-->

Sabtu, 23 Desember 2023

Peringati Hari Ibu 2023, Iwanwar Gelar Talk Show ‘Ibu, Pangkalan Kasih Inspirasi Tanpa Batas’


Denpasar , Bali Kini -
Dalam rangka memperingati Hari Ibu, Iwanwar (Ikatan Wanita Warmadewa) menggelar talkshow dengan tema “Ibu Pangkalan Kasih, Inspirasi Tanpa Batas” yang berlangsung di Ruang Auditorium  Widya Sabha Uttama Universitas Warmadewa, JumPeringati Hari Ibu 2023, Iwanwar Gelar Talk Show ‘Ibu, Pangkalan Kasih Inspirasi Tanpa Batas’ 


Dalam rangka memperingati Hari Ibu, Iwanwar (Ikatan Wanita Warmadewa) menggelar talkshow dengan tema “Ibu Pangkalan Kasih, Inspirasi Tanpa Batas” yang berlangsung di Ruang Auditorium  Widya Sabha Uttama Universitas Warmadewa, Jumat (22/12/23).


Perayaan Hari Ibu ini menjadi spesial, dikarenakan para pria yang merupakan bagian dari civitas akademika Unwar dilibatkan dalam mengisi berbagai hiburan perayaan Hari Ibu. Terlebih pada pementasan tari yang sebenarnya dilakukan oleh kaum perempuan justru diperankan oleh para pria, sehingga tarian penyambutan Panyembrama yang ditampilkan mengundang gelak tawa ratusan anggota Iwanwar. 


Menurut Ketua Umum Iwanwar, Nyonya Ida Ayu Agustini Pandit, perayaan Hari Ibu tahun ini dilaksanakan oleh kepanitiaan Iwanwar unit Fakultas Pertanian, dengan mengambil tema Ibu, Pangkalan Kasih Insipirasi Tanpa Batas. Dimana seluruh kegiatan pada perayaan Hari Ibu ini dilakukan oleh kaum pria dan dihadiri oleh seluruh unit Iwanwar. “Semua dilakukan oleh kaum pria, kita Ibu-Ibu tinggal duduk manis menikmati perayaannya dan juga ada hiburan,” jelas Ny Ida Ayu Agustini Pandit.


Baginya, memaknai peran seorang Ibu adalah bagian dari segalanya. Secara pribadi sebagai seorang Ibu, dikatakan selalu berusaha melakukan sesuatu yang lebih baik daripada anak-anak.

“Selalu berdoa untuk keselamatan mereka, kesuksesan mereka nantinya dan selalu berdoa agar mereka berbahagia selalu,” ujarnya.


Sementara Ketua Pembina Iwanwar, Nyonya Diah Wisnumurti menyampaikan, tema yang diusung pada Ibu, Pangkalan Kasih Insipirasi Tanpa Batas adalah memiliki arti yang sangat luas. Namun yang menjadi inti adalah, bagaimana peran perempuan sekaligus menjadi seorang ibu dapat mengedukasi generasi muda dengan seiring berkembangnya teknologi saat ini dapat bersosialisasi khususnya pada lingkungan terdekat. “Sekarang bagaimana kita kembalikan ke masa lampau, bukan berarti masa lampau itu jelek. Tetapi bagaimana anak-anak itu dididik supaya bisa bersosialisasi ke teman-temannya tanpa harus selalu pegang gadget,” pungkasnya.


Peran Ibu di dunia pendidikan juga dipandang sangat luas, dimana guru pertama bagi seorang anak adalah Ibu. “Ketika mengandung pun selalu ada yang menyanyikan lagu, ada yang ngajak ngobrol dan itu salah satu Guru pertama bagi anak-anak,” ujarnya.


Pada kesempatan tersebut Rektor Unwar Prof. Dr. Ir. I Gde Suranaya Pandit, MP., menyampaikan ucapan Hari Ibu kepada seluruh unit Iwanwar, dimana Hari Ibu di Indonesia disebut menjadi sebuah momentum. Bahwa perempuan tentunya kaum Ibu, merupakan motor penggerak keberhasilan pembangunan disaat ini dan mendatang. Tema yang diusung pada perayaan Hari Ibu ini pun dipandang dapat memberikan inspirasi dan semangat bagi gerakan perempuan atau Ibu di Unwar, untuk selalu berdaya menuju Warmadewa maju, unggul dan berdaya saing di Asia Tenggara. “Peringatan Hari Ibu merupakan hal yang penting bagi penghargaan dan penghormatan terhadap seluruh perempuan, Ibu Indonesia atas peran dedikasi serta kontribusi bagi keluarga, masyarakat, Bangsa dan Negara,” ucap Rektor Unwar.


Bagi Rektor Unwar, Hari Ibu bukan saja sebagai peringatan untuk mengucapkan rasa terima kasih atas jasa yang besar, dan yang istimewa bagi seluruh masyarakat khususnya di Unwar, namun lebih jauh peringatan Hari Ibu bertujuan untuk mendorong pemangku kepentingan masyarakat luas dalam memberikan perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi para perempuan khususnya kaum ibu.


Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Propinsi Bali, Dr. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si., turut mengucapkan Hari Ibu kepada seluruh anggota Iwanwar, juga memaknai tema Hari Ibu yang digagas oleh Iwanwar. Dikatakan seorang Ibu merupakan sosok yang luar biasa dalam setiap nafas dan perjalanan hidup…at (22/12/23).


Perayaan Hari Ibu ini menjadi spesial, dikarenakan para pria yang merupakan bagian dari civitas akademika Unwar dilibatkan dalam mengisi berbagai hiburan perayaan Hari Ibu. Terlebih pada pementasan tari yang sebenarnya dilakukan oleh kaum perempuan justru diperankan oleh para pria, sehingga tarian penyambutan Panyembrama yang ditampilkan mengundang gelak tawa ratusan anggota Iwanwar. 


Menurut Ketua Umum Iwanwar, Nyonya Ida Ayu Agustini Pandit, perayaan Hari Ibu tahun ini dilaksanakan oleh kepanitiaan Iwanwar unit Fakultas Pertanian, dengan mengambil tema Ibu, Pangkalan Kasih Insipirasi Tanpa Batas. Dimana seluruh kegiatan pada perayaan Hari Ibu ini dilakukan oleh kaum pria dan dihadiri oleh seluruh unit Iwanwar. “Semua dilakukan oleh kaum pria, kita Ibu-Ibu tinggal duduk manis menikmati perayaannya dan juga ada hiburan,” jelas Ny Ida Ayu Agustini Pandit.


Baginya, memaknai peran seorang Ibu adalah bagian dari segalanya. Secara pribadi sebagai seorang Ibu, dikatakan selalu berusaha melakukan sesuatu yang lebih baik daripada anak-anak.

“Selalu berdoa untuk keselamatan mereka, kesuksesan mereka nantinya dan selalu berdoa agar mereka berbahagia selalu,” ujarnya.


Sementara Ketua Pembina Iwanwar, Nyonya Diah Wisnumurti menyampaikan, tema yang diusung pada Ibu, Pangkalan Kasih Insipirasi Tanpa Batas adalah memiliki arti yang sangat luas. Namun yang menjadi inti adalah, bagaimana peran perempuan sekaligus menjadi seorang ibu dapat mengedukasi generasi muda dengan seiring berkembangnya teknologi saat ini dapat bersosialisasi khususnya pada lingkungan terdekat. “Sekarang bagaimana kita kembalikan ke masa lampau, bukan berarti masa lampau itu jelek. Tetapi bagaimana anak-anak itu dididik supaya bisa bersosialisasi ke teman-temannya tanpa harus selalu pegang gadget,” pungkasnya.


Peran Ibu di dunia pendidikan juga dipandang sangat luas, dimana guru pertama bagi seorang anak adalah Ibu. “Ketika mengandung pun selalu ada yang menyanyikan lagu, ada yang ngajak ngobrol dan itu salah satu Guru pertama bagi anak-anak,” ujarnya.


Pada kesempatan tersebut Rektor Unwar Prof. Dr. Ir. I Gde Suranaya Pandit, MP., menyampaikan ucapan Hari Ibu kepada seluruh unit Iwanwar, dimana Hari Ibu di Indonesia disebut menjadi sebuah momentum. Bahwa perempuan tentunya kaum Ibu, merupakan motor penggerak keberhasilan pembangunan disaat ini dan mendatang. Tema yang diusung pada perayaan Hari Ibu ini pun dipandang dapat memberikan inspirasi dan semangat bagi gerakan perempuan atau Ibu di Unwar, untuk selalu berdaya menuju Warmadewa maju, unggul dan berdaya saing di Asia Tenggara. “Peringatan Hari Ibu merupakan hal yang penting bagi penghargaan dan penghormatan terhadap seluruh perempuan, Ibu Indonesia atas peran dedikasi serta kontribusi bagi keluarga, masyarakat, Bangsa dan Negara,” ucap Rektor Unwar.


Bagi Rektor Unwar, Hari Ibu bukan saja sebagai peringatan untuk mengucapkan rasa terima kasih atas jasa yang besar, dan yang istimewa bagi seluruh masyarakat khususnya di Unwar, namun lebih jauh peringatan Hari Ibu bertujuan untuk mendorong pemangku kepentingan masyarakat luas dalam memberikan perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi para perempuan khususnya kaum ibu.


Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Propinsi Bali, Dr. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si., turut mengucapkan Hari Ibu kepada seluruh anggota Iwanwar, juga memaknai tema Hari Ibu yang digagas oleh Iwanwar. Dikatakan seorang Ibu merupakan sosok yang luar biasa dalam setiap nafas dan perjalanan hidup [rl/ml]

Kamis, 21 Desember 2023

KETUT "MACAN" MUDIA PENSIUNAN MAYOR TNI KINI GELUTI TERNAK LELE


Karangasem, Bali Kini -
Banyak orang jelang memasuki atau telah pensiun/purnatugas dari tempat kerja merasa bingung kegiatan atau pekerjaan apa yang akan dijalani nanti. Ada yang istirahat santai di rumah saja, ngemong cucu, dan ada pula mengisi kegiatan usaha ekonomi untuk menambah pendapatan.


Adalah I Ketut Mudia yang kerap disapa “Macan” oleh teman-teman akrabnya, warga Kampung Bangras, Kelurahan Karangasem, Karangasem yang telah pensiun tahun 2019 lalu dari perwira TNI Angkatan Darat berpangkat Mayor memilih masa pensiunnya tidak diam santai dan ngemong cucu saja tapi semangat mengisi hidup dengan beralih geluti usaha ternak ikan lele. 


Semangat pantang mnyerah mengisi hidup Mudia banyak terinsiprasi dari semangat juangnya ketika masih aktif di TNI mulai dari bawah Secaba Milsuk Infanteri tahun 1983/1984.


Ditemui penulis Kamis (21/12/2023) di rumahnya Kampung Bangras, belakang SDN 3 Karangasem, Jalan Diponogoro Amlapura. Sembari memberikan makan ikan peliharaannya di tegalan belakang rumah tempat tinggalnya seluas sekitar 4 are, Mudia bers cerita terkait dirinya yang kini geluti kegiatan perternakan lele. 


Ia mulai menggeluti dunia peternak di tahun 2011 yakni dengan beternak babi yang jumlahnya mencapai puluhan ekor. Waktu itu dirinya masih aktif, dimana waktu pengelolaan ternaknya dibantu oleh sang istrinya, dengan memanfaatkan tegalan di belakang rumahnya. 


Karena akhir-akhir ini harga penjualan babi hidup, menurun dimana harga jual tidak sebanding dengan harga pakannya yang sangat mahal, sehingga dirinya memutuskan menjual babinya dengan harga murah dan beralih ke ternak jenis lele.


Kata Mudia, awal tahun 2023 pengetahuan ternak lele awalnya diperoleh dari dorongan menantunya Ni Kadek Mira Puspita Yanti yang juga Penyuluh Agama Hindu Kantor Kementeraian Agama Hindu Kabupaten Karangasem dapat informasi dari masyarakat peternak, karena prospek kedepan ternak lele cukup menjajikan, semua kalangan masyarakat bisa menkonsumsinya.


Dorongan menantu dan keluarga menjadi pelecut dengan kata “siap” semangat jiwa TNI-nya ketika masih aktif. “Saya belajar dari media sosial yutub dan media lainnya, tidak terlalu sulit memeliharanya yang penting ada air, kolam dan tekun, akhirnya saya tertarik juga”, ujar Mudia sembari menaburkan pakan ternak ke kolam ternak ikan peliharaannya.


Kini Mudia telah memiliki sebanyak 10 ribu ikan lele tersebar di 3 kolam ukuran 12 meter persegi, dan dalam jangka waktu setiap sekitar 3 bulan lele sudah siap panen di datangi para pelanggan. Bagi Mudia dan keluarga, pemberdayaan ekonomi keluarga sangat berarti menambah gaji pensiun kebutuhan ekonomi sehari-hari. 


Lokasi kolamnya sangat strategis menguntungkan karena tegalan belakang rumahnya berada di bantaran pinggiran sungai sehingga sirkulasi air sangat mudah dan tidak perlu membeli air dari PDAM. 


Terkait soal pemasaran hasil panen katanya tidak ada kendala bahkan sangat laris manis orderan. 


Untuk mengembangkan usaha, dirinya telah bersinergi dengan pengusaha ternak lele dari luar Kabupaten Karangasem yaitu Kabupaten Tabanan. Bibit lele dibeli dibawakan langsung oleh pengusaha tersebut, sedangkan sebaliknya panen lelenya dibeli oleh pengusaha tersebut. Pangsa pasar lele sehari-hari dibeli eceran oleh para pedagang pecel lele di Kota Amlapura langsung ke lokasi ternaknya. “Saya sangat kualahan menerima pesanan lele untuk konsumsi khususnya pesanan pengusaha dari Tabanan untuk dijual kembali memenuhi pesanan hotel dan restoran di Bali,” ujarnya. Lanjut Mudia, dirinya akan mengembangkan usaha ternak lelenya dengan membuat lagi beberapa tambahan kolam di areal tegalan masih kosong.


"Sekarang harga bibit lele perekor berkisar Rp275-300, sedangkan lele ukuran layak konsumsi berkisar seharga Rp20-25 ribu perkilogram, " tuturnya


Dirinya tidak sendirian mengelola ternak lelenya, ia dibantu oleh keluarga sang, istri Ni Luh Kertiwati, anak laki sematang wayangnya, I Gede Juliantara, dan menantu Ni Kadek Mira Puspita Yanti.


Bagi Mudia sangat senang menikmati sekali melakoni ternak lele disamping usaha ekonomi juga sambil rekreasi menemani momong kedua cucunya yang masih kecil menaburkan mekanan lele di kolam.


Cerita ke belakang tentang dirinya lakoni petani ternak, alumnus SMAN Karangasem (kini SMAN 1 Karangasem) angkatan tahun 1978 itu, tidak heran, Mudia kecil sudah akrab dengan dunia air sungai dan lumpur, karena semasa masih kanak-kanak dirinya hampir setiap hari membantu kedua orang tuanya sebagai petani sawah menanam kangkung. Maklum saudaranya banyak, orang tuanya hanya mengandalkan hidup dari garapan sawah.


Tutur Mudia kecil cukup mengharukan, untuk bawa bekal uang sekolah pagi sehari-hari dirinya harus menunggu dari jualan kangkung laku dulu ibunya di pasar Amlapura dekat tempat tinggalnya. (Komang Pasek Antara, Ami)

Selasa, 28 November 2023

Kampanye Antikekerasan 16 Hari di Bali


 FOTO: Pernyataan aksi bersama pencegahan dan penghapusan kekerasan seksual, Senin (27/11) di RRI Denpasar.

DENPASAR-Bali Kini - Merespon kasus kekerasan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, serta untuk menyosialisasikan berlakunya Undang-undang No 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS), LSM Bali Sruti memotori gerakan kampanye "Setop Kekerasan Apapun dan Di manapun". 


Rencananya, kampanye digelar secara maraton selama 16 hari ke depan dari 25 November hingga 10 Desember 2023. "UU TPKS ini perlu kita sosialisasikan lebih luas dan masif agar semua masyarakat paham," jelas Gusti Ayu Andani Pertiwi, aktivis LSM Bali Sruti, di sela Talkshow UU TPKS Nomor 12 Tahun 2022 Melindungi Kita Semua "Ayo Setop Kekerasan Seksual pada Siapapun dan Dimanapun!, di RRI Denpasar, Senin (27/11/2023). 



Kampanye yang disiarkan langsung oleh RRI Denpasar itu merupakan sebuah momentum serangkaian dengan kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan. Yang mana kampanye dimaksud telah dimulai pada 25 November 2023 lalu hingga 10 Desember 2023 mendatang.


“Ini menjadi momentum kita bersama, mengingat Indonesia darurat kekerasan seksual. Sehingga ini adalah sebuah momen spesial untuk kita bersama, merefleksikan bagaimana kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan seksual di sekitar kita,” jelas Andani.


Andani melanjutkan, UU TPKS, adalah sebuah aturan baru yang dirasa masih belum diketahui oleh seluruh masyarakat. Padahal lahirnya undang-undang tersebut mengartikan bahwa negara hadir untuk membantu korban. 


“Selain 9 jenis kekerasan seksual, dalam undang-undang itu juga dijelaskan secara rinci mengenai upaya-upaya pemerintah untuk melindungi korban, memberikan pendampingan kepada korban, restitusi, dan bagaimana agar korban berani untuk speak up,” ungkapnya.


Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) IV Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Ditreskrimum Polda Bali, AKBP Ni Luh Kompiang Srinadi mengakui, kasus kekerasan seksual terhadap perempuan kian mengkhawatirkan. 


"Jadi kekerasan seksual bisa terjadi dimana saja. Bisa di lingkup keluarga, bisa di lingkungan pendidikan, ataupun di area publik," katanya saat menjadi narasumber. Ia menambahkan, kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak masih menjadi fenomena gunung es. Tidak banyak korban melaporkan kasus ini kepada aparat penegak hukum.


"Kemungkinan ada rasa takut, bagaimana cara melapor kepada petugas kepolisian, terus bagaimana nanti ini adalah pelakunya dari lingkungan keluarga, mungkin takut dan malu, itu tentunya dari Polda Bali kami berkomitmen untuk membantu memberikan pelayanan terkait dengan kasus-kasus kekerasan seksual yang dihadapi oleh perempuan dan anak," bebernya. 


Ia menguraikan, anak sebagai pelaku tindak pidana pada tahun 2022 sebanyak 30, dan per Oktober 2023 naik menjadi 39. Peningkatan itu didominasi kasus persetubuhan dan kekerasan seksual. 


Sedangkan untuk anak selaku korban di tahun 2022 sebanyak 120, dan per Oktober 2023 turun ke 75. dari Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Bali, Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK) Bali, Yayasan Gerasa, dan Mahasiswa FISHUM Universitas Ngurah Rai.


Para peserta menyampaikan pernyataan bersama yang berisikan lima poin utama. Salah satunya mendesak untuk penghentian segala bentuk kekerasan termasuk kekerasan seksual yang dapat merugikan siapa pun, tanpa memandang jenis kelamin, usia atau latar belakang.


Para peserta terdiri dari, RPK Polda Bali, Sivitas Fishum Universitas Ngurah Rai, DP3AP2KB Denpasar, Kaukus Perempuan Parlemen Denpasar, KPPAD, LBH Apik, Sekolah Perempuan Kartini, Sekolah Perempuan Srikandi, Gerasa Bali, HWDI Bali, Lentera Anak Bali, FAD Denpasar, dan Yayasan Citizen Partisipasi Indonesia


Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum) Universitas Ngurah Rai Dr. Drs. I Wayan Astawa, SH., MAP., menambahkan, UU TPKS menjadi instrumen yang kuat dalam memproteksi perempuan dan anak. 


Sebagai representasi lembaga pendidikan, pihaknya siap menyebarkan virus positif untuk mengentaskan permasalahan yang ada. 


"Karena Undang-Undang ini luar biasa sekali. Karena kalau kita lihat di Undang-Undang yang lain, belum ada saya temukan itu perlindungan terhadap korban," sebutnya.


Sekretaris Sekolah Perempuan Srikandi Desa Dauh Puri Kaja, Fatmawati, menambahkan, pihaknya telah menerima sejumlah pengaduan sejak awal wadah ini dibentuk beberapa bulan lalu. 


Ia mengakui, kekerasan dengan berbagai bentuknya masih marak terjadi di sekitarnya. Pihaknya pun memegang komitmen untuk andil dalam memberantas kekerasan, tentunya lewat koordinasi dengan stakeholder terkait. rl*

Selasa, 21 November 2023

Belasan Penyu Hijau diLepas Liarkan, Bupati Tamba Ajak Lindungi Satwa Langka


Jembrana , Bali Kini -
Belasan penyu hijau hasil pengungkapan kasus penyelundupan penyu oleh Polres Jembrana, dilepasliarkan di Pantai Desa Perancak, Selasa (21/11).


Penyu penyu hijau itu tergolong satwa langka. Bahkan ada yang diketahui berumur 50 tahun lebih dan satu ekor penyu akan bertelur sehingga perlu segera dilepasliarkan.


Bupati Tamba yang hadir saat pelepasan penyu tersebut  mengucapkan terimakasih atas pengawasan Kapolres Jembrana berserta jajarannya, sehingga upaya untuk penyelundupan sembilan belas penyu hijau tersebut bisa dibatalkan.

“Hari ini sudah dikembalikan kehabitatnya, astungkara 19 penyu hijau ini bisa hidup sehat kembali dan kembali bertelur. Sehingga pada akhirnya kelestarian ini bisa di jaga, ” ujarnya.



Selain itu, Bupati Tamba juga menghimbau kepada masyarakat bahwasanya penyu ini merupakan binatang yang dilindungi dan patut untuk dilestarikan.

“Semoga masyarakat semakin sadar bahwa penyu itu adalah ekosistem yang patut kita jaga dan harus kita lindungi, ” jelasnya.


Sementara itu Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana menuturkan sebagai update informasi bahwa hari minggu tanggal 19 Nopember 2023 Polres Jembrana melakukan pengungkapan penyelundupan Penyu Hijau yang ada di Kabupaten Jembrana.


" Hari ini kita melepasliarkan Punyu yang kita amankan, kita amankan dijalan di Desa Baluk pada saat yang bersangkutan akan membawa penyu ini dari Kabupaten Jembrana, kita mengamankan satu orang inisial RBD, kita amankan dengan kendaraan pick up membawa 19 ekor penyu hijau, "ucapnya 


AKBP I Dewa Gde Juliana juga mengatakan dari proses pengembangan kasus ini,  pihaknya sudah mengantongi darimana yang bersangkutan mendapatkan Penyu tersebut. Dirinya juga akan melakukan kordinas dengan pihak Kejaksaan untuk tindakan selanjutnya.


"Kita akan berupaya untuk bisa melakukan pengungkapan terkait dengan sumber daripada penyu ini, kemudian dari keterangan yang bersangkutan bahwa kegiatan yang dia lakukan ini sudah beberapa kali dan kita masih melakukan pengejaran terkait dari sumber penyu ini, "tandasnya ( gede/r3)

Rabu, 01 November 2023

547 Hari Keliling Indonesia Tengku Faisal Dan Istri Berhasil Sambangi 30 Provinsi


Pensiun pegawai Bank Indonesia. Meski sudah tak muda lagi, Ia bersama istrinya dr. Indriati berhasil mengelilingi 30 provinsi di Indonesia selama 547 hari. 


Reporter ; Adong Eko 


Bali Kini - Selama 32 tahun bekerja di Bank Indonesia, Teuku Faisal pernah ditugaskan dibeberapa daerah Indonesia, seperti di pulai Jawa dan Sumatera. 


Teuku Faisal kerap berpindah-pindah tempat hingga akhirnya beberapa tahun menjelang pensiun ia ditugaskan untuk mengabdi di Bank Indonesia Thamrin, Jakarta. 


"2018 saya pensiun. Setelah masa kerja selesai saya bersama istri memilih kembali ke Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara," kata Teuku Faisal, ketika bercerita kepada penulis, pada Selasa, 3 Oktober 2023. 


Bagi pria kelahiran Banda Aceh itu alasan memilih menghabiskan waktu di Kota Padangsidimpuan adalah untuk mencari ketengan diri setelah puluhan tahun waktunya dihabiskan dengan hiruk pikuk pekerjaan di Bank Indonesia. 


"Padangsidimpuan itu kan kota Madya, tidak terlalu ramai. Jadi untuk mencari ketenangan dapatlah," ucap pria kelahiran 25 Desember 1961 itu. 


Selain menanggap Kota Padangsidimpuan daerah yang nyaman dan tenang, bagi Teuku Faisal kota itu menyimpan kenangan tersendiri baginya. Dimana pada saat pertama kali bekerja di Bank Indonesia, Padangsidimpuan adalah daerah penempatan pertama kalinya ketika ia diterima sebagai pegawai Bank Indonesia. 


" Tahun 1986 saya ditugaskan di Medan. 1987 sampai dengan tahun 2000 bertugas di Kota Padangsidimpuan. pindah ke Bank Indonesia Thamrin Jakarta sampai 2015, pindah lagi ke Medan sampai 2017 kembali lagi ke Bank Indonesia di Thamrin 2018 hingga pensiun," kata Faisal.


Kurang lebih 14 tahun menetap di Kota Padangsidimpuan bagi Teuku Faisal, daerah itu sudah seperti kampung halamannya sendiri. Di sana ia pun membangun kehidupannya layaknya orang-orang pada umumnya. Tak hanya itu, di sana ia juga mendirikan radio yang diberi nama, Radio Adi Utama (RAU) FM Padangsidimpuan.


"Kenapa saya setelah pensiun kembali ke Kota Padangsidimpuan? karena rumah ada di sana dan ada radio yang saya bangun pada tahun 1994 harus diurus kembali," tutur Faisal. 


Setelah tak lagi bekerja sebagai pegawai Bank Indonesia. Teuku Faisal menjalani hidup seperti pensiunan pada umumnya. Menikmati hari demi hari bersama istri tercintanya Indriati. Di rumah sederhana yang mereka tempati pun sudah tak ramai lagi. Karena kedua putranya sudah menata kehidupan rumah tangga sendiri. 


"Anak-anak saya sudah menikah. Mereka tinggal di Jakarta," kata pria yang kini dikaruniai lima orang cucu dari ketiga anaknya. 


Namun waktu untuk menikmati masa pensiun yang baru beberapa tahun dinikmati Teuku Faisal bersama istri terganggu. Wabah Covid-19 pada 2021 membuatnya tak bisa kemana-mana. Kehidupan menjadi terbatas. Berbagai aturan dikeluarkan pemerintah untuk mengantisipasi penularan virus yang mematikan itu. 


"Waktu pandemik Covid-19 kita kan tidak bisa kemana-mana. Mau ke Jakarta dan ke Medan juga tidak bisa," kata Teuku Faisal. 


Aktivitas yang dilakukan hanya bisa berada di rumah. Rutinitas yang dilakukan pun hanya menonton konten-konten di Youtube. Dimana satu ketika Teuku Faisal menonton konten orang-orang yang melakukan perjalanan keliling Indonesia. 



Konten-konten perjalanan keliling Indonesia itu menginspirasi Teuku Faisal untuk mencoba melakukan hal yang sama. Keinginan itu lalu ia sampaikan kepada istrinya. 


"Saya tanya istri mau tidak eksperimen? Keliling Indonesia. Dari pada hanya di rumah, nanti banyak penyakit yang datang," cerita pria kelahiran Banda Aceh itu. 


Ibarat dayung bersambut, Indriati yang mendengar keinginan suaminya itu pun menyetujui. Sepasang suami istri itu ternyata punya keinginan yang sama. Sama-sama ingin menikmati hari tua yang lebih indah dan penuh dengan kenangan. 


Setelah mendapat persetujuan sang Istri dan memastikan kekasih tercintanya akan ikut mendampingi perjalanan, Teuku Faisal mulai mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Perjalanan keliling Indonesia ini akan menjadi perjalanan yang tak akan pernah dilupakan sehingga perlu persiapan yang matang. 


"Di konten youtube itu, saya lihat sudah ada yang pakai motor, sepeda, mobil. Tapi yang kakek-nenek belum ada. Jadi ini mungkin cerita unik, kakek-nenek keliling Indonesia," tutur Teuku Faisal. 


Teuku Faisal pun mulai memodifikasi mobil Toyota Voxy miliknya. Mobil tersebut dimodifikasi bagaikan rumah berjalan. Didalamnya terdapat kamar, dapur dan gudang penyimpanan barang-barang bawaan yang dibutuhkan untuk mengelilingi satu demi satu provinsi yang ada di Indonesia. 


Modifikasi mobil seperti rumah berjalan itu sengaja dilakukan Teuku Faisal untuk mengantisipasi agar ketika tiba di daerah tujuan ia bersama istrinya tidak perlu menginap di hotel. 


"Mobilnya kami modifikasi di Jakarta. Jadi kami terbang dari Padangsidimpuan menuju Jakarta untuk melakukan perjalanan perdana," kata Teuku Faisal. 


Niat sudah matang, perlengkapan dalam perjalanan pun sudah dikemas kan. Keinginan menikmati keindahan alam Indonesia telah menggebu-gebu dalam hati dan pikiran, perjalanan pun segera dimulai. 


Bersama istri, Teuku Faisal meninggalkan rumahnya di Padangsidimpuan. Mereka terbang menuju Jakarta untuk memulai perjalanan perdana. Minggu 6 Februari 2022 adalah hari bersejarah dan tak akan pernah dilupakan bagi sepasang suami istri itu. Mereka memulai perjalanan dari Jakarta menuju Lampung. 


"Persiapan utama untuk memulai perjalanan ini sebenarnya mental. Mental ini harus benar-benar disiapkan agar kuat menghadapi lika liku perjalanan yang akan ditempuh," kata pria berkacamata itu. 


Rau FM Keliling Indonesia pun dimulai. Dari Jakarta menuju Lampung, satu demi satu provinsi berhasil pasangan suami istri itu kunjungi. Seperti Bengkulu, Sumatera, Banda Aceh, Jawa, Bali, Maluku, Sulawesi hingga Kalimantan. 


"Lama perjalanan yang kami lakukan  satu tahun tujuh bulan. 30 provinsi yang sudah dikunjungi," cerita Teuku Faisal. 


Selama kurang lebih 547 hari melakukan perjalanan keliling Indonesia, ada banyak cerita dan kenangan indah yang didapat oleh Teuku Faisal dan istri. Diantaranya ia dapat melihat betapa cantik dan indahnya tempat wisata yang dimiliki setiap provinsi. Seperti pantai yang ada di Sabang, Provinsinya Banda Aceh. Pantainya bagus, bersih dan orangnya ramah. 


Sepasang suami istri ini memang lebih memilih untuk menginap di pantai di setiap provinsi yang dikunjungi. Hal itu bukan tanpa alasan, selain ingin menikmati keindahan alam, mereka juga ingin mengeksplorasi tempat wisata yang ada di Indonesia sehingga dapat dikenal oleh warga di seluruh dunia. 


Suatu ketika, saat sedang bermalam di pantai Muko-muko di Provinsi Bengkulu, Teuku Faisal bersama istri, tiba-tiba disambangi oleh anggota polisi yang sedang melakukan patroli. Beberapa orang petugas datang mendekatinya, melihat mobil yang digunakan. 


"Di mobil kami itukan ada tulisan Padangsidimpuan, ternyata polisi yang patroli ini orang sana juga," cerita Teuku Faisal. 


Mengetahui di mobil terdapat tulisan Padangsidimpuan, salah satu anggota polisi tersebut ternyata merupakan orang asli Padangsidimpuan. Teuku Faisal dan istri bersama polisi tersebut akhirnya bercengkrama di tepi pantai Muko-muko hingga larut malam. 


Teuku Faisal tidak pernah menyangka, ketika berada di kampung orang ternyata malah bertemu dengan orang Padangsidimpuan. Yang mana rumahnya dekat dengan stasiun radio Rau FM. 


"Kami bercerita tentang kampung halaman. Bercerita tentang pengalaman kehidupan. Bagi saya ini pertemuan yang saya sangat berkesan. Jika tidak keliling Indonesia, mungkin tidak ada pertemuan di malam itu," kata Teuku Faisal. 



Meninggalkan Provinsi Bengkulu, Teuku Faisal melanjutkan perjalanan dari satu daerah ke daerah lainnya. Kali ini ia bergerak menuju Barus, Sumatera Utara. Wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Banda Aceh. Di sana Teuku Faisal bersama istri menginap di pantai Barus, Kabupaten Tapanuli Selatan. 


"Ketika kami sedang memasang tenda untuk tidur, pemilik lahan datang. Ngobrol-ngobrol. Ternyata pemilik lahan ini orang Aceh sama dengan saya," cerita Teuku Faisal. 


Perjalanan awal menuju satu demi satu provinsi yang dilalui Teuku Faisal bersama istrinya sudah mulai mendapatkan berbagai pengalaman. Tentang indahnya wisata alam, baginya itu sudah tak lagi diragukan. Tapi bertemu dengan orang-orang baru, bersilaturahmi dengan yang belum pernah bertemu adalah bagian kisah yang tak akan dilupakannya. 


"Alhamdulillah dari perjalanan ini, saya bisa bersilaturahmi dengan orang-orang baru," kata Teuku Faisal. 


Ketika sedang melakukan perjalanan menuju Geurutee, Provinsi Banda Aceh, Teuku Faisal saat itu bertemu dengan pasangan suami istri yang juga melakukan perjalanan keliling Indonesia. Jika dirinya menggunakan mobil, pasang tersebut berkeliling menggunakan motor. 


"Awalnya salip-salipan. Mereka lambaikan tangan, kami juga lambaikan tangan. Waktu saya lihat mereka berhenti di warung kopi, saya pun berhenti untuk menemuinya," tutur Teuku Faisal. 


Saat berada di warung kopi yang sama, Teuku Faisal bersama istrinya langsung menyambangi pasangan suami istri tersebut. Mereka berbincang-bincang hingga terungkaplah jika pasangan suami istri tersebut berasal dari Kalimantan. 


"Nama suaminya yang saya ingat pak Anwar. Seorang pengusaha dari Sangatta, Kalimantan Timur " kata Teuku Faisal. 


Tak ingin jalinan silaturahmi selesai di meja warung kopi, Teuku Faisal lalu meminta nomor telepon pasang suami istri yang melakukan perjalanan keliling Indonesia menggunakan motor itu, dengan harapan suatu saat nanti akan kembali bertemu di tempat lain. 


"Setelah tukaran nomor handphone, kami pun melanjutkan perjalanan," terang Teuku Faisal. 


Setelah melakukan perjalanan untuk mengelilingi beberapa provinsi di Sumatera, Banda Aceh dan Riau, Teuku Faisal bersama istri lalu melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Jakarta, pada 14 Mei 2022. 


Dari Jakarta, ia dan istri kembali melanjutkan perjalanan untuk menyusuri provinsi yang ada di pulau Jawa. Perjalanan dimulai dan provinsi pertama yang dikunjungi adalah Jawa Barat. Sama seperti di provinsi lainnya, di Jawa Barat Teuku Faisal dan istri memilih untuk mengunjungi objek wisata, seperti Cikole, salah satu desa di Kecamatan Lembang. 


Bagi Faisal Cikole adalah objek wisata alam yang masih asri. Suasana yang sejuk dengan udara bersih sangat tepat untuk dinikmati saat bersantai-santai setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang. Saat berada di Jawa Barat, Tak hanya objek wisata Cikole yang dikunjunginya, tempat-tempat wisata lainnya pun tak luput untuk datanginya, seperti Priangan. 


Setelah menikmati pemandangan indah di objek wisata yang ada di Jawa Barat, Teuku Faisal melanjutkan perjalanan menuju Jawa Tengah. Dimana objek wisata yang paling berkesan baginya adalah ketika mengunjungi air terjun Songgo Langit, yang berada di Desa Bucu, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara. 


"Yang paling berkesan itu ketika di Songgo Langit, karena kami bisa tidur di bawah air terjun," tutur Teuku Faisal..


Bagi Teuku Faisal tidur dibawah air terjun adalah kenangan yang tak akan pernah dapat dilupakan dalam perjalanan keliling Indonesia. Karena selama hidupnya belum pernah merasakan hal itu. 


"Tidur dibawah air terjun itu, tidur malam. Bayangkan, betapa nikmatnya tidur dengan langsung mendengar suara air dan suara alam di malam hari," kata Teuku Faisal. 


Setelah hampir satu bulan berada di Jawa Tengah, Teuku Faisal dan istri pun kembali melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta. Di kota pelajar itu, ia dan istri pun menyempatkan diri untuk mengunjungi dan bermalam di teras gunung Merapi yang berada Kabupaten Sleman. 


Di gunung Merapi yang terkenal dengan juru kuncinya almarhum Mbah Maridjan itu, Teuku Faisal dan istri tak ingin kehilangan moment. Mereka pun berniat mengabadikan keberadaannya dan pemandangan. 


Drone pun disiapkan untuk mengambil gambar, mesin kendali lalu diterbangkan untuk merekam keindahan pemandangan di sekitar gunung Merapi. Namun sayang drone milik Teuku Faisal tiba-tiba lepas kendali hingga jatuh dan hilang. 


"Ketika diterbangkan, drone saya lepas kendali. Jatuh dan hilang. Alhamdulillah dronenya ketemu berkat aplikasi GPS," cerita Teuku Faisal. 


Meninggalkan Daerah Istimewa Yogyakarta, Teuku Faisal dan istri kembali melanjutkan perjalanan menuju Jawa Timur. Ketika berada di Kabupaten Pacitan, ia dihubungi oleh Kapolres Probolinggo, AKBP Teuku Arsya Khadafi yang memintanya untuk mampir ke kantornya. 


"Ketika sampai di Pacitan, saya buat status whatsapp. Ternyata status itu dibaca oleh Kapolres Probolinggo," kata Teuku Faisal. 


Ketika tiba di Kabupaten Probolinggo, Teuku Faisal lalu menghubungi Kapolres menyampaikan jika dirinya sudah tiba di wilayahnya. Kehadiran Teuku Faisal dan istri pun langsung disambung hangat sang Kapolres. 


Teuku Faisal dan istri diajak Kapolres Probolinggo untuk bersantai di Bromo untuk menikmati makan siang bersama. Tak hanya itu, Kapolres pun menyediakan tempat penginapan bagi Teuku Faisal dah istri. 


"Jujur saya tidak pernah menyangka mendapat sambutan hangat dari Kapolres Probolinggo. Beliau melayani kami dengan baik," tutur Teuku Faisal. 


Selesai mengelilingi beberapa daerah di Jawa Timur, Teuku Faisal dan istri melanjutkan perjalanan menuju Bali. Di sana mereka hampir menetap selama satu bulan lamanya. 


"Setelah satu bulan di Bali, kami geser ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Bagi saya Lombok ini daerah paling indah, ada pantai, gunung dan air terjun. Dari Lombok, kami menuju Flores, Nusa Tenggara Tengah (NTT)," kata Teuku Faisal. 


Dari NTT, Teuku Faisal dan istri kembali melanjutkan perjalanan menuju Sulawesi Selatan. Setelah satu bulan di sana, perjalanan dilanjutkan menuju Sulawesi Barat. 


"Dari Sulawesi Barat, kami meneruskan perjalanan ke Maluku dan Papua. Lalu kembali ke Jakarta untuk melanjutkan perjalanan ke pulau Kalimantan," terang Teuku Faisal. 


Pada bulan Desember 2022, Teuku Faisal dan istri tiba di Ternate Provinsi Maluku. Di Sana mereka di sambut hangat oleh sahabatnya bernama Edo. Selama di Ternate, temannya selalu memantau perjalannya dan selalu bergabung ketika ia bersama istrinya bermalam di pantai, Sulamadahak. 


"Kepada kami bang Edo bercerita bahwa dulu dia dan kelompoknya membuat budidaya rumput laut, berhubung covid semua usaha mereka hancur," cerita Teuku Faisal. 


Mendengar cerita Edo, Teuku Faisal lalu terfikir untuk membantunya dengan memanfaatkan jaringan yang ia punya. Ia lalu memperkenalkan temannya dan kelompok budidaya rumput lautnya dengan Deputi Bank Indonesia Ternate yang waktu itu di jabat oleh Indra gunawan. 


Dari perkenalan tersebut, lanjut Teuku Faisal, Deputi Bank Indonesia Ternate meminta Edo dan kawan-kawannya membuat proposal. Perkenalan itu pun ternyata membuahkan hasil. beberapa bulan kemudian Edo menghubunginya menceritakan kabar gembira, jika kelompok budi daya rumput laut mereka dapat bantuan dari Bank Indonesia berupa perahu dan peralatan untuk budidaya rumput laut. 


"Kalau di hitung dengan uang kurang, bantuan yang didapat kurang lebih Rp180. Luar biasa dukungan dari bank Indonesia Ternate," cerita Teuku Faisal. 


Faisal mengatakan, dalam hatinya ia merasa senang dan bangga kerja keras temannya dan kelompok budidaya rumput laut dan dibantu  Deputi Bank Indonesia Ternate, Indra Gunawan membuahkan hasil. 


"Saya sebagai teman tentu berharap semoga budi daya rumput lautnya bisa berkembang hingga bisa merambah pasar Internasional," harap Teuku Faisal. 


Dari Ternate, Teuku Faisal dan istri kembali melanjutkan perjalanan. Mengunjungi daerah-daerah di Indonesian hingga perjalannya sampai di Pulau Kalimantan. Di pulau Kalimantan, provinsi pertama yang dikunjungi Teuku Faisal adalah Kalimantan Timur. Ketika berada di daerah Sangatta Utara, ia pun kembali bertemu dengan pasangan suami istri yang mengelilingi Indonesia menggunakan motor yang ditemui saat berada di Geurutee, Provinsi Banda Aceh. Pertemuan kali kedua ini terjadi karena memang Teuku Faisal dan istri sudah berniat sejak awal, ketika tiba di Kalimantan Timur akan menghubungi pasangan suami istri tersebut. 


"Waktu sampai di Kalimantan Timur, istri saya pasang status di whatsapp. Ternyata status itu dibaca mereka," cerita Teuku Faisal. 


Setelah satu tahun lebih tidak pernah bertemu sejak pertemuan di Geurutee, Teuku Faisal dan istri pun kembalikan bertemu dengan pasangan suami istri yang mengelilingi Indonesia dengan motor itu. Pertemuan itu pun berlangsung di Kota Samarinda. 


Di sana Teuku Faisal  disambut baik oleh Anwar dan istrinya. Mereka diminta untuk menginap di rumah pasangan suami istri tersebut. 


"Masya Allah, pasangan suami istri itu orang baik. Bahkan lebaran haji, kami merayakannya di rumah mereka," tutur Teuku Faisal. 


Kenangan terindah yang juga tak akan terlupakan oleh Teuku Faisal ketika di Kalimantan Timur adalah ketika dihubungi Kasdam VI Mulawarman, Brigjen TNI Susilo. Dimana ia bersama istri diminta untuk datang ke Kodam. 


"Kasdam ternyata tahu kami keliling Indonesia dari teman saya. Jujur saya kaget dihubungi Kasdam," ucap Teuku Faisal. 


Atas undangan itu, Teuku Faisal dan istri pun mendatangi Kodam VI Mulawarman yang berada di Balikpapan. Di sana ia dan istri dijamu makan. Tak hanya itu, Kasdam memerintahkan anggota Koramil Sepaku untuk membawa ia dan istri jalan-jalan untuk melihat proyek pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN). 


Dari Kalimantan Timur, Teuku Faisal melanjutkan perjalanan mengunjungi Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.


"Ketika tiba Pontianak, Kalimantan Barat, menetap beberapa hari di sana. Lalu saya bersama istri menyempatkan diri untuk melanjutkan perjalanan ke kuching Sarawak Malaysia - Brunei Darussalam - Kinabalu Sabah Malaysia. Banyak yang heran, kenapa bisa bawa mobil Indonesia ke sana," cerita Teuku Faisal sambil tertawa. 


Jika di Jawa Timur bertemu dan dijamu Kapolres Probolinggo, di Kalimantan Timur diundang makan dan diajak jalan-jalan ke IKN oleh Kasdam dan bertemu dengan pasangan suami istri yang berkeliling Indonesia menggunakan motor. Di Kalimantan Barat, Teuku Faisal dan istri punya cerita dan kenangan sendiri. 


Di Kota Khatulistiwa itu, Teuku Faisal kembali dipertemukan dengan sahabat lamanya ketika bertugas di Medan. Temannya itu adalah seorang polisi yang dulu sama-sama suka main motor. 


Keberadaan Teuku Faisal terpantau oleh teman lamanya itu dari , teman lamanya status Teuku Faisal di media sosial yang sedang mengelilingi Indonesia.Teman polisinya itu pun langsung menghubunginya lalu menyampaikan jika sampai agar datang menemuinya di Polda Kalimantan Barat. 


"Teman saya ini ternyata tugas di Polda Kalbar menjabat sebagai Karorena. Namanya Kombes Pol Marcelino Sampouw," kata Teuku Faisal. 


Bagi Teuku Faisal pertemuannya dengan teman lamanya itu adalah sebuah pertemuan yang mengulang kembali kisah lama mereka. Setelah sekian beberapa tahun lamanya tidak bertemu, mereka dipertemukan kembali di tempat yang mungkin tak pernah dipikirkan. 


"Setelah bertemu dengan teman lama, saya kembali dikejutkan. Pangdam XII Tanjungpura, Mayor Jenderal TNI Iwan Setiawan menghubungi saya. Disuruh datang ke Kodam. Ternyata kami diundang untuk sarapan pagi," tutur Teuku Faisal. 


Kalimantan Barat adalah provinsi yang ke 30 dikunjungi oleh Teuku Faisal dan istri. Berbagai daerah dan objek wisata pun sudah dikunjunginya, selain bertemu dengan kawan lama dan memenuhi undangan Pangdam XII Tanjungpura. 


Dari Kalimantan Barat, Teuku dan istri lalu kembali ke Jakarta, untuk berkumpul kembali bersama anak-anaknya. Selama satu tahun tujuh bulan melakukan perjalanan keliling Indonesia, pasangan suami istri tersebut menempuh perjalanan dengan mulus tanpa ada kendala yang membahayakan diri mereka. 


"Alhamdulillah selama perjalanan kami tidak menemukan masalah. Kalau ban bocor, biasalah," ucap Teuku Faisal. 


Lalu, apakah Teuku dan Faisal akan kembali melanjutkan perjalanannya, mengelilingi provinsi yang belum sempat dikunjungi atau memilih untuk beristirahat menikmati hari-hari tuanya? 


Bagi Teuku Faisal perjalanan keliling Indonesia akan terus dilanjutkan. Dirinya tak ingin berhenti hanya sampai di 30 provinsi. Ia bersama istri akan tetap melanjutkan perjalanan untuk mengunjungi empat provinsi yang belum sempat dikunjungi, Seperti Banten, Kepulauan Riau dan beberapa provinsi di Papua. 


Tak hanya itu, Teuku Faisal dan istri pun bertekad, setelah mengunjungi empat  provinsi itu, ia akan melanjutkan perjalanan untuk mengelilingi negara-negara Asia. 


"Mimpi dan keinginan saya, perjalanan ke negara Asia itu saya bisa sampai ke Mekah, Arab Saudi. Syukur-syukur kalau bisa sekalian naik haji. Kalau pun tidak, ketika minimal saya dan istri bisa umroh," harap Teuku Faisal.[r3]

Jumat, 06 Agustus 2021

Dalam Rakor, Bupati Laporkan Penanganan Covid di Tabanan


BALI KINI ■ Bupati Tabanan Dr I Komang Gede Sanjaya SE MM, didampingi oleh Sekda, Asisten I, Asisten II, dan Kadis Kesehatan Tabanan, mengikuti Rapat Koordinasi terkait Penanganan Covid-19 Provinsi dan Kabupaten Kota Se-Bali, di TCC Kantor Bupati Tabanan, pada Jumat (6/8).

Kembali mengikuti Rakor rutin yang dilaksanakan secara mingguan terkait efektifitas penanganan kasus Covid-19, Bupati Sanjaya sampaikan beberapa kondisi yang dialami kabupaten Tabanan, salah satunya termasuk jumlah kasus aktif yang masih berada pada angka 19,43%, pada koordinasi yang dilakukan seluruh pimpinan daerah di Bali melalui tayangan daring / zoom meeting tersebut. 

Bedasarkan laporan kasus harian, jumlah pasien yang terpapar Covid -19 masih mengalami peningkatan. Hal tersebut tidak terlepas dari pemaksimalan program 3T (Testing, Tracing dan Treatment) yang diterapkan kabupaten Tabanan sebagai langkah optimal untuk penanganan kasus Covid-19. 

“Kasus harian memang bergerak tinggi dari sebelumnya dan kami sudah memaksimalkan pemberlakuan 3T dengan bantuan Satgas, puskesmas, TNI, Polri dan umumnya seluruh lini masyarakat. Setiap malam pun kami kompak melakukan sidak penyekatan sebagai upaya menekan laju penambahan kasus” Kata orang nomor 1 di Tabanan dalam Rakor mingguan tersebut. Ia juga menekankan keprihatinannya terhadap penambahan kasus yang terjadi. “Setiap 10 sampai 20 orang yang terpapar akan dilakukan testing dan tracing secara menyeluruh, sehingga bisa lebih cepat di-treatment dengan begitu, kita bisa memperkecil kasus yang ada di kabupaten Tabanan” lanjutnya. 

Bedasarkan situasi pemanfaatan tempat tidur (BOR) di Rumah Sakit dan Isoter di Tabanan, Penambahan Daya Tampung Ruang Isolasi pemakaian mencapai angka 77%, sementara ICU  terpakai sebanyak 50% dan daya tampung ruang Isoter Poltrada dipenuhi sebanyak 59%, yang pada intinya, Pemkab Tabanan dengan dukungan Pemprov selalu meningkatkan pelayanan kesehatan sebagai langkah penanganan paparan kasus Covid-19. 

Selain meningkatkan prokes 3M menjadi 6M, penambahan ruang isoter secara bertahap, penegakan disiplin prokes oleh Satgas dan OPD terkait, upaya kolaboratif lainnya seperti penyaluran bantuan sembako dan bansos terhadap warga yang terdampak juga dilakukan Pemkab Tabanan secara rutin. 

Sesuai himbauan Wayan Koster selaku Gubernur Bali, Pemkab Tabanan akan terus memaksimalkan Isolasi terpusat, pelaksanaan 3T, percepatan vaksinasi, dan mengoptimalkan operasi yustisi penertiban PPKM level 4 yang masih berlangsung hingga 9 Agustus mendatang, sebagai indikator utama pengendalian kasus Covid-19. (**)

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved