DENPASAR,
Balikini.Net - Jaringan televisi konvensional yang ada
sekarang ini harus bersiap-siap menghadapi tantangan baru yakni munculnya
televisi digital. TV Digital selain memiliki jaringan dan daya pancar yang
lebih luas, juga tidak memerlukan investasi besar. Cukup dengan HP dan langsung bisa disher.
Masalah tersebut terungkap dalam
sosialisasi TV Digital yang digelar Kominfo bertajuk “Indonesia Goes to
Digital” di Denpasar, Kamis (21/3).
Deddy Risnanto dari Kompas yang tampil
dalam sosialisasi tersebut harus mengakui kelemahan televisi yang ada sekarang ,
adalah terbentur di masalah peraturan. Banyak sekali masalah-masalah
pertelevisian di tanah air ini tidak diatur dalam undang-udang, hal ini
memunculkan terjadi banyak pelanggaran-pelaggaran. Salah satunya kewajiban
semua stasiun televisi pusat yang ada di daerah diharuskan menayangkan konten
lokasi 10 persen, kenyataannya itu juga dilanggar, ini disebabkan tidak diatur
dalam undang-undang dan ini juga diakui oleh Ketua KPI daerah Bali Bali, Made
Sunarsa, SE.
“Kita memang susah mengatur atau memaksa
stasiun televisi untuk mengharuskan menayangkan konten local 10 persen, karena
dalam undang-undang hal-hal itu tidak diatur,” jelasnya. Walaupun begitu dia
meminta agar ketentuan itu bisa dilaksanakan. Sunarsa sendiri mengakui Kompas
TV sudah melaksanakan ketentuan itu.
Menyinggung hadirnya TV Digital yang
sekarang sedang dibahas, menurut Sunarsa pihaknya harus bersiap-siap
mengawasinya. Yang jelas nantinya persoalannya akan semakin kompleks.
Seperti dikatakan Deddy dari Kompas TV,
nantinya kehadiran TV Digital ini akan menjadi pesaing terbesar TV Analog (konvensional).
Pasalnya TV Digital tidak memerlukan alat-alat camera dan sebagainya, cukup
menggunakan HP Android, sudah bisa. Di samping itu kualitas gambar TV Digital
pasti akan lebih baik dibandingkan TV Analog yang mengandalkan system
pemancarnya. Tidak aka ada istilah gambar terimis atau hujan di TV Digital,
semuanya jernih, jelas Deddy lagi.
Dikatakan Kompas TV sendiri sudah
melakukan langkah seperti itu hanya dengan mempergunakan sarana HP, itu pun
dengan kemasan siaran langsung dari Amerika Serikat saat Pemilu lalu. Jadi
sangat simple dan tidak terlalu ribet. Dikatakan Deddy hampir semua televisi
yang ada sekarang mengandalkan pemasukan dari iklan, dengan munculnya pesaing
baru ini, pasar iklan pasti akan direbut.
Di samping itu yang paling mengkhatirkan
kata Deddy, saat ini generasi melinial jarang menyaksikan tayangan televisi, mereka
lebih banyak menghabiskan waktunya menonton Youtube dan Istigram dan FB.
Bayangkan saja orang tidak perlu belajar lagi macem-macem, cukup jeprat jepret
sudah bisa dikirim ke Youtube, masalahnya sekarang siapa yang nanti akan
mengatur frekwensinya.
Menurut Deddy, nantinya untuk satu
frekwensi dia bisa membuat 6 sampai 12 televisi. Bayangkan berapa banyak nanti
televise yang akan muncul di era digitasl ini.
Sementara itu Drs Ida Bagus Ketut Agung
Ludra dari Diskominfo Bali pihaknya sudah bersiap-siap untuk memberikan
pengawasan terhadap munculnya TV Digital ini. Memang kehadiran TV Digital ini
tidak bisa bisa dibendung lagi, karena perkembangan teknologi yang demikian
pesat.
(Rr4)
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram