-->

Jumat, 10 Agustus 2018

Refleksi 60 Tahun Provinsi Bali (14 Agustus 1958-14 Agustus 2018)

Refleksi 60 Tahun Provinsi Bali (14 Agustus 1958-14 Agustus 2018)

Refleksi 60 Tahun Provinsi Bali (14 Agustus 1958-14 Agustus 2018) 
Sambut Pemimpin Baru, Pacu Semangat Hadapi Perubahan dan Revolusi Industri 4.0

Bali Kini - Resmi berdiri sendiri pada tanggal 14 Agustus 1958, tahun ini Provinsi Bali genap menapaki usia 60 tahun. Peringatan Hari Jadi Provinsi Bali kali ini terbilang istimewa. Selain menandai momentum 10 tahun pelaksanaan Visi Bali Mandara yang diusung Gubernur Made Mangku Pastika, Bali baru saja menggelar pesta demokrasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Periode 2018-2023. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali telah menetapkan pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih serta sudah diumumkan melalui Sidang Paripurna DPRD Bali. Menunggu pelantikan yang dijadwalkan pada pertengahan September 2018 mendatang, pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih pun mulai berkantor di Rumah Transisi yang difasilitasi Gubernur Mangku Pastika. Momentum peringatan 60 Tahun Provinsi Bali diharapkan memacu semangat seluruh komponen masyarakat untuk menghadapi derasnya arus perubahan yang salah satunya ditandai dengan apa yang disebut Revolusi Industri 4.0.
Sebagaimana diketahui, pesatnya laju pembangunan Daerah Bali dalam satu dasa warsa terakhir tak bisa dilepaskan dari berbagai prestasi serta capaian yang ditorehkan oleh Gubernur Pastika yang mengusung Visi Bali Mandara. Melalui berbagai program unggulan dan capaiannya, Bali Mandara telah meletakkan pondasi kokoh untuk keberlanjutan pembangunan Bali. Sepuluh tahun berjalan, Visi Bali Mandara diaktualisasikan dalam sejumlah program unggulan yang hampir secara keseluruhan bermuara pada upaya pengentasan kemiskinan. Program unggulan tersebut antara lain Bedah Rumah, JKBM yang saat ini telah terintegrasi ke JKN, Gerakan Pembangunan Desa Terpadu Mandara (GERBANGSADU Mandara/GSM), Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) dan Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida). 

Dalam pelaksanaan Bedah Rumah, dari tahun anggaran 2010 hingga 2018 Pemprov Bali telah menuntaskan12.379 unit rumah layak huni. Selain memanfaatkan dana APBD, Pemprov Bali juga merangkul pelaku usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dan partisipasi masyarakat. Sehingga total bedah rumah yang berhasil diselesaikan hingga saat ini tak kurang dari 26.000 unit atau melampaui target awal sebanyak 20 ribu unit. 

Berikutnya ada program GSM yang bertujuan  mempercepat pengentasan kemiskinan melalui pembangunan infrastruktur dan sosial ekonomi masyarakat di perdesaan yang berbasis pada sumber daya lokal, mengangkat potensi desa, mengurangi kesenjangan antar wilayah dan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Desa. Pemprov Bali telah membentuk 217 unit GSM di desa-desa yang menjadi kantong kemiskinan. Pelan tapi pasti, program ini terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa-desa penerima GSM. 

Selanjutnya ada program Simantri yang dirancang untuk membangkitkan sektor pertanian serta meningkatkan kesejahteraan petani. Selain itu, dengan sentuhan teknologi, Simantri diharapkan dapat menggugah minat generasi muda untuk menekuni bidang pertanian. Hingga tahun 2017, Pemprov telah membentuk 703 unit Simantri yang tersebar di sembilan kabupaten/kota. Sementara untuk membangkitkan usaha ekonomi produktif, Pemprov membentuk PT Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Bali Mandara. Hadir sejak tahun 2011, JBM semakin banyak dimanfaatkan oleh pelaku usaha yang bergerak dalam Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Hingga akhir tahun 2018, PT JBM telah menjamin 12.654 nasabah dengan plafon kredit yang dijamin mencapai Rp. 6.950.724.822.908. Dari jumlah tersebut, 65% persen nasabah yang menerima penjaminan adalah sektor produktif dan sisanya 35% merupakan sektor non produktif. Menjalin kerjasama dengan 388 mitra, PT JBM menjadi lembaga penjamin kredit daerah terbaik di Indonesia. 
Berikutnya capaian di bidang kesehatan, Pemprov berhasil merealisasikan pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara. Kendati diberi label sebagai RS Berstandar Internasional dengan gedung layanan cukup megah, namun Gubernur Pastika berkomitmen memprioritaskan masyarakat kurang mampu untuk memperoleh layanan kesehatan berkualitas. Di era kepemimpinan Gubernur Pastika, Pemprov juga membangun Gedung Extension Rumah Sakit Mata Bali Mandara (RSMBM) dan meningkatkan fungsi Puskesmas dengan mendirikan sejumlah RS Pratama. 



Di bidang pendidikan, keberadaan SMA Negeri Bali Mandara (SMANBARA) menyedot perhatian berbagai kalangan karena banyaknya prestasi yang berhasil dicapai para siswanya baik di tingkat nasional hingga internasional. Menerima anak didik sejak tahun ajaran 2011/2012, SMAN Bali Mandara telah mengoleksi tak kurang dari 875 penghargaan dari berbagai lomba kategori akademik maupun non akademik. Ratusan prestasi yang disumbangkan sekolah yang berlokasi di Jalan Air Sanih, Kubutambahan, Kabupaten Buleleng ini mampu mengharumkan nama Bali dan Indonesia di kancah internasional. Mengikuti jejak SMANBARA, SMK Negeri Bali Mandara yang mulai menerima siswa baru pada tahun ajaran 2015/2016 juga menggeliat dengan capaian prestasi. 
Sejalan dengan itu, Gubernur Pastika juga memberi atensi yang begitu besar terhadap upaya penguatan agama, tradisi, adat dan budaya. Perhatian itu antara lain diwujudkan dalam pemberian bantuan kepada Desa Pakraman dan Subak yang nominalnya terus meningkat. Pada tahun anggaran 2018, Pemprov Bali memberikan bantuan sebesar Rp. 225 juta bagi tiap-tiap desa pakraman. Sementara subak diguyur bantuan sebesar Rp. 50 juta setiap tahunnya. Tak hanya itu, Pemprov juga memberi perhatian pada para sulinggih, pemangku hingga memberikan penghargaan kepada seniman dan tokoh-tokoh seni. Keseriusan Gubernur Pastika dalam pelestarian seni dan budaya tercermin pula pada konsistensi pelaksanaan Pesta Kesenian Bali. Bahkan di era kepemimpinannya, Pastika menggagas dua event baru yang digelar di Taman Budaya yaitu Bali Mandara Mahalango, Gelar Seni Akhir Pekan Nawa Natya. Semua itu dimaksudkan untuk memberi ruang bagi para seniman dan budayawan untuk unjuk kreativitas sehingga seni dan budaya Bali tetap ajeg serta lestari. Selain penghargaan untuk seniman, Gubernur Pastika juga menganugerahkan Bali Mandara Parama Nugraha kepada para tokoh yang menunjukkan dedikasi serta konsisten mengabdi untuk Bali melalui bidang dan keahlian masing-masing. 
Secara makro, capaian Program Bali Mandara berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, Pertumbuhan PDRB Perkapita, Indeks Gini Ratio, Indeks Pembangunan Manusia dan Angka Harapan Hidup. Lebih dari itu, presentase angka penduduk miskin dan pengangguran terbuka juga mengalami penurunan cukup signifikan dalam satu dasawarsa terakhir. Melalui politik anggaran yang diterapkan, selama masa kepemimpinannya, Pastika berhasil meningkatkan APBD Bali hingga lebih dari lima kali lipat.
Berbagai capaian Bali Mandara itu diharapkan dapat mamacu semangat dalam menghadapi tantangan yang ke depannya akan semakin kompleks. Sebagaimana diingatkan Gubernur Pastika dalam setiap kesempatan, salah satu tantangan yang harus diantisipasi adalah perubahan. Dia mengingatkan kalau perubahan itu bercirikan 3S yaitu speed, surprise, dan sudenship. Speed, kemajuan teknologi informasi dan transpotasi membuat segalanya berjalan begitu cepat. Surprise, apa yang terjadi kemudian mengejutkan, tidak bisa diprediksi, perubahan tidak lagi linier melainkan bersifat eksponensial. Sudenship, apa yang terjadi tiba-tiba bergeser, apa yang saat ini didambakan besok tiba-tiba berubah. Kalau dulu semuanya masih bisa diprediksi sehingga bisa disusun rencana menengah hingga jangka panjang. Namun sekarang apa yang akan terjadi ke depan sulit diprediksi. Melihat gejala dunia saat ini, apa yang sedang terjadi di lingkup global pasti juga akan terjadi di Indonesia dan khususnya Bali. 
Saat ini arus globalisasi sudah tidak terbendung masuk ke Indonesia. Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia kini memasuki era revolusi industri 4.0, yakni menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation. Dibutuhkan program dan strategi yang tepat untuk menjawab tantangan perubahan sehingga SDM Bali tak hanya jadi penonton dalam ketatnya persaingan. Dirgahayu Provinsi Bali ke-60, bersama kita pacu semangat untuk menghadapi perubahan serta mewujudkan Bali yang makin Maju, Aman, Damai dan Sejahtera (Bali Mandara).

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved