-->

Minggu, 11 Agustus 2019

I Made Bandem sebagai “the Joe Papp of Bali” Hadiri di workshop Discover Karangasem

I Made Bandem sebagai “the Joe Papp of Bali” Hadiri di workshop Discover Karangasem

Karangasem,BaliKini.Net -  Prof. Dr. I Made Bandem MA adalah sosok Seniman, Akademisi dan Budayawan Bali. The New York Times (1990) menyebut I Made Bandem sebagai “the Joe Papp of Bali” karena kegigihannya dalam melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya Bali, serta sebagai salah seorang pemikir kebudayaan Bali terpenting pada abad ini.

Bandem dikenal memiliki pengalaman dan prestasi yang luar biasa dalam 4 (empat) bidang: Etnomusikologi, Pendidikan, Manajemen Seni dan Diplomasi Kebudayaan. Beserta sang istri, Dr. Suasthi Widjaja Bandem, pencipta tari Sekar Jagat akan memberikan workshop mengenai 9 Tari Bali Warisan Budaya Tak Benda UNESCO dan klasifikasi/genre tari Bali berdasarkan fungsinya yaitu Wali, Bebali dan Balih-Balihan.

Hadiri workshop mereka di Discover Karangasem pada hari Sabtu 17 Agustus 2019 jam 16.30-18.00 Wita. Di Samsara Living Museum, Desa Jungutan, Bebandem. Karangasem


Prof. Dr. I Made Bandem MA is a figure of Balinese Artists, Academics and Cultural observer. The New York Times (1990) referred to I Made Bandem as "the Joe Papp of Bali" because of his persistence in preserving and developing Balinese art and culture, and as one of the most important thinkers of Balinese culture in this century.

Bandem is known to have extraordinary experience and achievements in 4 (four) fields: Ethnomusicology, Education, Art Management and Cultural Diplomacy. Along with his wife, Dr. Suasthi Widjaja Bandem, creator of the Sekar Jagat dance will host workshops on 9 Balinese UNESCO Intangible Cultural Heritage Dance and classification / genre of Balinese dance based on its functions namely Wali, Bebali and Balih-Balih. 

Attend their workshop at Discover Karangasem on Saturday 17 August 2019 at 16.30-18.00 Wita. At the Samsara Living Museum, Jungutan Village, Bebandem. Karangasem.
[10:48, 8/11/2019] Widya Humas Krs: Marlowe adalah koordinator proyek Bali Archive Project 1928 di Indonesia, sebuah kolaborasi internasional untuk memulangkan, memulihkan, dan menyebarkan warisan seni dan budaya Bali berbentuk rekaman suara dan gambar terutama dari era tahun 1930-an.

Marlowe juga memiliki minat bersepeda fixed gear, musik elektronik, dan seni digital. Dia telah menjadi bagian dari banyak acara seni dan kreatif yang terkemuka di Bali. Marlowe juga inisiator Spin Sugar (Play Vinyl + Share Story).

Hadiri Pemutaran Film Karangasem (Bali 1928) di Discover Karangasem pada hari Sabtu 17 Agustus 2019 jam 18.00-20.00 Wita. Di Samsara Living Museum, Desa Jungutan, Bebandem. Karangasem


Marlowe is the project coordinator of Bali 1928 Archive Project in Indonesia, an international collaboration to repatriate, restore and disseminate art and cultural legacies of Bali, especially from the 1930s. 

Marlowe also has immense passion for fixed gear cycling, electronic music and digital arts. He has been part of many art and creative events in Bali. Marlowe is also the host of Spin Sugar (Play Vinyl + Share Story).

Attend Karangasem (Bali 1928) film screening at Discover Karangasem on Saturday 17 August 2019 at 6-8 PM. At the Samsara Living Museum, Jungutan Village, Bebandem. Karangasem
[10:48, 8/11/2019] Widya Humas Krs: Marinta Serina dan Amalia Firman adalah tim penulis, fotografer dan publicist buku memoir "Into the Eye of Life. Mata Jiwa. A memoir of  Tenganan Pegringsingan" yang prosesnya memakan waktu hingga 15 tahun. Mereka akan mendampingi I Nyoman Sadra, seorang tokoh masyarakat Tenganan Pagringsingan yang juga aktif mengelola lembaga sosial, praktisi akupunktur, mantan guru dan pekerja sosial. Mereka akan mengupas perihal keunikan kain tenun ikat Geringsing Tenganan beserta dimensinya. Hadiri talkshow mereka di Discover Karangasem pada hari Sabtu 17 Agustus 2019 jam 15.00-16.30 Wita. Di Samsara Living Museum, Desa Jungutan, Bebandem. Karangasem

Marinta Serina and Amalia Firman are a team of writers, photographers and publicists of the book titled "Into the Eye of Life. Mata Jiwa. A memoir of  Tenganan Pegringsingan" which takes up to 15 years in the making. They will accompany I Nyoman Sadra, a Tenganan Pagringsingan community leader who also actively manages social institutions, acupuncture practitioner, former teacher and social worker. They will explore the uniqueness of the Geringsing Tenganan ikat woven fabric and its dimensions. Attend their talkshow at Discover Karangasem on Saturday 17 August 2019 at 15.00-16.30 Wita. At Samsara Living Museum, Jungutan Village, Bebandem. Karangasem [rls/r8]

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved