-->

Selasa, 14 Oktober 2025

Walikota Jaya Negara Hadiri Upacara Penyineban Karya Pedudusan Agung Mamungkah Ngenteg Linggih Tawur Balik Sumpah Puri Agung Jero Kuta


Ket. Foto

Walikota Denpasar Jaya bersama Penglingsir Puri Agung Jero Kuta, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya atau Turah Joko Ngurah saat melakukan persembahyangan dalam Upacara Penyineban Karya Pedudusan Agung Mamungkah Ngenteg Linggih Tawur Balik Sumpah Puri Agung Jero Kuta, Senin (13/10). 


Laporan Reporter : Win 

Denpasar, Bali Kini - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Penyineban Karya Padudusan Agung Mamungkah Ngenteg Linggih Tawur Balik Sumpah Makrama yang digelar Puri Agung Jro Kuta, Senin (13/10). 



Karya Agung di Puri Agung Jero Kuta ini dimulai sejak tanggal 23 Agustus lalu, diikuti dengan berbagai rangkaian upacara dan prosesi lainnya, yakni Upacara Tawur Balik Sumpah Utama pada 30 September, dan Puncak Karya Padudusan Agung serta Ngenteg Linggih pada 6 Oktober lalu yang bertepatan Purnama Kapat. 


Dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra 

Telaga dari Griya Telaga Gulingan Sanur, usai persembahyangan, karya Penyineban ini juga diisi dengan prosesi Nuek Bagia Pulakerti yang mengisyaratkan rangkaian karya telah berakhir. 



Dalam kesempatan tersebut, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara didampingi Penglingsir Puri Agung Jero Kuta, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya atau Turah Joko, mengharapkan setelah dilaksanakannya karya ini seluruh umat khususnya keluarga besar Puri Jro Kuta dapat terus meningkatkan rasa persatuan antara sesama umat serta menjadi pedoman bagi masyarakat. 


"Tentu pelaksanaan yadnya ini sebagai sarana peningkatan nilai spiritual sebagai umat beragama. Kami berharap ke depan upacara yadnya ini dapat memberikan energi positif yang dapat memancarkan hal positif bagi umat serta menetralisir hal- hal negatif," katanya.



Sementara itu, Manggala Karya, I Gusti Ngurah Bagus Manu Raditya, menjelaskan sebelum upacara Penyineban, pada 11 Oktober lalu telah dilaksanakan prosesi Nyenuk, yang melibatkan krama atau warga dari tiga lingkungan, yakni Banjar Balun, Banjar Panti Gede, dan Banjar Belong Gede. Ritual nyenuk dalam tradisi Hindu di Bali merupakan wujud rasa syukur atas lancarnya upacara besar seperti Karya Padudusan Agung.



"Ini merupakan penutup rentetan karya, di mana pada 11 Oktober lalu, telah dilaksanakan prosesi Nyenuk. Kamu mengucapkan terima kasih atas segala bentuk dukungan Pemerintah Kota Denpasar dan juga masyarakat Kota Denpasar, sehingga Karya Padudusan Agung di Puri Jero Kuta ini dapat berlangsung dengan lancar," katanya. 

Minggu, 21 September 2025

Denpasar Bangkit" Jadi Momentum Hari Puputan Badung ke-119


Laporan Reporter Jero Ari 

Denpasar , Bali Kini - Peringatan hari Puputan Badung ke-119 dilaksanakan upacara yang dipimpin oleh Penglingsir Puri Pemecutan di Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung, Sabtu (20/9). Perwakilan Panglingsir Puri se-Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Ketut Parwa didaulat menjadi pembina upacara yang diikuti sejumlah murid dan SKPD Denpasa. 

Dalam kesempatan itu, Ia menceritakan bahwa Puputan Badung bukan hanya pertempuran, melainkan simbol keberanian rakyat Badung saat itu yang tak ternilai. "Itu adalah semangat juang rakyat Bali yang harus senantiasa kita kenang, pelajari, dan wariskan kepada generasi muda," ujar AA Ngurah Parwa. 

Dalam kesempatan itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan peringatan Puputan Badung sebagai cermin refleksi diri. Menurutnya, meski hidup di zaman berbeda, tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini tidak kalah berat. 

"Ancaman terhadap budaya, penyalahgunaan teknologi, hingga krisis moral disebut sebagai bentuk penjajahan baru yang harus dihadapi bersama. Karena itu, semangat Puputan harus terus menyala di dada setiap generasi," ungkapnya. 

Ia juga menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para veteran dan tokoh masyarakat yang menjadi saksi perjalanan panjang bangsa ini. "Tanpa perjuangan dan pengabdian mereka, kita tidak akan sampai di titik ini," imbuhnya.

Selain itu juga mengajak seluruh masyarakat menjaga warisan sejarah bukan hanya lewat upacara, tetapi juga melalui tindakan nyata lewat belajar dengan sungguh-sungguh, bekerja jujur, mengabdi dengan sepenuh hati, serta menjaga persatuan dan kerukunan di tengah masyarakat. 

Sementara itu, Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan awalnya peringatan ini akan dikolaborasikan dengan event Mahabandana. Namun dikarenakan ada banjir, pelaksanaannya dilakukan dengan apel pada pagi hari. "Di tengah suasana dampak bencana kami dari Pemkot tetap jaga semangat masyarakat di Denpasar," paparnya.

Dengan semangat Puputan Badung pihaknya yakin Denpasar akan bangkit dalam waktu sesingkat-singkatnya. Selain upacara juga ada atraksi seni Mahabandana mengisahkan perjuangan rakyat Badung yang dibawakan sejumlah seniman tari, penampilan berjudul Mageh Ing Keraton yang digarap Naluri Manca.

Selasa, 16 September 2025

Upacara Karya Pura Merajan Nyuhungan Dalem Miyukut Banjar Adat Serangen, Desa Ped


Laporan Reporter  : Tim Lpt Hms

Klungkung , Bali Kini - Bupati Klungkung I Made Satria bersama Camat Nusa Penida Kadek Yoga Kusuma menghadiri rangkaian Upacara Dewa Yadnya "Karya Melaspas Ngenteg Linggih, Mapedudusan Alit, Resi Gana Manca Rupa di Pura Merajan Nyuhungan Dalem Miyukut Banjar Adat Serangen, Desa Ped Kecamatan Nusa Penida,  Senin (15/9). Upacara ini bertujuan untuk mensucikan seluruh area pura yang beberapa pelinggihnya selesai direnovasi.


Bupati Satria dan Camat Nusa Penida dalam kehadirannya menghaturkan sembah bakti dan dilanjutkan dengan penyerahan punia kepada ketua panitia Karya Agung ini.


"Dumogi labda karya, sida sidaning don dan seluruh rangkaian upacara karya ini bisa dilalui serta berjalan lancar dengan semangat gotong royong seluruh pengempon pura. Astungkara semua umatnya akan dikaruniai kerahayuan, kemakmuran dan keselamatan," ujar Bupati Satria. 

Senin, 15 September 2025

Hadiri Upacara Ngaben Massal di Nusa Penida, Bupati Satria Serahkan Bantuan Sesajen


Laporan : Tim lpt 

Klungkung , Bali kini -Bupati Klungkung, I Made Satria kembali menyerahkan bantuan Sesajen Ngaben Massal sebesar Rp. 150 juta rupiah saat menghadiri Puncak Karya Pelebon Masa Kenimbulan, Asti Wedana dan Mendak Nuntun di Desa Adat Batumulapan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Minggu (14/9). 


“Jadi hari ini saya menyerahkan bantuan Sesajen Ngaben Masa, dimana bantuan ini merupakan program dari kepedulian dan bentuk perhatian Pemerintah Daerah (Pemkab) Klungkung kepada masyarakat, sehingga dari program ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat terutama disaat menggelar upacara adat Ngaben Massal ini,” ujar Bupati Satria.


Bupati Satria juga menyampaikan bahwa sebelumnya dirinya juga sudah menyerahkan bantuan program ngaben masa ini di Desa Adat Tusan, Kecamatan Banjarangkan. Selain itu, hal terpenting yang ditekankan Bupati agar krama bisa memperkuat kerukunan pasemetonan untuk bersama-sama ngayah dengan niat tulus ikhlas sehingga upacara dapat berjalan lancar. “Mari perkuat pasemetonan dan gotong royong ngayah dengan niat tulus ikhlas sehingga upacara nanti berjalan lancar lan labda karya,” harapnya. 


Bendesa Adat Batumulapan, I Made Sutarsa menyampaikan bahwa Karya Pelebon Masa Kenimbulan, Asti Wedana dan Mendak Nuntun di Desa Adat Batumulapan ini mengupacarai sebanyak 34 sawe dan Puncak Upacara dilaksanakan hari ini tanggal 14 September 2025 bertepatan dengan rahina Redite Wage, Landep. 


Rabu, 10 September 2025

Bupati Sanjaya hadiri Upacara Pemelaspasan di Desa Adat Buahan, Tabanan


Laporan : Tim Lpt 

Tabanan , Bali Kini  – Sebagai wujud dukungan Pemerintah Kabupaten Tabanan terhadap pelestarian adat, agama, tradisi dan budaya, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., menghadiri Upacara Pemelaspasan Bangunan Bale Kidung, Bale Pawedan, Bale Manik Galih, Gedong Simpen, Penyengker serta bangunan lainnya, sekaligus prosesi Mendem Dasar di Natar Pura Puseh, Desa Adat Buahan, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, Minggu (7/9). Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda, pimpinan Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, Jero Bendesa Adat, tokoh masyarakat serta krama Desa Adat Buahan.


Melali sambrama wacananya, Bupati Sanjaya menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan Dewa Yadnya ini sebagai bentuk nyata upaya merestorasi bangunan suci. Ia menilai karya arsitektur yang dihasilkan masyarakat Buahan sangatlah agung dan sarat nuansa klasik khas Bali. “Tiang tadi bersama Pak Wakil dan Pak DPR melihat suasananya agung pisan, becik pisan. Tidak salah semeton desa adat Buahan memiliki arsitek dan undagi yang hebat-hebat. Suasananya klasik, ini bisa disebut gaya Bali klasik,” ungkapnya.


Lebih lanjut, Politisi asal Dauh Pala tersebut menekankan bahwa semangat gotong royong yang ditunjukkan masyarakat Buahan merupakan wujud komitmen dalam menjaga kelestarian adat dan tradisi. Ia menyebutkan bahwa sejak dahulu, desa adat di Bali telah memiliki konsensus untuk menjaga keberadaan Tri Kahyangan—Pura Puseh, Desa, dan Dalem Prajapati—sebagai pusat spiritual dan sosial masyarakat. “Ini sudah menjadi konsensus dan kesepakatan di Bali jauh sebelum Republik Indonesia merdeka, tepatnya di Pura Samuan Agung, Gianyar. Sejak saat itu, desa pakraman terbentuk sebagai wadah kebersamaan masyarakat dalam menjaga tradisi dan adat leluhur,” tambah Sanjaya.


Lebih lanjut, Ia juga mengingatkan kembali sejarah Kota Tabanan yang berakar dari Desa Buahan. “Desa Buahan selalu disebutkan bahwa dari sinilah asal kota Tabanan maka dari itu tiang hadir hari ini di Desa Buahan ngupasaksi Yadnya pemlaspasan niki. Dumogi apa yang diharapkan karma niki yangi dalam rangka untuk melestarikan pelestarian adat agama, tradisi dan budaya niki betul-betul memiliki nilai sejarah yang sangat luar biasa. banggalah kita selaku warga Buahan yang memiliki warisan-warisan budaya yang adiluhung, sampai saat ini yang masih tetap dipertahankan,” tegas Sanjaya.


Di kesempatan yang sama selaku Bendesa Adat Buahan, I Wayan Muliada menyampaikan, rangkaian upacara pemelaspasan ini puncaknya jatuh pada 7 September 2025. Pelaksanaan upacara Dewa yadnya ini merupakan wujud gotong royong krama desa Buahan yang terdiri dari 635 KK. Melalui kesempatan tersebut Wayan Muliada juga sampaikan ucapan terima kasih mewakili seluruh krama kepada Bupati dan jajaran 

Sabtu, 06 September 2025

Ratusan Peserta Ikuti Mepandes Massal di Jembrana, Wujudkan Spirit Kebersamaan dan Kepedulian


Laporan : Ajb Tim Lpt 

Jembrana Bali Kini – Ratusan umat Hindu mengikuti rangkaian upacara Mepandes Massal (Metatah) dan Manusa Yadnya yang digelar secara gratis di Pasraman Santi Yadnya, Banjar Tegalasih, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, Jumat (5/9). Kegiatan ini terselenggara atas inisiatif Yayasan Angel Hearts Bali sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat, khususnya mereka yang kurang mampu.

Upacara ini dipuput oleh tiga sulinggih, yakni Ida Pedanda Gede Manubawa Manuaba, Ida Pandita Empu Nabe Jaya Reka Kusuma, dan Shri Bhagawan Siddhananda Saraswati.

Rangkaian upacara dimulai sejak Kamis (4/9), meliputi beberapa prosesi penting dalam tradisi Hindu Bali seperti Suddhi Wadhani, Upacara Tiga Bulanan, Mepetik, Otonan, Mesayut Ketusan, Menek Kelih, dan Mepasar, yang diikuti oleh peserta yang belum pernah melaksanakannya sebelumnya. Tercatat, jumlah peserta keseluruhan mencapai 178 orang, dengan rincian, Mepandes (Metatah) 135 peserta, Tiga Bulanan 6 peserta, Mepetik 69 peserta, Otonan 14 peserta, Menek Kelih 73 peserta, Suddhi Wadhani 5 peserta

Puncak acara Mepandes digelar sejak pukul 06.00 WITA dan ditutup dengan pertunjukan Topeng Sidakarya sebagai penutup upacara.

Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, hadir langsung dalam kegiatan tersebut dan menyampaikan apresiasinya kepada panitia serta seluruh peserta. Ia menilai kegiatan ini sebagai wujud nyata kepedulian sosial dan pelestarian adat istiadat Bali.

“Saya sangat bangga dan bahagia karena acara Manusa Yadnya ini telah diikuti hampir 300 orang. Ini membuktikan bahwa inisiatif Yayasan Angel Hearts Bali sangat bermanfaat bagi masyarakat, bahkan sebelum pemerintah daerah merencanakan kegiatan serupa,” ujar Bupati Kembang.

Sementara itu, Ketua panitia, I Putu Fery Priyandana, berharap kegiatan Mepandes Massal ini dapat terus berlanjut ke depannya.

“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda rutin sebagai bentuk penguatan nilai-nilai religius serta mempererat rasa persaudaraan di tengah masyarakat Jembrana,” ujarnya.

Jumat, 05 September 2025

Walikota Jaya Negara Ngayah Nyangging Metatah Massal Banjar Tunjung Sari


Teks Foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara Ngayah Nyanggingin serangkaian Karya Mapetik, Menek Kelih dan Metatah Masal yang digelar di Banjar Tunjung Sari, Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Jumat (5/9) pagi. 


Laporan Reporter : Eka 

Denpasar, Bali Kini - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara Ngayah Nyanggingin serangkaian Karya Mapetik, Menek Kelih dan Metatah Masal yang digelar di Banjar Tunjung Sari, Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Jumat (5/9) pagi. 


Karya Manusa Yadnya yang digelar ini turut dihadiri Wakil Walikota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa, Kepala Bagian Kesra Setda Kota Denpasar, IB. Alit Surya Antara, Camat Denpasar Utara, Wayan Yusswara, Perbekel serta tokoh masyarakat setempat. 


Terlihat sejak pagi ratusan warga tampak memadati area Bale Peyadnyan untuk mengikuti prosesi Metatah Massal. Diiringi lantunan kidung dan suara gender, satu per satu rangkaian Metatah dilaksanakan secara khidmat. 

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara dalam kesempatan tersebut menyampaikan, prosesi mepandes yang merupakan upacara manusa yadnya ini wajib dilakukan oleh umat Hindu khususnya pada anak yang baru beranjak dewasa. Sehingga, selain merupakan sebuah kewajiban, upacara mepandes atau metatah ini merupakan sebuah upacara untuk mentralisisr sifat buruk yang ada pada diri manusia atau yang dalam Hindu disebut Sad Ripu.

"Metatah massal mencerminkan sifat menyama braya atau Vasudhaiva Kutumbakam untuk bergotong royong melakukan wujud bhakti kepada Sang Pencipta. Dan dengan pelaksanaan ini tentu kami berharap kedepannya dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, begitupun manusia dengan alam lingkungan harus tetap dijaga sebagaimana mestinya sehingga kehidupan tetap harmonis," kata Jaya Negara.

Sementara itu, Ketua Panitia Wayan Dana menyampaikan terima kasih atas dukungan Walikota Jaya Negara. Ia menyebutkan, upacara Manusa Yadnya ini diikuti oleh 42 peserta mapetik, 61 peserta menek kelih, dan 104 peserta metatah.


“Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan Pemkot Denpasar. Bantuan yang diberikan sangat membantu meringankan beban krama,” tutupnya. 

Wali Kota Jaya Negara Nyangging Peserta Metatah Massal di Desa Pemecutan Kelod


Laporan Reporter : Ayu 

Denpasar, Bali Kini - Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, menghadiri sekaligus menjadi panyangging dalam pelaksanaan Metatah Massal yang digelar Pemerintah Desa Pemecutan Kelod, Jumat (5/9) di Pura Dalem Ulunsuan, Banjar Abiantimbul, Denpasar Barat. Kegiatan ini juga turut disaksikan oleh Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa.


Perbekel Desa Pemecutan Kelod, I Wayan Tantra, menjelaskan bahwa kegiatan metatah massal ini dilaksanakan dalam rangka melestarikan kearifan lokal, sesuai dengan Permendagri Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Asal Usul Desa. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan membantu masyarakat, khususnya umat Hindu, yang kurang mampu dalam melaksanakan yadnya.


“Metatah massal kali ini diikuti oleh 112 peserta dari 15 banjar yang ada di Desa Pemecutan Kelod. Karena di masing-masing banjar juga memiliki program yadnya di pura, maka kegiatan ini tidak bisa dilakukan setiap tahun. Pelaksanaannya menyasar banjar yang belum memiliki program serupa,” jelasnya.


Lebih lanjut, Tantra berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut sehingga masyarakat semakin banyak yang bisa terbantu. “Harapan kami sebagai pemerintah desa, setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat benar-benar menyentuh masyarakat secara luas,” ujarnya.


Sementara itu, Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara memberikan apresiasi sekaligus berterima kasih kepada Pemerintah Desa Pemecutan Kelod atas terselenggaranya kegiatan yadnya ini.


“Tentu pelaksanaan metatah massal ini sangat bermanfaat, terutama bagi masyarakat yang kurang mampu. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berkelanjutan sehingga semakin banyak warga yang mendapatkan manfaatnya,” kata Jaya Negara. 

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved