-->

Minggu, 08 Oktober 2023

Rembug Sastra Sewaka Saraswati Pura Jagatnatha Karangasem

 Rembug Sastra Sewaka Saraswati Pura Jagatnatha Karangasem


Karangasem, Bali Kini - Pengurus pura Jagatnatha Karangasem menggelar Rembug Sastra bagi Generasi Muda di Kabupaten Karangasem, dengan tema Tantangan Generasi Muda di Era Kekinian  yang dilaksnakan, Sabtu (07/10/2023).

Kegiatan yang dibuka oleh Ketua Pengurus Pura Jagatnatha Karangasem I Putu Arnawa, didampingi oleh Wakil Ketua Pengurus pura Wayan Astika dengan menghadirkan narasumber Dr. I Made Regeg dari tokoh masyarakat, Ka Prodi Pendidikan Agama Hindu I Ketut Dani Budiantara, Ketua WHDI Kab Karangasem Dr. Ni Nyoman Supadmi dan juga dari Kementerian Agama Kabupaten Karangasem I Ketut Suji, dengan peserta para generasi muda dari kalangan mahasiswa, anak-anak SMA, Penyuluh Bahasa Bali serta dari kalangan sekaa truna Banjar yang ada di seputar kota Amlapura.

Dalam pengantar yang disampaikan oleh Ketua Pengurus  Pura Jagatnatha yang sekaligus membuka acara Rembug Sastra tersebut menyampaikan beberapa pesan. 

"Dengan motivasi belajar yang tiada henti dalam hidup ini, bagaimana semangat kita  bisa berkreativitas lebih jauh untuk bisa membangun karakter diri masing-masing, Oleh sebab itu jadilah diri sendiri jangan jadi orang lain. Sebab kita tidak akan pernah besar ketika kita meniru orang lain dan kita akan maksimal ketika tampil menjadi diri sendiri," kata Putu Arnawa.

Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan rasa cinta dan sikap positif generasi muda. Setelah mengenal, memahami, dan menghayati berbagai karya sastra, diharapkan akan mampu bersikap kritis dan apresiatif terhadap karya sastra, menggairahkan minat para generasi muda dalam membaca dan mencipta karya sastra.

Dalam makalah yang berjudul Tantangan generasi muda di era kekinian dibawakan oleh Ayu Gita Cahyani dari Prodi Pendidikan agama Hindu STKIP  Agama Hindu Amlapura menyampaikan bahwa berkembangannya teknologi sangat berpengaruh kepada generasi muda. Sehingga diharapkan tidak hanyut kedalam sisi negatif teknologi terutama media sosial dengan ajaran susila sebagaimana yang tersirat dalam karya sastra.

"Generasi muda harus dirangsang kembali untuk mengenal dan menikmati karya sastra sebab kesusastraan berperan mengasah budi pekerti. Hilangnya kesantunan dalam bertutur lewat media sosial juga menjadi tolok ukur merosotnya ketertarikan generasi muda dengan kajian karya sastra. Hal itu digantikan dengan munculnya beragam konten yang dianggap lebih menarik dan menghibur. Namun, nyatanya hal itu membawa dampak yang negatif bagi daya kritis generasi muda terhadap suatu hal," tandas Ayu Gita.

Kemajuan suatu bangsa dijaman era digital sangat ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya, oleh sebab itu, generasi muda sebagai generasi penerus  hendaknya terus  belajar sepanjang hayat, sehingga nantinya dapat berguna bagi masyarakat nusa dan bangsa.

Etika atau susila adalah tanda kebijaksanaan yang tak terlihat, ia adalah seperti akar yang menopang sebuah pohon besar bernama moralitas. Ketika kita menjunjung tinggi etika susila dalam setiap langkah hidup, kita akan menciptakan pribadi yang tangguh, bermartabat, dan dihormati. Mari kita bijak, agar dapat menilai batasan dan menjaga keharmonisan dalam hubungan dengan sesama. (Ami)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved