-->

Selasa, 13 Maret 2018

Bawaslu Bali Layangkan Surat Larangan Menyalahgunakan Wewenang Kepada Seluruh SKPD

Denpasar,balikini.net - Denpasar-Ketua Bawaslu Bali Ketut Rudia menegaskan, surat cegah dini untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran yang ditujukan kepala daerah di Bali sangat penting untuk diperhatikan. Surat tersebut akan dikirim oleh Bawaslu Kabupaten dan Kota seluruh Bali kepada para kepala daerah di Bali, kepada seluruh SKPD, dan para pengambil kebijakan di Bali agar tidak menyalahgunakan wewenang, anggaran dan kebijakan yang menguntungkan paslon tertentu dan merugikan paslon yang lainnya. "Ini memang surat cegah dini biasa. Namun untuk di Kabupaten Badung, ini merupaka hal yang serius. Ini kami pantau berdasarkan informasi masyarakat, tentang surat pernyataan mendukung paslon terentu, penggunaan anggaran untuk kepentingan politik, dan berbagai kebijakan lainnya yang menguntungkan Palson tertentu. Kami mengingatkan sejak awal agar jangan sampai ini menjadi temuan, menimbulkan kasus hukum, dan bisa berujung pada diskualifikasi Paslon tertentu," ujarnya di Denpasar, Selasa (13/3/2018).

Menurut Rudia, Badung diketahui kalau kepala daerahnya tampil sebagai ketua tim pemenangan. Berdasarkan informasi yang masuk dari masyarakat, pemberitaan di berbagai media, potensi pelanggaran sangat besar. Dimana-mana terjadi intimidasi, janji-janji politik dengan menggunakan anggaran daerah berupa Bansos, Hibah dan sebagainya. "Sekali lagi ini hanya surat cegah dini. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Dengan surat tersebut kepala daerah dan para SKPD bisa dijadikan referensi mana yang dibolehkan dan mana yang tidak dibolehkan," ujarnya. 

Seperti diketahui, Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten Badung menyurati Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, Senin (12/3/2018). Surat perihal cegah dini bernomor 037/BAWASLU-PROV.BA-01/PM.01.02/3/2018 tersebut tertulis bersifat penting dan ditembuskan ke Bawaslu Provinsi Bali serta Ketua DPRD Kabupaten Badung.  
Dalam alinea pertama surat, Ketua Panitia Panwaslu Kabupaten Badung, I Ketut Alit Astasoma menyinggung soal pentingnya mewujudkan pilkada yang demokratis. Sehubungan dengan pengawasan tahapan kampanye dalam rangka pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali tahun 2018, Panwaslu Badung menginformasikan kepada Bupati Badung untuk memperhatikan beberapa hal terkait Undang-undang 10 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU No. 1 Tahun 2015 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU No. 1 Tahun 2014 tentang pemilihan gubernur, bupati, dan walikota menjadi UU. Termasuk memperhatikan Perbawaslu No. 13 Tahun 2017 tentang tata cara penanganan pelanggaran administrasi terkait larangan memberikan dan atau menjanjikan uang atau materi lain yang dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Tahun 2018. Panwaslu Badung juga mengingatkan soal Perbawaslu No. 14 Tahun 2017 tentang penanganan laporan pelanggaran pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota. 

Panwaslu Badung menyodorkan empat pasal dalam Undang-undang 10 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU No. 1 Tahun 2015 yang harus dicamkan secara saksama oleh Nyoman Giri Prasta. Pertama, Pasal 71 ayat 1 dan 3. Pasal 71 ayat 1 berbunyi pejabat negara, pejabat daerah, pejabat aparatur sipil negara, anggota TNI/Polri, dan kepala desa atau sebutan lain (lurah) dilarang membuat keputusan dan atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon. Pasal 71 ayat 3 berbunyi gubernur atau wakil gubernur, bupati atau wakil bupati, dan walikota atau wakil walikota dilarang menggunakan kewenangan, program, dan kegiatan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon baik di daerah sendiri maupun di daerah lain dalam waktu 6 bulan sebelum tanggal penetapan pasangan calon sampai dengan penetapan pasangan calon terpilih. Kedua, Pasal 73 ayat 4 yang berbunyi selain calon atau pasangan calon, anggota partai politik, tim kampanye, dan relawan atau pihak lain juga dilarang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menjanjikan atau memberikan uang.(•)

Gantikan Suyasa, Pendit Jabat Ketua Fraksi Gerindra

DENPASAR-Balikini.Net - Setelah Nyoman Suyasa dilantik menjadi Wakil Ketua DPRD Bali, Partai Gerindra Bali langsung melakukan perombakan di Fraksi. Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Bali yang sebelunya disandang oleh Nyoman Suyasa, kini digantikan oleh Ketut Gede Nugrahita Pendit.

"Untuk Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Bali saat ini Pak Pendit," ujar anggota Fraksi Partai Gerindra Wayan Tagel Arjana, Selasa (13/03/2018).

Dengan demikian, Ketut Gede Nugrahita Pendit yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua BK (Badan Kehormatan) DPRD Bali, juga resmi digantikan olehnya. "Kalau untuk Ketua BK saya sendiri," terangnya. 

Terkait posisi Nyoman Suyasa yang sebelumnya duduk di Komisi III, saat ini masih belum ada penggantinya. Masih menunggu surat keputusan dari Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait Pengganti Antar Waktu (PAW) Jero Gede Komang Swastika yang tertangkap gara-gara kasus narkoba. "Kalau untuk anggota belum ada rolling. Di Komisi juga masih, nanti kalau ada PAW-nya dari Dapil Kota Denpasar," terangnya.

Berdasar informasi yang dirinya dapatkan, PAW Jero Gede Komang Swastika akan berbarengan dengan PAW Tjokorda Raka Kerthiyasa yang mundur karena maju Pilkada Gianyar, Ketut Mandia juga mundur karena maju Pilkada Klungkung, serta Wayan Disel Astawa akibat dipecat oleh PDIP. "Kita masih menunggu, nanti barengan," pungkasnya.[ WP/r4]

Kursi Lowong Wakil Ketua DPRD Akhirnya Diisi Suyasa

DENPASAR-Balikini.Net - Nyoman Suyasa akhirnya resmi menjabat Wakil Ketua DPRD Bali yang telah lowong selama 4 bulan. Melalui Sidang Paripurna Istimewa DPRD Bali, Nyoman Suyasa dilantik menggantikan Jero Gede Komang Swastika yang tertangkap akibat kasus narkoba.

Menurutnya, dia tak menyangka jika dirinya akan duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Bali. Meski begitu, dirinya tak akan terlena dengan jabatan yang disandangnya saat ini. "Saya tidak menyangka ya, ini perjalan hidup takdir kita jalani aja. Ini membuat kami makin bekerja keras bagi masyarakat Karangasem," katanya usai dilantik, Selasa (12/03/2018).

Menjadi salah satu unsur pimpinan DPRD, baginya perlu adaptasi dan penyesuaian. Pasalnya, tugas Wakil Ketua DPRD dengan Anggota Dewan di Komisi III agak sedikit berbeda. "Kita akan adaptasi dulu ini pertama kita jadi pimpinan dewan. Saya akan pelajari lagi. Fokus utamanya ya kerja bagi rakyat," akunya.

Sebagai Wakil Ketua DPRD, Suyasa akan  mendorong berbagai program-program legislasi yang ada, khususnya bagi pengembangan masyarakat di pedesaan. Baginya, sangat penting dikarenakan masih banyak masyarakat di pedesaan Bali yang harus ditingkatkan taraf hidupnya. "Program-program yang ada di DPR yang akan dorong bagi masyarakat khususnya di pedesaan," tandasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama mengharapkan, dengan dilantiknya Nyoman Suyasa sebagai Wakil Ketua bisa meningkatkan komunikasi antar pimpinan. "Lengkap sudah alat kelengkapan dewan. Diharapkan, komunikasi dan sinergi antar pimpinan bisa semakin ditingkatkan. Dan hubungan DPRD Bali dengan eksekutif bisa semakin meningkat juga," ujarnya dalam sambutannya.

Tak hanya sampai disitu, Adi Wiryatama juga sempat melontarkan candaan terkait posisi Wakil Ketua yang saat ini telah resmi dijabat Nyoman Suyasa. "Selamat datang Pak Nyoman Suyasa, ST di meja pimpinan. Biasanya meja yang sebelah kiri sering kosong, semoga tidak babak belur," candanya disambut tawa para peserta yang hadir dalam pelantikan. WP




Sampah yang Viral di Manta Point Disebabkan Arus Laut

Nusa Penida ,Balikini.Net - Pemerintah memastikan bahwa video sampah di Manta Point, Nusa Penida yang sempat viral beberapa waktu lalu adalah kejadian insidental yang disebabkan oleh arus laut. Demikian disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra dalam siaran persnya di Denpasar, Selasa (13/3).


Dewa Mahendra mengatakan Gubernur Bali yang diwakili Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali Gede Suarjana menghadiri rapat koordinasi di Jakarta yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan membahas tentang penanganan sampah di Bali. Salah satu poin pembahasan adalah hasil investigasi tim Kemenko Maritim bersama dengan instansi terkait menyangkut video sampah plastik di Manta Point yang dibuat oleh wisatawan Inggris, Richard Horner. “Menurut data dan pengamatan yang dikumpulkan tim Kemenko Maritim bersama instansi terkait termasuk LSM lingkungan mulai tanggal 1 sampai tanggal 10, tidak ada laporan sampah di Manta Point selain pada hari yang dilaporkan wisatawan tersebut,” ujar birokrat asal Buleleng ini. Bahkan menurutnya Tim berhasil bertemu langsung dengan Richard Horner di sekitar lokasi dan mendapat pengakuan bahwa Ia sudah berkali-kali menyelam di Manta Point dan tidak menemukan sampah diluar waktu tersebut. Berdasarkan hasil analisa ahli dari ITB yang dipaparkan Tim Kemenko Maritim, perairan di Nusa Penida dipengaruhi oleh angin muson Barat Daya dan Arus Lintas Indonesia yang bergerak dari utara melalui Selat Lombok. Oleh karena itu dengan kondisi pasang surut, sampah di laut bisa saja muncul dan berlangsung dalam hitungan jam.


Namun, Dewa Mahendra memastikan pemerintah tidak tinggal diam terhadap hal ini. “Bapak Menko Maritim sudah memerintahkan agar membuat rencana aksi untuk mengatasi masalah ini,” katanya. Salah satunya dengan menerima masukan Pemerintah Provinsi Bali untuk memasang penangkap sampah (trash trap) di sungai-sungai di Bali sehingga sampah tidak terbawa ke laut. Pemprov menurutnya saat ini sudah mencoba memasang di empat sungai dan hasilnya memuaskan. Pemprov Bali juga terus mengedukasi masyarakat untuk mengelola sampah dengan benar dan melibatkan desa pakraman maupun komponen masyarakat lainnya dalam upaya penanganan sampah. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali juga sudah menyampaikan secara langsung permasalahan yang dihadapi di daerah agar mendapat perhatian pemerintah pusat.


Rapat juga membahas bagaimana instansi terkait seperti Pemerintah Kabupaten/Kota, Kepolisian, Dinas Perhubungan, Angkatan Laut dan dunia usaha juga akan dilibatkan dalam penanganan sampah baik di hulu maupun di hilir. Upaya penjaringan sampah dengan kapal dan penegakan hukum menjadi bagian dari solusi yang dibahas, jelas Dewa Mahendra.


Selain itu persoalan sampah di TPA Suwung, sampah kiriman serta rencana pengolahan sampah menjadi energi menjadi topik pembahasan rapat.


Rapat dihadiri Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, TNI AL, Kementerian Perhubungan, Kapolda Bali, Bupati Tabanan, Plt. Walikota Denpasar, Wakil Bupati Badung, tim World Bank, LSM Lingkungan dan instansi terkait lainnya.[pr/r4]

Senin, 12 Maret 2018

Menjaga stabilitas Kamtibmas menjelang Perayaan Nyepi dan Pilgub 2018

Polsek Abiansemal ,Balikibni.Net - Terciptanya situasi yg kondusif merupakan harapan semua pihak, keamanan akan terwujud tidak hanya berkat pihak kepolisian saja, keamanan akan terwujud apabila pihak aparat dan masyarakat ikut saling bekerjasama  berperan aktif. Dalam hal menjaga keamanan dan memantau ataupun memonitor segala kegiatan yang ada di wilayah Abiansemal, Kapolsek Abiansemal (Kompol I Nyoman Weca,S.Sos) bersama Unit Reskrim, Intel, Sabhara Polsek bersinergi dengan Linmas dan Pam Swakarsa yang ada di desa khususnya Desa Mekarbhuana melaksanakan Patroli Gabungan.

Terkait dgn itu semua pada hari Minggu tgl 11 Maret 2018, pkl 23.30 wita dilaksanakan kegiatan Patroli Malam bersinergi dengan sasaran tempat2 rawan dan sepi di seputaran wilayah Desa, tempat Ngumpulnya para pemuda dalam kegiatan pembuatan ogoh2, dan Jalan2 lingkungan masing2 Banjar.

Dlm giat tersebut Kapolsek Abiansemal selalu menyampaikan pesan2 kamtibmas kpd warga untuk selalu menjaga situasi keamanan di lingkungannya masing2 , boleh berkarya dan berkegiatan namun selalu tetap menjaga situasi keamanan agar tdk menimbulkan kerawanan, menjelang hari raya Nyepi, dan Pilgub 2018 ini, hindari minum2an keras, judi dan narkoba.

Kegiatan Patroli dpt diterima dgn baik oleh Perbekel Desa Mekarbhuana I Gusti Made Sudiana, SE dan diucapkan terimakasi kepada Kapolsek Abiansemal beserta jajarannya atas Atensi dari Polsek Abiansemal telah melaksanakan Patroli Gabungan di Desanya untuk mencegah dan mengantisipasi kerawanan-kerawanan pada malam hari, Ucapnya.

Kapolsek Abiansemal Kompol I Nyoman Weca,S.Sos, saat diminta konfirmasinya menyampaikan bahwa "Kegiatan Patroli Gabungan sangat penting untuk dilakukan dalam rangka menjaga keamanan dan kenyamanan warga masyarakat yang melaksanakan aktivitas di malam hari serta dapat hubungan menjaga hubungan yang harmonis dengan semua warga di desa binaan." Ucap Kapolsek [pol/r5]

Kisah Hidup Dr. Ketut Rochineng, SH.MH. Bocah Miskin Penjual Es Lilin hingga Menjabat Pj Bupati

MANGUPURA-Balikini.Net - Tepuk tangan terus menggema saat nama Dr. Ketut Rochineng, SH.MH dipanggil ke Podium Wisudawan ke-125 Universitas Udayana (Unud) di Gedung Auditorium Widya Sabha Kampus Bukit, Jimbaran, Badung, Sabtu (10/3).



Birokrat Pemprov Bali yang masa hidupnya sempat menjadi bocah miskin penjual es lilin itu, berhasil menyandang gelar Doktor Ilmu Hukum dengan nilai Cum Laude (Pujian) di Program Pasca Sarjana S3 Kampus terbesar dan terbaik di Bali itu.



Putra pasangan Nyoman Cawi (alm) yang kesehariannya menjadi Pegawai Mantri Kesehatan dengan Ni Nyoman Seneng (alm tahun 2018) adalah anak keempat dengan 8 bersaudara yang kini menjabat sebagai Penjabat Bupati Gianyar. 



Lahir dari keluarga sangat miskin dan serba kekurangan, tidak mengurangi semangat keluarga Rocky sapaan akrabnya yang kini masih menjabat Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali. Tak banyak yang tahu, Pejabat kelahiran Desa Petemon, Seririt, 10 September 1958 itu juga berhasil menjadi pengusaha sukses.



Hidup dari keluarga miskin memang berat, karena itu seluruh sodara Rochineng hidup menyebar mencari nafkah keluar daerah. "Saat hidup sudah sodara saya hidupnya menyebar, ada juga yang jadi perawat atau polisi. Tergantung yang menampung dan mengajaknya waktu itu," kenang Rochineng yang kini menempati rumah mewah di Jalan Buana Taman No.5 Padang Sambian, Denpasar.



Semasa kecil Rochineng bersekolah di SDN 1 Desa Petemon dan SDN 2 Bubunan tahun 1970 dan melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Seririt tahun 1973 sampai akhirnya belajar di SMAN 1 Seririt dengan hidup sangat sederhana, karena ditinggal orang tuannya meninggal sejak umur 8 tahun. Bahkan saking miskinnya, Rochineng sempat putus sekolah saat SMA tidak bisa melanjutkan kelas 2.



Akibat tidak punya biaya yang kemudian dibantu keluarga besarnya melanjutkan sekolah, karena hasil ulangan dan ujiannya saat itu minimal nilai 9 dan 10 untuk semua mata pelajaran.



"Saya juga pernah jadi buruh bangunan untuk tambahan biaya sekolah. Bahkan, semasa SMP dan SMA tidak pernah tidur di rumah, karena saya tak punya rumah sendiri melainkan tidur menumpang di rumah teman-teman secara bergiliran. Di sekolah juga sering bertarung adu panco dan sering menang, sehingga dapat uang sebagai hadiah sekedar untuk beli tipat cantok," sebutnya. 



Namun seperti kata pepatah, dibalik kesuksesan seseorang, pasti ada perempuan hebat dibalik itu. Ternyata hal itu benar terjadi, sejak kenal istrinya, Ni Made Sri Ardiani, S.Pd yang kesehariannya masih menjadi Guru SMPN 2 Denpasar, hidup Rochineng berubah drastis dan terus menuju kesuksesan.



"Dari sejak kelas II SMA sekitar tahun 1974 kenal dengan Bapak (Rochineng, red) sangat pintar, karena menjadi juara kelas terus dan baru menikah tahun 1986. Tapi ceritanya Bapak jadi body guardnya saya dulu. Pedalem dan saya kasian, karena dia sangat pinter, sehingga Ibu kagum dengan kepinterannya. Tapi sangat susah hidupnya waktu itu," kata Istri Rochineng kelahiran Singaraja, 20 Oktober 1959 menimpali.



Diceritakan, saat waktu kecil Istri Rochineng tinggal di Desa Bubunan dan baru setelah SMA kelas dua baru pindah ke Desa Petemon dekat rumah yang ditinggali Rochineng. Saat itu, tanpa malu-malu Rochineng mengaku masih berdagang es lilin keliling tidak saja di Desa Petemon, tapi juga sampai ke desa-desa lain, bahkan sampai Desa Bubunan.



"Makanya sering Ibu dulu juga beli es lilin Bapak. Karena ada pabrik es di dekat rumah dan Bapak terus jualan keliling ke desa-desa dengan jalan kaki," bebernya dan langsung ditanggapi Rochineng, sejak baru tamat SMA baru dicari oleh orang dari desa ke desa yang kebetulan Pejabat Kehutanan dan diajak mengikuti Pendidikan Kehutanan di Madiun dan Bogor. "Tamat Pendidikan Kehutanan saya langsung dipekerjakan keliling Bali sebagai Tenaga Penyuluh Kehutanan," sebut Rochineng.



Pertama kalinya dari 1978 sampai 1979, Rochineng menjadi penyuluh di Kecamatan Payangan, Gianyar baru lanjut ke Kecamatan Kubu, Karangasem sampai tahun 1983 bertugas di Nusa Penida, Klungkung serta sejumlah daerah lainnya hingga kariernya berubah tahun 2008 bergeser menjadi Sekretaris Kehutanan Provinsi Bali.



Selanjutnya tahun 2009 diangkat Gubernur Bali Made Mangku Pastika menjadi Kepala BKD Provinsi Bali sampai sekarang. "Begitu karier saya yang dimulai dari bersekolah di Patemon lanjut jadi penyuluh ke Seririt, terus sempat belajar di Fakultas Hukum Universitas Ngurah Rai di Payangan, sampai pindah ke Karangasem terus lanjut ke Klungkung dan kuliah S1 Hukum tamat tahun 1989 dan S2 di tahun 2004 dan di tahun 2018 baru meraih gelar Doktor," paparnya. 



Rochineng mengaku selama hidupnya mempunyai hobi bela diri dengan Silat Sitembak (Silat Bali) yang ditekuninya sejak kecil di Desa Patemon dan Bubunan, hingga terus bertanding dan jadi juara. Karena sempat pindah tugas antar kabupaten, akhirnya belajar Karate sekitar tahun 80-an dan tahun 1978 juga pernah belajar Karate di Payangan, Gianyar.



"Saya latihan dengan Pak Murti, disaat itu saya sudah bekerja dan terus berpindah tugas ke Buleleng. Tapi saya tetap ikut Karate yang diajar oleh Gus Lilik di Buleleng," ujarnya seraya mengaku selain olah raga silat juga aktif bermain tenis "Dari Seririt saya sudah mengawali bermain tenis dan sampai ke Klungkung hingga mendapatkan juara hampir tiap tahun saya memperoleh juara 3 besar," tandas Rochineng yang terus terpilih menjadi Ketua Umum Olah Raga Tenis dan Ketua Umum Karate Forki Bali itu.



Selanjutnya Pejabat multitalenta ini, juga menggeluti dunia tarik suara dengan menjadi penyanyi yang beken dikenal Rocky. N yang telah memiliki tiga album yaitu Bali Santi, Ngejuk Impian, Trisakti Pembangunan yang terispirasi dari Nawa Cita. "Kalau menyanyi ini seperti dadakan istilahnya, yang tidak diduga-duga.



Memang dari kecil saya suka mendengar musik karena tidak mempunyai sarana sehingga tidak tercapai mimpi saya. Tapi akhirnya sekarang, karena dukungan dari teman-teman serta para staf di kantor, akhirnya saya jadi penyanyi dan saya pun tidak pernah latihan menyanyi.



Apalagi kursus vokal, hanya saja setiap hari menonton Dangdut di TV, disanalah saya mengetahui teknik vokal dan mengevaluasi bagaimana menyanyi yang benar dari nada tempo, sampai pengaturan nafas serta teknik memenggal kata," tegas Ayah dengan Putra Tunggal bernama Gede Rai Ardian Machini Yasa, SH.MKn yang berprosesi sebagai Notaris yang menikah dengan Rai Irma Santini, SH sebagai PNS Kabupaten Badung itu.



Sedangkan di Laskar Bali, memang Rochineng mengawalinya dari anggota sekitar tahun 2000-an, karena sering aktif pada organisasi akhirnya dipercaya memegang Korlap Gunung Agung. "Dulunya karena saya senang berorganisasi dan terus aktif serta senang mencari teman yang banyak, sehingga saya diangkat akhirnya menjadi Sekjen," tegasnya sekaligus menyampaikan saat ini menjabat sebagai Penjabat Bupati (Pj) Gianyar.



"Sepertinya saya sedang melakukan napak tilas, sebab saya dulu pernah bekerja di daerah Payangan dan sekarang menjadi Penjabat Bupati di Gianyar. Saya berharap di Gianyar akan sukses untuk memimpin sebagai penjabat, sekalipun Gianyar relatif maju, tetapi dibalik majunya daerah tersebut pasti ada kantong-kantong kemiskinan, sehingga saya mau mempercepat pengentasan kemiskinan di Gianyar," ujar Kakek dengan 3 cucu ini, yakni Ni Putu Raysa Ayu Warmini Kirei (6 tahun), Made Kiandra Arka Dylan Machini (4 tahun) dan Ni Komang Rayna Lani Adriana (7 bulan).



Rochineng berambisi memajukan Gianyar, sebab data BPS Gianyar mempunyai angka kemiskinan cukup tinggi sebesar 4,06 persen. Guna mengurangi angka kemiskinan Rochineng akan terjun langsung ke lapangan dengan metode by name by addres, atau berdasarkan laporan akan datangi warga yang kurang mampu.



"Kemarin saja saya sudah mendapatkan 2 rumah dekat kota dengan jarak 5 kilometer dari kota, sudah mendapatkan orang miskin tak punya rumah sama sekali. Hnya menggunakan bedek beratapkan ilalang dan langsung minggu depannya saya kerjakan dengan staff saya dan dana saya ambil dari swadaya. Karena kalau menunggu dari Dinas Sosial Kabupaten Gianyar direncanakan pada bulan Oktober baru ada program bedah rumah, kan kasihan mereka harus menunggu lama. Sebab saya pernah merasakan bagaimana rasanya gak punya rumah dulu. Kalau bicara orang miskin pasti saya tanggapi. Sebab dulu saya pernah merasa miskin," tuturnya bersemangat. WP/r4
© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved