-->

Selasa, 12 Juli 2022

DPRD Bali Kagumi Produksi Pangan Sulsel Yang Berlimpah

 DPRD Bali Kagumi Produksi Pangan Sulsel Yang Berlimpah


Sulawesi Selatan, Bali Kini - Guna pertahankan status sebagai Lumbung Pangan Nasional dan mendorong terwujudnya ketahanan pangan Indonesia, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terus melakukan inovasi pertanian meski sedang digempur Covid-19. Dengan harapan Sulsel tetap bisa surplus beras pada angka rata-rata 2 juta ton pertahun yang domana dengan demikian akan bisa mendorong terwujudnya ketahanan pangan di Indonesia. 

Menjaga produktivitas pertanian, khususnya tanaman padi, Sulsel terus melakukan inovasi baik dengan mekanisasi, intensifikasi, dan ekstensifikasi pertanian di tengah pandemi Covid-19. 

Menurut Pejabat Fungsional Analis Ketahanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan, Hasnawaty Habibie, keberhasilan pertanian di wilayah Sulsel sangat didukung sektor iklim. Sehingga ketersediaan pangan selalu tercover setiap saat di Sulawesi Selatan. “Sulawesi Selatan tidak pernah kekurangan pangan, karena didukung sektor iklim. Selain ketersediaan pangan setiap saat, di musim peralihan senantiasa ada hujan di setiap wilayah. Sehingga disebut dengan lumbung pangan nasional,” tegasnya.

Hasnawaty Habibie mengatakan, sebagai lumbung pangan nasional Sulsel over produksi sebanyak 2 juta ton beras pertahun, dan jagung over produksi 1 juta ton pertahun. Dengan capaian tersebut, Sulsel berada diperingkat 4 secara nasional surplus beras dan peringkat 5 secara nasional surplus jagung. 

Selama Pandemi Covid-19, lanjut Hasnawaty Habibie menjelaskan, Sulsel juga berhasil melaksanakan program nasional yakni program pangan lestari dan dijadikan program prioritas Sulsel. “Pertanian keluarga dan disentuh daerah-daerah rawan pangan. Intervensi dari pemerintah Sulsel sehingga tidak rawan lagi,” katanya.


Selain program nasional, Hasnawaty Habibie menyebutkan, Sulsel juga membuat Toko Tani Indonesia atau pasar mitra tani. Tujuannya untuk menstabilkan harga dan dijual lebih rendah dari pasar guna memutus rantai pasok. 

Terhadap hasil produksi pertanian dan perkebunan, Gubernur Sulsel juga telah mengeluarkan instruksi agar pihak hotel dan restauran memanfaatkan produk lokal dan dikonsumsi oleh wisatawan saat berwisata ke Sulsel. “Pangan segar dan tumbuhan bisa mendapat jaminan mutu, telah bersertifikat organik dan terjamin keamanan,” sebutnya. 

Sementara, Sekretaris Dinas Tanaman Pangan Provinsi Sulsel. Ir Muklis Mori menambahkan, selain pertanian didukung oleh tiga zona, yakni barat, tengah dan timur, pertanian juga didukung oleh sumber daya manusia. “SDM sangat mendukung dengan jumlah petani 3,5 juta orang lebih dari 9 juta lebih penduduk Sulsel dan semua benih diproduksi sendiri,” ujarnya. Hasil produksi gabah dalam setahun 5,1 juta ton, setelah berproses pengolahan menjadi 3,2 juta ton beras. 

Kebutuhan konsumsi masyarakat Sulsel sebanyak 1,09 juta ton dengan Surplus 2 juta ton. Surplus tersebut dijual ke Indonesia timur dan dimanfaatkan untuk mengantisipasi kebutuhan pangan ketika ada bencana alam. “Beras kami hampir dikonsumsi oleh 11 provinsi di wilayah Indonesia timur, karena beras kami enak,”katanya meyakinkan. 

Selain produksi beras dan jagung yang berlimpah, produksi cabe dan bawang merah juga surplus. Sulsel juga memiliki perkebunan kakau seluas 195 hektar kopi 8000 hektar lebih cengkeh dan pala 8 ribu hektar lebih. “Pangan kami bisa eksis dengan produksi berlimpahan, kesejahateraan petani meningkat,”pungkasnya.

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved