-->

Senin, 29 Agustus 2022

Wanita, Kata, Merdeka



IK Eriadi Ariana*

DIAH Tantri termangu dalam temaram malam yang dingin. Tubuhnya nyaris menggigil, menunggu kedatangan Sri Maharaja Aiswaryadala, pemimpin agung Kerajaan Patali. Malam itu Diah Tantri mendapat giliran untuk melayani hasrat seksual raja yang tidak pernah terpuaskan. Malam itu, pergulatan kata ditakdirkan mengubah dunia.

Sebelum tiba giliran Diah Tantri, ribuan gadis telah “dinikmati” Aiswaryadala. Sebuah perintah yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan telah ditetapkannya, bahwa setiap gadis di negeri itu saban malam secara bergantian harus melayani raja di peraduan. Pada masa itu, perintah raja adalah wahyu Tuhan yang mustahil untuk dilawan. Rakyat pun menyerah tanpa syarat. Tiada kemerdekaan dalam jiwa maupun raga.

Jika ingin hidup enak, Diah Tantri sebenarnya memiliki kuasa yang cukup untuk “lari dari kenyataan”. Ia adalah putri Patih Bandeswara yang merupakan panglima tertinggi Negeri Patali. Pangkat mentereng dengan segudang pengalaman di barak militer, intelejen, hingga reserse adalah modal yang lebih dari cukup bagi Bandeswara untuk sekadar “melindungi” putrinya. Bandeswara bisa dengan mudah menghilangkan bukti keberadaan anaknya, misalnya dengan menghilangkan rekaman setiap CCTV dari kaputren. Namun, ia tidak mau melakukan semua itu.

Tidak disangkal bahwa Bandeswara adalah panglima lurus dan tulus. Ia tidak pernah “aji mumpung” karena berkedudukan tinggi. Alih-alih melakukan nepotisme dan memperkaya diri, baginya jabatan dan pangkat adalah momen untuk membayar hutang pada tanah dan air yang menghidupi. Jabatan yang ia terima tidak lebih wujud dari kepercayaan rakyat, dan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Hyang Titah, kala waktunya tiba.

Sikap lurus Bandeswara menurun pekat ke pribadi Diah Tantri. Ia tidak ingin memanfaatkan semua kemudahan yang didapat dari kelahirannya sebagai seorang putri panglima besar. Lebih dari itu, Diah Tantri justru memiliki rasa welas asih dan solidaritas. Ia prihatin terhadap nasib yang menimpa ribuan perempuan Patali.

Menurut Diah Tantri, perempuan tidak diciptakan untuk beroposisi dengan laki-laki. Perempuan memiliki kemerdekaan penuh atas dirinya untuk menentukan nasibnya sendiri. Oleh karena itu, ia selalu berpikir untuk mengupayakan gerakan perubahan. Setelah pertimbangan yang matang, menurutnya satu-satunya cara untuk melawan tirani yang tengah tumbuh subur di Kerajaan Patali dan merenggut kemerdekaan gadis-gadis negeri itu adalah dengan “menghantam” pusat kuasa. Langkah persuasif dipilih untuk meyakinkan Aiswaryadala bahwa tindakannya salah.

Syahdan, tibalah malam itu. Waktu bagi Diah Tantri untuk melayani sang raja tiba. Ketika sang raja datang, Diah Tantri mulai memainkan lakunya. Ia memuja Sang Hyang Semara, dengan segala kemolekan diri, mulai menarik hati sang raja. Ketika Aiswaryadala terjerat jala asmara, Diah Tantri dengan cepat menyanderanya. Pada sepersekian detik penting itu, Diah Tantri memohon anugerah pada Aiswaryadala agar diizinkan menuturkan kisah dunia antah-berantah dari negeri para binatang.

Diah Tantri bagai dianugerahi Sang Hyang Aji Saraswati. Rencananya berhasil, Aiswaryadala bagai bertekuk lutut. Pada mulanya, Aiswaryadala hanya memberi izin Diah Tantri untuk bercerita. Satu, dua, tiga fragmen cerita dituturkan, menyambung satu per satu seperti aliran sungai. Semakin dikisahkan, raja semakin penasaran mendengar kisah yang lain.

Malam berlalu dengan cepat. Kala cerita Diah Tantri usai, fajar telah menyingsing. Ajaibnya, kisah-kisah binatang itu justru meruwat hati Aiswardayala. Seperti matahari yang menyeka malam, kisah-kisah itu membuat penguasa Patali menyadari bahwa selama ini ia telah membuat kekeliruan besar. Pada akhirnya, Maharaja Aiswaryadala bersetia di hadapan Diah Tantri untuk menyudahi semua tirani yang diperbuat.
***
Kisah Diah Tantri sebagaimana diutarakan pada kisah di atas tersurat dalam teks Tantri Kāmandaka Jawa Kuno (lihat Suarka, 2007). Masyarakat Bali—utamanya bagi mereka yang nyastra—cukup baik mengenal kisah ini. Kepopuleran Tantri Kāmandaka terbukti dari banyaknya saduran lintas batas yang hidup dari masa ke masa. Saduran kisah itu banyak digurat dalam lembar-lembar lontar, ada pula yang ditatah dalam padas-padas sebagai relief penghias bangunan. Pada masa yang lebih belakang, cukilan kisahnya muncul pada buku-buka ajar di sekolah, juga sebagai animasi.

Jika dibaca-baca lagi, kisah itu mengalirkan sejumlah pesan moral yang abadi melintasi dimensi zaman. Kesetiaan, kepercayaan, persahabatan, kejujuran, hingga sikap kritis dan skeptis adalah nilai-nilai abadi yang dikandung. Nilai-nilai itu menunggu untuk diwujudkan dalam laku nyata oleh insan manusia agar bijak di tengah hamparan alam mahaluas.

Figur Diah Tantri dalam susastra itu secara terang benderang merepresentasikan sosok wanita yang berupaya membongkar hierarki gender. Perlawanan Diah Tantri pada kuasa Aiswaryadala telah membalikkan paradigma bahwa perempuan adalah sosok tidak berdaya. Banyak di antara kita sering kali terjebak pada labirin polarisasi hitam-putih, atas-bawah, atau kanan-kiri yang radikal. Perempuan dipertentangkan dengan laki-laki, wanita dipertentangkan dengan pria, hanya karena keduanya memiliki anatomi tubuh, sifat, dan tugas berbeda.

Ada banyak anggapan yang menempatan perempuan sebagai insan tidak berdaya. Persepektif semacam itu mencipta gerakan pemberdayaan yang sering kali muncul dan dipolitisasi hanya untuk kepentingan tertentu. Kita sering kali lupa, bahwa dengan menyematkan narasi “ketidakberdayaan perempuan”, maka pada detik yang sama telah membenarkan perempuan memang tidak berdaya. Bukankah narasi semacam ini justru telah meruntuhkan kemuliaan dan segala kelebihan perempuan?

Kisah Tantri Kāmandaka turut memberi garis tebal pada narasi kuasa kata-kata dalam percaturan sistem politik—dan kehidupan. Diah Tantri mengajak pembacanya mengingat bahwa aliran kata adalah senjata yang paling tajam, cermin paling jernih, sekaligus pelita paling benderang untuk membangun peradaban. Ujaran kebencian si anjing, Sambada, terbukti berhasil meruntuhkan persahabatan sang singa, Pinggala dan sang lembu, Nandaka; kebohongan si bangau, Baka membawanya pada kematian yang tragis; namun kepiawaian si kambing, Mesaba, berhasil membuatnya sebagai satwa berwibawa di belantara.

Laku para binatang dalam kisah itu mengingatkan pembaca untuk menjunjung tinggi kebenaran dan kemuliaan kata-kata, terlebih bagi mereka yang mengemban tugas sebagai pemimpin. Pemimpin jangan menjauh, apalagi takut pada kata-kata—dan śastra. Maksudnya, jangan takut kritik, jangan pula ragu mengkoreksi ucap, sebab kata-kata akan selalu mencari jalan untuk diketahui setiap pemilik telinga. Kata-kata selalu hadir merdeka dan memerdekakan, tanpa hina dan cela.

*Penutur adalah jurnalis, pencinta sastra Jawa Kuno, dan Jero Penyarikan Duuran di Pura Ulun Danu Batur.

Senin, 28 Maret 2022

Kripik Pisang Olahan KWT Lumbung Rasa Mampu Bangkitkan Stamina


Tabanan, Bali Kini -
Salah satu sentra tanaman pisang di Pulau Bali terkenal ada di Kabupaten Tabanan  Namun tidak menutup kemungkinan tanaman pisang dapat tumbuh subur menyebar di berbagai wilayah seperti di Desa Wanagiri. Di daerah ini banyak jenis tanaman pisang dapat tumbuh dengan  suburnya. Namun tatkala panen  pisang  berlimpah tentu harga pisang di daerah tersebut turun drastis bisa mencapai 400 rupiah per biji dari harga normal 700 sampai 800 rupiah per biji untuk pisang dengan ukuran besar besar. Situasi ini kurang memberikan manfaat bagi petani pisang Desa Wanagiri. Apalagi, untuk diketahui buah pisang merupakan buah yang kaya akan manfaat. Buah ini memiliki kandungan karbohidrat dan kaya akan vitamin A, B1 , C yang berasal dari warna kuning pisang, juga magnesium. Disamping itu buah pisang juga bermanfaat untuk memperlancar metabolisme, memperlancar aliran oksigen ke otak, meningkatkan kekebalan tubuh, mengatasi anemia, menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan jantung, dan meningkatkan vitalitas pria (meningkatkan kuantitas sperma).


Melihat kondisi seperti itu Ni Made Emic Dwijayanthi,Spd atau akrab dikenal dengan Ibu Merlin, salah satu anggota KWT Taru Sari Giri yang berlokasi di  Dusun Pajahan Desa Wanagiri Kecamatan Selemadeg mengolah pisang mentah menjadi olahan kripik pisang yang gurih dan manis. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan harga buah pisang itu sendiri.

Hal tersebut juga ditegaskan oleh Bapak Wayan Wiasa Selaku Kepala Bidang Konsumsi dan keamanan Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tabanan .

Dalam mengolah kripik pisang ibu –ibu KWT Tak mau memakai penanis buatan, Ibu Merlin mengolah keripik pisang dengan  gula pasir  asli bukan sarimanis. Hal inilah yg membedakan kripik pisang olahan KWT Taru Sari Giri beda dengan kripik pisang yang ada di pasaran. Ada berbagai jenis buah pisang ada di dusun Pajahan, dengan tangan trampil Ibu Berlin menghasilkan nilai jual yang tinggi yang masih bisa dijangkau masyarakat sekitar. "Semua jenis pisang bisa dijadikan keripik kecuali pisang susu dan pisang ketip,"ungkap Ibu Berlin. (Am/r1)




Sabtu, 11 Desember 2021

Lumbung Rasa Pondok Indi Jadi Pusat Kerjasama Dinas Ketahanan Pangan


Tabanan, Bali Kini –
Lumbung Rasa Pondok Indi di Desa Pita Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan, menjadi pusat perhatian Dinas Pertanian dari beberapa Kabupaten di Bali. Tidak itu saja keberadaanya juga menjadi rujukan sejumlah kabupaten yang ada diluar pulau, khususnya Pulau Jawa sebagai tujuan untuk study banding. Lumbung Rasa Pondok Indi sudah tidak asing di lingkungan pertanian di Kabupaten Jembarana. 


Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tabanan  Dan Ketahanan Pangan Kabupaten Jembrana pada (10/12/2021) melaksanakan study banding bersama 15 orang peserta dipimpin oleh Kepala Bidang Ketahanan Pangan Kabupaten Jembrana


Kedatangannya diterima oleh Kasi Keamanan Pangan Ir .Cholis Achadiyah  dan Kasi Konsumsi  Ir . Ni Ketut Indiani Marsmini   dari  Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tabanan. Study Banding yang di laksanakan kabupaten paling ujung barat pulau Bali ini merupakan langkah awal kerjasama apabila kedepan Kabupaten Jembrana ada kegiatan seperti pertemuan  dan pelatihan yang melibatkan orang banyak, maka Pondok Indi akan dipilih sebagai tempat untuk pertukaran olahan. Artinya Pemerintah Kabupaten Jembrana akan membeli olahan yang dibuat KWT begitupula Kabupaten Tabanan juga ikut mendukung UMKM di Jembrana dengan membeli olahannya. Selain tukar pengalaman juga akan saling mengisi. Dengan cara membeli atau mempromosikan hasil" Olahan UMKM baik KabKabupaten tabanan maupun Kabupaten Jembrana. 



Dengan adanya kegiatan yang terus berjalan dan akan dilaksanakan rutin, Pondok Indi dijadikan tempat rujukan karena Pondok Indi adalah wadah atau tempat bertemunya KWT untuk melakukan pertemuan rutin. Juga sebagai tempat pelatihan untuk meningkatkan SDM KWT dan tempat memasarkan produk segar atau olahan kelompok Wanita Tani sehingga memberi motivasi ke kelompok binaan Diskepa yang tergabung dalam wadah Pondok Indi. Pengunjung diharapkan dapat mendatangi Pondok Indi karena ditempat ini disediakan berbagai macam jenis olahan KWT. (Ami)

Rabu, 03 November 2021

Sarat Pesan Positif, Intermezzo Luncurkan Video Klip Kau Bisa


Karangasem, Bali Kini -
Berbagai cara dapat dilakukan untuk menyampaikan pesan positif. Salah satunya ialah melalui musik. Untuk itu, Band Intermezzo yang terdiri dari 4 anak muda asal Karangasem menggarap sebuah lagu dan video klip yang sarat akan makna kehidupan. 


"Kami launching lagu dan Video Klip berjudul "Kau Bisa" ditanggal 28 Oktober 2021, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, dengan harapan agar para kaula muda membuktikan bahwa kau bisa, " Seru Bedy Cool saat ditemui Rabu (03/11/2021). Dalam acara Launching tersebut banyak sekali suport yang masuk dan juga banyak dukungan dari berbagai komunitas musik di Karangasem diantaranya Karangasem Indie Movement, Sudut Bawah Tanah Karangasem dan beberapa Komunitas Punk di Karangasem


Ia mengaku, tak hanya asal berkarya, dalam cuplikan video klip yang dibantu penggarapannya oleh Hirania Films ini terselip sebuah pesan moral positif. Dimana kebanyakan orang biasanya hanya menilai seseorang dari tampilan luarnya saja, yang sebenarnya hal tersebut bisa saja salah.


"Lagu dan video klip sengaja kami konsep tentang proses survive seseorang dari jejalan caci maki, tuduhan, rasisme, bullying yang dilandaskan hanya karena outfit yang dikenakan berbeda dengan orang lain pada umumnya. Yang akhirnya diujung cerita si pemeran utama berhasil membuktikan, untuk menilai seseorang tidak cukup hanya mendengar dari tanggapan orang lain atau hanya melihat dari sisi luarnya saja, " Terang Bedy yang berada di posisi Lead Guitar dan Vocal ini. Dengan begitu dirinya berharap agar penonton dapat mengambil pesan tersebut serta dapat menerapkannya di kehidupan sehari-hari. 

"Never Judge The Book By It's Cover

Dan untuk korban bullying atau rasisme, ingat dendam bukan pilihan, jangan menyerah, dan bangkitlah, "KAU BISA" Pesannya. 


Untuk diketahui Band Intermezzo merupakan band bergenre Punk Rock yang berdiri pada tanggal 31 Desember 2016 dan terdiri dari empat orang personil. Diantaranya, Bedy cool di vocal dan lead guitar, DM berada di Rhythm, Gutz DPR pemegang Bass dan Brx Rbl yang berada di posisi Drum. Dalam garapannya kali ini mereka juga mengajak komunitas dari Karangasem Indie Movement untuk tampil di dalam video klipnya." Tandanya. (Ami)


Sabtu, 30 Oktober 2021

Peternak Sapi Bali Didorong Lakukan Penganekaragaman Pakan


Tabanan , Bali Kini -
Peternak Sapi Bali Didorong untuk melakukan penganekaragaman pakan untuk membantu pertumbuhan ternak. Dorongan tersebut disampaikan oleh peneliti dari Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa, Ir. I Nyoman Kaca, M.Si dalam International Community Service yang digelar secara hybride dari Desa Baru, Marga Tabanan Pada Sabtu (30/10).


Penganekaragaan pakan selain mampu membantu pertumbuhan ternak juga sangat berpengaruh terhadap berat lahir anakan. Apalagi selama ini rata-rata berat lahir Anakan sapi maksimal mencapai 18 kg.


“Kalau makanan sapinya sudah bagus, yakin bahwa anak yang akan dilahirkan pada saat lahir mencapai berat badan 20 kg, itu sudah luar biasa” kata pria yang juga merupakan Wakil Rektor 1, Universitas Warmadewa. 


Menurut Kaca, selain memberikan hijauan, para peternak juga dapat memberikan pakan berupa daun pisang dan batang pisang. Pemberian pakan berupa daun dan batang pisang akan membantu dalam pemenuhan terhadap unsur mikro bagi ternak.


Peneliti dari Fakulti Pertanian Lestari Universiti Malaysia Sabah, Dr. Candyrine Su Chui Len mengungkapkan keanekaragaman pakan termasuk pemberian daun dan batang pisang akan memberikan tambahan asupan bagi ternak. Mengingat daun dan batang pisang mengandung karbohidrat.


“Karbohidrat akan menjadi sumber energy. Jadi daun pisang dan batang pisang itu merupakan sumber energy yang tinggi. Pemberiannya dapat dicampur dengan pakan hijauan. Ditempat kami sisa-sisa pertanian bias digunakan sebagai pakan” jelas Candyrine. 


Selain memperhatikan pemberian keanekaragaman pakan, peternak juga diharapkan tetap memperhatikan kesehatan hewan ternak. Kesehatan ternak sapi dapat dideteksi dengan sederhana dengan memperhatikan perubahan fisik.


“Ternak sapi sehat mudah diketahui dari mata yang cerah dan tidak ada kotoran. Bagian mulut bersih, basah dan tidak ada cairan berwarna yang muncul dari hidung dan mulut” ungkap peneliti kesehatan ternak dari Fakulti Pertanian Lestari Universiti Malaysia Sabah, Prof. Madya Dr. Nur Hardy Abu Daud.


Kegiatan International Community Service merupakan inisiasi dari Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa dengan melibatkan beberapa universitas dari Malaysia. Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa Ir. Dewa Nyoman Sadguna, M.Agb., mengatakan kegiatan International Community Service FP Universitas Warmadewa ini bekerjasama dengan tiga Fakulti dan satu institute di Malaysia serta pula ada satu Desa, dan tiga kelompok tani di Desa Baru, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali. Rancang bangun kegiatan ini telah mulai diinisiasi oleh para mitra kerjasama sejak tiga bulan yang lalu sampai kepada terwujudnya Memorandum of Action (MoA) atau kesepakatan kerjasama yang saling menguntungkan untuk saling berbagi tugas dan peran masing-masing.


“Berupa kegiatan pengabdian kepada masyarakat berskala internasional dengan target luaran berupa publikasi pada jurnal bereputasi dengan memenuhi ketentuan dan skema simlitabmas kememdikbud-ristek-dikti” jelas Sadguna.


Sedangkan Dekan Fakulti Pertanian Lestari Universiti Malaysia Sabah Malaysia, Assoc. Prof. Dr. Azwan Awang dalam sambutannya bersama menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman agar dapat berguna bagi peternak sapi karena peternak ini yg nantinya menerapkan ilmu tersebut di lapangan. 


“Dengan ilmu baru yang diberikan dalam kegiatan ini bertahap dapat meningkatkan produktivitas dan memperbaiki kehidupan sapi Bali bagi peternak sapi. Nantinya apabila pandemi ini sudah bereda akan mengadakan kunjungan ke Bali dan Universitas Warmadewa khusunya” ungkap Azwan.


Kepala Desa Baru Marga Tabanan, I Made Suarjana menyampaikan bahwa kegiatan webinar dan pelatihan-pelatihan untuk beberapa kelompok maayarakat di Desa Baru telah memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat desa. Kegiatan ini menjadi sangat bermanfaat bagi masyarakat pada kondisi pandemi ini. 


“Besar harapan kami kegiatan ini bisa berjalan terus dalam memberikan kontribusi dalam kemajuan Desa Baru Marga dan Desa Baru Marga bisa menjadi Desa Wisata yang go Internasional” ujar Suarjana[r1]

Jumat, 29 Oktober 2021

Perkuat Ketahanan Pangan Ditengah Pandemi Covid -19 Tingkatkan P2L Di Tabanan




Tabanan , Bali Kini  -
Langkah strategis dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tabanan ditengah situasi pandemi Covid-19, masyarakat di beberapa sektor mengalami penurunan ekonomi. Seperti  pekerja yang bergerak disektor pariwisata, dimana sebagian besar dari mereka terkena imbas penurunan ekonomi akibat tidak adanya wisatawan, sehingga sumber penghasilannya pun menurun atau bahkan hilang.


Untuk mensiasati hal tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tabanan Ni Dewa Ayu Putu Sri Widyanti ,SP,M.Si terus bergerak turun kelapangan meningktakan ketahanan pangan dengan Programnya  P2L selain mengembangkan Demplot dengan menyasar KWT atau  Kelompok Wanita Tani di seluruh desa yang ada di kabupaten tabanan . 


Sri Widyanti menegaskan langkah strategis  meningkatkan perekonomian di sektor pertanian. Hal ini karena dirinya yakin jika Pertanian di Kabupaten Tabanan masih unggul.sebagai julukan lumbung beras bali .

Dalam memberikan bimbingan dari rumah ke rumah untuk meningkatkan P2l atau Pekarangan Pangan Lestari mendapat respon yang cukup tinggi dari seluruh kelompok wanita tani di tabanan  .

" di tengan pandemi ini kami berharap P2L atau pekarangan pangan lestari ini bisa terus berkembang dan membantu meningkatkan ketahanan pangan selain menambah pengasilan bagi ibu - ibu KWT di kabupaten tabanan ,, Tandas Sri Widyanti kemis (28/10/2021)

Keberhasilan dalam meningkatkan ketahanan pangan yang terus meningkat itu  Masyarakat Tabanan akan diarahkan untuk menjadi petani dan ikut mengolah lahan yang masih kosong agar mampu mengasilkan pangan setidaknya untuk kebutuhan rumah tangga KWT itu sendiri .



Kadis ketahanan pangan juga akan menversifikasi tanaman pangan.terutama padi sebagai lumbung pangan penghasil beras terbesar di Bali, Tabanan akan mulai mengembangkan komoditas-komoditas pertanian bernilai ekonomis tinggi. Tabanan juga akan membuat program untuk menunjukan jati diri dan bangga menjadi petani .




" kami berharap kegitan KWT ini terus di kembangkan sehingga ibu melaksanakan kegitan ini dan juga lestari artinya terus dilaksanakan sampai kapanpun " tegasnya .

Untuk diketahui, dilihat dari kontribusi lapangan usaha, Produksi Domestik Regional Bruto Kabupaten Tabanan didominasi oleh sektor pertanian sebesar 23,03 persen dan pariwisata sebesar 17,16 persen. Kedua sektor tersebut mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu, masing-masing sebesar minus 1,20 persen dan minus 24,84 persen.[ar/5]






Senin, 27 September 2021

Unwar Diminta Untuk Membantu Pengembangan Desa Baru, Kecamatan Marga, Tabanan


Tabanan, Bali kini
- Fakultas Pertanian (FP) Universitas Warmadewa (Unwar) diminta untuk membantu pengembangan Desa Baru, Kecamatan Marga, Tabanan sebagai Kampung Ikan Nila. Termasuk pengembangan Desa Marga, Tabanan sebagai pusat pembenihan ikan nila di Bali.   


“Kami berharap kedepannya Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa, bisa menjadi bapak angkat kami untuk mengembangkan potensi perikanan yang ada” kata Kepala Desa Baru, I Made Suarjana saat ditemui disela-sela pembukaan International Community Service kerjasama Prodi Manajemen Sumber Daya perairan (MSDP) FP Unwar dengan Institute Penyelidikan Marine Borneo Universitas Malaysia Sabah, yang digelar secara hybrid dan dipusatkan di Desa Baru, Marga-Tabanan pada Senin (27/9).


Menurut Suarjana, dengan adanya pendampingan dari FP-Unwar, khususnya Prodi MSDP para pembudidaya ikan mendapatkan solusi dari permasalahan yang dihadapi di lapangan. Beberapa permasalahan yang dihadapi para pembudidaya ikan nila selama ini diantaranya permasalahan penyakit pada ikan, ketersediaan indukan dan pemasaran.


“Dalam proses pemasaran mudah-mudahan kita punya pangsa pasar selain Batur lagi, yang diharapkan biar bisa keluar Bali. Kalau pemasaran itu belum jelas akan menjadi bumerang bagi petani ikan” ujar Suarjana.



Sejak tahun 2000 pembudidaya  ikan di Desa Baru yang tergabung dalam kelompok Mina Ayu telah menjadi pemasok kebutuhan ikan di Kawasan Batur, Kintamani. Dalam satu bulan rata-rata permintaan benih ikan mencapai 5 juta ekor, tapi yang mampu terpenuhi hanya 2 juta ekor.


Kabid Pemberdayaan Pembudidaya Ikan, Dinas Perikanan, Kabupaten Tabanan, Ir. I Kade Artina, M.Si menyatakan permintaan pasokan atau penyediaan benih ikan di Kabupaten Tabanan mencapai 34.500.000 ekor benih per tahun. Kenyataannya Balai Benih Ikan yang ada hanya mampu menghasilkan 4 sampai 6 juta benih per tahun dan pembudidaya hanya mampu berproduksi 12 juta benih per tahun.


“Kita baru bisa menyediakan sekitar 15 jutaan. Sedangkan kita masih kekurangan ke sekitar setengahnya atau 50%. Itu pun banyak kita juga mengimpor dari luar Bali” jelas Artina.

 

Dalam upaya memenuhi kebutuhan benih ikan, terutama ikan nila, Dinas Perikanan Tabanan menargetkan pengembangan kampung nila. Terdapat 3 desa yang ditetapkan sebagai wilayah kampung nila, diantaranya Desa Babahan, Desa Tajen dan Desa Baru. Ketiga desa tersebut dipilih karena sudah terkenal sebagai lokasi pembenihan nila.


Ia berharap FP Warmadewa dapat turut berperan dalam pengembangan kampong nila. Perannya dapat dalam bentuk adaptasi teknologi sehingga mampu meningkatkan kemampuan produksi para pembudidaya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 


Rektor Unwar, Prof.dr. I Dewa Putu Widjana.DAP&E.Sp.Park dalam sambutannya  mengatakan bahwa pengabdian, khususnya pengabdian kepada masyarakat berskala internasional saat ini menjadi kebutuhan. Bagi dosen di Indonesia, pengabdian masyarakat merupakan bagian integral yang harus dilakukan sebagai bagian integral dari Tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.


“Bahkan sekarang ini pengabdian masyarakat wajib diintegrasikan ke sektor pendidikan yaitu makin hari kegiatan pengabdian kepada masyarakat di samping penelitian itu menjadi sangat penting sekali khususnya pengabdian yang bersifat internasional” papar Widjana.


Sedangkan Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Propinsi Bali Dr. Drs. A.A Gede Oka Wisnumurti, M.Si menyampaikan bahwa kehadiran Fakultas pertanian, khususnya Prodi Perikanan dalam rangka mendampingi para petani ini adalah tugas mulia. Tugas ini adalah hal yang sangat penting dan bagian dari yadnya yang dipersembahkan kepada anak bangsa yaitu para petani.


Wisnumurti menegaskan pengabdian kepada masyarakat tidak semata-mata melakukan pendampingan tetapi juga menggali nilai-nilai kearifan lokal. Dimana  nilai-nilai lokal yang selama ini digunakan oleh para petani dapat dijadikan sebagai sebuah pengetahuan yang perlu disistematisasi.


“Para petani adalah orang yang cerdas, orang yang bisa memanfaatkan. Tinggal bagaimana pendidikan tinggi memberikan sentuhan-sentuhan sehingga, sesuatu yang tadinya sulit menjadi mudah. Sesuatu yang tadinya tidak berkembang bisa kita sentuhan dengan teknologi” ungkap Wisnumurti.


Sementara Dekan Institute Penyelidikan Marine Borneo Universitas Malaysia Sabah-Prof Madya Ts Dr. Sitti Raehanah Muhd Shaleh mengungkapkan ide Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa untuk menggagas kegiatan pengabdian kepada masyarakat berskala internasional merupakan ide  yang brilian. Mengingat selain dapat membangun kerjasama pendidikan dan penelitian juga menjadi bagian dalam mempererat persaudaraan dua negara antara Indonesia dan Malaysia.


Sitti Raehanah berharap kerjasama dalam bidang perikanan kedepan tidak hanya sebatas untuk pengelolaan air tawar, khususnya ikan nila. Kerjasama kedepan juga diharapkan dapat terkait dengan bidang kelautan, karena kedua negara baik Indonesia dan Malaysia dikelilingi oleh laut.[r5]


 


 


 

Selasa, 18 Mei 2021

Perempuan, Tantangan dan Kolaborasi




Penulis : Ni Komang Pebriyanti) 


Bali Kini , Denpasar - Sejarah bangsa kita telah mencatat berbagai kisah perjuangan kaum perempuan untuk mendapatkan kesetaraan gender. Sebuah kisah yang sangat menginspirasi bagi kaum muda bangsa Indonesia adalah kisah Raden Ajeng Kartini. Beliau terlahir sebagai putri dari seorang bupati Jepara yang hidup dalam pakemnya tatanan adat yang membelenggu dan membenarkan pembatasan ruang gerak bagi kaum perempuan. Berada dalam lingkungan yang memandang perempuan berpendidikan dan berwawasan luas sebagai gadis berpikiran liar, tidak menyurutkan semangat R. A. Kartini untuk mendapatkan haknya sebagai seorang individu yang merdeka. Buku-buku yang dibaca selama masa pingitan menjadikan beliau memiliki pemikiran modern dan terbuka. Keberanian beliau untuk mengekspresikan diri melalui pemikiran-pemikiran berdasar menjadi kekuatan besar yang mampu memengaruhi dan menggugah semangat kaum perempuan pada masa itu untuk mendapatkan keadilan. Ditengah tuntutan adat yang begitu mengikat dan tidak memberikan ruang untuk perempuan berekspresi dan berelasi, ibu kita Kartini mampu mengekspresikan diri dan membangun relasi dengan beberapa teman di negara lain. Hingga akhirnya perjuangan beliau berbuah manis dan dapat dirasakan oleh perempuan masa kini

Perempuan dan Kesetaraan Gender Masa Kini

Perempuan saat ini sudah disuguhi berbagai ruang kebebasan untuk dapat mengekpresikan diri setara dengan laki-laki. Tujuannya tidak bukan dan tidak lain adalah untuk meningkatkan kapasitas, kapabilitas dan kualitas kaum perempuan. Tentunya hal tersebut dapat terwujud dengan adanya kemauan dan tindakan dari kaum perempuan untuk menjadikan dirinya dapat didengarkan, dihargai dan diposisikan setara dengan laki-laki. Kapasitas, kapabilitas dan kualitas yang telah dimiliki kaum perempuan akan menjadi modal dalam bermimpi dan mengambil keputusan untuk mewujudkannya. Perempuan yang berani menantang diri untuk mewujudkan impian akan menjadi perempuan yang mandiri, tegar dan cerdas. Sepanjang perjalanan mewujudkan mimpi, akan banyak dengungan stigma-stigma kelemahan dan kekuatan antar gender yang didengarkan oleh kaum perempuan. Khususnya dalam konteks kekuatan fisik. Masih banyak perempuan merasa berada dibawah rata-rata kaum laki-laki, namun jika diyakini sejatinya semangat dan ketelatenan dari kaum perempuan dapat menyetarainya. 

Cara pandang dan kebiasaan yang terbangun dari lingkungan terdekat tentang kesetaraan gender akan memberikan pengaruh terhadap cara perempuan memandang dan memposisikan dirinya. Lingkungan terdekat seperti pasangan dan keluarga seyogianya memandang perempuan dan laki-laki setara dalam berbagai aspek baik itu pendidikan, sosial dan lain-lain. Pendidikan bagaikan pintu gerbang menuju sebuah destinasi yang disebut keberhasilan berkualitas. Stigma yang memandang pendidikan bukan hal yang penting bagi kaum perempuan harus dihilangkan dari masyarakat karena apapun pekerjaan yang dipilih oleh perempuan tetaplah memerlukan cara pandang yang dimatangkan oleh pendidikan. Perempuan yang memutuskan berkarir di rumah dan/atau diluar rumah sangat memerlukan pendidikan untuk menopang kualitas karirnya sebagai ibu rumah tangga dan/atau pekerja. Dari aspek sosial perempuan masih sering dipandang sebagai individu yang memilki kodrat untuk mengerjakan pekerjaan domestik, padahal sejatinya kodrat perempuan itu hanya 4 (empat) yaitu menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui. Sehingga pekerjaan rumah adalah tugas dan tanggung jawab bersama dari perempuan dan laki-laki yang diselesaikan dengan cara berkolaborasi.


Perspektif yang menganggap perempuan sebagai the second sex harus dihapuskan dalam lingkungan kerja, organisasi dan masyarakat. Berbekal pendidikan yang setara dengan laki-laki sudah menjadi hak perempuan untuk memperoleh kesempatan bekerja, dipromosi secara jabatan dan memimpin sama dengan laki-laki ketika berada dalam lingkungan kerja. Sebagai individu yang memiliki kodrat seperti yang telah disebutkan di atas, perempuan memiliki tantangan tersendiri dalam menjalaninya. Hal yang paling dibutuhkan perempuan dalam menghadapi tantangan tersebut saat bekerja adalah permakluman bagi perempuan yang sedang mengalami dismenore ketika mentruasi dan disediakannya ruangan laktasi bagi ibu muda di tempat kerja. Gender equality vibe tidak hanya harus dibangun di tempat kerja tetapi juga di lingkungan organisasi guna memudahkan perempuan dan laki-laki berkolaborasi untuk mencapai tujuan organisasi. Begitu pula kesempatan memimpin dalam suatu organisasi adalah hak semua anggota yang tidak boleh didominasi oleh salah satu gender baik laki-laki ataupun perempuan. 


Mewujudkan Keadilan Gender Melalui Produk Hukum

Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi keadilan dan kemanusiaan, namun hingga saat ini tidak kunjung mengesahkan Undang-Undang yang melidungi hak-hak kaum perempuan. Dalam UUD 1945 Bab 10A disebutkan bahwa setiap orang (perempuan dan laki-laki) berhak atas kehidupan dan kemerdekaan dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. Prinsip persamaan substantif  dari Convention on the Elemination of all Form Discrimination Againt Women( Konvensi CEDAW) juga mengakui adanya perbedaan situasi hidup perempuan dan laki-laki, dimana perempuan dapat dan lebih rentan mengalami diskriminasi yang sering dijustifikasi melalui perbedaan kebutuhan dibandingkan laki-laki, dengan menggunakan tolak ukur kaum laki-laki. Berdasarkan data dari Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan), jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan (Ktp) sepanjang tahun 2020 sebanyak 299.911 kasus. Dari kasus yang ditangani oleh mitra Komnas Perempuan jenis kekerasan terhadap perempuan 79% berada di ranah personal atau KDRT/RP (Kasus Dalam Rumah Tangga/Ranah Personal). Kemudian disusul kekerasan terhadap perempuan diranah publik atau komunitas sebesar 21% seperti pemerkosaan, pencabulan, pelecehan seksual, persetubuhan dan percobaan pemerkosaan. Kaum perempuan dan seluruh korban kekerasan seksual sangat mengharapkan tatapan dan tindakan serius dari pemerintah dalam memberikan kesetaraan dan keadilan dengan mengesahkan RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender, RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. Sebagai ujung tonggak peradaban, kaum perempuan membutuhkan jaminan kesetaraan, keadilan dan perlindungan dari Negara untuk dapat bersama-sama mewujudkan Indonesia emas 2045.


Sabtu, 28 November 2020

Dinas Pertanian Denpasar Kembangkan Nanas Madu Subang, Sekali produksi Capai 31,6 Ton/Ha

foto : Panen Nanas Madu Subang di Subak Sembung 
Denpasar,BaliKini.Net - Komoditas Hortikultura  seperti buah dan sayur ternyata memliki prospek yang baik untuk dikembangkan di Kota Denpasar. Salah satunya buah Nanas Madu Subang yang berhasil dikembangkan di beberapa wilayah pertanian Subak Kota Denpasar.

Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, Ir I Gede Ambara Putera M,Agb  saat dikonfirmasi Sabtu (28/11) menjelaskan bahwa dalam sekali panen, tingkat produksi mencapai mencapai 31,6 ton /ha. Produksi tersebut menggambarkan bahwasannya Nanas Madu Subang dapat tumbuh dengan baik di Denpasar.

]


“Dengan  bobot per buah mencapai rata rata 2,5 kg kualitas yang dihasilkan  petani Nanas Madu Subang di Subak Sembung  memenuhi kriteria  pasar supermarket,” jelasnya


Menurut Ambara  percontohan Nanas Madu Subang ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada para petani untuk berani melakukan diversifikasi komoditas  dengan nilai tambah yang  lebih tinggi. Namun tentunya kelemahannya adalah karena  masa panen Nanas Madu yang terlalu panjang mencapai satu tahun lebih. Sehingga dalam penanamannnya diperlukan model penanaman  tumpang sari dengan tanaman sayuran.


Jadi sambil menunggu panen nanas petani bisa mendapat hasil yang lainnya dari menanam  sayuran yang umur panennya lebih pendek,” kata Ambara


Nanas Madu Subang yang ditanam di Subak Sembung seluas 10 are dengan lokasi di dua tempat yaitu Munduk Palak dan Umapuan  dengan  bibit yang digunakan berasal dari tunas. Pemupukan tidak dilakukan dengan  menabur melainkan dengan  pupuk NPK tablet  dengan cara di tanam disamping tanaman sehingga pemupukannya menjadi lebih efektif dan efisen dan diberikan sebanyak 3 kali.


“Disamping pupuk tablet juga diberikan pupuk cair  yang diberikan setiap 3 bulan  sekali agar tanamam nanas dapat tumbuh dengan optimal. Rasa buah nenas yang dihasilkan manis dengan banyak air,” jelasnya


Ambara mengharapkan kedepannya Nanas Madu Subang dapat  berkembang di Subak Sembung sebagai salah satu daya tarik agrowisata.  Sambil berolahraga pengunjung dapat membeli buah nanas. Selain itu, kehadiran komoditi Nanas Madu Subang juga diharapkan dapat menjadi pilihan bagi petani. Serta diharapkan mampu mendukung produktifitas petani lantaran pasar yang kian diminati.


“Harapan kami Komoditi Nanas Madu Subang ini dapat menjadi pilihan bagi petani dalam bercocok tanam dan menjadi komoditi dengan permintaan yang cukup baik untuk mendukung produktifitas petani, dan secara jangka panjang dapat menjadi Agrowisita dan obyek penelitian pertanian perkotaan,” pungkasnya. (Ags/r2).

Selasa, 24 November 2020

Wujudkan Lingkungan Permukiman Di Perkotaan Layak Huni

Pemkot Denpasar Adakan Lokakarya Perencanan Evaluasi Kota Tanpa Kumuh

 Denpasar, BaliKini.Net - Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) merupakan program pemerintah pusat yang berupaya memberdayakan masyarakat dan pelaku pembangunan lainya, termasuk pemerintah daerah dan kelompok peduli.

Dimana melalui Program Kotaku adanya upaya untuk membangun sistem yang terpadu untuk penanganan kumuh, yang nantinya pemerintah daerah mengkoordinasi dan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan dalam perencanaan maupun implementasinya, serta mengedepankan partisipasi masyarakat, demikian disampaikan Pj. Sekda Kota Denpasar I Made Toya saat membacakan sambutan Walikota Denpasar secara tertulis pada kegiatan Lokakarya Perencanaan dan Evaluasi Program Kotaku, Selasa (24/11) di Ruang Praja Madya Kantor Walikota Denpasar.

Lebih lanjut Made Toya mengatakan, cepatnya laju urbanisasi di Kota Denpasar yang tidak di barengi dengan ketersediaan ruang, menyebabkan suatu kawasan permukiman menjadi padat serta cenderung kumuh. Untuk itu pelaksanaan program KOTAKU merupakan upaya mewujudkan lingkungan permukiman di Perkotaan yang layak huni dan berkelanjutan melalui prakasa 100-0-100 (seratus-nol-seratus), yaitu dengan mencapai 100% akses air minum, mengurangi kawasan kumuh hingga 0% dan 100% akses sanitasi untuk masyarakat Indonesia yang sesuai dengan target RPJMN 2020-2024.

Kegiatan Lokakarya Perencanaan dan Evaluasi Program KOTAKU Kota Denpasar memberikan ruang belajar guna memicu terjadinya perubahan pola pikir dalam pencegahan kawasan kumuh dengan semangat saling berdiskusi dan berbagi solusi baik dalam hal penataan lingkungan walaupun di tengah situasi pandemi covid, sehingga lokakarya dilaksanakan melalui media daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan).

“Dengan kerja keras kita bersama, terbukti kita sudah banyak melakukan pengurangan luasan kumuh, dilihat dari data tahun 2016 seluas 184,4 Ha berkurang di tahun 2020 menjadi 50,52 Ha yang terbagi menjadi kewenangan pusat di 2 lokasi dengan luasan total 42,8 Ha dan kewenangan Kota Denpasar berada di 8 lokasi dengan total luasan 7,4 Ha,” ungkap Made Toya.

Dan diharapkan kepada semua pihak, jadikanlah kegiatan ini sebagai media untuk mencari solusi terbaik terhadap pembangunan partisipasif yaitu pembangunan yang berpihak pada rakyat untuk menuju masyarakat yang sejahtera dan pemerintahan yang baik. (ays’/r2).

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved