Denpasar, Bali Kini – Fakultas Pertanian, Sains, dan Teknologi Universitas Warmadewa (FPST Unwar) menyelenggarakan kegiatan Student Mobility bersama Ehime University Jepang dan ITP Markandeya bertempat di Sri Ajnadewi Auditorium, Gedung G2 FTP Unwar pada Selasa (16/9/2025).
Kegiatan ini mengusung tema “Bridging Cultural Traditions and Innovation for a Sustainable Agriculture” yang bertujuan memperkuat kolaborasi internasional, khususnya dalam bidang budaya dan inovasi pertanian berkelanjutan.
Dekan FPST Unwar, Prof. Dr. Ir. Luh Suriati, M.Si., menyampaikan bahwa inovasi tidak dapat dilepaskan dari tradisi. Justru, pemahaman mendalam terhadap praktik-praktik tradisional menjadi dasar lahirnya inovasi yang berhasil. “Setiap budaya memiliki nilai dan praktik yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pertanian berkelanjutan,” ujarnya.
Sebagai contoh, di Jepang terdapat praktik pertanian organik yang telah diwariskan selama berabad-abad, sementara ITP Markandeya memiliki kekayaan pengetahuan terkait pertanian berbasis komunitas. Melalui pertukaran pengetahuan ini, mahasiswa dari berbagai negara dapat menemukan cara-cara baru dalam menerapkan pertanian berkelanjutan dengan tetap menghormati kearifan lokal.
Selain itu, Ia juga menyoroti perkembangan teknologi pertanian modern, seperti penggunaan drone, sensor tanah, hingga big data. Inovasi ini, apabila dipadukan dengan kearifan lokal, akan menghasilkan sistem pertanian yang lebih tangguh dan adaptif.
Kegiatan Student Mobility ini, bukan hanya memberikan pengalaman berharga, tetapi juga menjadi awal dari banyak kerja sama akademik antara FPST Unwar, Ehime University, dan ITP Markandeya. Ia berharap kegiatan ini dapat memperkuat jembatan antara tradisi budaya dan inovasi, demi mewujudkan pertanian berkelanjutan di masa depan.
Ketua Yayasan Shri Kesari Warmadewa, Prof. Dr. Drs. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si., menyambut hangat para tamu dan peserta dari Ehime University Jepang, ITP Markandeya, serta mahasiswa Universitas Warmadewa di Pulau Bali.
Ia menyinggung kondisi pembangunan kota yang kerap tidak sejalan dengan budaya lokal. Menurutnya, teknologi, pertanian, dan sains tidak hanya lahir dari eksperimen dan riset, tetapi juga dipengaruhi oleh budaya. “Budaya adalah sistem dinamis yang melengkapi perkembangan teknologi di setiap daerah. Melalui program student mobility ini, kita dapat belajar, berdiskusi, berbagi, dan merasakan perspektif multikultural dalam bidang teknologi, pertanian, dan sains,” ujarnya.
Ia juga meyakini bahwa seluruh pemangku kepentingan yang hadir memiliki ide berharga, latar belakang budaya yang unik, serta pengalaman berwawasan luas yang dapat diajarkan kepada mahasiswa.
Adapun rangkaian kegiatan ini berupa International Seminar on Food and Culture menghadirkan presentasi dari mahasiswa Ehime University, Universitas Warmadewa, dan ITP Markandeya. Sesi diskusi terbagi dalam tiga panel, antara lain:
* Pengenalan Ehime University dan Prefektur Ehime, Subak Bali, serta media pembelajaran berbasis flipbook.
* Presentasi tentang kuliner lokal Bali, makanan Jepang, program Simantri, serta keindahan alam dan budaya Bali.
* Paparan mengenai budaya Ehime, siklus berkelanjutan Danau Kintamani, konservasi terumbu karang, serta regulasi pangan fungsional Jepang.
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram