-->

Kamis, 07 Juli 2016

Cumi Art Community Jimbaran Badung, Juara Satu Festival BPF

festival BPF (balikini.net)
Balikini.Net- Salah satu agenda dalam Banjar Pande Festival (BPF) adalah diselenggarakannya festival baleganjur pada hari Rabu Rabu 6/7 yang dibuka langsung Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta. Hadir pula dalam acara tersebut, Sekda Bangli I B G Giri Putra,Ketua DPRD Bangli Ngakan Made Kuta Parwata, Anggota DPRD Bali dapil Bangli I Nyoman Buti Utama,Kadisbudpar Bangli I Nyoman Adnyana. Tujuh peserta mengikuti festival baleganjur yang menyediakan total hadiah Rp 15 juta . Serangkaian menyambut HUT ST Tri Karya Suda Paranartha Banjar  Pande Bangli Ke 38   dilangsungkan kegiatan bertajuk Banjar Pande Festival.

Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta dalam sambutannya menyampaikan,sangat bangga atas terselenggaranya festival seperti ini yang bisa melestarikan budaya adiluhung,khususnya anak muda Banjar Pande.Kita ketahui dewasa ini ada berbagai pandangan negatif terhadap generasi kita,namun hal yang paling ampuh untuk menanggulangi dengan langkah lebih melakukan  kegiatan-kegiatan,agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang kurang terpuji seperti Narkoba,Organisasi yang tidak bermanfaat bagi masyarakat secara umum"uncapnya.

Menurut  Ketua Sekehe Teruna  Tri Karya Suda Paramartha Putu Eka Swartawan  saat dikonfirmasi disela-sela persiapan dimulainya festival ,mengungkapkan serangkaian menyambut HUT Seke Truna, maka digelar  even BPF. Berbagai kegiatan  dan lomba dilaksanakan seperti turnamen futsal yang telah berakhir, festival musik dan salah satunya adalah  festival beleganjurseperti yang dilaksanakan saat ini "Untuk festival ini diikuti tujuh peserta ,pesertanya lebih dominan dari luar Bangli"ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan Festival Beleganjur,peserta mulai start dari sebelah  sebelah barat Bank BPD Bali Cabang Bangli menuju perempatan Catuspata  peserta diberikan kesempatan untuk melakukan atraksi dengan durasi waktu yang sudah diatur" Dalam festival ini kita melibatkan tim juri dari luar daerah agar lebih tranparandalam penilaiannya"ungkapnya.

Bertalian dengan kegiatan festival baleganjur ini pihaknya telah berkoordinasi dengan parat terkait.,baik dengan pihak kepolisian dan juga disbun Bangli.Tujuan dari penyelenggaraan BPF ini ,melalui BPF selain untuk mempererat hubungan antar generasi muda,juga salah satu bentuk ikut menjaga dan melestarikan budaya bali.BPF yangh diikuti Sanggar Rare Angon Banjar Belungbang Bangli, Sanggar Cemeti Emas.Payangan Gianyar, ST Sila Dharma Banjar Cempaga V , Bangli, Sanggar Cumi Art Communiity,Desa Adat Jumbaran  Badung,Sanggar Lila Cita Bala Batu,Balhbatuh Gianyar,Sanggar Gubuk Seni,Tampaksiring,Gianyar dan Pemuda Desa Yowana, Desa Kintamani"jelasnya

Sementara itu dalam pagelaran festival ini yang  berhasil menjadi juara I Sanggar Cumi Art Community Desa Adat Jumbaran,Badung dengan mengambil tema  Manohara yang memiliki arti keseimbangan menuju kesempurnaan.Juara II diaraih oleh peserta Sanggar Seni Cemeti Emas Payangan,Gianyar dengan judul Jaran Poleng,dimana kehadiran sanghyang jaran hadir karena sifatnya yang memberi inspirasi pada ketangguhan yang dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan yang bebas dan liar.Kekuatan yang diberikan untuk mempertahankan keadaan,dibalik itu sifatnya yang mudah terkendali disamping itu bentuknya gagah dan tegap, cocok sebagai penjaga wilayah. Sedangkan juara III diraih oleh Sanggar Rare Angon Banjar Belungbang Bangli dengan mengambil tema Tapak Dara,adalah  sebuah simbul filosopi Hindu teramat saklar  merupakan penyatuan keseimbangan buana agung dan buana alit dengan dasar kekuatan berada pada titik tengah,sebagai pancering buana payogan Sang Hyang Rwa Bhineda,sebagai pengemban semesta, berdiri pada dasar muladhara.(Anggi/r6)

Garapan Tari Nangluk Merana Tampil Memukau

tari nakluk merana (balikini)
Balikin.net -Seni Instalasi dan Tari Kolosal Nangluk Merana menyedot perhatian pengunjung PKB ke-38, Rabu (6/7). Membaur dengan masyarakat umum, Gubernur Made Mangku Pastika yang didampingi Ny.Ayu Pastika dan sejumlah pimpinan SKPD di Lingkungan Pemprov Bali nampak antusias menyaksikan tari kolosal yang dibawakan 200 penari mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Garapan apik seniman kawakan I Wayan Sidia ini terbilang unik karena memanfaatkan areal terbuka dan alur sungai di depan Gedung Kriya Taman Budaya sebagai lokasi pertunjukan. Totalitas para penari yang terlibat di dalamnya mengundang decak kagum para penonton yang menjejali bantaran sungai. Kemunculan sejumlah penari di atas getek yang mengikuti aliran sungai kerap mendapat aplause para penonton. 
Seni Instalasi dan Tari Nanggluk Merana mengambil latar belakang Gunung Batur dan Gunung Agung. Alkisah Dewi Danu sebagai penguasa Lembah Gunung Batur senang bercocok. Dengan dayang-dayangnya, dia menanam tumbuhan hias hingga palawija. Pada bagian lain di sekitar Gunung Agung, Sang Hyang Putra Jaya senang memelihara hewan. Suatu ketika hewan-hewan peliharaan Putra Jaya digembalakan hingga Lembah Gunung Batur dan memakan habis tanaman Dewi Danu. Karena murka, Dewi Danu dan dayang-dayangnya membunuh semua hewan peliharaan Sang Putra Jaya. Selanjutnya, dengan kekuatannya Dewi Danu juga memohon hujan badai hingga menghanyutkan bangkai hewan itu ke laut. Sang Hyang Baruna sebagai penguasa laut murka karena wilayahnya dipenuhi bangkai. Alhasil, dia pun mengutuk bangkai itu menjadi binatang pengganggu seperti tikus, belalang, ulat dan hama lainnya. Di tengah kekacauan akibat serangan hama tersebut, turunlah Sang Hyang Geni Jaya yang mengingatkan agar jangan sembarangan membuang sampah ke sungai, apalagi jenis bangkai. Dia juga bersabda agar manusia menggelar upacara nangluk merana. Upacara bertujuan untuk memohon agar hama (merana,red) tak merusak lingkungan dan alam. Gubernur Pastika nampak sangat terkesan dengan garapan Sanggar Paripurna yang disuguhkan pada ajang PKB kali ini.

Sementara itu, pengarah tari sekaligus Ketua Sanggar Paripurna I Made Sidia yang ditemui di sela-sela pertunjukan menjelaskan bahwa garapannya mengangkap tema alam. “Pesan moral yang ingin kami sampaikan adalah agar kita senantiasa menjaga keharmonisan dengan alam sebagaimana konsep Tri Hita Karana,” ujarnya. Karena itu, dia sengaja menjadikan areal terbuka sebagai lokasi pertunjukan. “Kita manfaatkan semua yang ada, sungai dan pohon,” pungkasnya.(tim/r6)

PKB Di Tutup Dengan Pagelaran Mandara Mahalongo

karang awak
Balikini.Net -Sebagai apresiasi terhadap kesenian Bali serta dalam rangka menyediakan wadah bagi peragaan dan pementasan karya-karya pengembangan seni klasik dan modern, Pemprov Bali kembali menggelar event Bali Mandara Mahalango. Demikian disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan Prov Bali Dewa Beratha dalam konferensi pers yang diadakan di Taman Budaya, Denpasar, Kamis (7/7). Secara rinci dia menjelaskan jika pagelaran seni ini bertujuan untuk memberikan ruang berkesenian bagi seniman maupun komunitas seni yang belum tampil dalam ajang Pesta Kesenian Bali sebelumnya. “Pergelaran seni ini akan digelar usai pelaksanaan Pesta Kesenian Bali ke 38 dan bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para seniman yang belum tampil, selain juga untuk mengoptimalkan fungsi Taman Budaya,” imbuhnya. Bertempat di Taman Budaya, Denpasar, pergelaran  yang penyelenggaraannya sudah memasuki tahun ketiga, tahun ini mengambil tema “Dinamika Seni Budaya Menuju Kesejahteraan, Kemajuan dan Keanggunan Peradaban Bali”. Pementasan setiap harinya digelar pada malam hari mulai pukul 20.00 Wita. “Selama satu setengah bulan ini kita akan sajikan 57 pementasan,” ujarnya. 

Masih sama seperti tahun sebelumnya, event  yang akan berlangsung dari tanggal 10 Juli s.d 28 Agustus 2016 juga akan menyajikan pagelaran seni, pameran industri kerajinan serta stand kuliner. “Untuk pembukaanya sendiri akan dilaksanakan pada tanggal 10 Juli di panggung terbuka Ardha Candra, jadi itu menyambung dengan penutupan PKB ke 38,” imbuh birokrat asal Gianyar tersebut. Untuk pembukaan sendiri akan menampilkan Komunitas Budaya Pramusti Bali yang berkolaborasi dengan Celekontong Mas membawakan drama musikal bertajuk “Cupak Punyah”. Dewa Beratha juga menambahkan jika tahun ini cukup berbeda karena akan dimeriahkan oleh ajang pemilihan Jegeg Bagus Bali. “Jika sebelumnya ajang pemilihan Jegeg Bagus Bali digelar dalam ajang PKB, kali ini berlangsung di Bali Mandara Mahalango,” jelasnya. Ajang tahunan Pameran Pembangunan juga masih diselenggarakan di sela-sela Bali Mahalango III, yaitu dari tanggal 14 s.d 24 Agustus di Taman Budaya. “Ada tambahan untuk tahun ini, dalam rangka memberikan hiburan kepada masyarakat serangkaian HUT Pemprov Bali akan ada pertunjukan seni juga yang bertempat di Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandhi, Renon dari tanggal 14 s.d 17 Agustus,” tandasnya.

Sementara itu ketua tim kurator, Prof Made Bandem yang turut hadir dalam acara konferensi pers menjelaskan bahwa terdapat beberapa perbedaan antara PKB dan Bali Mandara Mahalango. “Dalam PKB kita menonjolkan seni klasik abad pertengahan, jadi kita rekonstruksi seni pertunjukan tersebut dalam ajang PKB,” ujarnya. Sementara menurutnya untuk Bali Mandara Mahalango lebih ditekankan dalam pertunjukan seni kontemporer. Dia juga menambahkan dalam ajang yang akan diselenggarakan sebulan penuh akan menampilkan beragam seni yaitu Seni Kerakyatan Unggulan, Seni Klasik Tradisional Pilihan, Seni Kreasi Baru Pilihan, Seni Klasik Tradisional Pilihan, Seni Kreasi Baru Pilihan, Seni Kolaborasi, Seni Kolosal, dan Pagelaran Peragaan Busana Treatrikal. Harapan penyelenggaraan Bali Mandara Mahalango dapat dimanfaatkan sebagai ajang pelestarian dan pengembangan seni budaya Bali serta juga sebagai media promosi wisata kebudayaan kita di sini.

Sementara secara terpisah, Kepala Biro Humas Setda Prov Bali Dewa Mahendra mengajak seluruh masyarakat untuk turut hadir dan menyaksikan pagelaran tersebut. “Kami mengundang masyarakat untuk menyaksikan festival ini ke Taman Budaya dan saksikan berbagai suguhan dari seniman kita, apalagi setelah penutupan Bali Mandara Mahalango akan digelar Bali Mandara Parama Nugraha, yaitu penganugerahan bagi insan Bali yang telah berjasa bagi pembangunan Bali,” tandasnya.(PRO/r6)

Sabtu, 02 Juli 2016

Pura Puser Jagat

Balikini.Net - Pura Puser Jagat, Desa Kembang Merta, Baturiti. Didampingi Camat Baturiti Tos Partha, Bendesa Adat Kembang Merta, I Nyoman Sukita, serta Tokoh adat setempat.
mengatakan dalam kesempatan seperti ini,  "ngayah" (mengabdi) dengan tulus dan ikhlas. Kita harus saling peduli baik dengan sesama maupun lingkungan disekitar kita, terlebih kita harus memperhatikan parahyangan (tempat suci) yang kita empon bersama. Apabila parahyangan kita sudah bagus dan nyaman niscaya kita sebagai masyarakat bisa pekedek pekenyem (riang gembira).
"Saya selaku Pemerintah akan selalu berupaya membantu apa yang sepatutnya bisa saya bantu. Kalau bukan kita selaku Pemerintah, lalu siapa lagi yang akan peduli dalam membangun parahyangan di Kabupaten Tabanan, khususnya di Kembang Merta", pungkas Sanjaya sat kunjugitemat ini .

Dirinya juga meminta agar masyarakat di Kembang Merta selalu memberikan doa restunya dan tenaganya untuk sama-sama "ngayah" buat Tabanan. Pintanya juga untuk selalu jalin komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah supaya apa yang kita cita-citakan bersama bisa terwujud. "Jalin terus komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah supaya apa yang kita cita-citakan yaitu menuju Tabanan yang Sejahtera, Aman dan Berprestasi bisa terwujud", katanya.

Usai melakukan persembahyangan serta ngaturin sarin canang yang diterima Bendesa Adat Kembang Merta. Setelahnya Sanjaya meresmikan Pesraman Jyoti Giri yang dibangun di Jaba Pura Pucak Resi Bukit Sangkur.(tbn )
© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved