-->

Minggu, 10 Desember 2017

Yakinkan Bali Aman Dikunjungi Wisatawan, Gelar Touring Mobil Kuno

Denpasar, Balikini.Net - Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) melakukan touring dari Denpasar menuju Nusa Dua, Minggu (10/12). Touring yang diikuti 150 lebih mobil tua yang tergabung dari beberapa club mobil tua dan mobil kuno di Bali termasuk ada yang datangnya dari Pulau Jawa, ini mengusung tema "Come and Visit Bali". Touring ini bertujuan untuk meyakinkan dunia bahwa Bali tetap aman dikunjungi sebagai destinasi wisata kendati ada erupsi Gunung Agung. Juga untuk meyakinkan semua pihak jika bencana Gunung Agung tidak berdampak signifikan untuk pariwisata Bali.

Rute yang ditempuh dengan titik start di
Kantor Sekretariat DPRD Bali menuju objek-objek pariwisata yaitu dari Bypass I.B. Mantra putar balik di perempatan Pantai Lebih menuju Bypass Ngurah Rai, dilanjukan ke jalan Danau Tamblingan Sanur, masuk ke Bypass Ngurah Rai menuju Pantai Kuta. Selanjutnya menuju ke Nusa Dua masuk ke ITDC dengan finish di The Mulia Resort Nusa Dua.

Touring ini dilepas oleh Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose. Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama juga ikut dalam touring tersebut. Dalam sambutannya saat pelepasan touring itu, Adi Wiryatama menyampaikan apresiasinya atas kegiatan PPMKI tersebut. Menurut dia, Bali sangat aman untuk dikunjungi wisatawan. "Touring ini adalah bukti untuk untuk menyatakan Bali aman," ujarnya. Ia kemudian  menyarankan media massa agar tidak membuat berita yang berlebihan tentang Gunung Agung, untuk menghindari ketakutan wisatawan datang ke Bali.

Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose dalam sambutannya menyayangkan media yang terlalu membesar-besarkan berita tentang Gunung Agung, yang menyebabkan wisatawan jadi takut berkunjung ke Bali.
Ia menyarankan pemberitaan tentanng Gunung Agung tidak berlebihanan,
apalagi berita hoax.

Kapolda pun menyambut touring tersebut. "Ini untuk memberitahukan kepada Dunia bahwa Bali aman, Bali is safe," ujarnya. Ia berpesan kepada peserta touring untuk tertib berkendara dan tidak lupa membawa SIM dan STNK. [am/r6]

Kamis, 02 November 2017

Malaysia Selidiki Laporan Kebocoran Data 46 Juta Pengguna Telepon Selular

(foto: AP Photo/Matt Slocum, Arsip).
Malaysia tengah menyelidiki sebuah upaya yang diduga bertujuan untuk menjual data dari lebih 46 juta pelanggan telepon selular secara online setelah adanya peretasan data dalam jumlah besar, demikian sebagaimana dinyatakan oleh Menteri Komunikasi dan Multimedia, Salleh Said Keruak hari Rabu.
Peretasan data secara masif pertama kali dilaporkan bulan lalu oleh Lowyat.net, sebuah situs web berita teknologi lokal, dimana mereka mengatakan telah menerima petunjuk bahwa seseorang sedang mencoba untuk menjual basis data informasi pribadi dalam jumlah besar pada forum-forumnya.
Salleh menyatakan regulator internet negara itu, Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia Malaysia (MCMC), sedang menyelidiki permasalahan itu bersama-sama dengan pihak kepolisian.
“Kami telah berhasil mengidentifikasi beberapa sumber potensial kebocoran dan kami seharusnya mampu untuk menyelesaikan proses penyelidikan ini dalam waktu dekat,” ujar Salleh kepada para wartawan di gedung parlemen.
Data yang dibocorkan itu dijual untuk sejumlah nilai Bitcoin, mata uang digital, yang tidak diungkapkan
Data tersebut mencantumkan daftar nomor telpon selular, nomor kartu identifikasi, alamat rumah, dan data kartu SIM dari 46,2 juta pelanggan yang berasal paling tidak dari 12 operator telepon selular di Malaysia.
Populasi Malaysia hanya berjumlah sekitar 32 juta, namun banyak yang memiliki beberapa nomor telepon selular. Daftar itu juga dipercaya menyertakan nomor-nomor yang tidak aktif atau yang sifatnya sementara yang dibeli orang asing yang berkunjung ke negara itu, ujar laporan surat kabar lokal, The Star.
Direktur Operasional MCMC, Mazlan Ismail, menyatakan hari Selasa bahwa pihak regulator telah bertemu dengan perusahaan-perusahaan telekomunikasi lokal untuk membina kerjasama dalam rangka penyelidikan, menurut kantor berita milik pemerintah, Bernama.
Data itu juga mengandung informasi pribadi dari lebih 80.000 individu yang dibocorkan dari data-data yang dimiliki oleh the Malaysian Medical Council, the Malaysian Medical Association, dan the Malaysian Dental Association, ujar Lowyat.net. [sub/voa/ ww]

Selasa, 17 Oktober 2017

LIVE dapat ASUS Zenfone 4 Max Pro

Jakarta ,Balikini.Net  – 17 Live, sebuah aplikasi live video streaming sedang menggelar event yang didukung oleh ASUS. Event yang bertemakan “ASUS Special Gift” berlangsung dari 7 Oktober hingga 6 November 2017 dengan hadiah utama yaitu 2 buah smartphone ASUS, yang tidak lain adalah ASUS Zenfone 4 Max Pro.


Dalam kolaborasinya dengan ASUS, 17 Live membuat virtual gifts special untuk ASUS Zenfone yang harus dikumpulkan oleh para Official Host 17 Live. Official Host 17 Live yang berhasil mengumpulkan “Gift Asus Zenfone 4” terbanyak dan VIP yang mengirimkan “Gift Asus Zenfone 4” terbanyak masing-masing akan mendapatkan sebuah ASUS Zenfone 4 Max Pro.


Tagline dari ASUS Zenfone 4 Max Pro “We Love Photo dan We Love Energy”, dirancang untuk menemani pengguna dalam setiap petualangannya memiliki semangat yang sama dengan tagline dari 17 Live “Your Life’s Moments”. Livestreaming adalah  sebuah wadah untuk berekspresi, menikmati dan berbagi berbagai macam momen dalam hidup. Karakter para Official Host 17 Live yang energetik dan ekspresif sama dengan karakteristik yang dimiliki smartphone ASUS Zenfone 4 Max Pro.


Dalam berbagi keseruan livestreaming kapanpu n dan dimanapun dibutuhkan smartphone yang dapat mendukung kegiatan tanpa batas tersebut. Baterai berkapasitas besar dan fitur fast charging menjawab kebutuhan para pengguna. ASUS Zenfone 4 Max Pro, memiliki kapasitas baterai sebesar 5000mAh dan dilengkapi dengan fitur fast charging, dimana hanya perlu 4 jam untuk megisi daya serta memungkinkan penggunanya untuk mengisi daya ponsel atau device lain (reverse charging). Keunggulan ini mendukung Official Host 17 Live untuk melakukan livestreaming tanpa takut kehabisan baterai dan kehilangan momen dengan para viewers.


Fitur lainnya yang mendukung ketika livestreaming yaitu fitur beauty mode dan softlight LED flash yang memberikan pencahayaan alami sehingga para Official Host 17 Live tidak perlu takut untuk live dimana saja dan kapan saja. Penampilan Official Host 17 juga akan lebih menawan dan menarik perhatian ketika berinteraksi dengan viewers secara real- time.


“Sampai saat ini antusias para Official Host dinilai cukup tinggi, persaingan yang sengit dilihat dari peringkat nomor satu yang selalu berubah-ubah. Kolaborasi 17 Live dengan ASUS bukan pertama kalinya, sebelumnya 17 Live berpartisipasi dalam event ASUS Zenfinity 2017 sebagai salah satu representatif aplikasi livestreaming di Indonesia”, ucap Andryan Gouw, Direktur PT. Tujuhbelas Media Indonesia. (**/cory)

Senin, 16 Oktober 2017

Geliat Membumikan Biogas di Pulau Dewata

Balikini.Net - Geliat pemanfaatan energi biogas sebagai energi alternatif semakin meluas di Pulau Dewata. Geliat tersebut seiring dengan target Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk mewujudkan “Green Province”, termasuk memperluas pemanfaatan energi bersih. Geliat untuk membumikan biogas di salah satu daerah tujuan wisata dunia ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk salah satunya dari Yayasan Rumah Energi “BIRU” Bali.

Selasa, 10 Oktober 2017

17 Live , Aplikasi Live Video Streaming sebagai Model Lapangan Pekerja Baru

17 Live , Aplikasi Live Video Streaming sebagai Model Lapangan Pekerja Baru
Berhadiahkan Mobil dan Pendapatan Ratusan Juta Rupiah per Bulan


Jakarta ,Balikini.Net -   17 Live, aplikasi live video streaming sebagai new social media yang mengedepankan variasi konten dengan pengawasan tim monitoring 24 Jam telah memiliki lebih dari 500 Official Host tersebar di seluruh Indonesia termasuk di provinsi Bali. Bertepatan dengan event pada aplikasi 17 Live yaitu event Amazing Bali, yang berhadiahkan jalan-jalan ke Bali, 17 Live mengadakan acara dinner bersama “17 Live Family Dinner” sebagai momen yang tepat untuk merangkul seluruh Official Host 17 Live yang berdomisili di provinsi Bali dan menjalin silahturami dengan rekan media di Bali.

Sejak November 2016, 17 Live telah mengadakan berbagai event pada aplikasi dan memberikan total hadiah hingga mencapai 550 juta Rupiah. Mulai dari event bagi-bagi emas, jalan-jalan ke Korea Selatan, Jepang, dan Cruise, hingga barang-barang bermerek dengan nilai puluhan juta Rupiah seperti MacBook Pro Touch Bar, iPhone 7 Plus 32 GB, Balenciaga Bag dan yang lainnya. Beragam event tersebut disambut dengan antusias dari para Official Host dan VIP yang terus mendukung mereka untuk dapat berkompetisi dan menjadi Top Host di setiap event.

Andryan Gouw, Direktur PT. Tujuhbelas Media Indonesia, mengatakan, “Sudah ada 6 mobil yang berhasil dibawa pulang oleh Official Host yang telah memenangkan event-event pada aplikasi 17 Live. Keberhasilan yang telah mereka raih menjadi suatu daya tarik yang membuktikan bahwa masyarakat Indonesia dapat berkarir pada industri livestreaming. Hadiah-hadiah pada event tersebut hanyalah sebuah bonus sebagai bentuk apresiasi 17 Live terhadap Official Host, belum termasuk jumlah pendapatan tunai fantastis yang mereka dapatkan setiap bulan.”

Jennifer Aiko dan Rizuki, pesulap wanita Indonesia yang dikenal dari ajang pencarian bakat sulap ini telah bergabung lama di 17 Live. Keduanya adalah bukti nyata bahwa aplikasi live video streaming merupakan platform yang digunakan secara positif untuk mengekspresikan talenta mereka. Oleh karena itu, 17 Live berkomitmen untuk memberikan inovasi secara kontinu dengan menghadirkan konten yang bervariasi antara lain acara kuliner, talk show, challenge, prank dan misteri yang dikemas semenarik mungkin.

“Aplikasi live video streaming akan menjadi masa depan media sosial dan memiliki peluang market yang besar di Indonesia. Kami akan terus mengedukasi masyarakat tentang kegunaan live video streaming dan manfaat positifnya. 17 Live juga telah membangun mitra kerja sama antara lain dengan ASUS, LINE, Telkomsel, NET, Boyaa dan kerja sama mendatang lainnya." ujar Fauzi, Senior Operations Manager.

Pendapatan tertinggi yang diperoleh Official Host 17 Live sampai saat ini mencapai lebih dari seratus juta per bulan yang belum ditambah dengan hadiah-hadiah yang didapatkan. Hal ini diharapkan dapat memotivasi anak muda lainnya agar tak hanya menjadi konsumen aplikasi live video streaming yang sedang digandrungi, tetapi juga bisa memanfaatkannya untuk membuat konten menarik dan menghasilkan uang.

“Awal bergabung, saya tidak pernah menyangka dapat mencukupi kehidupan saya dengan menjadi Official Host di aplikasi 17 Live. Saya kaget ketika mendapatkan gaji pertama sekitar puluhan juta Rupiah, orang tua saya pun tidak percaya awalnya. Jumlah yang tidak sedikit itulah yang membuat saya melihat bahwa ini merupakan kesempatan emas yang harus ditekuni. Saya jadi lebih rajin untuk mencari ide untuk konten live dari obrolan-obrolan dengan tema menarik hingga menerima tantangan yang diberikan viewers. Alhasil, usaha saya membuahkan hasil dengan mendapatkan 2 mobil”,ujar Meidi.

Dalam menjamin kepercayaan serta keamanan para pengguna aplikasi, 17 Live memiliki tim monitoring 24 jam dan 2 layer pengawasan yaitu dari Indonesia dan Taiwan. 17 Live tidak mentolerir pengguna-pengguna nakal dan konten yang sifatnya negatif seperti pornografi, SARA, merokok, minum minuman beralkohol, serta hal-hal yang sifatnya menyebarkan kebencian yang akan berdampak negatif kepada masyarakat. Para Official Host 17 Live telah mengikuti sesi pelatihan dan mentoring dari pihak 17 Live untuk terus mengembangkan potensi kreatif dan menjadikan mereka host yang smart dan professional.

17 Live membuka kesempatan kepada seluruh wanita dan pria Indonesia yang tertarik untuk menunjukkan bakat mereka dengan bergabung di aplikasi 17 Live. Download aplikasi 17 Live di App Store atau Google Play Store dan daftarkan diri kamu melalui banner pada aplikasi 17 Live. Ini saatnya Indonesia unjuk kemampuan kepada dunia (cory / r4)


Kamis, 14 September 2017

Unud Uji Pemanfaatan “Selimut Lahan” Atasi Erosi di Kawasan Pegunungan Bali

Denpasar (balikini.net) -  Bali sejak beberapa tahun belakangan ini menghadapi masalah lahan kritis karena minimnya vegetasi akibat penebangan pohon berlebih di kawasan hutan lindung. Bencana tanah longsor dan kekeringan mengancam sebagian kawasan pengunungan dengan lereng yang kemiringannya lebih dari 60o. Mengatasi hal tersebut Universtas Udayana (Unud) bekerjasama Yamaguci University, Jepang  dan JICA menguji coba pemanfaatan teknologi “selimut lahan” di kaki Gunung Batur Kintamani.
Hal itu diungkapkan Guru Besar Universitas Yamaguci, Jepang Prof. Takuya Marumoto saat berbicara selaku keynote speaker pada International Conference Bioscience and Biotechnology (ICCB) ke-8 di Kampus Unud, Denpasar Kamis (14/9) kemaren. ICBB ke-8 menjadi rangkaian kegiatan HUT ke-50 FP Unud dan Perayaan Dies Natalis Unud pada 29 September 2017 mendatang.
Prof. Takuya Marumoto menjelaskan uji coba pemanfaatan “selimut lahan” cukup berhasil untuk menahan tanah dikawasan rawan erosi. Dalam setahun sekitar 15 cm tanah subur berhasil ditahan oleh selimut lahan, dan ditumbuhi vegetasi. “Selimut lahan” terbuat bahan yang dapat terurai seperti sabut kelapa atau jerami. Guru Besar Unud Prof. Dr. Ir. I Gede Putu Wirawan selaku tim peneliti menambahkan selimut lahan berupa jaring (net) yang dipasang ditanah diidalamnya ada semacam serbuk untuk menyerap air. Jadi selimut ini memiliki banyak fungsi sehingga teknologi ini dinamakan multifunctional sheet atau soil protection sheet. Selain berfungsi menahan lapisan humus yang larut terbawa musim hujan, juga dapat sebagai media tumbuh. Prof. Wirawan menjelaskan semakin lama bahan ini terurai maka akan semakin bagus, karena bisa membuat lapisan tanah subur lebih tebal, dan tumbuhan sudah tumbuh besar.
Ditambahkan, kerja sama penelitian tersebut telah berjalan 4 tahun dari 2012-2016 dengan melakukan uji coba di tiga lokasi (site) di areal Gunung Batur dengan luas areal yang ditutupi sekitar 80 are. Prof. Wirawan menggarisbawahi teknologi ini dijual senilai Rp 420/ m2, dan sasaran pemanfaatannya tidak kepada petani tetapi perusahaan besar dan pemerintah. Teknologi ini sudah dipasang di Jalan Trans Sumatra, Tol Cikampek, dan di Negara Timor Leste. Selimut ini dipasak dikawasan pembukaan lahan baru seperti pembangunan jalan, maka pada tebing-tebing tinggi bisa dipasang untuk merangsang tumbuhnya vegetasi baru.
Sementara itu keynote speaker lainnya Dr. Inez S. Loedin menyampaikan materi terkait modifikasi gen tanaman, hewan, dan juga manusia untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Untuk tanaman padi agar tahan terhadap hama wereng atau tungro maka gen tanaman padi diedit, sel-sel yang merangsang tungro dihilangkan, sehingga padi terbebas dari penyakit tersebut. Pada manusia juga bisa diterapkan untuk mengatasi tumor  Dr. Inez selaku peneliti di IRRI Filipina, lembaga penelitian terkait penggembangan benih padi menegaskan dengan teknologi genom editing ini pihaknya telah mengahsilkan beras warna kuning yang mengandung vitamin A. Beras ini direkomendasikan untuk dikonsomsi bagi anak-anak yang tidak sukan makan sayur mayur.
Ketua Panitia ICBB ke-8 Dr. Ir. IDP Oka Suardi, MSi menjelaskan konferensi internasional 103 peserta, 68 peserta menyampaikan makalah secara oral dan 31 peserta mempresentasikan hasil penelitian melalui poster. Adapun tujuan konferensi ini, Kata Ketua Prodi Agribisnis FP Unud ini, sebagai ajang tukar menukar informasi hasil penelitian bidang bioscience dan ciotechnology. Tujuan lain, mencermati sejauh mana bidang biotechnology memberikan sumbangan terhadap keberlanjutan pembangunan dan kehidupan umat manusia.(*/r6)

Jumat, 14 Juli 2017

Laporan: Satelit Kecil Dorong Pertumbuhan Industri Antariksa

Balikini.Net - Satelit-satelit kecil digunakan untuk mengamati kondisi di bumi adalah segmen dengan pertumbuhan tercepat dari industri satelit global senilai $260,5 milyar, ujar Sateliite Industries Association dalam sebuah laporan tahunan yang dirilis baru-baru ini.

Satelit-satelit kecil, beberapa di antaranya tidak lebih besar dari ukuran kotak sepatu, menghasilkan peningkatan 11 persen dalam pendapatan tahunan untuk pencitraan Bumi pada tahun 2016 dan pangsa pasar yang meningkat dari 1.459 wahana antariksa yang beroperasi dengan mengitari planet pada akhir tahun ini, ujar laporan tersebut.

Armada yang mengorbit termasuk 499 satelit yang bobotnya hingga 600 kg, banyak di antaranya digunakan untuk pengamatan bumi dan penginderaan jarak jauh, ujar Carissa Christensen, direktur utama Bryce Technology and Space, yang menulis laporan itu untuk asosiasi industri dimaksud.

Peluncur satelit kecil

Layanan satelit, termasuk saluran televisi rumah tangga, pita lebar, dan layanan pengamatan Bumi, secara kolektif menghasilkan pemasukan senilai $127,7 miliar pada tahun 2016, unit tunggal terbesar dari industri, menurut laporan tersebut.

Satelit-satelit yang digunakan untuk pencitraan bumi nilainya hanya $2 milyar dari keseluruhan total industri namun dari segi pertumbuhan sektor, pangsa pertumbuhannya mencapai 11 persen, menurut laporan tersebut.

“Diperkirakan pangsa pasarnya akan terus tumbuh, dengan mempertimbangkan banyaknya perusahaan baru yang bergabung di industri ini,” ujar wakil Direktur Utama Tom Stroup dalam sebuah wawancara.

pusat Pendidikan dan Peragaan di Siberian State Aerospace University untuk menandai Hari Kosmonaut tanggal 12 April, di kota Krasnoyarsk, Siberia, Rusia (foto: REUTERS/Ilya Naymushin)
Laporan ini paling tidak menemukan 33 peluncur satelit berukuran kecil yang sedang berkembang di seluruh dunia termasuk perusahaan Rocket Lab yang dimiliki secara pribadi, yang mengawali debutnya dengan roket pendorong Electron bulan Mei, dan Virgin Orbit milik Richard Branson, yang diharapkan akan menerbangkan roket peluncur LauncherOne tahun ini.

Pemasukan dari layanan pengamatan bumi akan lebih tinggi, namun peluncuran dari banyak satelit-satelit kecil akan ditunda setelah terjadinya kecelakaan roket Falcon 9 milik SpaceX di lokasi peluncuran pada bulan September 2016, ujar laporan tersebut.

SpaceX, yang dimiliki dan dioperasikan oleh wirausahawan Elon Musk, kembali meluncurkan armada roket Falconnya pada bulan Januari dan sejak itu telah melakukan 10 misi peluncuran sejauh ini.

Peluncuran 126 satelit di tahun 2016

Secara keseluruhan, 126 satelit telah diluncurkan tahun lalu, termasuk 55 wahana antariksa seukuran kotak sepatu yang dikenal sebagai CubeSats. Sekitar dua kali lebih banyak CubeSats telah diluncurkan sepanjang 2015, ujar laporan tersebut.

Jumlah satelit kecil yang diluncurkan selama paruh pertama tahun 2017 telah melampaui tingkat misi peluncuran tahun lalu, ujar Christensen.

Bulan Februari, sebuah roket tunggal milik India yang disebut Polar Satellite Launch Vehicle menempatkan 103 satelit kecil di orbit, bersamaan dengan wahana antariksa pencitraan bumi yang lebih besar yang disebut Cartosat. [sub/voa ]

Merawat Terumbu Karang Dengan Energi Matahari di Pemuteran

Balikini.Net - Sebuah langkah inovasi dikembangkan oleh Masyarakat Desa Pemuteran, Buleleng-Bali dalam upaya melakukan rehabilitasi terumbu karang. Melalui Yayasan Karang Lestari, masyarakat Desa Pemuteran mengadopsi teknik biorock atau teknologi percepatan pertumbuhan terumbu karang dengan aliran listrik. Langkah inovasi kembali dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari menjadi listrik melalui solar panel untuk mendukung teknologi biorock yang telah terpasang. 

Manager Program Biorock, Yayasan Karang Lestari Pemuteran Komang Astika menyampaikan adopsi teknologi biorock dengan solar panel diujicobakan pertama kali tahun 2011. Proses ujicoba dilakukan dengan pemasangan 2 unit solar panel. Hingga saat ini telah terpasang 12 solar panel. Guna memenuhi kebutuhan listrik 2,5 hektar luas kawasan rehabilitasi terumbu karang diperkirakan membutuhkan sekitar 40-50 unit solar panel. “12 solar panel yang ada sekarang baru hanya mampu memenuhi kebutuhan listrik sekitar 25% dari seluruh kebutuhan” papar Astika.

Menurut Astika, jika solar panel mendapatkan sinar matahari penuh, satu panel bisa menghasilkan listrik maksimal 120 watt. Rata-rata sekarang satu panel hanya menghasilkan listrik 60-80 watt. Namun dari 12 panel yang sudah terpasang telah mampu mengurangi biaya beban listrik per-bulan mencapai Rp. 1,5 juta – Rp. 2 juta. Dengan pengurangan tersebut biaya beban listrik yang masih harus ditanggung mencapai Rp. 3 juta – Rp. 5 juta. “biaya beban listrik selama ini di sponsori oleh Hotel Taman Sari, sedangkan hotel yang lain belum memberi kontribusi dengan alasan masih belum mendapatkan keuntungan, padahal mereka mendapatkan keuntungan di kawasan wisata Pemuteran” tegas Astika.

Astika menjelaskan bahwa pemanfaatan solar panel tidak saja mampu mengurangi biaya listrik tiap bulan, tetapi juga mengurangi biaya operasional dan biaya pergantian alat. Jika menggunakan listrik PLN maka setiap tahun harus rutin melakukan pergantian power suplay. Pergantian diperlukan karena power suplay yang digunakan dalam satu tahun sudah mengalami kerusakan akibat berkarat terkena air laut.

Rencana perluasan wilayah rehabilitasi karang kini terganjal masalah pendanaan, baik pendanaan penyediaan energi listrik ataupun pendanaan untuk operasional sehari-hari. Guna penyediaan satu unit solar panel membutuhkan dana mencapai Rp. 6 juta. Kebutuhan dana tersebut belum termasuk dana penyediaan instalasi listrik yang mencapai Rp. 1,5 juta – Rp. 2 juta untuk satu instalasi solar panel. “solar panel yang kita pasang juga tidak dilengkapi baterai penyimpan energi listrik, sehingga suplay listrik hanya siang hari. Jika membeli baterai mahal dan 1-2 tahun harus diganti” ujar Astika.

Astika mengakui berbagai terobosan untuk mendapatkan alternatif energi yang lebih sesuai terus dilakukan. Beberapa energi alternatif yang pernah dicoba adalah energi angina dan energi ombak.  Energi listrik dari angina ternyata tidak menjanjikan karena putaran kipas angina tidak maksimal. Penggunaan teknologi energi listrik dari ombak juga tidak menjanjikan karena mahal dan untuk pemeliharaan peralatan juga harus ke luar negeri. “kita berharap dari kawan-kawan professor di Indonesia bisa menghasilkan listrik alternatif dan lebih efisien dari solar panel” harapnya.

Permasalahan berikutnya yang menjadi beban dalam pengembangan rehabilitasi terumbu karang di Pemuteran yaitu keterbatasan dana operasional. Selama ini pendanaan diperoleh dari para wisatawan yang datang ke Pemuteran dan mengadopsi baby coral. Biaya adopsi untuk satu baby coral dipatok sebesar Rp. 400.000. “dana yang didapatkan digunakan untuk membayar gaji staf, biaya perawatan dan operasional sehari-hari” kata Astika.

Berbagai strategi telah dilakukan Yayasan Karang Lestari untuk mendapatkan pendanaan. Salah satu strategi yang dipersiapkan adalah membangun sebuah perusahaan terbatas dibawah naungan Yayasan karang Lestari. Perusahaan tersebut berfungsi mencarikan pendanaan atau sponsor dari perusahaan-perusahaan besar karena cukup banyak daerah lain yang kini melirik teknologi biorock. Perusahaan yang dibentuk juga memiliki program penyelenggaraan pelatihan dan pendampingan pengembangan teknologi biorock. “program ini baru dimulai sejak setaun lalu dengan bekerjasama dengan para peneliti, ilmuwan dan tim biorock Indonesia” jelas Astika.

Astika sangat menyayangkan keberhasilan dan komitmen masyarakat Pemuteran melakukan rehabilitasi terumbu karang tidak mendapatkan dukungan pendanaan baik dari Pemerintah Kabupaten Buleleng dan Provinsi Bali. Permintaan dukungan peralatan juga tidak mendapatkan respon. “Provinsi cuma memberi dukungan moral. Tiga tahun lalu di sponsori 2 struktur penanaman karang, tetapi biaya pemeliharaan tidak diberikan” ungkap Astika.

Keberhasilan pengelolaan terumbu karang di Pemuteran telah mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari lembaga dunia untuk pembangunan (UNDP). UNDP menganugrahkan dua penghargaan sekaligus, yaitu The Equator Price 2012 terkait dengan program pelestarian terumbu karang berbasis masyarakat dan penghargaan khusus UNDP terkait daerah pengelolaan laut dan terumbu karang. Kedua penghargaan diterima pada 20 Juni 2012 di Rio de Janeiro, Brasil.

Geografis desa Pemuteran yang kering, membuat warga hanya bisa bertanam jagung pada saat musim hujan, sehingga pekerjaan sebagai nelayan menjadi salah satu alternatif pekerjaan lainnya. Banyaknya aksi penangkapan ikan hias dengan bom potassium sejak tahun 1990-an membuat kawasan laut Pemuteran sangat tidak menguntungkan bagi nelayan. Melalui Yayasan Karang Lestari masyarakat Desa Pemuteran akhirnya bertekad untuk memperbaiki kondisi lingkungannya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali Made Gunadja mengakui bahwa pemerintah provinsi Bali telah mencoba melakukan stimulasi untuk mendorong pembedayaan masyarakat dalam mengelola kawasanya. Sebelumnya pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan 4 wilayah yang ditargetkan menjadi kawasan pengelolaan terumbu karang secara swadaya.

Keempat wilayah tersebut diantaranya Sumberkima dan Penuktukan di Kabupaten Buleleng, Pulau Serangan di Denpasar dan di Teluk Benoa Kabupaten Badung. Keempat wilayah tersebut dikembangkan karena potensi terumbu karang yang masih terjaga dan kesadaran masyarakat untuk menjaga wilayah pesisirnya juga tinggi. “pemberdayaaan itu tantanganya harus selalu kita dampingi, selain itu ada fasilitasi untuk peralatan menyelam, bagaimana menyelam kan harus kita fasilitasi dengan pelatihan,” ujar Made Gunadja.(Muliarta)

Jumat, 12 Mei 2017

Ilmuwan Pelajari Bakteri Purba untuk Petunjuk Resistensi terhadap Obat

 (foto: REUTERS/Yves Herman)
Guna mendapatkan petunjuk cara untuk menanggulangi “bakteri super” yang resisten terhadap obat di rumah sakit atau lingkungan perawatan kesehatan lainnya para ilmuwan tengah mempelajari jejak kuman penyakit sejak jaman purba.

Balikini.Net - Para ilmuwan tengah mempelajari kuman penyakit dari jaman purba untuk mendapatkan petunjuk bagaimana menanggulangi “bakter super” yang resisten terhadap obat di rumah sakit atau lingkungan perawatan kesehatan lainnya. Mereka telah menemukan resistensi terhadap antibiotik modern berasal dari jutaan tahun yang lalu.

Enterococci adalah satu dari enam bakteri yang dikenal sebagai “bakteri super,” mikroba yang menginfeksi pasien dan resisten terhadap antibiotik, yang membuat mereka berpotensi untuk mematikan.
Para ilmuwan yang mempelajari keluarga enterococcus menemukan bakteri tersebut mengembangkan resistensi terhadap kondisi yang sangat parah sekitar 450 juta tahun yang lalu, jauh sebelum dinosaurus muncul di bumi.
Mereka mengatakan hewan-hewan di rantai makanan bagian bawah membuang kotoran yang mengandung bakteri di daratan dimana bakteri ini belajar untuk bertahan hidup dalam kondisi lingkungan yang keras, seperti berada di bawah terik panas matahari.
Ditemukan dalam es yang berusia 30.000 tahun
“Kakek” bakteri purba, ditemukan membeku dalam es yang berusia 30.000 tahun, dapat diekstraksi dan dibangkitkan oleh para ilmuwan modern. Itu petunjuk mengenai ketangguhan enterococci, menurut Michael Gilmore, soerang optalmologis dan mikrobiologis yang mengepalai program ekstensif mengenai resisistensi terhadap antibiotik di Harvard University.
“Enterococci itu serupa dengan kecoa di lingkungan bakteri. Mereka sangat, sangat susah untuk dibasmi. Jadi kami berpikir ini mungkin karakteristik yang dikembangkan enterococcus agar dapat bertahan di daratan yang pastinya membuat mereka sangat tangguh dan sekarang dapat bertahan di rumah-rumah sakit,” ujar Gilmore.
Gilmore adalah supervisor dari sebuah tim peneliti yang melakukan pengurutan genome dari 24 anggota keluarga enterococci, yang menemukan 45 sifat berbeda yang membuat merekat resisten terhadap antibiotik dan disinfektan di rumah-rumah sakit modern.
Hasil karya mereka diuraikan dalam jurnal Cell.
Jejak Ditemukan pada Letusan Kambrium
Dengan mengamati kembali bahan genetik bakteria tersebut, para peneliti mampu melacak keturunan enterococci sejauh Letusan Kambrium yang terjadi 542 juta tahun yang lalu ketika hewan pertama kali muncul dari laut.
Itu adalah bakteri yang bersarang di usus binatang melata sejuta tahun kemudian yang mengembangkan resistensi terhadap lingkungan mereka.
Gilmore menyatakan para ilmuwan sedang mempelajari gen bibit penyakit untuk mengidentifikasi sasaran untuk mengembangkan senjata baru untuk melawan bakteri super.
Gilmore menambahkan dengan mengenal karakteristik DNA purba bakteri enterococcus, ”Kami dapat mulai mengamati resistensi yang berbeda-beda dan mencoba untuk mengidentifikasi contoh dari senyawa-senyawa barau yang dapat menghancurkannya. Jadi itu menjadi sasaran untuk generasi baru disinfektan atau antibiotik.”
Mekanisme pertahanan hasil pengembangan
Gilmore mengatakan enterococci dapat hidup bebas dari bahaya di dinding pencernaan semua hewan bersama ribuan bakteri lainnya. Dalam lingkungan rumah sakit, orang sering mendapat perawatan dengan antibiotik untuk mencegah infeksi, namun obat itu juga membasmi mikroorganisma yang membantu untuk mengendalikan populasi enterococci.
Tanpa pemeriksaan itu, bakter super, yang tidak ikut terbasmi, mengembangkan resistensi terhadap antibiotik. Sejalan dengan berjalannya waktu, Gilmore berkata bakteri ini dan bakteri-bakteri super lainnya telah mengembangkan mekanismer pertahanan, termasuk lapisan luar yang keras, yang membuatnya sulit ditembus oleh antibiotik.
Tanpa ada hambatan, bakteri yang resisten terhadap obat dapat menemukan jalan memasuki aliran darah atau organ-organ tubuh lewat luka atau penggunaan kateter. Begitu terinfeksi, pasien, yang tubuhnya kini dikuasai oleh bakteri super, tidak merespon pada antibiotik dapat mengalami kematian akibat penyebaran infeksi dan kegagalan organ.
Gilmore menyatakan tujuan dari riset yang melacak enterococcus ke asal pra-sejarahnya adalah untuk membasmi bakteri super yang mengancam pasien yang dirawat di rumah sakit. [sub/voa]

Rabu, 29 Maret 2017

Desa ini Konsisten Membuat Ogoh-ogoh Berinovasi Mekanis

Balikini.Net -Sehari menjelang hari raya Nyepi, umat Hindu di Bali melaksanakan hari Pengerupukan yang jatuh pada hari Tilem atau bulan baru Sasih Kesanga dalam penanggalan kalender Saka. Saat hari Tilem Kasanga akan diadakan upacara Tawur Agung Kesanga di Pura Besakih dan di seluruh Desa Adat Pakraman di Bali. Setelah upacara selesai, maka dilaksanakan pawai ogoh-ogoh keliling wilayah Desa Adat. Ogoh-ogoh yang dibuat menyerupai raksasa besar dan menyeramkan merupakan wujud dari Bhuta Kala yang dapat menggangu kehidupan manusia. Ogoh-ogoh yang telah diarak kemudian diupacarai dan dibakar (di pralina) sebagai simbol pemusnahan segala sifat buruk Bhuta Kala agar  terciptanya kehidupan yang tentram dan baik di tahun baru Saka.

Di Banjar Penebel Kaja, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali, sebuah desa Adat di lembah Gunung Batukaru, ogoh-ogoh dibuat dengan sentuhan inovasi. Berbeda dengan ogoh-ogoh pada umumnya dimana dibuat layaknya patung besar yang statis diam, di desa ini ogoh-ogoh dibuat dapat bergerak dan tampil dinamis.     Adalah Sekaa Teruna-TeruniWerdhi Stithi Bhakti yang menjadi ujung tombak pembuat ogoh-ogoh ini.

“Pada mulanya kami berkreasi dengan menambahkan unsur-unsur elektrik seperti penggunaan lampu di Ogoh-ogoh sedari tahun 1996, kemudian seiring berkembangnya talenta yang dimiliki anggota STT maka dibuatlah ogoh-ogoh yang dapat bergerak”, papar I Nengah Kesuma Jaya, sang undagi (arsitek) ogoh-ogoh di Banjar Penebel Kaja. Meskipun sudah tidak menjadi anggota Sekaa Taruna-Taruni karena sudah berkeluarga, I Nengah Kesuma Jaya tetap diberikan kepercayaan untuk meng-arsiteki pembuatan ogoh-ogoh.

Sejak dua puluh tahun berkarya bersama anggota STT dan dibantu seluruh warga Krama Banjar, tercatat berbagai kreasi telah dibuat diantaranya Ogoh-ogoh raksasa kera yang menggunakan per besi pada bagian leher sehingga dapat bergerak gemulai. Selanjutnya ogoh-ogoh naik kereta yang dapat bergerak, ogoh-ogoh Walunateng Dirah dimana ada ogoh-ogoh lain yang menari mengelilinginya dan ogoh-ogoh fragmen mecaru yang dapat berputar.

Dengan keinginan tetap berpacu dalam inovasi dan menjaga nilai tradisi, pada tahun 2016 ini STT Werdhi Sthiti Bhakti memutuskan untuk menciptakan ogoh-ogoh naik sepeda dan dihadang oleh raksasa besar. I Nengah Kesuma Jaya didampingi oleh sejumlah anak muda tim kerja utama  yaitu I Wayan Yogi (Ketua STT), Wayan Yudha Antara. Putu Kantika Padmana, Made Angga Wiguna dan Putu Yudhi Pratama. Masing-masing orang memiliki pembagian tugas tersendiri. Nengah dan Wayan Yudha dalam urusan rancang-bangun dan detail perhiasan ogoh-ogoh, Wayan Yogi membuat sistem permesinan mekanis, Putu Kantika untuk urusan konstruksi dan las, Made Angga dan Putu Yudhi dalam urusan pengrombo

Agar kuat menahan beban dan getaran, kerangka ogoh-ogoh dibuat dari besi. Sepeda yang digunakan merupakan sepeda jengki bekas dimana pada bagian roda depan dimodifikasi dan diperkuat dengan plat besi tebal. Tehnik ini digunakan untuk menjamin ogoh-ogoh tidak tumbang saat diarak dan ditarikan keliling wilayah Desa Adat.

“Pada sistem penggerak, kami menggunakan gengset 900 watt yang disambungkan dengan perangkat mesin jahit yang telah dimodifikasi, kemudian kami menggunakan regulator sebagai pengatur kecepatan gerak dari ogoh-ogoh”, terang Wayan Yogi. Karena mengangkut berbagai peralatan mesin, fondasi dasar juga diperhitungkan serius.

Saat ditarikan, ogoh-ogoh dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pun setelah berjam-jam keliling wilayah tidak terjadi kerusakan berarti yang dapat mengangu performa ogoh-ogoh tersebut ( kris adi )

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved