (anggota) banjar, ditengah pandemi Covid-19, Keliang Banjar Adat Wiryasari Amlapura, Desa Adat Karangasem, Kelurahan Karangasem, I Made Arnawa, memiliki program sosial yang diberi nama “Peduli Banjar” istilah lainnya “dari kita untuk kita”. 

Program tersebut telah digulirkan sejak tahun 2018 lalu saat dirinya mulai dipilih menjadi Keliang Banjar Wiryasari Amlapura.

“Peduli Banjar” memberikan bantuan jinah kepaten (uang kematian) kepada krama banjarnya yang sedang berduka, baik itu saat meninggal atau saat krama sedang mengalami musibah sakit rawat inap di rumah sakit mendapat bantuan uang yang berasal dari krama.

Bantuan dari program “Peduli Banjar” ini tak hanya diberikan kepada krama pengarep (anggota utama) saja, namun juga diberikan kepada sorpe (istri dan anaknya yang belum menikah) termasuk kepada krama penyade atau yang sudah pensiun/lanjut usia.

Sementara dikatakan jumlah anggota pengarep Banjar Wiryasari 51 orang. Uang bantuannya berasal dari donasi warganya yang pengarep, dengan ketentuan minimal Rp.10.000/orang dan bersifat sukarela.

"Bila ada informasi warga banjar rawat inap di rumah sakit, langsung saye (petugas) yang dapat tugas saat itu cepat bergerak menghubungi anggota banjar, dan dalam 1-2 hari uang donasi tersebut sudah terkumpul, lanjut diserahkan kepada anggota yang berhak. Donasi terkumpul bisa mencapai sekitar Rp.500.000,- lumayan untuk meringankan beban, apalagi saat pandemik Covid-19 ekonomi sangat terpuruk”, kata I Made Arnawa ketika dikonfirmasi, pada Senin (9/8/2021).

Selama PPKM ini, terdapat dua warga banjarnya yang positif Covid-19 rawat inap di rumah sakit, sementara salah satunya isoman. Keduanya mendapat uang bantuan dari program tersebut. (Ami) 

Rabu, 16 Desember 2020

Sambut Natal 2020, IKA IPA9-10 SMANSA '82 Berbagi Kasih di Panti Werdha Theodora

Makassar. BaliKini.Net - Puluhan oma-oma berusia lanjut yang didampingi beberapa pengurus Panti Werdha Theodora Jln Sungai Saddang, Makassar, Rabu (16/12/2020) siang menyambut penuh sukacita kedatangan sejumlah anggota Ikatan Keluarga Alumni (IKA) IPA9-10 SMA Negeri I (SMANSA) Makassar Angkatan '82.


Kunjungan menyambut Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 yang digelar IKA IPA9-10 SMANSA '82 ini dalam rangka kegiatan Bakti Sosial Natal 2020 dengan berbagi kasih kepada orang tua jompo yang tinggal dan dirawat di panti werdha serta anak yatim piatu di panti asuhan.


Di Panti Werdha Theodora, kunjungan diawali dengan ibadah singkat yang dibawakan Philipus Pakaang, kemudian puji-pujian dipandu Ida Ruheng, doa bersama dipimpin Rita Elisabeth, dan kata sambutan oleh Dumondo YT mewakili Ketua IKA IPA9-10 SMANSA '82 dr. Suliaty Padupai.


Dalam sambutannya, Dumondo YT juga menyampaikan titipan salam hormat dari Ketua IKA SMANSA '82 Drs. Azhary Sirajuddin, dan juga Ketua Umum IKA SMANSA Andi Ina Kartika Sari, buat oma-oma penghuni dan para pengasuh serta pengurus Panti Werdha Theodora.


Mewakili Pengurus Panti Werdha Theodora, Fifi Nelwan pada kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih atas kunjungan berbagi kasih dalam rangka menyambut Natal 2020 yang ditunjukkan para alumni dari kelas IPA9-10 SMANSA '82.


"Kami sangat berterima kasih dan bangga dengan kepedulian para alumni IPA9-10 SMANSA '82 yang sudah kedua kalinya berkunjung kesini. Kami pun menyambut sukacita atas tawaran dan kesiapan membantu kami di bidang hukum maupun perawatan mata oma-oma di tempat ini," tandasnya.


Kunjungan bakti sosial Natal yang berlangsung penuh sukacita ini diakhiri dengan pembagian bingkisan dan nasi kotak kepada oma-oma dan para pengasuh serta pengurus Panti Werdha Theodora Makassar yang dilakukan alumni IPA9-10 SMANSA '82 diantaranya James Wehantouw, Ansarullah Amin, Saltina Naning, Linda Ichsan dan Betty Sicilia. ( mr/r6  )

Selasa, 21 April 2020

Temukan Kombinasi Mahluk Halus Pengurai Jerami Padi, Ketua AMSI Bali Raih Gelar Doktor

Denpasar,BaliKini.Net - Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Bali, I Nengah Muliarta berhasil meraih gelar doktor setelah menemukan kombinasi mahluk halus pengurai jerami padi. Pria Kelahiran Klungkung, 21 Januari 1979 tersebut berhasil meraih gelar doktor setelah mempertahankan disertasi berjudul “Pengelolaan Limbah Jerami Padi untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah dan Hasil Padi” dalam ujian terbuka online yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian, Universitas Udayana pada Selasa (21/4). 

Dalam ujian promosi doktor tersebut, Muliarta menyebutkan 2 kombinasi dekomposer lokal Bali yang memiliki kemampuan untuk mendekomposisi limbah jerami padi. Dua kombinasi dekomposer lokal Bali yang merupakan kombinasi bakteri dan jamur tersebut diberi nama dekomposer lokal satu dan dua. Dekomposer lokal 1 terdiri dari kombinasi Paenibacillus polimyxa, Pseudomonas flourescens, dan Trichoderma hazianum. Sedangkan dekomposer lokal 2 kombinasi dari  Pseudomonas flourescens, Trichoderma hazianum, dan Aspergilus niger.

“Bakteri dan jamur yang digunakan ini merupakan lokal Bali atau diisolasi dari sumber medianya di Bali. Bakteri dan jamur ini ibarat mahluk halus karena tidak bisa dilihat dengan mata telanjang dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop, tetapi mereka ini memiliki kemampuan untuk menguraikan limbah jerami padi menjadi kompos” kata pria yang merupakan Mantan Komisioner KPID Bali periode 2014-2017 tersebut. 

Menurut suami dari Made Sumariani ini, kombinasi dekomposer lokal Bali yang ditemukan mampu mempercepat proses pengomposan jerami padi dan menghasilkan kompos berkualitas yang sesuai dengan standar SNI. Hal ini telah dibuktikan melalui uji coba penelitian, dimana dekomposer lokal 1 dalam pengomposan selama 35 hari dan pembalikan 7 hari sekali menghasilkan kompos matang dengan rasio C/N mencapai 13,78. Sedangkan dekomposer 2 mampu menghasilkan kompos matang dengan rasio C/N 14,80. 

“Dekomposer ini merupakan dekomposer aerob, sehingga tidak menghasilkan gas metan dan bau, sehingga lebih ramah terhadap lingkungan. Berbeda dengan pengomposan anaerob yang menghasilkan gas metan, tetapi gas metan yang dihasilkan cenderung dibuang. Padahal gas metan memiliki daya rusak 20-30 kali lebih kuat dari CO2” kata ayah dari I Wayan Raditya Mahendranata. 

Muliarta memaparkan ide awal dari penelitianya terinspirasi setelah melihat adanya kecenderungan pembakaran limbah jerami padi yang dilakukan oleh petani. Pada sisi lain jerami padi merupakan bahan organik yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman. Membakar jerami padi sama artinya membuang bahan baku pupuk dan menyebabkan petani membutuhkan pupuk lebih banyak pada musim tanam berikutnya. 

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh Muliarta, didapatkan bahwa berdasarkan hasil survey terhadap petani di Kabupaten Klungkung pada 2017 tidak ada petani yang mengomposkan jerami padi. Alasannya petani tidak mengetahui cara mengomposkan jerami padi, mengalami keterbatasan tenaga kerja untuk melakukan pengomposan dan akibat keterbatasan waktu. Tercatat 30,34 persen responden yang membakar jerami padi dan 69,66% yang memanfaatkan sebagai mulsa.

“Artinya masih cukup banyak jerami padi yang terbuang percuma, padahal setiap produksi satu kilogram gabah juga dihasilkan satu sampai satu setengah kilogram jerami padi. Bayangkan kalau jerami padi tersebut diolah menjadi kompos, maka petani dapat melakukan efisiensi penggunaan pupuk anorganik” papar mantan striger Radio VOA tersebut. 

Pemanfaatan jerami padi sebagai kompos tidak saja akan mengurangi jumlah limbah dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik, tetapi juga menjadi jalan menuju pertanian organik dan sebagai upaya meminimalisasi pencemaran lingkungan terutama tanah akibat penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan. Pemanfaatan kompos jerami padi juga akan meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen. 

“Satu hektar sawah bisa menghasilkan sepuluh sampai dua belas ton limbah jerami, satu ton jerami bila dikomposkan akan menghasikan sepertiga atau setengah ton kompos dan ini bisa mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Bila petani mampu memanfaatkan jerami kan jerami tidak lagi dipandang sebagai limbah tetapi telah menjadi berkah” ungkap pria yang juga anggota Tim Sekolah Adiwiyata Provinsi Bali. 

Muliarta menambahkan bahwa berdasarkan eksperimen penggunaan kompos jerami padi yang dikombinasikan dengan pupuk NPK (15:15:15) didapatkan bahwa kombinasi  60% (6 ton per ha) kompos jerami padi yang dikombinasikan dengan 40% (120 kilogram per ha) NPK mampu menghasilkan gabah kering giling 17,37% lebih tinggi dari 100% NPK. Hasil ini memberikan gambaran bahwa penambahan kompos jerami mampu mengurangi penggunaan pupuk anorganik, bahkan memberikan produksi yang lebih tinggi. 

Muliarta berharap pemerintah mensosialisasikan pengomposan jerami padi kepada petani sebagai upaya menuju pertanian organik. Pemanfaatan jerami padi juga merupakan jalan menuju pertanian yang zero waste dan pertanian yang menerapkan sistem LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture), sehingga kedepan mampu mewujudkan pertanian yang ramah lingkungan dan mendukung program pembangunan berkelanjutan. [*]

Senin, 23 Desember 2019

Rebut Kursi Tabanan Satu , Dr. Sanjaya Masih Tetap Unggul Dalam Polling Dari Tokoh Lain

TABANAN,BaliKini.Net  - Menjelang perhelatan pilkada Tabanan, banyak media khususnya media online berpartisipasi menjaring suara masyarakat untuk mencari figur-figur yang dipandang layak maju sebagai calon bupati Tabanan.

Melalui polling diberbagai media online tersebut, rata-rata menempatkan nama Wakil Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE.,MM menduduki peringkat atas atau paling diunggulkan. Meskipun nama-nama pesaingnya juga merupakan nama-nama yang santer disebutkan memiliki peluang besar menjadi pesaing Dr. Sanjaya untuk merebut kursi Tabanan 1.

Unggulnya Dr. Sanjaya juga terlihat dibeberapa media online ini menandakan Dr. Sanjaya memang paling layak diusung dan didukung untuk maju sebagai bupati setelah ia dua periode terakhir ini duduk sebagai Wakil Bupati Tabanan.

Unggulnya nama Dr. Sanjaya dalam polling diberbagai media online tentu sangat wajar. Mengingat ia merupakan seorang sosok pemimpin yang bekerja dan dikenal aktif turun berbaur dengan masyarakatnya melalui berbagai kegiatan baik yang digelar pihak Pemkab maupun kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Terhadap keaktifannya turun dan berbaur ditengah-tengah masyarakat, Dr. Sanjaya pun terbiasa tampil apa adanya. Yakni sederhana, ramah, "setata mekenyem", akrab, merakyat dan terkesan tidak mau berjarak dengan masyarakat. Tidak jarang pula dalam memberikan sambutannya ia membanyol dan masyarakatpun menjadi terhibur. Sehingga ini menambah kesan sedemikian dekatnya ia dengan masyarakat Tabanan.

Beberapa kali awak media ini berkesempatan ikut rombongan Wabup Dr. Sanjaya berkunjung ke masyarakat. Mengagumkan, dalam sehari ia bisa berkunjung belasan kali dengan lokasi kunjungan yang jaraknya berjauhan dan jauh dipelosok-pelosok Tabanan. Selain juga harus melewati medan yang cukup sulit. Misalnya dibeberapa desa di Baturuti dan di Selemadeg Raya.

Dalam kunjungan-kunjungannya itu, jiwa merakyat dan sederhana Wabup Dr. Sanjaya juga sangat terlihat. Ini terbukti, seringkali ia singgah ke rumah warga yang mengundangnya secara dadakan saat kunjungan berlangsung. Iapun tidak canggung duduk lesehan diteras rumah warga yang mengundangnya sambil menikmati kopi, buah-buahan khas Tabanan atau sajian makan dengan lauk khas pedesaan. Seperti lawar nyawan, lindung/ belut metunu, gerang asem semal, sayur paku, keladi, juruh dan sebagainya.

Terkait selera makan, Wabup Dr. Sanjaya bisa disebutkan tidak pilih-pilih dan suka menikmati makanan rakyat. Awak media ini membuktikan. Disuatu hari berkesempatan kembali ikut rombongan Wabup Dr. Sanjaya dari pagi hingga malam hari.

Saat kunjungan telah berakhir disebuah desa di Selemadeg Barat dan menuju pulang, hari telah cukup malam. Sementara jarak untuk tiba kediamannya cukup jauh ditambah jalur Denpasar-Gilimanuk saat itu sedang macet. Demi melihat anggota rombongannya yang tampak kelelahan, Dr. Sanjaya meminta sopirnya berhenti disebuah warung makan.

Jangan berpikir warung makan yang dikunjungi bersama rombongannya ini rumah makan elit atau restauran. Ia menuju warung makan di salah satu pasar senggol. Tanpa sungkan-sungkan ia duduk seperti rakyat biasa dan memesan nasi be genyol. Menariknya, ia lebih mendahulukan anggota rombongannya untuk menikmati makan malam itu.

Kembali atas keunggulan namanya dalam polling diberbagai media online, Wabup Dr. Sanjaya menanggapinya dengan memberi jawaban yang juga sangat sederhana. Yakni saat ini dirinya lebih memilih bekerja, bekerja dan bekerja untuk masyarakat Tabanan. Iapun dengan penuh kerendahan hati selalu mengingatkan masyarakatnya untuk selalu bergotong royong dan bersatu membangun Tabanan.

"Ayo jangan henti bekerja serta kedepankan semangat gotong royong dan bersatu membangun Tabanan. Setata mekenyem dan bangga jadi orang Tabanan," sebutnya.[r8/*]

Rabu, 29 Agustus 2018

Sebagai Pemerhati Spiritual, Wabup Kasta Dinobatkan Sebagai Duta ORI

Klungkung,Balikini.Net - Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta dinobatkan sebagai Duta Original Rekor Indonesia (ORI) bidang Pemerhati Spiritual, Seni dan Budaya Nusantara. Penobatan sekaligus pemberian penghargaan itu diberikan langsung oleh Presiden Original Rekor Indonesia (ORI), Agung Elvianto pada Acara peringatan HUT Forum Keluarga Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia (FKPPAI) Provinsi Bali ke-1 bertempat di jaba Pura Puri Satria Jalan Veteran Denpasar, Senin malam (27/8/2018).

Presiden ORI, Agung Elvianto mengatakan, penobatan Wabup Made Kasta sebagai Duta Original Rekor Indonesia atas partisipasinya sebagai pemerhati spiritual, seni dan budaya nusantara. Selain itu, Wabup Made Kasta juga sebagai salah satu tokoh yang mendeklarasikan FKPPAI di Klungkung  dengan menggelar Ruwatan Bumi Nusantara NKRI yang dipusatkan di catus pata kota semarapura, Klungkung pada tanggal 27 Agustus 2017 lalu. Ruwatan yang diawali dengan membawa pasepan agung sebagai pembuka jalan, disusul dengan barisan pembawa obor, barisan pembawa air suci dari seluruh dunia dan barisan pembawa bendera merah putih. Ruwatan Bumi Nusantara NKRI melibatkan paranormal dari berbagai agama, budaya dan suku dari seluruh Indonesia. “Atas partisipasinya sebagai pemerhati spiritual, seni dan budaya nusantara dan sebagai salah satu tokoh yang mendeklarasikan FKPPAI, Bapak Made Kasta kita nobatkan sebaga Duta ORI bidang pemerhati seni dan budaya nusantara,” kata Agung Elvianto.

Agung Elvianto juga menjelaskan, penobatan Wabup Made Kasta sebagai Duta Ori sekaligus memberikan penghargaan dan memotivasi bagi pemerhati spiritual seni dan budaya nusantara. Menurutnya, Pulau Bali kaya dengan nilai-nilai seni dan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. “Kami (ORI) memberikan penghargaan sekaligus memotivasi para pemerhati spiritual, seni dan budaya nusantara. Bali ini penuh kaya dengan nilai-nilai seni dan budaya spiritual yang harus dijaga dan dilestarikan,” jelas Agung Elvianto.

Sementara itu Wabup Made Kasta disela sela acara penobatan menyampaikan rasa terima kasih atas penobatan dan penghargaan yang di berikan oleh ORI. Pihaknya juga megapresiasi FKPPAI Bali atas terselenggaranya acara HUT FKPPAI Bali yang pertama sejak dikukuhkannya di klungkung. “Terimakasi kepada ORI atas penghargaan yang telah diberikan. Dan  Saya juga mengapresiasi atas terselanggaranya HUT FKPPAI ini,” kata Wabup Made Kasta.

Lebih lanjut Wabup Kasta menjelaskan, FKPPAI ini organisasi yang memiliki tujuan untuk melestarikan budaya spiritual yang ada di Indonesia, khusunya di Bali. Organisasi ini juga memberikan wadah bagi para praktisi-praktisi spiritual dan pengobatan altrnatif yang notabene bersumber dari kearifan-kearifan lokal yang ada di masyarakat.

Penobatan tersebut juga disaksikan anggota DPD RI Dapil Bali Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi (cok rat), perwakilan FKPPAI dari daerah lain, seperti Kalimantan Timur, Jambi, Jawa Timur, dan Riau serta undangan lainnya. (rls/r3).

Rabu, 13 Juni 2018

Jaya Negara Ucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri

Denpasar,Balikinbi.Net - Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1439 Hijriah merupakan momentum yang sangat baik untuk dijadikan renungan dan introspeksi diri dalam mengarungi kehidupan ini. Tepat tanggal 15-16 Juni 2018 seluruh umat muslim akan merayakan hari raya Idul Fitri. Hari Raya Idul Fitri ini sekaligus juga menandai berakhirnya umat Islam melaksanakan ibadah puasa selama sebulan penuh. Dengan berpuasa diajarkan untuk melatih kesabaran, ketabahan, ketahanan diri, kerendahan hati, kecermatan bicara, kebenaran, dan kejujuran ucapan dan perilaku.

Plt. Walikota Denpasar IGN. Jaya Negara didampingi Sekda Kota Denpasar A.AN Rai Iswara pada Rabu, (13/6) mengatakan umat Muslim di Denpasar juga telah menyelesaikan semua rangkaian Ibadah Puasa selama 30 hari, dengan aman, nyaman dan damai serta khusuk. Plt. Walikota Jaya Negara  berharap Idul Fitri menjadi momentum yang bermakna sebagai titik awal tekad dan usaha untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera.

Jaya Negara juga mengharapkan kepada seluruh umat Islam dan masyarakat Kota Denpasar dapat menjadikan spirit Hari Idul Fitri untuk mengedepankan rasa solidaritas dan saling hormat menghormati menciptakan kerukunan hidup antar umat beragama. “Dengan rasa persatuan dan kesatuan serta kedamaian melalui hari raya Idul Fitri akan dapat mewujudkan pembangunan Kota Denpasar yang berwawasan budaya,” ujarnya.

Disamping itu Jaya Negara turut berpesan bagi umat muslim di Kota Denpasar yang hendak melaksanakan mudik ke kampung halaman agar memastikan keamanan rumah yang akan ditinggalkan sementara. Hal ini utamanya terkait dengan keberadaan alat-alat yang dapat beresiko seperti tabung gas, alat yang beraliran listrik serta memastikan keamanan rumah saat ditingalkan. Selain itu, bagi masyarakat yang memiliki hewan peliharaan akan lebih baik di titipkan di sanak saudara ataupun tempat penitipan hewan. 

Dalam kesempatan tersebut Jaya Negara bersama segenap Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar (*)

Senin, 05 Maret 2018

Tidak Banyak Yang Tahu Kosten Masa Kecil Hidup Miskin di Desa Terpencil

,,Cerita Koster Jadi Kuli Angkut saat SD untuk Biaya Sekolah ,,

Denpasar .Balikini.Net - Singaraja Tak banyak yang tahu jika calon Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster harus melalui kegetiran hidup untuk meraih kesuksesan. Di hadapan ratusan warga di Banjar Tag-Tag Tengah, Koster bercerita soal kisah hidup yang membentuk jati dirinya hingga saat ini. Ia menjelaskan, jika ia lahir di Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng dalam kondisi memprihatinkan.


"Rumah saya terbuat dari bedeg dan lantainya tanah. Belum ada kompor zaman dulu. Orangtua saya pakai tungku," ujar Koster, Minggu 4 Maret 2018. Lantaran hidup di tengah kemiskinan, hampir saban hari Koster kecil hanya mengonsumsi umbi-umbian sebagai makanan. Menu makanan babi guking amat istimewa baginya kala itu yang tak tiap hari bisa ia santap. Bahkan, Koster mengaku bisa terhitung jari ia menyantap menu makanan khas lezat tersebut. "Saya makannya umbi-umbian. Makan babi guling itu kalau ada orang bikin acara. Makan nasi seperti mimpi buat saya. Itu sebabnya perawakan saya kecil begini. Mungkin kalau sekarang saya dibilang kurang gizi atau gizi buruk," ucap Koster berkelakar disambut gelak tawa warga.


Kelas 4 SD Koster terpaksa harus menjadi buruh angkut di desanya. Itu dilakukan untuk menambah uang sakunya. Uang hasil bekerja dititipkan kepada orangtuanya. Uang itu digunakan untuk membiayai segala keperluan pendidikannya kala itu. Jika ada sisa, sang ibu akan membelikannya selembar baju. Itu pun dibeli saban hari raya Galungan saja. Itu sebabnya Koster selalu menyayangi segala hal yang diberikan oleh orangtuanya. Bahkan, baju yang dibelikan ibunya tak langsung dikenakan. Ia simpan dahulu dan dipakai jika ada acara tertentu. "Kelas 4 SD saya mekuli (bekerja) jadi buruh angkut pasir juga angkut bata. Saya jalan angkut-angkut sejauh tiga kilometer," ujar Koster.


Koster kecil sadar jika pendidikan satu-satunya jalan mengubah nasib. Ia belajsr begitu giat. Itu sebabnya sejak SD ia selalu menjadi bintang kelas. "Meski miskin saya juara," ujarnya. Koster kecil nyaris putus sekolah. Beruntung ada pihak yang membantunya melanjutkan sekolah begitu ia lulus SD. "Lulus SD ada yang bantu saya bisa masuk SMP. Begitu juga lulus SMP saya juga ada yang bantu bisa masuk SMA," katanya.


Di tingkat SMP, Koster satu angkatan dengan Gede Prama di Bhaktiyasa. Bersama tokoh motivator Bali itu ia berpacu dalam prestasi. Kadang kala Koster juara 1 dan Gede Prama juara 3. Namun di lain kesempatan terjadi sebaliknya, Gede Prama juara 1, Koster juara 3. Kebersamaan Koster dan Gede Prama berlanjut hingga tingkat SMA. Hanya saja, Gede Prama mengambil jurusan IPS, sementara calon gubernur yang berpasangan dengan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati itu mengambil jurusan IPA. 


"Begitu lulus SMA saya masuk ITB pada tahun 1981. Saya modal nekat kuliah. Saya sudah siapkan diri sambil kerja untuk membiayai kuliah," jelasnya. Tahun 1987, Koster muda lulus S1 ITB. Ia kemudian diterima sebagai pegawai honorer di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai peneliti. "Tahun 1987 itu saya terima honor Rp60 ribu tiap bulan. Saya nyambi sambil mengajar matematika. Saya senang sekali dengan matematika. Dari honor mengajar saya dapat tambahan uang Rp70 ribu. Ada lebihnya saya kirim ke kampung untuk orangtua dan adik-adik saya," papar dia.


Tak hanya itu, Koster juga mulai membiasakan diri menulis. Hingga suatu ketika naskahnya diterima oleh penerbit untuk dicetak menjadi buku. "Karena tidak punya uang saya berpikir keras cari tambahan. Tapi dari situ saya kemudian jadi senang menulis buku. Waktu itu juga saya sambil berdagang," papar Koster.[*]


© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved