-->

Senin, 01 November 2021

Nikmati Bebas Akses Snapchat dengan IM3 Ooredoo, Semua Bisa Bebas Berekspresi Tanpa Batas


Jakarta, Bali Kini - 
1 November 2021 - Pelanggan IM3 Ooredoo kini dapat menikmati bebas akses Snapchat untuk mengekspresikan diri bersama teman dan keluarga. Untuk menikmati benefit ini, pengguna dapat berlangganan paket Freedom Internet atau mengaktifkan kartu perdana Freedom Internet 2GB, 8GB, 16GB, dan langsung menerima kuota 1GB setiap bulan untuk bebas akses sepuasnya ke Snapchat.


Snapchat memberikan kebebasan bagi semua orang untuk bisa mengekspresikan diri      dengan mudah dan cepat, menelusuri berita terkini, dan bersenang-senang bersama. Dengan menyuguhkan kemudahan untuk mengakses kamera, pengguna dapat langsung mengambil foto maupun video untuk menciptakan dan berbagi cerita. Tidak hanya dilengkapi dengan filter dan lensa terbaru dari komunitas Snapchat yang dapat dipersonalisasi ke setiap foto, pengguna juga dapat mengubah tampilan mereka menggunakan bitmoji dan AR, hingga bermain game di aplikasi Snapchat. Dengan kuota 1GB dari IM3 Ooredoo, pengguna dapat semakin bebas bereksplorasi dan seru-seruan berbagi momen bersama teman melalui Snapchat.


Ritesh Kumar Singh, Chief Commercial Officer Indosat menyampaikan, “IM3 Ooredoo selalu berkomitmen untuk dapat terus memberikan produk dan layanan digital yang menarik dan inovatif kepada pelanggan melalui paket telpon dan internet yang simple dan transparan. Kami juga memahami bahwa pelanggan IM3 Ooredoo sangat suka melakukan chatting dengan teman, mengabadikan serta berbagi foto dan video. Untuk itu kami bekerja sama dengan platform terdepan seperti Snapchat agar para pelanggan dapat semakin bebas berekspresi dalam berkomunikasi melalui aplikasi Snapchat.”


Cara mendapatkan kuota 1GB untuk akses Snapchat ini sangat mudah, pelanggan hanya perlu berlangganan/memperpanjang paket Freedom Internet atau mengaktifkan kartu perdana Freedom Internet 2GB, 8GB atau 16GB. Pelanggan kemudian akan secara otomatis mendapatkan tambahan kuota sebesar 1GB berlaku 30 hari yang hanya bisa digunakan untuk mengakses aplikasi Snapchat. Benefit ini berlaku mulai dari tanggal 1 Oktober 2021 hingga 31 Desember 2021.


Anubhav Nayyar, Director of Snapchat Market Development SEA, mengatakan “Di Snapchat, kami selalu mencari cara untuk memperkuat dan meningkatkan nilai dari produk kami yang berfokus untuk menghadirkan pengalaman agar setiap pengguna dapat saling terhubung dengan teman dekatnya. Kami sangat antusias berkolaborasi dengan  IM3 Ooredoo agar dapat menjangkau audiens yang lebih luas serta meneruskan komitmen kami dalam menghadirkan kampanye serta aktivitas yang relevan kepada para Snapchatters yang saat ini tengah berkembang di Indonesia.” [*]



Jumat, 08 Oktober 2021

Pompa Hidram Secara Nyata Atasi Kesulitan Rakyat


BALI KINI ■ Pangdam IX/Udayana bersama Gubernur Bali, Kapolda Bali dan Bupati Tabanan meresmikan penggunaan pompa hidram untuk pengairan sawah pertanian di Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, pada Kamis (7/10/2021).

Dalam sambutan, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., menyampaikan bahwa, pompa hidram ini adalah merupakan tekhnologi lama namun jarang orang fokus mengerjakannya.  Sistem pompa ini bekerja tanpa menggunakan bahan bakar atau tambahan energi dari luar, hanya memanfaatkan tenaga aliran air suatu sumber kemudian air itu dipompakan ke tempat yang lebih tinggi, sehingga lebih murah dan efisien serta mudah dalam perawatannya.

“Dengan diresmikannya penggunaan pompa hidram yang dibangun di Desa Tangguntiti, kedepan pompa hidram seperti ini bisa dikembangkan oleh Pemerintah Daerah khususnya Provinsi Bali bahkan di seluruh Indonesia, sehingga bisa memecahkan persoalan pengairan pertanian dan tidak hanya di air bersih”, harap Pangdam.

Pangdam juga mengucapkan terimaksih atas kesediaan Gubernur Bali untuk meresmikan penggunaan pompa hidram yang pertama sebagai pengairan pertanian, selanjutnya juga akan dibangun pompa hidram Tangguntiti kedua, setelah tekhnisi selesai melakukan survey/pengecekan lokasi termasuk debit airnya dan kesiapan masyarakat desa untuk membangun desa tersebut.

“Di wilayah Provinsi Bali, sampai saat ini sudah dibangun pompa hidram sebanyak 18 titik, untuk wilayah Bali-Nusra secara keseluruhan sudah dibangun sebanyak 112 titik dari 32 tempat, dan yang akan dibangun lagi sebanyak 54 titik pompa untuk wilayah Bali-Nusra”, ujar Pangdam. 

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Bali Dr. Ir. Wayan Koster, M.M., mengucapkan terimakasih kepada Pangdam IX/Udayana yang memberikan kesempatan untuk meresmikan program penggunaan pompa hidram di Desa Tangguntiti. Pihaknya menyebutkan bahwa ini program pertama yang secara langsung yang menyelesaikan masalah masyarakat, bertahun-tahun dari dulu air sungai mengalir deras di desa ini, namun tidak bisa memenuhi pengairanya secara cukup terutama untuk pertanian.

“Ini merupakan program yang bisa dijadikan contoh dan guru buat kita semua, inilah negara hadir untuk rakyat secara nyata dalam menyelesaikan dan mengatasi kesulitan rakyat. Oleh karena itu, saya sangat mendukung seluruh program tersebut. Saya akan programkan di tahun 2022, baik melalui Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota diseluruh Provinsi Bali”, ungkap Wayan Koster.

Sementara itu, sambutan Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., menyampaikan,  kegiatan ini merupakan peristiwa yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Desa Tanguntiti setelah sekian lama permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Tanguntiti terutama pada saat musim kemarau yaitu mengalami kesulitan air.

“Saya ucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Pangdam IX/Udayana untuk program pompa hidram, baik untuk air bersih (minum) maupun pertanian, guna meningkatkan kontribusi APBD Kabupaten Tabanan khususnya sektor pertanian”, kata Komang Gede Sanjaya.
 
Kemudian I Nyoman Puja (perwakilan warga Desa Tanguntiti) mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas terwujudnya pompa hidram yang diperuntukkan mengairi sawah pertanian kurang lebih seluas 220 hektar. Dulu kami menanam padi cuma sekali dan sekali palawija, mudah mudahan dengan sudah diresmikannya pompa hidram ini masalah air terutama untuk pertanian bisa diatasi di Desa Tanguntiti.

Selain acara presmian pompa hidram, pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan kegiatan  Karya Bhakti (Karbak) pembersihan lingkungan dan Bhakti Sosial (Baksos) penyerahan bantuan Sembako dari Kodam IX/Udayana dan Pemprov. Bali kepada masyarakat terkait peringatan HUT TNI ke-76 yang bertemakan, “Bersatu, Berjuang Kita Pasti Menang”. (Pendam IX/Udy)

Jumat, 24 September 2021

Menparekraf Sandiaga Uno Sebut Akan Bawa Kain Gringsing Dari Desa Tenganan Pegringsingan Ke UNESCO


BALI KINI ■ Menparekraf (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Sandiaga Uno secara langsung terjun ke Kecamatan Manggis pada Jumat (24/9/2021) untuk resmikan Desa Tenganan Pegringsingan yang masuk menjadi 50 Desa Wisata terbaik tingkat nasional. 

Sandiaga Uno yang didampingi Bupati Karangasem I Gede Dana sepakat jika hal ini akan dapat menstabilkan perkonomian bidang pariwisata di masa mendatang, khususnya di Bali dan Kabupaten Karangasem. 

Salah satu yang terkenal di Desa Wisata Tenganan Pegringsingan ialah kain tenunnya, yakni Kain Gringsing. Dimana kain ini merupakan tenun tradisional yang dibuat menggunakan teknik dobel ikat dan memerlukan waktu 2-5 tahun masa pembuatan. Kain ini bahkan ada yang berusia ratusan tahun, biasanya dipakai untuk upacara khusus di Desa Tenganan sendiri. 

Melihat hal spesial ini, tentu saja menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak perekonomian Kabupaten Karangasem pada khususnya. Sandiaga Uno pun mengaku akan memperkenalkan kain ini pada Dunia, dengan harapan dapat membantu pemasaran Kain Gringsing yang saat ini masih sangat lesu di pasaran hingga membuat para pengrajin mengeluh. 

"Untuk kedepannya pihak kita akan mendaftarkan Kain Gringsing ke UNESCO," ujarnya.

Selain itu, menanggapi keluhan pengrajin Kain Gringsing, Sandiaga Uno juga memesan 120 lembar Kain Gringsing. 

"Pesanan sebanyak itu akan mampu menyerap sebanyak 400 pengrajin di Desa Tenganan ini. Karena pembuatan Kain Gringsing membutuhkan waktu yang cukup lama terutama pada pewarnaan karena untuk mewarnai benang masih menggunakan alat tradisional waktunya sekitar 1 tahun untuk pewarnaan benang saja. Selain itu karena pembuatan Kain Gringsing hanya ada 3 di dunia yaitu di Jepang, India dan di Tenganan (Indonesia), " Ujarnya. (Ami)

Kamis, 09 September 2021

Produk Rekayasa Genetika Sejalan Dengan Konsep Pertanian Organik


BALI KINI ■ Secara akademis produk rekayasa genetika (PRG) sebagai bagian dari pemanfaatan bioteknologi pertanian sejalan dengan pertanian organik. Dalam pengertian bahwa PRG dihasilkan melalui proses biologis biasa dan hasil-hasilnya bersifat biologis organik. 

Penegasan tersebut disampaikan Peneliti Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Prof. Dr. Ir. I Gede Putu Wirawan, M.Sc. di sela-sela Focus Group Discussion (FGD) tentang Bioteknologi Pertanian Bagi Akademisi yang di selenggarakan secara online oleh Konsulat Jenderal Amerika Serikat (Konjen AS) di Surabaya bekerjasama dengan Universitas Udayana Bali, Universitas Jember, dan Institut Pertanian Bogor, pada Kamis (9/9).

Menurutnya, pertanian khususnya tanaman tidak membutuh input organik. Tanaman menyerap unsur-unsur yang bersifat anorganik. Kenyataanya secara definisi  pertanian organik tidak memasukan PRG.

“Jadi PRG sampai saat ini tidak masuk dalam pertanian organik. Bagi PRG yang sudah lolos semua kriteria uji termasuk uji multi lokasi, uji keamanan pangan dan pakan, kemanan hayati/ lingkungan dan sebagainya sudah dinyatakan aman dan pasti punya keunggulan tertentu,” kata Wirawan.

Ia mengungkapkan terdapat beberapa alasan yang menyebabkan tidak dimasukkannya PRG dalam definisi pertanian organik, salah satunya karena definisi pertanian organik disusun oleh orang-orang berlatar belakang lingkungan. 

Alasan lainnya akibat kekurang fahaman tentang proses biologis dalam perakitan tanaman transgenik, dan definisi organik hanya dipahami sebatas memanfaatkan jenis atau varietas yang ada secara alami.

“Update Bio-teknologi Pertanian merupakan dasar pengetahuan dalam menentukan sikap merespon produk rekayasa genetik. Tanpa pengetahuan yang cukup tentang bioteknologi pertanian tidak akan mudah menyimpulkan tentang produk rekayasa genetik bermanfaat atau merugikan masayarakat,” jelas Wirawan.

Wirawan juga membantah terkait persepsi yang berkembang bahwa tanaman trasgenik akan menghilangkan gen lokal atau varietas lokal. Mengingat tanaman biasa saja dapat menghilangkan gen-gen lokal. 

Ia mencontohkan pengembangan perkebunan kelapa sawit yang dilakukan melalui penebangan yang menyebabkan banyak gen tanaman varietas lokal yang hilang.

Prof Dr. Ir. Bambang Sugiharto, MAgrSc., DAgrSc yang merupakan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember mengungkapkan bahwa dalam memanfaatkan rekayasa genetik regulasi sangat diperlukan untuk meminimalisis dampak negatif dari produk tersebut. Guna pemanfaatan tanaman PRG telah disepakati di dunia menggunakan acuan Protokol Cartagena 1994.

Indonesia telah meratifikasi protocol Cartagena menjadi PP 21 Tahun 2005 tentang “Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika”. Sesuai dengan PP 21 Tahun 2005 tanaman PRG dapat dilepas dan dimanfaatkan oleh masyarakat harus melalui sertifikasi keamanan hayati (biosafety assessment) yang dilakukan oleh Komisi Keamanan Hayati – Keamanan Pangan PRG (KKHKP-PRG). Semua pengujian keamanan hayati ditujukan untuk menjamin bahwa tanaman PRG aman digunakan oleh masyarakat dan tidak menimbulkan permasalahan.

“Terdapat tiga pengujian pengujian keamanan lingkungan, kemudian pengujian keamanan pangan dan pengujian keamanan pakan. Setiap produk tanaman yang akan dikomersialkan harus mempunyai sertifikasi pengujian ke tiga ini, kalau tidak bisa disebar ke masyarakat,” papar Bambang Sugiharto.

Bambang Sugiharto menegaskan produk rekayasa genetika pada dasarnya aman secara lingkungan dan dapat menjamin peningkatan produksi pertanian. Atas dasar pertimbangan tersebut sudah selayaknya PRG dapat dikembangkan di Indonesia.

Dr. Ing Dase Hunaefi, S.TP., M.Food.ST dari Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor menyampaikan bahwa masih banyak yang mempertanyakan pentingnya penggunaan produk rekayasa genetika, padahal sudah ada teknik pemuliaan konvensional dan perkawinan silang. 

“Keunggulan GMO ini tentunya lebih tepat, lebih baik dan presisinya sesuai target. Keunggulan lainnya dapat mengatasi kendala ketersediaan sumber gen,” ungkap Hunaefi.

Hunaefi menyampaikan teknologi GMO juga sebagai bentuk jawaban atas kebutuhan konsumen, dimana konsumen makin banyak kebutuhannya termasuk salah satunya sebagai contoh Anti Browning Apples. Terdapat juga kebutuhan akan kandungan serat yang tinggi pada produk hasil pertanian.

Ia menambahkan bahwa pada dasarnya makanan hasil dari produk rekayasa genetika aman untuk dikonsumsi. Pemanfaatan tanaman GMO pada dasarnya juga sejalan dengan upaya untuk budidaya tanaman tanpa pestisida, karena dapat dikembangkan tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit.

“Ini membantu budidaya tanaman tanpa pestisida, dimana serangan hama dan penyakit rendah, produktivitas semakin tinggi, biaya murah,” tegas Hunaefi.

Sedangkan Dylan Hoey, selaku Wakil Kepala Bidang Politik Dan Ekonomi di Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya mengungkapkan bahwa Amerika Serikat sebagai salah satu pemimpin di bidang sains dan teknologi, sangat berkomitmen bekerja sama dalam penggunaan teknologi baru untuk kesejahteraan dan perkembangan ekonomi. 

Menggali teknologi dalam bidang pertanian menjadi salah satu dari banyak program yang Kedutaan besar Amerika Serikat di Indonesia dan Konsulat Jenderal Surabaya AS terkait sains dan teknologi.

“Bagaimana meningkatkan produktivas sektor pertanian, meningkatkan  pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dan di saat yang sama mendorong pertumbuhan ekonomi keberlanjutan dan praktek yang sesuai nilai budaya dan sosial setempat,” ungkap Dylan Hoey.(muliarta).

Minggu, 29 Agustus 2021

Nusa Lembongan Menerima Mesin Desalinasi Air Dengan Dukungan Australia


BALI KINI ■ Kapal Angkatan Laut Australia, HMAS Canberra, telah menyerahkan mesin desalinasi tenaga surya pertama di Nusa Lembongan ke Yayasan Pendidikan Wisata Darma Bali (SMA Wisata Darma). Inisiatif ini pimpin oleh LSM Australia, Surfrider Foundation Australia, dengan dana dan dukungan dari Pemerintah Australia. 

Awal mula ide ini muncul pada tahun 2018, setelah LSM Australia, Surfrider Foundation dan Bottle for Botol mengunjungi sekolah tersebut dan belajar tentang akses air dan masalah sampah plastik di pulau itu. 

Setelah menerima dana melalui program Australian Friendship Grant dari Pemerintah Australia, yayasan ini dapat membeli mesin desalinasi dari perusahaan teknologi air Australia, Moerk Water, untuk sekolah tersebut. 


Moerk Water mengkhususkan diri dalam sistem pengolahan bertenaga surya berkualitas tinggi dan andal untuk masyarakat pedesaan terpencil. Mereka juga melatih anggota masyarakat setempat tentang cara menggunakan mesin desalinasi mereka sendiri.Setelah dipasang, mesin ini akan: 

• Menghasilkan 150 liter air minum bersih per jam untuk 500 orang setiap hari. 
• Mengurangi ketergantungan pulau ini pada plastik sekali pakai. 
• Dimiliki dan dioperasikan oleh anggota masyarakat setempat, yang sebagian besar adalah perempuan.

Bottle for Botol juga memberikan pelatihan kepada siswa dan guru tentang keberlanjutan dan polusi plastik, dan memberi botol air minum yang dapat pakai kembali kepada setiap siswa untuk digunakan setelah mesin ini beroperasi. 

Tantangan yang terkait dengan COVID-19 sempat menunda pengiriman mesin ini dari Australia Barat. Namun, peluang untuk mengirimkannya muncul melalui kerja sama erat Indonesia dan Australia dalam bidang pertahanan dan kesiapsiagaan bencana. Sebagai bagian dari Latihan Bantuan Kemanusiaan dan Bantuan Bencana yang terkait dengan Indo-Pacific Endeavour (IPE21), HMAS Canberra membawa mesin desalinasi dan mengirimkannya ke pulau menggunakan aset udara dari HMAS Anzac.  Kegiatan ini dikoordinasikan melalui Staf Bagian Pertahanan Jakarta dengan bantuan otoritas Indonesia termasuk TNI. 

“Konsulat-Jenderal Australia berterima kasih kepada Komandan IPE21, CDRE Mal Wise di kapal HMAS Canberra dan anggota Angkatan Bersenjata Indonesia di Bali dalam membantu Surfrider Foundation untuk memberikan solusi berkelanjutan untuk air, listrik, dan sampah plastik ke Nusa Lembongan. Salah satu prioritas kami adalah mendukung cara-cara inovatif untuk melindungi sumber daya alam dan mendukung pariwisata berkelanjutan di Bali. Ini adalah contoh persahabatan yang kuat antara komunitas Australia dan Bali yang bersatu dalam semangat bersama kita untuk laut dan lingkungan. Ini adalah inisiatif yang sangat baik, dan kami berharap dapat melihat dampak positif pada masyarakat di tahun-tahun mendatang.” 
Anthea Griffin, Konsul-Jenderal, Konsulat-Jenderal Australia Bali. 

“Sungguh pengalaman yang luar biasa bisa mengenal masyarakat Nusa Lembongan dan mendiskusikan teknologi air Australia sebagai solusi masalah air dan plastik di pulau ini. Saya terinspirasi oleh minat masyarakat pada solusi yang tidak hanya akan memenuhi kebutuhan air mereka dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, tetapi juga mengurangi intrusi kadar garam, yang semakin banyak dihadapi oleh pulau-pulau kecil seperti Nusa Lembongan karena konsumsi akuifer yang berlebihan dan perubahan iklim. ” 
Tom Wheeler, President Surfrider Foundation Australia – Perth Chapter. (**)
 

Rabu, 11 Agustus 2021

Cara AS Mengatasi Apatisme di Wilayah Tervaksinasi Tinggi


BALI KINI ■ Daerah timur laut Amerika Serikat memiliki tingkat vaksinasi tinggi dan melampaui target 70% warga divasksinasi jauh sebelum tercapainya target secara nasional pada awal Agustus. Tapi di negara bagian-negara bagian ini, masih ada kendala memvaksinasi warga yang belum juga mendapat vaksin.

Yuuk simak Liputan Ini  >>>>>>>>>>>>>>>>>>




Minggu, 08 Agustus 2021

Prospek Bisnis Wisata Antariksa, Harga Tiket Diperkirakan Semakin Terjangkau

 

BALI KINI ■ Keberhasilan penerbangan antariksa oleh perusahaan swasta mulai memicu minat wisata antariksa meski biayanya saat ini masih sangat mahal. 

Pakar memperkirakan bisnis wisata antariksa akan semakin berkembang dengan harga tiket yang lebih terjangkau dalam beberapa tahun lagi. 

Berikut laporan tim VOA.



Minggu, 04 Juli 2021

Sosialisasikan Eco Enzym System Di TMMD Ke-111 KODIM 1623/Karangasem


Bali Kini, Karangasem -
Eco Enzyme merupakan cairan sejuta manfaat yang dibuat dari fermentasi limbah organik. Cairan tersebut berasal dari pengelolaan sampah organik dengan teknik Eco Enzyme yang ditemukan oleh Doktor Rosukon dari Negara Thailand. 


Hal ini disosialisasikan oleh Dr. I Ketut Budiarta di acara TMMD ke 111 KODIM 1623/Karangasem yang digelar di Balai Subak Bukit Galah Banjar Dinas Sogra Desa Sebudi Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem, Minggu (4/7/2021) sore. 


Tak hanya menyampaikan pemanfaatan Eco Enzym dalam kehidupan sehari-hari, narasumber dr. Ketut Budiarta beserta 4 orang lainnya dari Komunitas Eco Enzyme Karangasem juga mempraktikkan secara langsung pembuatan cairan Eco Enzym ini didepan 30 Masyarakat Bukit Galah dan para peserta yang hadir lainnya. 


Dikatakan dr. Ketut Budiarta jika cairan Eco Enzym dapat mengatasi penyebaran penyakit termasuk virus Corona. "Isu pemanasan Global dan Pandemi Covid-19 saat ini sedang menjadi masalah di seluruh dunia termasuk di Kabupaten Karangasem. Pandemi Covid-19 telah mematikan pariwisata dan perekonomian lebih dari satu tahun belakangan ini, salah satu upaya untuk mengatasi  penyebaran Covid-19 serta membersihkan lingkungan sekitar dapat dilakukan dengan memanfaatkan Eco Enzyme, " Ujarnya saat memberikan sosialisasi. 


Dengan begitu masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan sampah dengan baik terlebih memanfaatkannya menjadi cairan Eco Enzym demi kesehatan umat manusia dan lingkungan sekitarnya. (Ami)

Minggu, 29 November 2020

Realitas Virtual 3D untuk Pemetaan Cuaca

 


Cuaca buruk meningkat intensitasnya di seluruh dunia dan para ahli mencari metoda pemetaan cuaca yang lebih efektif. Para peneliti di AS kini mengembangkan pemetaan 3-dimensi memakai realitas virtual sehingga prakiraan cuara menjadi lebih akurat dan cepat. Berikut laporan Helmi Johannes dari VOA.



Senin, 26 Oktober 2020

PKM Pengrajin Limbah Alam di Desa Dajan Peken Tabanan

Oleh ; L.P.I. Harini , W.N. Septiadi , dan Irdhawati 

Tabanan, Balikini.net - Produk kerajinan yang sering dijumpai pada kehidupan masyarakat Bali dikenal unik dan memiliki prospek yang menjanjikan. Hal ini pula yang kini dilakukan oleh Kelompok UMKM Sraya Bali Craft.


Sebagai mitra, UMKM ini memiliki keunikan dalam membuat kerajinan yaitu dari bahan baku limbah alam. Namun masih banyak kendala yang dihadapi kelompok ini dalam proses produksinya diantaranya adalah cara produksi masih tradisional dan sederhana, kurang tersedianya bahan baku alternatif, kurangnya pengetahuan terkait pengawetan limbah alam, manajemen pengelolaan  usaha belum optimal dan kesulitan pemasaran produk. 

Berdasarkan permasalah yang dihadapi mitra, terdapat tiga aspek permasalahan yang harus ditangani meliputi aspek produksi, manajemen usaha dan pemasaran. Adapun solusi yang ditawarkan melalui program ini diantaranya adalah peningkatan fasilitas produksi, diversifikasi desain produk yang telah ada dengan ide product bundling melaui pelatihan keterampilan suspeso transferent dan tata cara pengawetan limbah alam.

Serta pelatihan digital marketing untuk penjualan dan promosi produk. Dengan mengikuti kegiatan PKM ini mitra dapat meningkatkan kuantitas dan kwalitas produksinya. Mitra juga dapat memperbanyak ragam produk yang dihasilkan setelah diberikan pelatihan. 

"Peningkatan omzet pada mitra masih belum tercapai, akan tetapi mitra sudah merasa terbantu, karena dengan adanya kegiatan ini mitra dapat memproduksi kerajinan lain yang laku terjual walaupun di masa pandemi," ungkapnya.

Kata kunci : craft, limbah alam, pengrajin, suspeso transferent, UMKM.

Produk kerajinan sangat sering dijumpai pada kehidupan masyarakat di Pulau Bali. Produk kerajinan dari Bali sebenarnya memiliki prospek yang menjanjikan. Pemanfaatan bahan baku lokal dan motif yang khas menambah keunikan produk kerajinan Bali. 

Sayangnya, keunggulan tersebut juga menghadapi beberapa kendala. Melonjaknya jumlah pelaku industri kerajinan dan persaingan yang datang dari luar negeri tentunya mengakibatkan persaingan pasar semakin ketat. 

Untuk mengatasi hal tersebut pengrajin harus terus berupaya untuk melakukan inovasi demi menjaga keunikan dan kualitas kerajinan yang mereka produksi. Diperlukan ide kreatif yang lain dari pada yang lain sehingga dapat dihasilkan produk kerajinan yang unik, menarik dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. 

Sraya Bali Craft yang nerupakan mitra dari kegiatan PKM ini adalah salah satu kelompok pengrajin yang dapat dibilang agak unik di Bali. Kelompok pengrajin ini memanfaatkan limbah batok kelapa yang banyak disekitar mereka menjadi barang yang bernilai ekonomi. 

Kemudian dibuatlah batok kelapa tersebut menjadi produk mangkok, gelas, dan hiasan meja. Karena direspon baik di masyarakat akhirnya kelompok ini berusaha terus mencari alternatif lain dalam berkreatifitas dengan memutuskan memilih ide kreatif dengan membuat kerajinan dari bahan baku limbah alam atau sampah. 

Alasannya selain menguntungkan juga dapat ikut mendukung program pemerintah provinsi Bali yaitu mengatasi masalah lingkungan dengan memberdayakan bahan limbah dan sampah. 

Adapun bahan baku yang digunakan dalam berproduksi diantaranya limbah kayu, limbah pohon kelapa (meliputi kulit pohon, akar, tempurung, sabut kelapa, dan pelepah), bulu ayam, batuan, biji-bijian yang bisa diawetkan, bubuk sisa las dan masih banyak yang lain. Bahan-bahan ini diolah dan diproduksi menjadi lampu tidur dan lampu hias dari batok kelapa dan kayu. Karena berupa hasil kerajinan tangan, setiap produksi yang dihasilkan bersifat unik, dengan kata lain sulit membuat produk yang persis sama. Walaupun telah menghasilkan dan menjual berbagai macam produk.


Akan tetapi masih banyak kendala yang dihadapi oleh Kelompok Sraya Bali Craft diantaranya adalah: 

1. Cara produksi yang kelompok ini lakukan masih sangat tradisional dan sederhana sehingga rata-rata diperlukan waktu yang relatif lama dalam proses pembuatan produk.

2. Walaupun permintaan produksi untuk patung, bonsai dan lampu hias ada akan tetapi sulit diterima mengingat keterbatasan bahan baku berupa bulu, batuan, biji-bijian dan bubuk las yang sulit di dapat. Oleh karena itu diperlukan suatu alternatif bahan baku baru yang bisa menggantikan fungsi bahan baku sebelumnya.

3. Kurangnya pengetahuan terkait pengawetan limbah alam agar bisa digunakan sebagai bahan baku, 4. Belum adanya manajemen pengelolaan usaha kelompok yang rapi, 5. Kesulitan pemasaran produk. Kelompok ini memasarkan produknya dari mulut ke mulut serta rutin mengikuti pameran akan tetapi hasilnya belum maksimal. 

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa terdapat tiga aspek permasalahan yang dihadapi mitra yaitu aspek produksi, manajemen usaha dan aspek pemasaran. Secara umum kegiatan PKM  ini bertujuan untuk membantu para pelaku UMKM Sraya Bali Craft dalam menjalankan dan mengelola usaha mereka dengan memberikan edukasi kepada mitra. 

Adapun sasaran dari kegiatan PKM ini adalah modernisasi alat produksi, diversifikasi design produk, serta peningkatan keterampilan kelompok Sraya Bali Craft sebagai UMKM kerajinan limbah alam menggunakan teknik sosspeso transferent yang didukung dengan digital marketing. 

"Dengan kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat menjadikan Sraya Bli Craft sebagai UMKM yang lebih madiri dalam mengelola usaha kerajinannya, lebih modern dalam melakukan produksi dan lebih produktif secara ekonomi," ulasnya.

Mengenai metode pelaksanaan, secara garis besar ada tiga aspek permasalahan yang akan ditangani dalam kegiatan PKM yang diusulkan ini yaitu aspek produksi, aspek manajemen usaha dan aspek pemasaran. 

Metode pelaksanaan yang dilaksanakan dalam kegiatan program kegiatan masyarakat ini dirancang berdasarkan prioritas kebutuhan yang telah disepakati dengan mitra. 

Sebelum diulas tentang metode pelaksanaan yang telah dilakukan sampai di buatnya laporan kemajuan ini terlebih dahulu akan diberikan terlebih dahulu solusi yang ditawarkan melalui program kemitraan masyarakat ini berdasarkan prioritas kebutuhan adalah sebagai berikut: 

1. Fasilitas Produksi. Peningkatan fasilitas produksi diperlukan oleh mitra meliputi pengadaan alat produksi berupa mesin produksi dan rak kaca untuk menyimpan dan penataan hasil produksi. Selain itu dilakukan pelatihan dalam penggunaan fasilitas produksi

2. Diversifikasi Desain Produk. Penambahan jenis produk dan diversifikasi desain produk yang telah ada dengan ide product bundling akan menambah keragaman produk dan kualitas produk sehingga diharapkan menambah daya saing produk. Untuk mendukung ide ini akan diberikan keterampilan suspeso transferent dan tata cara pengawetan limbah alam kepada mitra 

3. Manajemen Usaha. Pembenahan pembukuan meliputi aspek daftar inventaris, neraca awal, buku harian, buku pembelian, buku penjualan, buku persediaan barang, menghitung laba rugi, membuat neraca akhir serta mampu menghitung harga pokok produksi per unit produk untuk tiap-tiap jenis produk yang diproduksi baik berdasarkan pesanan maupun produk lainnya.

4. Pemasaran Perluasan jaringan pemasaran baik lokal, nasional, maupun ekspor dengan penggunaan teknologi IT dalam bentuk web dan pelatihan digital marketing.

Mengacu pada solusi dan penanganan permasalahan PKM yang telah disepakati oleh tim pengabdi dan mitra maka metode pelaksanaan dan tahapan-tahapan pelaksanaan dan penerapan Iptek yang akan ditempuh dalam kegiatan PKM ini dilakukan dengan metode ceramah/penyuluhan, metode demonstrasi dan pelatihan. 

Kesepakatan awal pengabdian akan dilakukan dengan metode in house training akan tetapi dengan merebaknya pandemi Covid-19, terjadi beberapa perubahan dalam pelaksanaan pengabdian ini dan tentunya mengikuti aturan pemerintah terkait protokol kesehatan. 

Selain itu pada kegiatan PKM ini metode yang dilaksanakan oleh tim pelaksana adalah pemberdayaan masyarakat dengan pola pendekatan bottom up yang artinya di awal diberi contoh, dan jika dinilai sudah cukup terampil, maka mitra dapat dilepas sehingga dapat mandiri.

Mengenai hasil dan pembahasan,  

Tahapan yang telah dilaksanakan pada program pengabdian Program Kemitraan Masyarakat ini disesuaikan dengan apa yang telah disepakati bersama dengan mitra. 

Pada awal kegiatan tim pengabdi sudah sempat mengunjungi mitra dan membicarakan kembali kegiatan apa yang akan dilakukan. Akan tetapi karena Covid 19 merebak komunikasi antara pengabdi dan mitra dilanjutkan secara daring. 

Adapun kegiatan PKM yang telah dikakukan dengan mitra adalah sebagai berikut: 

1. Mendampingi mitra dalam pemilihan dan pembelian alat produksi yang lebih modern dan tepat guna yang akan dihibahkan sehingga mitra dapat membuat barang kerajinan yang lebih beragam dan lebih cepat. Pengabdi dan mitra bersama-sama merencanakan dan membeli alat produksi agar sesuai dengan kebutuhan mitra.

2. Diskusi, pendampingan dan introduksi tentang pentingnya pengembangan/inovasi desain untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas suatu produk di tengah pandemi. Beberapa langkah yang dilakukan adalah merubah strategi produksi yaitu dengan merubah jenis produksi dari karya seni antik ke kerajinan bahan alam yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang terkait dengan keperluan upacara dan kebutuhan sehari-hari. 

Hal ini dilakukan agar hasil produksi laku di pasaran di masa pandemi. Selain pendampingan terkait produk yang dihasilkan, pengabdi juga mengadakan pendampingan tentang perlunya memikirkan perluasan bahan baku dan membangun jaringan suplier bahan baku yang lebih luas. Pada kegiatan awal ini mitra benar-benar aktif dalam program PKM yang dilaksanakan walaupun terkendala pandemi. 

Dampak Ekonomi dan Sosial yang dapat dilihat dari mitra setelah mengikuti kegiatan PKM ini diantaranya berupa peningkatan pada mitra terkait peningkatan kuantitas dan kwalitas produksi yang terjadi akibat dampak penggunaan alat produksi yang dihibahkan ke mitra. 

Beberapa alat dapat mempercepat proses produksi sehingga kuantitas produksi meningkat. Selain itu dari segi kwalitas akibat dari beraneka ragam alat produksi yang dimiliki, mitra dapat membuat kerajinan dengan lebih rapi.

Peningkatan omzet pada mitra masih belum tercapai. Hal ini terjadi akibat dampak pandemi Covid 19. Akan tetapi mitra sudah merasa terbantu, karena dengan kegiatan PKM dan pendampingan yang telah dilakukan oleh pengabdi, mitra dapat memproduksi kerajinan lain yang laku terjual walaupun di masa pandemi. 

Setelah mengikuti pelatihan dapat dilihat peningkatan mitra terkait modifkasi dan pengembangan produk. Selama kegiatan pengabdian yang sudah dilaksanakan mitra sangat aktif dalam kegiatan yang sudah di jadwalkan. 

Bahkan untuk beberapa kegiatan yang dilaksanakan di Denpasar mitra sangat antusias. Koordinasi selama ini berjalan dengan baik walau hanya dengan daring. Kedepannya akan terus dilaksanakan evaluasi dan akan dilakukan pendampingan terkait produksi dan pemasaran sehingga bisa dilakukan evaluasi secara berkala terhadap kondisi UMKM Sraya Bali Craft. 

Melalui program ini diharapkan akan terbentuk kelompok UMKM yang unggul dari segi sumber daya manusia, mandiri dari segi manajerial serta pemasaran dan produknya dapat bersaing dan bersanding dengan produk sejenis yang sudah ada baik di dalam dan di luar negeri.

Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan kuantitas dan kwalitas produksi mitra. 

Dari pelatihan yang mitra peroleh, dapat memperbanyak ragam kerajinan atau produk yang dihasilkan. Peningkatan omzet pada mitra masih belum tercapai, akan tetapi mitra sudah merasa terbantu, karena dengan adanya kegiatan ini mitra dapat memproduksi kerajinan lain yang laku terjual walaupun di masa pandemi. 

Melalui kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan kelompok UMKM Sraya Bli Craft agar menjadi UMKM yang lebih madiri dalam mengelola usaha kerajinannya, lebih modern dalam melakukan produksi dan lebih produktif secara ekonomi.[r5]

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved