Kualalumpur ,Balikini.Net - Malaysia tengah menyelidiki sebuah upaya yang diduga bertujuan untuk
menjual data dari lebih 46 juta pelanggan telepon selular secara online
setelah adanya peretasan data dalam jumlah besar, demikian sebagaimana
dinyatakan oleh Menteri Komunikasi dan Multimedia, Salleh Said Keruak
hari Rabu.
Peretasan data secara masif pertama kali dilaporkan bulan lalu oleh
Lowyat.net, sebuah situs web berita teknologi lokal, dimana mereka
mengatakan telah menerima petunjuk bahwa seseorang sedang mencoba untuk
menjual basis data informasi pribadi dalam jumlah besar pada
forum-forumnya.
Salleh menyatakan regulator internet negara itu, Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia Malaysia (MCMC), sedang menyelidiki permasalahan itu bersama-sama dengan pihak kepolisian.
“Kami telah berhasil mengidentifikasi beberapa sumber potensial kebocoran dan kami seharusnya mampu untuk menyelesaikan proses penyelidikan ini dalam waktu dekat,” ujar Salleh kepada para wartawan di gedung parlemen.
Data yang dibocorkan itu dijual untuk sejumlah nilai Bitcoin, mata uang digital, yang tidak diungkapkan
Data tersebut mencantumkan daftar nomor telpon selular, nomor kartu identifikasi, alamat rumah, dan data kartu SIM dari 46,2 juta pelanggan yang berasal paling tidak dari 12 operator telepon selular di Malaysia.
Populasi Malaysia hanya berjumlah sekitar 32 juta, namun banyak yang memiliki beberapa nomor telepon selular. Daftar itu juga dipercaya menyertakan nomor-nomor yang tidak aktif atau yang sifatnya sementara yang dibeli orang asing yang berkunjung ke negara itu, ujar laporan surat kabar lokal, The Star.
Direktur Operasional MCMC, Mazlan Ismail, menyatakan hari Selasa bahwa pihak regulator telah bertemu dengan perusahaan-perusahaan telekomunikasi lokal untuk membina kerjasama dalam rangka penyelidikan, menurut kantor berita milik pemerintah, Bernama.
Data itu juga mengandung informasi pribadi dari lebih 80.000 individu yang dibocorkan dari data-data yang dimiliki oleh the Malaysian Medical Council, the Malaysian Medical Association, dan the Malaysian Dental Association, ujar Lowyat.net. [sub/voa/ ww]
Salleh menyatakan regulator internet negara itu, Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia Malaysia (MCMC), sedang menyelidiki permasalahan itu bersama-sama dengan pihak kepolisian.
“Kami telah berhasil mengidentifikasi beberapa sumber potensial kebocoran dan kami seharusnya mampu untuk menyelesaikan proses penyelidikan ini dalam waktu dekat,” ujar Salleh kepada para wartawan di gedung parlemen.
Data yang dibocorkan itu dijual untuk sejumlah nilai Bitcoin, mata uang digital, yang tidak diungkapkan
Data tersebut mencantumkan daftar nomor telpon selular, nomor kartu identifikasi, alamat rumah, dan data kartu SIM dari 46,2 juta pelanggan yang berasal paling tidak dari 12 operator telepon selular di Malaysia.
Populasi Malaysia hanya berjumlah sekitar 32 juta, namun banyak yang memiliki beberapa nomor telepon selular. Daftar itu juga dipercaya menyertakan nomor-nomor yang tidak aktif atau yang sifatnya sementara yang dibeli orang asing yang berkunjung ke negara itu, ujar laporan surat kabar lokal, The Star.
Direktur Operasional MCMC, Mazlan Ismail, menyatakan hari Selasa bahwa pihak regulator telah bertemu dengan perusahaan-perusahaan telekomunikasi lokal untuk membina kerjasama dalam rangka penyelidikan, menurut kantor berita milik pemerintah, Bernama.
Data itu juga mengandung informasi pribadi dari lebih 80.000 individu yang dibocorkan dari data-data yang dimiliki oleh the Malaysian Medical Council, the Malaysian Medical Association, dan the Malaysian Dental Association, ujar Lowyat.net. [sub/voa/ ww]
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram