-->

Kamis, 21 Maret 2019

TV Digital Ancaman Bagi TV Analog

TV Digital Ancaman  Bagi TV Analog

DENPASAR, Balikini.Net - Jaringan televisi konvensional yang ada sekarang ini harus bersiap-siap menghadapi tantangan baru yakni munculnya televisi digital. TV Digital selain memiliki jaringan dan daya pancar yang lebih luas, juga tidak memerlukan investasi besar.  Cukup dengan HP dan langsung bisa disher.

Masalah tersebut terungkap dalam sosialisasi TV Digital yang digelar Kominfo bertajuk “Indonesia Goes to Digital” di Denpasar, Kamis (21/3).
Deddy Risnanto dari Kompas yang tampil dalam sosialisasi tersebut harus mengakui kelemahan televisi yang ada sekarang , adalah terbentur di masalah peraturan. Banyak sekali masalah-masalah pertelevisian di tanah air ini tidak diatur dalam undang-udang, hal ini memunculkan terjadi banyak pelanggaran-pelaggaran. Salah satunya kewajiban semua stasiun televisi pusat yang ada di daerah diharuskan menayangkan konten lokasi 10 persen, kenyataannya itu juga dilanggar, ini disebabkan tidak diatur dalam undang-undang dan ini juga diakui oleh Ketua KPI daerah Bali Bali, Made Sunarsa, SE.
“Kita memang susah mengatur atau memaksa stasiun televisi untuk mengharuskan menayangkan konten local 10 persen, karena dalam undang-undang hal-hal itu tidak diatur,” jelasnya. Walaupun begitu dia meminta agar ketentuan itu bisa dilaksanakan. Sunarsa sendiri mengakui Kompas TV sudah melaksanakan ketentuan itu.
Menyinggung hadirnya TV Digital yang sekarang sedang dibahas, menurut Sunarsa pihaknya harus bersiap-siap mengawasinya. Yang jelas nantinya persoalannya akan semakin kompleks.
Seperti dikatakan Deddy dari Kompas TV, nantinya kehadiran TV Digital ini akan menjadi pesaing terbesar TV Analog (konvensional). Pasalnya TV Digital tidak memerlukan alat-alat camera dan sebagainya, cukup menggunakan  HP Android, sudah bisa.  Di samping itu kualitas gambar TV Digital pasti akan lebih baik dibandingkan TV Analog yang mengandalkan system pemancarnya. Tidak aka ada istilah gambar terimis atau hujan di TV Digital, semuanya jernih, jelas Deddy lagi.
Dikatakan Kompas TV sendiri sudah melakukan langkah seperti itu hanya dengan mempergunakan sarana HP, itu pun dengan kemasan siaran langsung dari Amerika Serikat saat Pemilu lalu. Jadi sangat simple dan tidak terlalu ribet. Dikatakan Deddy hampir semua televisi yang ada sekarang mengandalkan pemasukan dari iklan, dengan munculnya pesaing baru ini, pasar iklan pasti akan direbut.
Di samping itu yang paling mengkhatirkan kata Deddy, saat ini generasi melinial jarang menyaksikan tayangan televisi, mereka lebih banyak menghabiskan waktunya menonton Youtube dan Istigram dan FB. Bayangkan saja orang tidak perlu belajar lagi macem-macem, cukup jeprat jepret sudah bisa dikirim ke Youtube, masalahnya sekarang siapa yang nanti akan mengatur frekwensinya.
Menurut Deddy, nantinya untuk satu frekwensi dia bisa membuat 6 sampai 12 televisi. Bayangkan berapa banyak nanti televise yang akan muncul di era digitasl ini.
Sementara itu Drs Ida Bagus Ketut Agung Ludra dari Diskominfo Bali pihaknya sudah bersiap-siap untuk memberikan pengawasan terhadap munculnya TV Digital ini. Memang kehadiran TV Digital ini tidak bisa bisa dibendung lagi, karena perkembangan teknologi yang demikian pesat.
(Rr4)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved