-->

Rabu, 20 Desember 2017

Sulinggih, Pemangku Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, Khayangan Jagat dan Kahyangan Tiga dapat Punia

Mangupura ,Balikini.Net - Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta betul-betul menjalankan komitmennya dalam upaya mendukung seni, adat, agama dan budaya di Kabupaten Badung. Tidak hanya membantu dalam hal pembangunan fisik dan sarana prasarana saja, namun Bupati yang terkenal bares ini kembali mengambil langkah cerdas dengan memberikan punia kepada para Sulinggih dan Pemangku Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, Kahyangan Jagat serta Pemangku Kahyangan Tiga se-Kabupaten Badung. Penyerahan punia dilakukan oleh Bupati Giri Prasta bersama Ketua DPRD Badung Putu Parwata dan Kadis Kebudayaan Badung IB Anom Bhasma, Rabu (20/12) di Ruang Kertha Gosana Puspem Badung.

Bupati Badung Giri Prasta menyampaikan terima kasih kepada para Sulinggih dan para pemangku di Kabupaten Badung yang sudah ngrastitiang jagat badung sehingga jagat badung saat ini tetap dalam kondisi yang baik serta masyarakat sejahtera. "Kami atas nama pemerintah dan masyarakat badung menghaturkan terima kasih kepada Sulinggih dan pemangku sebagai hulu, yang telah ngrastitiang jagat badung baik skala maupun niskala, sehingga masyarakat badung dapat hidup saling asah, asih, asuh, salunglung sabayantaka menuju jagat badung gemah ripah loh jinawi," terangnya. Bupati juga tidak lupa selalu memohon tuntunan para Sulinggih agar pemerintahan kabupaten badung dapat melaksanakan program-program kepemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dengan baik yang muaranya untuk kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat Badung.

Mengenai pemberian punia ini, kata Bupati sebagai salah satu komitmen dalam melaksanakan program prioritas dibidang seni, adat, agama dan budaya. Bupati menyadari tugas dari pemangku cukup berat sebagai "jan banggul" ida bhatara pada saat pelaksanaan pujawali. Untuk itu Bupati berani mengambil kebijakan dengan memberikan punia kepada pemangku Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, Kahyangan Jagat dan Kahyangan Tiga. "Kami tegaskan, punia untuk Pemangku Khayangan Tiga,  di tahun 2018 akan kami tingkatkan dari 500 ribu menjadi 1 juta. Dan punia pemangku lainnya kami akan sesuaikan, " jelasnya seraya menambahkan untuk tahun 2018 Pemangku Mrajepati juga akan diberikan punia dari Pemkab Badung.

Kadis Kebudayaan Badung IB Anom Bhasma melaporkan, untuk masing-masing Sulinggih diberikan punia sebesar Rp. 1,5 juta per bulan, sementara Pemangku Sad Kahyangan, Pemangku Dang Kahyangan dan Pemangku Kahyangaan Jagat sebesar Rp. 750 ribu per bulan, sedangkan untuk Pemangku Kahyangan Tiga sebesar Rp. 500 ribu per bulan dan diberikan tiga bulan sekali. Total punia yang diberikan sebesar Rp. 546.500.000. Punia diberikan kepada 216 sulinggih, 38 pemangku sad kahyangan, dang kahyangan dan kahyangan jagat serta 388 pemangku kahyangan tiga. "Di tahun 2018 Pemkab Badung juga akan memberikan punia kepada Pemangku Prajepati," terangnya. [bdg/r6]

Selasa, 26 Juli 2016

Ngaben Masal Sawa Preteka Banjar Adat Poyan

Balikini.Net  - Kebersamaan dan semangat gotong-royong masih terasa sangat kental di dalam kehidupan masyarakat Tabanan. Sangat sering, kegiatan seperti Ngaben masal serta penggalian dana untuk pembangunan Desa, dan lain sebagainya dilakukan secara bersama-sama. Kali ini Banjar Adat Poyan, Luwus Baturiti melaksanakan kegiatan ngaben masal, mulai dikerjakan pada 6 juni lalu dan pelebon (puncak kegitan) pada 29 juli yang akan datang. Sifat kebersamaan dan semangat Gotong-royong terebut mendapat apresiasi dari Pemkab Tabanan. Acara Ngaben masal Sawa Preteka tersebut secara langsung dihadiri Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya didampingi oleh Anggota DPR RI I Made Urip, Beberapa anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Perbekel dan tokoh adat setempat, Selasa (26/7).

Sebelumnya diterangkan, bahwa ngaben masal ini melibatkan Masyarakat banjar adat poyan, itu terbukti dengan dikenakannya patus (iuran) berupa 5 buah kelapa, 5 kilo beras dan uang Rp.100 ribu per Kepala Keluarga dari 275 KK yang ada di Banjar Adat Poyan. Adapun sawa yang diikutkan berjumlah 57 sawa dan termasuk satu diantaranya berupa watang, serta terdapat 9 ngelungah. Masing-masing sawa dikenakan urunan (biaya) sebesar Rp.5 juta dan ngelungag dikenakan biaya sebesar Rp.500 ribu, lapor I Wayan Jengki, ketua panitia acara.

Dijelaskannya juga, dari semua urunan, baik dari sawa, ngelungah, dan urunan banjar adat terkumpul dana sebesar Rp.312 juta dan itu juga sudah termasuk penggalian dana di sela acara. Dari sekian dana yang terkumpul, sampai saat ini pengeluaran dari kegiatan ini telah mencapai Rp.350 juta.

Ditambahkan juga, kebersamaan dan gotong-royong tidak akan berarti apabila didalam pelaksanaannya tanpa didasari dengan hati yang tulus ikhlas. Dikatakan, yadnya yang kita laksanakan takkan berarti tanpa dilandasi dengan hati yang tulus ikhlas.(tb/r6)

Senin, 25 Juli 2016

Pemkab Bangli Ngaturang Penganyar Di Pura Mandhara Giri Semeru Agung

bupati bangli
BANGLI-Balikini.Net-Pemerintah Kabupaten Bangli melaksanakan upacara Bakti penganyar di Pura Mandara Giri Semeru Agung Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Sabtu (23 Juli 2016) lalu.Ngaturang bakti penganyar tersebut merupakan rangkaian dari Pujawali  di Pura tersebut, yang pucaknya sudah dilaksanakan bertepatan dengan purnama kasa dan juga bersamaan hari anggara kliwon kulantir pada tanggal 18Juli 2016 yang lalu. Bakti penganyar Pemkab Bangli dipimpin langsung oleh Bupati Bangli I Made Gianyar beserta Nyonya Erik Gianyar serta seluruh pimpinan unit kerja di Lingkungan Pemkab Bangli.

Bupati bangli Made Gianyar mengatakan, ngaturang bakti penganyar ini merupakan acara rutin  yang dilaksanakan setiap tahun  di Pura Mandara Giri Semeru Agung  dan upacara penganyar ini sebagai wujud bhakti kehadapan Ida Bhatara Bhatari yang berstana di Pura Mandhara Giri Semeru Agung dan guna memohon keselamatan dan kesejahteraan alam semesta beserta isinya . Serangkaian ngaturang bakti penganyar tersebut juga digelar tarian sakral seperti topeng sida karya yang ditarikan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Bangli dan tari rejang dewa dan pendet, Bakti penganyar tersebut di puput oleh Ida Pedanda Mas Dwija Putra Baturiti”ungkapnya.

Salah satu panitia karya I Made Jabur mengucapkan atas nama umat hindu di Lumajang menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Bangli yang telah melaksanakan ngaturang bakti penganyar sehingga upacara puja wali  berjalan seperti apa yang diharapkan, karya pujawali tersebut berakhir dan Ida Betara mesined akan dilaksanakan hari Sabtu Umanis Tolu tanggal 30 Juli 2016 yang akan datang”pungkasnya. (Anggi/r6)

Jumat, 22 Juli 2016

Jelang Ajaran Baru SMPN 3 Bangli Gelar Upacara Upanayana

rajah (balikini.net)
Balikini.Net---Sudah menjadi tradisi setiap tahun ajaran baru pihak SMPN 3 Bangli menggelar upacara Upanayana bagi siswa baru .Upacara yang diperuntukan bagi siswa baru itu,  dilasanakan di Pura Silayukti, Selasa (19/07/2016) lalu.Upacara ini diikuti 259 siswa.  Dalam ritual ini,  lidah para siswa  dirajah dengan aksara suci  “ Ongkara “.  Upacara  Upanayana dipuput Ida Pedanda dari Gerya  Sidawa.

Menurut Kepala sekolah SMPN 3 Bangli I Nengah Suardana  saat dikonfirmasi , Jumat( 22/07/2016) mengungkapkan  upacara upanayana peruntukanya bagi siswa baru yang  memeluk agama Hindu.  Kata dia, untuk upacara upanayana tahun ini dilaksanakan di Pura  Seleyukti, Klungkung.  “Makna dari dilaksanakan upcara upanayana ini  adalah  sebagai proses penyucian diri bagai siswa baru  sebelum  mengalami  masa   belajar di sekolah . Dengan harapan  siswa  dalam menempuh pendidikan diberikan kemudahan serta ingatan yang tajam,”katanya.

 Kata dia, upcara upanayana diisi dengan ritual  merajah lidah siswa dengan aksara suci. Maknanya agar  siswa nantinya  bisa  berprilaku sopan , berbicara  dengan baik  dengan siapapun . Dalam upacara ini siswa juga dipasangi “ karawista”  yang berupa  tiga helai alang-alang  yang dirangkai sedemikian rupa hingga bagian depan/ujungnya membentuk lingkaran (windu) dan titik (nada). “Hal ini  merupakan simbolisasi dari Aksara Suci OM- yang tersusun melalui Bija Aksara A-U-M,”sebut Suardana.

Papar Suardana untuk kegiatan upanayana  dikemas  dalam bentuk titrayatra. Siswa diajak sembahyang di pura kayangan jagat yang radiusnya dekat dengan pura Sileyukti , seperti  bersembahyang dipura  Goa Lawah  dan Watuklotok. “Kita harap dengan upacara ini siswa bisa menempuh pendidikan dengan baik,”papar dia.

Disebutkan, tidak saja siswa baru yang mengikuti ritual, bagi siswa yang lulus  pun dilaksanakan upacara . Bagi siswa yang telah mengakhiri menempuh pendidikan di SMPN 3 Bangli, dibuatkan upacara pawintenan atau yang dikenal dengan istilah Samawartana . Untuk  upacara samawartana dilaksanakan di sekolah. “Samawartana merupakan pemberian pengesahan terhadap para siswa  yang telah lulus dalam menempuh pendidikan selama tiga tahun di SMPN 3 Bangli "pungkasnya.(Anggi/r6)

.

Kamis, 21 Juli 2016

Karya Maligia Lajur di Geriya Manuaba Kaler Kauh Bangli

27 PENDETA (BALIKINI.NET )
Balikini.Net--- Dipuput 27 sulinggih,   diikuti  60 pengiring   Geriya Manuaba Kaler Kauh , Bangli menggelar Karya Maligia Lajur, yang puncaknya jatuh pada  3 Agustus 2016. Karya Maligia Lajur ini dipusatkan di Tegal Sukla, bilangan LC. Uma Bukal Bangli. Karya Malgia Lajur  bakal dipuput 27 Sulingih dan mengikutkan sekitar 60 pengiring  di bilangan Banjar Brahma Bukit. Sementara, Jumat (22/7), bakal dilaksanakan upakara Malik  Sumpah, yang bakal dipuput  5 Sulingih.

Panatuan di lokasi upacara, Kamis (21/7) mendekati hari H (puncak karya) Maligia Lajur, kesibukan para sisia mulai meningkat.  Para sisia yang datang dari sejumlah banjar dari empat kecamatan serta dari Kabupaten Kelungkung,  tampak silih berganti berdatangan untuk ngayah. Mereka tidak saja nyayah dalam menyiapkan upakara. Malahan sejak persiapan karya, ratusan sisia setiap hari telah ngayah membangun  tetaring maupun bangunan lainnya. “Semua bangunan ini dikerjakan secara gotong-royong oleh para sisia. Mereka tidak saja menyumbangkan tenaga, namun mereka juga sampai membawa bahan bangunan,”jelas  Manggala Karya Maligia Lajur Ida Bagus Ngurah Gede, didampingi  Ida Bagus Ludra serta  Ida Bagus  Gede Giri Putra, yang juga Sekda Kabupaten Bangli.

Menurut mantan Camat Ubud ini,  Karya Meligia Lajur  persiapannya  telah dimulai Kamis ( 21/3) lalu dan akan berakhir 12 Agutus 2016 nanti. Sementara puncak karya bakal dilaksankan mulai tanggal 2 hingga 5 Agustus mendatang. “Karya Maligia Lajur ini bakal dipuput oleh 27 Sulinggih,”paparnya. Lanjut menambahkan,  karya  Maligia Lajur  sejatinya telah dilakukan sebanyak 3 kali, yakni tahun 1962, 1982. 1989 dan  tahun 2016 ini.  Dimana, tahun ini karya Maligia Lajur bakal mengupacarai 3 sulinggih, yakni Ida Pedanda Nyoman Putra (mantan Bupati Bangli), yang meninggal 10 Oktober 2010,  Ida Pedanda Nabe Abra Sunuhun  Ida Pedanda Istri Kanya Patni dan Ida Pedanda Nabe Putra Gunung  Disamping itu, Karya Maligia Lajur bakal diikuti sebanyak 60 pengiring.

Sementara saat disinggung makna dari Karya Maligia Lajur jelas  IB. Ngurah Gede, hakikatnya upacara  Maligia Lajur hampir sama dengan upacara atma wedana. “Jadi tujuannya untuk menyatukan atma dengan Ciwa loka atau disebut dengan  amor ing Ciwa,”tegasnya.

Jelas dia, pada puncak Karya Ligya Lajur, Buda Kliwon Gumbreg (3/8-206)  bakal dilaksanakan upacara Ngening, Penyetitian  dipuput enam sulinggih dianataranya Ida Pedanda Rai Ketewel dari Geriya Babakan, Ida pedanda Made Rai, dari Geriya Losan Bukit Bangli, Ida Pedanda Wayahan Tianyar, Karangasem, Ida pedanda Telabah, Geriya Badung, dan Ida Pedanda Mas Beluang, Sanur serta Ida pedanda Putra Alangkajeng, Nongan Karangasem. Pada puncak karya diiringi persembahan Wayang Lemah, Topeng Sidakarya, Baris Wewalian, Gong Gede dan Rejang Dewa.  “Untuk tanggal 5 Agustus langsung dilaksanakan upacara metetangi, pekideh dan mepeeed. Dan dilanjutkan dengan upacara perelina di Pantai Masceti, Gianyar,”imbuh IB. Giri Putra.

Selanjutnya Ida Bagus Ngurah Gede menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada sisia, krama desa pakraman dan seluruh komponen. Karena atas dukungannya, upacara Maligia Lajur ini bisa berjalan lancar. “ Tyang keluarga besar mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut mendukung terlaksananya upacara ini”pungkasnya(Anggi/r7).

Minggu, 10 Juli 2016

Upacara Metatah Massal Gratis Di Puri Peguyangan

metatah massal (balikini.net )
Bertepatan dengan redite ukir minggu (10/7) Puri Peguyangan Denpasar, menggelar Mepanes/ Metatah Massal, Upacara ini merupakan rangkaian dari
Karya Atma Widana atau Memukur terhadap mendiyang Anak Agung Putu Agung Tirta , yang di ikuti 64 warga peguyangan . upacara yang di mulai dari dini hari pukul 04:00 wita berjalan dengan khusuk .

Prosesi upacara Mepanes/Metatah Massal ini diawali dengan gendang yang di puput Ida Pedanda Gede Oka Arga dari Griya Bindu Kesiman  , yang menarik dari rangkaian Upacara Mepanes/Metatah Massal ini, masih tetap mempertahankan adat dan budaya dengan mengusung satu pertastu peserta .
Menurut pengelingsir Puri Peguyangan Anak Agung Ngr Widiada Upacara mepandes massal ini gratis bagi warga ada sebayak 55 peserta 6 warga puri 10 semeton 39 warga .

Sesepuh Puri AA Ngr Widiada menegaskan upacara ini merupakan bakti terhadap anak kepada leluhur , selain itu juga merupakan kebersamaan Puri dengan warga  sebagai salah satu bagian dari masyarakat selain bisa memberikan pengayoman puri juga berpungsi sebagai pusat budaya saat ini. selain itu widiada juga menegaskan . “Metatah ini merupakan suatu tradisi bagi umat Hindu pada khususnya tatkala anak itu sudah dewasa serta berupaya menghilangkan rasa atau sifat sadripu untuk anak-anak yang diacarai hari ini yang merupakan bagian dari manusa yadnya” ujarnya. 

Sementara sejumlah peserta mengakaui mengikuti upacara ini. adalah suatu kebanggaan baginya didalam era sekarang ini warga atau braya akan menjadi di ringankan dengan bergotong royong mereka terbantu dengan biaya yang cukup tinggi bisa diatasi . (Dearna )


© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved