-->

Kamis, 27 Oktober 2016

Petani Bergairah ,Harga Labu Siam Membaik

Petani Bergairah ,Harga  Labu Siam Membaik

Balikini.Net - Tanaman labu siam atau jipang adalah tumbuhan suku labu-labuan yang dapat dimakan buah dan pucuk mudanya. Tumbuhan ini merambat di tanah atau agak memanjat dan biasa dibudidayakan di pekarangan, biasanya di dekat kolam. Buah menggantung dari tangkai.Tamanan labu siam banyak ditanam di daerah Kintamani khususnya Desa Pinggan .Petani disini kini bisa bernafas lega, menyusul harga jual labu siam yang cendrung membaik. Harga per karung berisi 200 butir terkini mencapai rata-rata Rp.50.000. Mengalami kenaikan secara perlahan dari sebelumnya Rp. 8.000.

Salah seorang petani labu siam di Desa Pinggan Kintamani, Made Warsa (35), Kamis(27/10/2016) mengakui kalau harga  labu siam sekarang ini membuat dia menjadi lega. Buah jepang yang dia hasilkan dibeli oleh para pengepul untuk dikirim ke Pasar di seluruh Bali bahkan keluar Bali." Labu siam Desa Pinggan dikirim ke Denpasar,Gianyar  bahkan sampai keluar Bali yakni Jawa"ungkapnya.

Bahkan dia mengaku mendengar kalau petani lainnya malah mampu menjual sampai Malang, Surabaya,Sidoarjo sampai ke Jakarta. "Teman tyang malah ada yang mampu mengirim ke luar Bali  dan kepada pihak lain", ujar Warsa .

Dijelaskan harga tersebut naik perlahan. Beberapa bulan sebelumnya harganya berkisar Rp.8.000/ karung, kemudian hari demi hari naik. Dan terkini mencapai harga Rp.50.000 /karung. Dikatakan dengan harga sebesar itu dia bisa mendapatkan keuntungan."Kami merasa syukur harga  labu siam sudah bisa naik", tambahnya.

Selain itu ongkos untuk petik juga naik, seiring dengan naiknya harga jepang/labu siam. Dikatakan ongkos petik mencapai Rp.70 ribu sehari. Kalaupun demikian menurutnya dengan harga yang mulai mencapai Rp.50.000 /karung, dia akui telah bisa menimtai untung, setelah dikurangi biaya produksi."Mudah mudahan harga tidak turun dari harga sekarang ini pak", tambah dia.

Ketika ditanya kemdala yang dihadapi terhadap cuaca, Warsa menyampaikan terutama saat musim panah biaya produksi naik karena sulitnya air.Dengan menaikkan air sumber yang berada didekat Danau Batur sepanjang 3 km bersama 5 orang masing-masing mengeluarkan biaya Rp. 2 juta/bulan mendapat giliran 5 hari sekali.Sedangkan saat musim hujan serangan hama busuk buah dan batang. Dari lahan 50 are yang dia miliki,hasil panen perminggu 12.000 butir"jelasnya.

Sementara itu  Perbekel Desa Pinggan  I Ketut Janji saat  ditanya jumlah petani labu siam mengatakan dari luas wilayah Desa Pinggan 15,18 hektar jumlah penduduk 624 KK dengan  2016 jiwa  setiap pekarangan memiliki pohon labu siam sekitar 90 % penghasilannya dari tanaman buah labu siam"katanya.

Lebih lanjut dikatakan Janji masyarakatnya sebagian besar petani dan buruh petik yang upahnya lumayan.Untuk ongkos petik maupun bersih tanaman Rp. 70 ribu/hari, sedangkan angkut Rp. 600 ribu/ truk itu diambil sekitar 4 jam saja "Masyarakat kami sebagian besar sebagai petani labu siam dan jeruk serta sebagai buruh petik maupun pembersih tanaman jepang,upahnya cukup lumayan"katanya.

Lanjut disampaikan disamping tenaga kerja dari lokal sendiri juga banyak yang datang dari Desa Belandingan,Sukawana dan Kintamani. Dalam sehari  buah labu siam dikirim 10-15 truk/hari"pungkasnya [Anggi/r7]











Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved