Laporan Reporter : Asrinidevy
Jakarta , Bali Kini - Ketua Badan Dana Dana Punia Nasional (BDDN), Tri Handoko Seto mengungkapkan bahwa selama tiga tahun berjalan, dana punia yang berhasil dihimpun baru mencapai Rp5,8 miliar, angka yang dinilai masih sangat jauh dari potensi umat Hindu secara nasional. Hal tersebut disampaikan laporan sekaligus sambutan dalam rapat evaluasi dan refleksi 3 tahun BDDN pasa Jumat (12/12) di Jakarta. “Selama tiga tahun ini kita sudah melaksanakan banyak hal, namun secara angka, dana punia yang terkumpul masih jauh dari ekspektasi,” ujar Seto.
Ia menjelaskan bahwa dana yang terhimpun selama ini telah disalurkan untuk berbagai kebutuhan, dengan porsi terbesar pada sosial kemanusiaan, disusul investasi, dukungan kepada pandita, serta pengembangan sumber daya manusia (SDM). Namun, kontribusi untuk penguatan ekonomi umat masih sangat kecil karena belum adanya program yang terstruktur.
Seto menegaskan bahwa BDDN merupakan milik seluruh umat Hindu. “BDDN ini milik umat Hindu yang terwakili oleh seluruh ormas Hindu, karena seluruh pimpinan ormas Hindu menjadi pembina dan pengawas BDDN,” tegasnya.
Hingga kini, BDDN telah terbentuk di 19 provinsi, namun penerimaan dana masih didominasi oleh BDDN pusat. Kondisi ini menunjukkan bahwa fungsi penggalangan dana di daerah belum berjalan optimal. “Marketing yang berjalan baru di pusat. BDDN provinsi masih relatif kecil, kecuali 1-2 provinsi yang cukup aktif” jelasnya.
“Salah satu faktor rendahnya penghimpunan di daerah adalah komposisi umat Hindu yang mencapai 4,8 juta jiwa, dengan 3,8 juta berada di Bali, justru masih belum bisa menyalurkan dana punia via BDDN, mekipun kita tau bahwa punia di Bali sangat besar terutama utk upacara keagamaan.” sambungnya.
BDDN juga mengapresiasi dukungan Direktorat Bimas Hindu Kementerian Agama melalui sistem QRIS, yang memungkinkan dana punia tercatat secara transparan dan teridentifikasi asalnya.
Ke depan, BDDN akan mengubah strategi dengan menyasar perusahaan, perbankan, ASN, serta mendorong penguatan regulasi. “Dana punia sejatinya bersifat wajib, tetapi narasinya masih lemah. Ini yang perlu kita bangun bersama,” kata Seto, seraya membuka peluang lahirnya regulasi berupa Peraturan Menteri Agama atau surat edaran.
Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan profesional, termasuk penggajian SDM BDDN agar organisasi berjalan lebih efektif. Skema distribusi pun dirancang adil, di mana 90 persen dana yang masuk akan dikembalikan ke provinsi asaluntuk pengembangan umat, khususnya di sektor ekonomi.
Pada kesempatan yang sama Ketua Pembina BDDN, Wisnu Bawa Tenaya dalam sambutannya menegaskan kembali bahwa BDDN sepenuhnya milik umat Hindu dan membutuhkan kesadaran kolektif. Ia mengingatkan nilai Panca Sradha dan Tri Kerangka Dasar Agama Hindu sebagai fondasi hidup beragama yang benar. “Kita perlu membiasakan punia sejak dini, bahkan kepada anak-anak saat sembahyang di pura,” ujarnya, seraya mengingatkan agar dana BDDN tidak berasal dari sumber yang melanggar hukum.
Sementara itu, Direktur Jenderal Bimas Hindu Kementerian Agama RI, I Nengah Duija, menyampaikan dukungan penuh terhadap penguatan BDDN, khususnya melalui ASN Kemenag. “Dana punia bukan pajak, tapi kewajiban. Kami akan mulai serius menggarap ASN Kemenag terlebih dahulu agar berkelanjutan,” ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa terdapat sekitar 9.000 guru agama PNS, belum termasuk PPPK. Jika setiap ASN menyumbang Rp10.000 per bulan, dampaknya dinilai sangat signifikan.
Dirjen juga menyoroti besarnya dana punia yang beredar di pura-pura, khususnya saat pujawali. Dengan lebih dari 11.000 pura di Indonesia, jika setiap pura menyisihkan Rp50 juta ke BDDN, potensi dana bisa mencapai Rp50 miliar. “Dana ini seharusnya difokuskan pada pengembangan SDM. Jika SDM kuat, umat Hindu tidak akan kalah dalam perkembangan,” tegasnya.
Ia mendorong agar bantuan ritual dievaluasi dan dipersempit, sementara pengembangan manusia menjadi prioritas utama. Dirjen juga mengusulkan model pengembangan vidyalaya dan ashram yang terintegrasi dengan dukungan negara.
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram