-->

Minggu, 20 Juli 2025

Bupati Satria Hadiri Acara Penutupan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025


Laporan Reporter : Tim Lpt bDenpasar 

Bali Kini - Bupati Klungkung I Made Satria bersama Ny. Eva Satria didampingi Wakil Bupati Klungkung Tjokorda Gde Surya Putra bersama Ny. Kusuma Surya menghadiri Acara Penutupan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 sekaligus Pembukaan Festival Seni Bali Jani ke-7 Tahun 2025 bertempat di panggung terbuka Ardha Candra Art Center Denpasar, Sabtu (19/7). 

Dalam pelaksanaan Acara Penutupan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 diisi dengan Penyerahan Penghargaan Pemenang Wimbakara (Lomba) Juara II, III dan Harapan Pesta Kesenian Bali XLVII Tahun 2025 dan penyerahan Penghargaan Pemenang Wimbakara (Lomba) Juara I, Penyerahan Adhi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni) dan Peluncuran Tema PKB XLVIII Tahun 2026 yakni "Atma Kerthi Jiwa Sidha Parisudha" Memuliakan Jiwa Paripurna. 

Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 resmi ditutup Gubernur Bali I Wayan Koster yang sekaligus membuka Festival Seni Bali Jani ke-7 Tahun 2025 secara simbolis dengan memutar Padma Asta Dala. Dalam rangka memeriahkan Pembukaan Festival Bali Jani ke-7 Tahun 2025 diselenggarakan pagelaran seni "Maya Kala Tekno" hasil Kolaborasi Sanggar Kokar Bali.  

Adapun Seniman asal Kabupaten Klungkung yang memperoleh penghargaan yakni, Sanggar Kayonan dari Klungkung Raih Juara 1 Lomba Bapang Barong Ket PKB XLVII, I Komang Sukarya S.Sn (Seniman Kerawitan) mendapatkan Penghargaan Adhi Sewaka Nugraha. Dan Sanggar Seni Tirta Puja Kabupaten Klungkung memperoleh Sertifikat Standarisasi dan Sertifikat Lembaga Seni tahun 2025.  

Bupati Klungkung I Made Satria menyatakan apresiasi atas prestasi /penghargaan yang sudah diperoleh oleh seniman asal Klungkung. 

"Semoga melalui prestasi/penghargaan ini dapat menjadi inspirasi bagi para seniman muda untuk terus berkarya dan mengembangkan potensi diri serta mampu melestarikan seni di Kabupaten Klungkung," ujar Bupati Satria. 

Turut hadir pada acara tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, dan Asisten Administrasi Umum Pemkab Klungkung Dewa Gde Darmawan serta undangan terkait. 

Bupati Klungkung Hadiri Puncak Upacara Ngaben Massal di Desa Adat Batukandik


 Laporan Reporter : Dearna / Tim Lpt 

Klungkung , Bali Kini - Bupati Klungkung I Made Satria menghadiri puncak karya Ngaben Massal yang dilaksanakan oleh Desa Adat Batukandik, Kecamatan Nusa Penida, pada Minggu (20/7).

Setibanya di lokasi, Bupati disambut oleh panitia upacara, I Putu Asta Sumara, bersama para tokoh adat dan masyarakat setempat.

Ngaben Massal kali ini melibatkan sebanyak 75 sawe dan 78 ngelungah, dalam prosesi yang dilaksanakan serentak oleh krama dari enam banjar adat: Banjar Buluh, Balalu, Bingin, Bangun Urip, Batukandik, dan Sukun. Upacara ini dipuput oleh Ida Pandita Mpu Soma B. M. dari Griya Bungamekar.


Bupati Klungkung menyampaikan apresiasi atas semangat gotong royong warga serta peran aktif Desa Adat dalam menyelenggarakan upacara besar secara massal.

“Ngaben ini tidak hanya sebagai sarana penyucian roh leluhur, tetapi juga menjadi momen mempererat solidaritas masyarakat adat di tengah arus modernisasi,” ujar Bupati Satria.

Kembang–Ipat Diskusi Strategi Pembangunan Bersama Kaum Muda Jembrana


Laporan Reporter : Ajb  / Bali Kini 

Jembrana , Bali Kini – Komunitas anak muda Lokal Perspektif menggelar diskusi publik bertajuk “Refleksi 100 Hari Kepemimpinan dan Analisis Strategi Bupati dan Wakil Bupati Jembrana Menuju Jembrana yang Maju, Harmoni, dan Bermartabat”, Sabtu (19/7), di Ireng Kopi, Dauhwaru.

Kegiatan ini menjadi ruang dialog terbuka antara pemerintah daerah dan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mengevaluasi capaian awal pemerintahan serta membahas strategi pembangunan daerah ke depan.

Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, hadir secara daring melalui sambungan video. Dalam pemaparannya, Bupati Kembang merefleksikan 100 hari pertama masa kepemimpinannya, termasuk pelaksanaan delapan program unggulan yang telah mulai berjalan. Ia juga menekankan pentingnya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai prioritas strategis untuk mendorong pembangunan yang berkelanjutan dan berpihak pada masyarakat.

Diskusi ini tidak hanya menjadi ajang penyampaian capaian, tetapi juga mencerminkan komitmen Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam membangun tata kelola yang inklusif, transparan, dan partisipatif.

Wakil Bupati Jembrana, IGN Patriana Krisna (Ipat), hadir langsung di tengah peserta dan memaparkan visi serta misi daerah yang tertuang dalam 24 program unggulan. Ia juga mengapresiasi antusiasme dan keterlibatan para peserta yang berasal dari kalangan pemuda, pelaku usaha, komunitas, dan organisasi lokal.

“Kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa masyarakat, khususnya anak muda, peduli terhadap arah pembangunan daerah. Pemerintah Kabupaten Jembrana sangat terbuka terhadap masukan dan evaluasi dari publik,” ujar Wabup Ipat.

Sementara itu, Founder Lokal Perspektif, I Komang Adi Muliana, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen komunitasnya untuk mendorong kesadaran publik, khususnya generasi muda, terhadap isu-isu pembangunan.

Menurutnya, acara ini menandai langkah penting dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor dan membuka ruang partisipasi anak muda dalam proses pembangunan daerah yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

“Diskusi ini tidak hanya ajang bertukar pikiran, tetapi juga diarahkan untuk menyusun rekomendasi kebijakan publik serta rencana kerja tindak lanjut bagi pemerintah daerah. Harapannya, kegiatan seperti ini bisa terus diadakan secara rutin dengan melibatkan berbagai elemen mulai dari masyarakat sipil, pelaku usaha, hingga akademisi,” jelasnya.

Banyubiru Festival Gelar Lomba Ogoh-Ogoh Mini, Tapel dan Sketsa Ogoh-Ogoh


Laporan Reporter : Ajb /Tim Lpt 

Jembrana , Bali Kini  -  Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat) membuka secara resmi lomba ogoh-ogoh mini, tapel dan sketsa ogoh-ogoh dalam acara Banyubiru Festival 2025 bertempat di Balai Banjar Banyubiru, Desa Banyubiru , Sabtu (19/7).

Digagas oleh Sekaa Truna Truni (STT) Kembang Sari, Banyubiru Festival 2025 diisi dengan berbagai perlombaan menarik. Kegiatan dimulai dengan Lomba Layang-Layang Tradisional yang telah berlangsung pada 6 Juli lalu, dilanjutkan dengan lomba ogoh-ogoh mini, lomba tapel, dan lomba sketsa ogoh-ogoh

Dalam sambutanya Wabup Ipat mengapresiasi atas terselenggaranya Banyubiru Festival oleh STT Kembang Sari, yang dikenal aktif dalam berbagai kegiatan seni dan budaya di Jembrana. 

"Kita tentu merasa bangga melihat semangat dan kreativitas anak-anak muda Jembrana yang terus terlibat aktif dalam pelestarian budaya warisan leluhur," ucapnya.

Lomba ogoh-ogoh mini, tapel, dan sketsa ogoh-ogoh menurutnya menjadi wadah bagi para peserta untuk mengekspresikan ide dan kreativitas melalui karya seni dalam bentuk miniatur, tapel (topeng), maupun sketsa. Kegiatan ini mendorong keterlibatan aktif generasi muda dalam pelestarian budaya sekaligus mengembangkan potensi artistik.

"Kegiatan ini menjadi wadah ekspresi imajinasi dan kreativitas generasi muda dalam upaya pelestarian seni budaya Bali, sekaligus menepis stigma negatif melalui keterlibatan dalam aktivitas yang bernilai positif," ungkap Wabup Ipat.

Ia berharap Banyubiru Festival dapat terus dilaksanakan setiap tahun sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya, dengan kemeriahan dan antusiasme yang semakin meningkat.

"Saya berharap acara seperti ini bisa terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya dan hasil daripada miniatur maupun sketsa ogoh ogoh ini nantinya dapat direalisasikan menjadi wujud ogoh ogoh nantinya," harapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia I Kadek Dwi Mahendra Putra mengatakan peserta yang mengikuti perlombaan tersebut berjumblah 34 peserta.

"peserta lomba Ogoh-ogoh Mini diikuti oleh 8 peserta, lomba Tapel diikuti oleh 15 peserta, dan lomba Sketsa Ogoh-ogoh diikuti oleh 11 peserta," tandasnya.

Rakercab Pramuka Jembrana 2025, Fokus Tingkatkan Kompetensi Pembina


Laporan Reporter : Ajb / Tim Lpt 

Jembrana , Bali Kini  - Rapat Kerja Cabang (Rakercab) Tahun 2025 yang merupakan agenda rutin Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Jembrana digelar di Aula Lantai II Jimbarwana, Kantor Bupati Jembrana pada Minggu (20/7).

Rakercab ini dibuka secara resmi oleh Sekda Jembrana I Made Budiasa dengan penyerahan Palu Rakercab kepada perwakilan Kwarcab Jembrana yang juga didampingi Sekretaris Kwarda Bali dan disaksikan seluruh peserta.

Rakercab menjadi saat yang sangat penting, karena sebagai momentum penyampaian laporan kegiatan dan keuangan tahun 2024, program kerja untuk tahun 2025 serta rencana program kerja tahun 2025.

Sekda Budiasa yang mewakili Bupati Jembrana menyampaikan kegiatan Rakercab wajib dilaksanakan sebagai pengendalian operasional Kwartir Cabang setiap tahun. Selain itu, Rakercab ini juga sangat penting untuk menyusun program kerja yang memang harus dilaksanakan berdasarkan kebutuhan. 

"Masukkan program-program yang bermanfaat serta mudah dikerjakan dan sesuaikan dengan ketersediaan anggaran," ungkapnya.

Sekda Budiasa yang juga selaku Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Jembrana mengharapkan hasil rakercab ini juga dapat disesuaikan dengan program kerja di masing-masing kwartir ranting.

"Saya juga berpesan agar semua hasil Rakercab dapat dibahas juga di tingkat ranting sehingga terjadi sinergi antara program kegiatan kwarcab dengan ranting," ucapnya.

Pihaknya juga menekankan pentingnya peningkatan kemampuan dan kualitas pembina Pramuka untuk bisa mendidik generasi muda agar berwatak, berkepribadian, berkarakter, berjiwa patriot dan memiliki jiwa bela negara yang didasari atas nilai-nilai Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka.

"Kegiatan ini juga diharapkan mampu untuk meningkatkan kompetensi Pembina yang disesuaikan dengan kurikulum pendidikan serta pelatihan kepramukaan," tegasnya. 

Sementara itu, Sekretaris Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bali, Ni Luh Putu Widyantari mengapresiasi dilaksanakannya Rakercab Pramuka Jembrana Tahun 2025.

"Saya mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya Rapat Kerja Cabang ini yang merupakan momentum penting bagi Kwartir Cabang Jembrana untuk mengevaluasi program kerja yang telah dilaporkan dan yang akan dilaksanakan dan direncanakan di tahun 2026," ucapnya.

Pihaknya mengharapkan program-program kerja yang disusun agar sesuai dengan visi misi baik di Kwarcab Jembrana maupun Kwarda Bali.

"Ini merupakan hal yang sangat penting, tentunya akan menyusun rencana strategis ke depannya serta melaksanakan program kerja sesuai visi-misi Kwartir Pramuka Cabang Jembrana dan sejalan dengan visi misi di Kwarda Bali," tandasnya.

Tabanan Era Baru, Semangat Baru Bupati Sanjaya Resmi Lantik 346 PPPK


Laporan Reporter : Ade / Tim Lpt 

Tabanan , Bali Kini – Suasana khidmat menyelimuti Halaman Depan Kantor Bupati Tabanan pada Kamis (17/7), saat pelaksanaan Upacara Hari Kesadaran Nasional bulan Juli 2025 yang dirangkaikan dengan sejumlah agenda penting lainnya. Dalam upacara tersebut, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M hadir sebagai Pembina Upacara. Agenda besar ini juga dirangkaikan dengan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Janji PPPK Tahap 1 Tahun Anggaran 2024, Penyerahan Penghargaan Pensiunan PNS TMT 1 Juli 2025, serta Penyerahan Penghargaan Lomba Serangkaian Bulan Bung Karno Ke VII Tahun 2025.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Wakil Bupati Tabanan, I Made Dirga, perwakilan Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, Jajaran Forkopimda atau yang mewakili, Sekda beserta jajaran, para kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemkab Tabanan, para pegawai serta para peserta PPPK yang akan dilantik dan diambil sumpah jabatannya. Momen ini menjadi pengingat akan pentingnya penghargaan terhadap dedikasi abdi negara dan semangat baru bagi aparatur sipil negara dalam Tabanan Era Baru.

Dalam sambutannya saat itu, Bupati Sanjaya menegaskan bahwa pelaksanaan upacara ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk nyata penghargaan dan semangat perubahan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan. “Saya ingin memanusiakan manusia dalam hal ini para PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan. Maka setiap tanggal 17, saya memastikan pegawai negeri yang telah menyelesaikan pengabdiannya harus dilepas dengan penuh rasa hormat,” ujar politisi asal Dauh Pala Tabanan tersebut.

Ia juga menegaskan, pelantikan PPPK Tahap 1 Tahun Anggaran 2024 menjadi momen penting lainnya. Sebanyak 346 orang dinyatakan lulus seleksi kompetensi, terdiri dari 294 tenaga teknis, 16 tenaga kesehatan, dan 36 tenaga guru. Sanjaya berharap, mereka segera beradaptasi dan meninggalkan kebiasaan lama. “Tabanan Era Baru adalah era untuk petarung, bekerja dengan becat, tidak kliad kliud, tidak kenyih. Harus punya semangat juang yang tidak mudah menyerah dengan keadaan,” tegas Sanjaya.

Untuk diketahui bersama, Pegawai PPPK pada kesempatan itu memakai pakaian adat dan topi klangsah khas daerah. Orang nomor satu di Tabanan itu juga menyinggung penggunaan pakaian adat dan topi klangsah dalam upacara kali ini, yang dikatakannya sebagai simbol penghormatan terhadap akar budaya agraris masyarakat Tabanan. “Topi klangsah ini bukan sekadar gagah-gagahan, tapi mengandung filosofi, bahwa kita berasal dari masyarakat agraris. Petani sejati yang tak gentar oleh panas dan hujan,” ungkap Sanjaya.

Di akhir sambutannya, Bupati Sanjaya juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang menyukseskan rangkaian peringatan Bulan Bung Karno Ke VII Tahun 2025. Ia menekankan pentingnya membumikan ajaran Bung Karno secara nyata dan menjadikannya sebagai inspirasi dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan. Ia juga sampaikan rasa syukur dan harapan besar terhadap PPPK yang dilantik. “Intinya kita semua harus bersyukur. Ada 346 P3K yang dilantik resmi menjadi keluarga besar ASN di Kabupaten Tabanan. Maka dari itu harapan kita, yang baru dilantik memiliki spirit juang yang tinggi,” ujarnya saat wawancara dengan awak media.

Dari sisi peserta, rasa syukur dan haru disampaikan oleh salah satu PPPK yang baru saja dilantik, An. I Made Didi Prayono. “Saya diangkat sebagai PPPK tahun 2024 dan ditugaskan di Prokopim Tabanan. Acara ini berlangsung tertib dan meriah, kami sebagai pegawai yang diangkat sebagai PPPK sangat bangga. Semoga kami bisa semakin berkontribusi untuk Tabanan,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Kadek Thiar Prahita dari Dinas Pertanian yang kini ditempatkan di Kesbangpol Tabanan. “Rasa bahagia dan bangga akhirnya setelah penantian panjang bisa dilantik sebagai PPPK Kabupaten Tabanan. Terima kasih banyak untuk Bapak Bupati dan Pemerintah Kabupaten Tabanan yang sudah memberikan kesempatan ini,” tutupnya penuh haru. 

Festival Jatiluwih VI 2025, Bupati Sanjaya Tegaskan Perpaduan Budaya, Alam dan Semangat Kebersamaan


Laporan Reporter : Derana / Tim Lpt  

Tabanan , Bali Kini  – Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., bersama Istri selaku Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, secara resmi membuka Festival Jatiluwih ke-VI tahun 2025 yang berlangsung meriah di Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Sabtu (19/7). Didampingi Wakil Bupati Tabanan beserta Istri, jajaran Forkopimda, anggota DPRD Tabanan, Sekda beserta jajaran, kehadiran Bupati Sanjaya disambut hangat oleh ratusan masyarakat yang memadati area festival.

Event tahunan tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata RI, yang diwakili oleh Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata RI, Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan dan Kerjasama Multilateral, Perwakilan Gubernur Bali, undangan terkait lainnya, Perbekel, Bendesa Adat dan juga tokoh masyarakat setempat. Bupati Sanjaya menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap penyelenggaraan event tahunan tersebut. 

Menurutnya, Festival Jatiluwih bukan sekadar perayaan budaya, tetapi sebuah bentuk nyata promosi potensi lokal yang mengangkat tradisi, budaya, dan kuliner khas Desa Jatiluwih. Ia menegaskan pentingnya menjaga eksistensi Jatiluwih sebagai destinasi unggulan berbasis alam dan budaya. Jatiluwih telah dikenal luas di dunia sebagai destinasi dengan pemandangan alam pegunungan yang asri, keunikan sawah berundak, serta sistem irigasi tradisional Subak yang luar biasa. 

Bahkan, Subak Jatiluwih telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia sejak 6 Juli 2012. Di penghujung 2024, desa ini juga berhasil meraih tiga penghargaan prestisius: Best Tourism Village dari UNWTO, sertifikat desa wisata berkelanjutan dari Kemenparekraf RI, serta penghargaan desa wisata digital friendly dari ajang Dewiku. Ia mendorong agar Jatiluwih tetap aktif dipromosikan melalui media sosial dan kegiatan festival, guna menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.

Festival kali ini mengusung tema “Growth with Nature” atau “Tumbuh Bersama Alam”, yang menurut Bupati Sanjaya sangat sejalan dengan filosofi Tri Hita Karana, menjaga harmoni antara manusia dan alam. “Tema ini pada dasarnya juga dapat dimaknai sebagai sebuah upaya sungguh-sungguh untuk mewujudkan visi kita yaitu, Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM). Saya ingin menjadikan visi ini sebagai kiblat atau arah pembangunan pariwisata berkelanjutan  di Kabupaten Tabanan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Bupati Sanjaya berharap agar ke depannya dapat diselenggarakan event pariwisata bertaraf internasional di Jatiluwih yang mampu menarik lebih banyak wisatawan asing. Ia juga meminta agar badan pengelola DTW Jatiluwih terus berinovasi dan menciptakan terobosan strategis, namun tetap menjaga identitas Jatiluwih sebagai pariwisata berbasis pertanian dan budaya.

Senada dengan itu, Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, turut memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan festival yang menurutnya sangat inspiratif. Ia menilai festival ini mampu membangkitkan semangat masyarakat, khususnya perempuan dan generasi muda, dalam menjaga budaya dan memberdayakan potensi lokal melalui partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan festival.

Sementara itu, Manager DTW Jatiluwih, John Ketut Purna, menyampaikan bahwa Jatiluwih Festival VI merupakan momentum penting yang tidak hanya merayakan budaya, tetapi juga gaya hidup yang menyatu dengan alam. Pihaknya ingin menyampaikan pesan kuat, bahwa pertumbuhan sejati lahir dari hubungan harmonis dengan lingkungan, bukan dari eksploitasi sumber daya alam. “Hari ini kita tidak hanya meresmikan sebuah festival, kita sedang menyampaikan kepada seluruh dunia bahwa desa kecil yang ada di lereng gubung batukaru ini, bernama desa Jatiluwih punya cerita besar yang ingin dibagikan, kita punya nilai. Kita punya warisan dan yang lebih penting, kita punya semangat,” jelasnya.

Pihaknya juga menjelaskan, lewat festival ini, diharapkan mampu menunjukkan kepada dunia bahwa desa kecil di lereng Gunung Batukaru ini punya cerita besar yang layak dibagikan. Budaya di Jatiluwih bukan hanya warisan, tetapi juga sumber energi untuk masa depan. Tarian maskot Jatiluwih yang baru saja ditampilkan menjadi simbol regenerasi budaya, sementara fashion show kostum karnaval, workshop, kuliner, hingga pameran UMKM menjadi wadah ekspresi dan keterlibatan aktif masyarakat, terutama generasi muda.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sanjaya bersama rombongan juga turut menyaksikan berbagai atraksi budaya seperti Tebuk Lesung, parade gebogan, pertunjukan memasak tradisional “Tum Bungkil Gedebong”, dan nyuwun padi. Tak hanya itu, rombongan juga meninjau langsung pameran UMKM serta aktivitas pertanian seperti Metekap dan Ngejuk Lindung, yang menunjukkan integrasi budaya, pertanian, dan ekonomi kreatif di Jatiluwih.

Prosesi Sakral “Manah Toya Ning” Air suci Dipanah dan Diarak Oleh Keturunan Raja


Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih


KARANGASEM, Bali Kini - Prosesi sakral Manah Toya Ning atau Mendak Toya Ning dalam rangkaian Upacara Baligia dilaksanakan di Pura Pesucian Ulun Gangga, Taman Tirta Gangga, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem, Kamis (17/7/2025). Prosesi ini dilakukan dengan cara "memanah" air suci oleh Ida Pedanda dengan panah berwarna emas sebagai simbol penyucian dan permohonan restu dari Ida Bathara, dimana air suci ini nantinya dipergunakan untuk muput seluruh tahapan upacara Baligia. 

Air suci yang digunakan dalam prosesi Manah Toya Ning terlebih dahulu dilungsur, lalu dibawa dengan cara yang istimewa. Air tersebut dipapah oleh keturunan raja Puri Agung Karangasem yang duduk di atas singgasana, kemudian digendong dan diarak menuju Pura Pesucian Tirta Gangga melalui prosesi mepeed. Tradisi ini menjadi simbol kehormatan dan spiritualitas tinggi, karena hanya keturunan keluarga puri yang berhak memangku air suci tersebut sebagai lambang warisan suci dan agung dari leluhur. Prawartaka karya, Anak Agung Made Kosalya, menjelaskan bahwa air suci yang ditunas dalam prosesi ini merupakan inti dari keseluruhan upacara Baligia. “Toya ning ini nantinya dipergunakan untuk muput seluruh tahapan upacara. Tradisinya, harus ada keturunan keluarga puri yang memangku toya tersebut sebagai simbol keagungan dan warisan spiritual dari Ida Bathara,” jelasnya. 

Air suci sebelumnya diambil oleh Manggala Karya A. A. Bagus Partha Wijaya bersama Prawartaka Karya A. A. Made Kosalia. Keduanya merupakan cucu Raja Karangasem ke XIV. Kemudian Air Suci diusung dan dihaturkan kepada Ida Pedanda Yadjamana Ida Pedanda Gede Putra Tamu dari Geria Jungutan Bungaya selanjutnya dipergunakan sebagai Air Suci pemuput Upacara Karya Baligia Utama Puri Agung Karangasem. 

Mengingat situasi lalu lintas padat akibat peralihan jalur dari Denpasar imbas jembatan rusak di Bajra, panitia upacara memilih rute yang aman selama prosesi mepeed dilaksanakan, agar tidak menambah kemacetan, terutama karena banyaknya truk besar di jalur utama.

"Pengamanan dan pengaturan arus lalu lintas melibatkan personel dari Polres Karangasem, Dinas Perhubungan, pecalang Karangasem hingga pecalang Desa Adat Ababi, Percalang Desa Adat Ababi," Kata Prawartaka karya, Anak Agung Made Kosalya,  hal ini dilakukan untuk memastikan prosesi berjalan tertib hingga ke lokasi utama upacara di Pura Pesucian Tirta Gangga. 

Ida Cokorda Mengwi XIII Menjalani abhiseka


 Karangasem, Bali Kini
– Rangkaian Upacara Baligia Puri Agung Karangasem kembali berlanjut dengan pelaksanaan prosesi mepeed pada Jumat (18/7/2025). Ribuan orang turut dalam prosesi Ngajum atau Mendak Ida Bathara Lingga ke Piadnyan. Dimana prosesi mepeed dimulai dari Puri Agung Karangasem menuju Piadnyan yakni Taman Ujung, menempuh jarak sekitar 4,5 kilometer.

Manggala karya, Anak Agung Parta Wijaya menerangkan bahwa hari ini merupakan momen penting, di mana Ida Bathara Lingga dituntun menuju piadnyan, diiringi 17 puspa purit serta 87 puspa dari pengiring. Prosesi ini bermakna sebagai penghormatan spiritual, di mana Ida Bathara Lingga akan linggih di piadnyan dan menuntun seluruh Bathara lainnya dalam prosesi suci ini.

"Prosesi hari ini disaksikan langsung oleh Ida Cokorda Mengwi XIII yang baru saja menjalani abhiseka. Dalam kesempatan ini, beliau juga menyumbangkan penari Baris Tombak atau Baris Gede sebagai bagian dari iring-iringan," Kata Anak Agung Partha Wijaya. 

Mepeed sendiri dilaksanakan pukul 15.00 WITA, diikuti oleh 35 banjar adat di bawah naungan Desa Adat Karangasem, masing-masing mengirimkan sekitar 25 orang, sehingga total peserta dari banjar mencapai sekitar 800 orang. Jika ditambah iringan kerabat, pemangku/sulinggih, penari Baris Tombak/Gede, Gebug Ende, serta Baleganjur, jumlah keseluruhan peserta prosesi mencapai sekitar 1.200 orang.

Prosesi berlangsung khidmat dan penuh makna, sekaligus menjadi wujud nyata pelestarian adat, budaya, dan spiritualitas masyarakat Karangasem.

Pengelolaan Sampah di Kota Mataram Secara Modern Hasilkan Produk Bernilai Ekonomi


MATARAM- BALI KINI
- Persoalan sampah selama ini masih menjadi isu serius diberbagai daerah. Tak terkecuali di Bali. Bahkan, Pemerintah Daerah (Pemda) terus berupaya melakukan penanganan baik itu tindakan maupun melalui regulasi.

Meski demikian, ada beberapa daerah yang tampak berhasil menangangi sampah hingga menghasilkan produk-produk dari pengolahan itu sendiri. Di Nusa Tenggara Barat (NTB) misalnya tepatnya di Kota Mataram. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sandubaya Mataram yang berlokasi di Kecamatan Sandubaya ini mampu mengolah sampah 40-60 ton perhari. 

Inilah yang menarik minat dari Setwan DPRD Bali bersama Forum Wartawan DPRD (Forward) Bali untuk melakukan studi tiru dengan tema “Pengolahan Sampah Anorganik menjadi Ecobrick dan Refuse Derived Fuel (RDF)”, Rabu (16/07). Rombongan Setwan bersama rekan jurnalis dipimpin langsung oleh Kepala Bagian (Kabag) Umum Sekwan Bali, I Kadek Putra Suantara di dampingi Kepala Sub Bagian (Kasubag) TU, Kepegawaian, Humas dan Protokol, Gede Agus ‘Toyit’ Sumantika.

Kunjungan tersebut, diharapkan bisa menjadi masukan serta sharing pengalaman terkait penanganan sampah yang selama ini menjadi isu krusial. “Kami ingin belajar dan sharing ilmu bagaimana pengolahan sampah ini. Sehingga kami bisa memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait,” ujar Kabag Umum Sekwan Bali, I Kadek Putra Suantara.

Menurut Kadek Putra, selama ini memang diakui, sampah plastik masih mendominasi dan sulit penguraiannya. Oleh karena itu, perlu ada langkah-langkah prefentif. Misalnya saja, pemilihan sampah dimulai dari rumah tangga. “Memang paling efektif itu pemilihan sampah dimulai dari rumah tangga. Kami mendorong itu,” ujarnya lagi.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Vidi Partisan Yuris Gamanjaya didampingi Kepala UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup Kota Mataram, Salikin menjelaskan, setidaknya sampah di Kota Mataram perharinya mencapai 260 ton. Sedangkan TPST Sandubaya hanya mampu mengelola 40-60 ton perhari tanpa melibatkan pihak lain. 

Dengan adanya TPST Sandubaya tersebut, pihaknya mampu mempekerjakan puluhan tenaga kontrak. Menariknya, sampah-sampah yang masuk tidak menimbulkan kan bau. “Sampah-sampah yang masuk ini harus selesai dikelola dalam waktu satu hari. Setelah selesai langsung dilakukan penyemprotan disinfeksi agar tak menimbulkan bau,” jelasnya.

Berdirinya TPST Sandubaya ini tak lepas dari bantuan dana dari World Bank sebesar Rp21 Milyar. Yang mana, konsep pembangunan sendiri dirancang oleh DLH Kota Mataram sendiri. Oleh karena itu, pengelolaan sampah di Kota Mataram tidak bergantung pada pihak lain.

Bukan itu saja, pengolahan sampah di TPST Sandubaya juga menghasilkan produk-produk bernilai ekonomis. Yakni Paving Blok dan budidaya Maggot yakni sejenis larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF), yang dikenal juga sebagai Hermetia illucens. Bahkan, produksi Maggot sendiri tak main-main, perhari bisa mencapai 100 kg. “Produksi Maggot kami itu 100 kg per hari. Begitu juga dengan plastik kresek diolah jadi paving block,” jelasnya.

Disisi lain, Kepala UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup Kota Mataram, Salikin menambahkan, Kota Mataram saat ini darurat sampah. Bahkan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Provinsi kini sudah overkapasitas. Oleh karena itu, dengan adanya TPST Sandubaya ini sangat membantu dalam penguraian maupun pengelolaan sampah. “Hampir 70 persen pengelolaan masih mengandalkan pembuangan. Tapi saat ini kami arahkan ke pengolahan di TPST. Ini sangat membantu,” katanya.

Salikin menyatakan, selama ini permasalahan yang masih belum terlaksana secara maksimal adalah terkait pemilihan. Senada dengan Kadek Putra Suantara, pemilihan memang harus dilakukan mulai dari rumah tangga. Ini dilakukan guna melibatkan partisipasi masyarakat dalam penanganan sampah. “Partisipasi masyarakat sangat diperlukan, supaya pengelolaan sampah berjalan maksimal,” tegasnya.

Mengenai hasil produksi dari pengolahaan sampah itu sendiri, Salikin memaparkan, dari 200 ton lebih sampah harian, 24,6 ton diolah menjadi Maggot dan kompos. Maggot hidup dijual seharga Rp. 6.000 per kg, dan Maggot kering Rp15 ribu perkilo. Menariknya, hasil penjualan Maggot itu sendiri tak masuk ke pendapatan daerah, melainkan sebagai bonus para tenaga kontrak dan masyarakat yang berpartisipasi.

“Untuk Maggot kami pasarkan, banyak peternak ayam, ikan, dan burung yang membutuhkan. Hasil penjualan ini tidak masuk ke pendapatan daerah, ini kami berikan kepada karyawan dan masyarakat yang berpartisipasi sebagai bonus,” pungkasnya. 

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved