-->

Kamis, 08 Juli 2021

Fraksi Nasdem-PSI Hanura Soroti Soal Target Pendapatan Provinsi Bali

 Fraksi Nasdem-PSI Hanura Soroti Soal Target Pendapatan Provinsi Bali


Bali Kini ,Denpasar -
Rapat Paripurna ke- 16 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2021, dengan agenda “Pandangan Umum Fraksi terhadap; Raperda  tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun Anggaran 2020.” 


Dari Fraksi Nasdem-PSI Hanura, biacara soal anggaran pendapatan dari Provinsi Bali tahun 2020, dinali tidak memenuhi target. Hal itu didasari pada Anggaran Pendapatan yang ditargetkan sebesar Rp  6.092.766.638.277,00 terealisasi sebesar Rp  5.718.735.299.014,49. Perolehan yang didapat mencapai 93,36 persen dari target. 


"Padahal jika dibandingkan sebelum-sebelumnya, Pemprov Bali berhasil melampaui target, seperti contohnya pada tahun anggaran 2019 lalu mencapai 102,26%. Begitu pula pada 2018 mencapai 100,96%," sebut Grace Anastasia WS, SE mewakili membacakan pandangan dari Fraksi Nasdem-PSI Hanura.


Kembali dihdapan Ketua DPRD Bali selaku pimpinan sidang dan Gubernur Bali, disampaikan bahwa pencapaian di bawah target ini menunjukkan banyak kalkulasi yang meleset sekalipun sudah dilakukan beberapakali refocusing, termasuk APBD-Perubahan yang saat itu dilakukan saat pandemi Covid-19 sedang berjalan.


Mungkin saat itu, kata dia semua pihak terlalu optimis pandemi bisa berlalu dan pembukaan pariwisata Bali saat itu juga diplaining berjalan pada September 2020. Sayangnya hingga saat ini pembukaan pariwisata Bali  untuk wisatawan mancanegara masih terus tertunda. 

"Ini mengingatkan pada pandangan umum dari Fraksi Nasdem-PSI Hanura, terdahulu yang menyatakan pariwisata baru akan bisa bergerak di akhir 2021 mengingat dua negara penyumbang wisatawan terbanyak ke Bali, yakni, Tiongkok dan Australia memberlakukan  kebijakan ketat terkait warga negaranya yang ke luar negeri. Bahkan Australia sejak jauh hari menutup border hingga akhir 202," bebernya.


Selanjutnya soal serapan di bawah target yang juga menjadi perhatian pihaknya adalah Anggaran Belanja Daerah yang direncanakan sebesar Rp 6.924.582.165.725,65 terealisasi sebesar Rp 6.358.467.725.722,61 atau pencapaiannya 91,82%. Maka  berdasarkan realisasi pendapatan dan belanja terdapat defisit sebesar Rp  639.732.426.708,12.


Pencapaian di bawah target ini kembali terkait planning atau 

keinginan untuk menahan anggaran terkait dengan target pendapatan yang sulit terpenuhi. Namun di balik itu perlu diingatkan bahwa APBD di masa pandemi ini juga menjadi komponen penting untuk dijalankan guna mendorong percepatan perekonomian daerah.


Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sepanjang 2020 juga  cukup rendah dan tercatat terkontraksi 23,74% dibanding tahun sebelumnya. Pandemi memang menjadi alasan, tapi angka minus tersebut jauh melampaui kontraksi ekonomi di Bali secara keseluruhan  pada tahun 2020 yang mencapai 9,3%. 


Harapan, di tahun 2021 ini  PAD akan membaik, karena pada sektor otomotif tahun ini ada  kebijakan penghapusan PPNBM (Pajak Pertambahan Nilai Barang  Mewah) untuk sejumlah kendaraan roda empat. [ar/r5]

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved