-->

Senin, 08 Maret 2021

Jelang Tahun Baru Saka 1943, Bupati Tamba Serahkan Insentif Bagi Tokoh Umat


BaliKini,Jembrana -
Jelang Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943 pada hari Minggu(14/3), Bupati Jembrana I Nengah Tamba bersama Wakil I Gede Ngurah Patriana Krisna  menyerahkan bantuan insentif secara simbolis  kepada para tokoh adat dan agama se kabupaten Jembrana di Wantilan Pura Jagatnatha , senin (8/3/2021).

 Bantuan sekaligus wujud  perhatian pemerintah daerah bagi para tokoh umat dan agama yang ada di Kabupaten Jembrana

Dalam kesempatan itu, Bupati I Nengah Tamba mengatakan, peran tokoh dan para pemuka adat dan agama sampai saat ini telah banyak memberikan kontribusi terhadap pembangunan di kabupaten Jembrana,”kami tentu sangat menghargai kontribusi dan pengabdian para tokoh dan para pemuka agama dan adat yang ada di Kabupaten Jembrana atas perannya dalam ikut bersama-sama memajukan kabupaten Jembrana,” ujarnya.


Bupati, Tamba juga mengaku, kalau kontribusi dari pemerintah daerah masih belum sesuai dibandingkan pengabdian para tokoh dan pemuka adat dan agama selama ini, ”insentif yang diterima saat ini tentu masih sangat kecil Jika dibandingkan dengan pengabdian para pemuka agama selama ini. Kedepan kami terus berupaya agar insentif para pemuka dan tokoh-tokoh ini bisa meningkat” ujarnya.


Sementara Sulinggih ,  Ida Pandita Mpu Bujangga Siwa Tri Putra Dhaksa Dharma Kusuma dari Grya Lingga Murti kelurahan Dauh Waru kecamatan Jembrana mengaku, kalau insentif yang diberikan pemerintah kabupaten Jembrana merupakan suatu kebanggaan bagi para sulinggih termasuk para tokoh umat dan agama di kaupaten Jembrana.

"  Paica(insentif) oleh murdaning jagat(BupatI) tentu merupakan kebanggaan bagi kita semua, sebagai wujud kepedulian kepada para sulinggih dan para tokoh umat dan agama yang ada di Jembrana,”ujarnya.


Sementara  Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, I Gede Sujana mengatakan insentif yang disalurkan itu melalui mekanisme BKK ke desa. Totalnya mencapai Rp6.287.000.000,”dari total anggaran itu akan diberikan kepada para bendesa, sulinggih, kelian adat, pemangku Dangkayangan/Sad kayangan, guru ngaji,, Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (P3N). Sementara untuk insentif bagi para  juru arah dan kelian tempek anggarannya berada di desa melalui APDDes,”pungkasnya(eka/r1).


Sabtu, 06 Maret 2021

Pasien Covid di Bali Dalam Perawatan Masih 1.965 orang


BaliKini, Denpasar -
Upaya pemerintah menekan angka pertumbuhan kasus Covid dengan menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) secara ketat. Namun, justru perkembangan kasus pandemi Covid-19 makin meningkat dengan penambahan jumlah per harinya.


Bahkan soal adanya isu pencabutan perawatan bagi Pasien Covid untuk melakukan mandiri, dibuktikan hingga saat ini Sabtu, 06 Maret 2021 mencatat jumlah pasien yang masih dalam perawatan di Bali ada 1.965 orang. 


Sementara itu, peningkatan kasus positif masih terus ada penambahan mencapai 153 orang. Untuk pasien sembuh penambahan sebanyak 219 orang dan kali ini ada tambahan 5 orang pasien covid-19 meninggal dunia. Sehingga dapatlah dirinci selama pandemi ada 975 orang meninggal akibat Covid-19.


Jumlah kasus secara kumulatif se Bali, untuk Positif ada 35.532 orang. Pasien sembuh selama pandemi, dicapai sebanyak 32.592 orang. Dengan terus terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Bali, ditegaskan kepada seluruh desa adat menghentikan segala bentuk keramaian yang mendatangkan banyak orang. 


Untuk sementara, pelaksanaan upacara adat atau keagamaan yang sudah terporgram agar dilaksanakan dengan jumlah peserta yang terbatas dan memenuhi protokol kesehatan.


Masyarakat juga diharapkan agar selalu Disiplin melaksanakan protokol kesehatan dengan selalu memakai masker Standar dengan benar, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan, Mengurangi Bepergian, Meningkatkan Imun, dan Mentaati Aturan. Serta dihimbau untuk tidak berkerumun, dan membatasi kegiatan sosial sesuai dengan aturan yang berlaku.


SE Nomor 05 Tahun 2021 Tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Desa/ Kelurahan Dalam Tatanan Kehidupan Era Baru di Provinsi Bali, berlaku mulai tanggal 23 Februari s/d 08 Maret 2021. Hal ini merupakan upaya preventif pemerintah dalam menanggulangi meluasnya penyebaran virus Covid-19 di masyarakat.[ar/r5]

Jumat, 26 Februari 2021

Resmikan Gedung MDA Jembrana, Gubernur Koster: Penguatan Desa Adat


Balikini,Jembrana -
Gubernur Bali Wayan Koster meresmikan dan menghadiri pemlaspasan Gedung Majelis Desa Adat (MDA)  Kabupaten Jembrana  di Kota Negara, Jembrana pada Jumat (26/2) sore yang bertepatan dengan Purnama Sasih Kesanga, Sukra Pon, Wuku Kulantir. 


Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng ini menegaskan  bahwa usaha penguatan desa adat, sebagai pengawal utama adat dan budaya Bali harus dilakukan dengan serius dan niat baik. 


"Kalau tidak serius, seken dan saje, jangan harap. Kalau tidak ada restu alam, keberanian, pengalaman dan akses jangan harap juga bakal terwujud," ungkapnya.


Untuk penguatan tersebut, pihaknya sebagai Gubernur Bali memperjuangkan  dan mewujudkan regulasi hukum untuk memayungi desa adat yang dituangkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2019. Perjuangan untuk merealisasikan hal itu tidaklah mudah. 


"Perda tersebut satu-satunya di Indonesia. Tidak mudah diwujudkan jika tanpa pengalaman dan akses di pusat. Ini langkah konkret saya untuk memperkuat desa adat di Bali, bukan hanya wacana. Saya pertaruhkan nama dan jabatan saya untuk muliakan dan hormati desa adat," tegasnya


Tak hanya  itu, pihaknya juga  berupaya mendapatkan dukungan berupa dana CSR untuk pembangunan gedung MDA seperti yang diresmikan saat ini.


Kembali terkait Perda Nomor 4 Tahun 2019, menurut Gubernur regulasi ini merupakan landasan untuk membangun adat istiadat di Bali dengan lembaga desa adatnya. "Kita urus lewat lembaga  pemerintahan yakni dinas PMA, yang juga satu-satunya di Indonesia. 

Orang dulu pesimis Perda ini tembus,  dinas ini juga tidak bisa diwujudkan,  tidak gampang tapi astungkara lolos semua," terangnya. 


Gubernur Koster yang juga didampingi Ny Putri Suastini Koster selaku Manggala Utama Paiketan Krama Istri (Pakis) Bali menuturian jauh sebelum menjadi Gubernur Bali, dirinya sem0at berkunjung ke Kantor Desa Adat di Provinsi Bali yang 'menumpang' di Dinas Kebudayaan. "Saya lihat kantornya nyelekak di pojok,  tidak memiliki ruang yang layak, diurus oleh pejabat setingkat kasi. Saya sedih dan prihatin, masa' namanya majelis agung tapi kantornya tidak mencerminkan keagungan," ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini. 


Mulai dari itulah Gubernur Koster ingin mewujudkan kewibawaan desa adat dengan mendirikan kantor MDA yang representatif dan memiliki regulasi yang kokoh.


Desa adat dijelaskannya kini harus jalankan perda, maka harus ada majelis yang kuat untuk lakukan fungsi pembinaan dan pengayoman. "Harus ada kantor. Jadi saya bangunkan, tingkat provinsi tiga lantai, lanjut kabupaten/kota se-Bali. Semuanya sudah berjalan, tujuh sudah selesai, dan saya carikan semuanya dari CSR," ujarnya. "Dan Kantor MDA Jembrana ini istimewa, pertama kali kantor MDA kabupaten yang saya resmikan," sebutnya.


Sementara itu, Bendesa Agung MDA Provinsi Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet sangat mengapresiasi pembangunan gedung kantor yang baru selesai dibangun itu. “Suksema Bapak Gubernur, semoga seluruh anggota MDA dan seluruh tingkatan bisa merasakan dan mengikuti semangat Bapak Gubernur Bali beserta jajarannya dalam menjaga Bali agar tetap ajeg, baik adat, budaya dan agamanya,” harapnya.


Gedung yang diberi nama Nangun Cipta tersebut dilaporkan menelan dana Rp 3,2 miliar dan dibangun di atas tanah provinsi seluas 7,7 are. Seluruh dana yang digunakan bersumber dari CSR PT Pertamina, Bank Mandiri dan PT Nindya Karya.[*]

Rabu, 24 Februari 2021

Jelang dilantik, Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Jalani Prosesi Mejaya-jaya

BaliKini,Jembrana - Bupati dan Wakil Bupati Jembrana terpilih hasil pilkada serentak , menjalani prosesi mejaya – jaya, bertempat di pura Jagatnatha rabu 24/2/2021 . Prosesi mejaya-jaya  rangkaian dari pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih yang rencananya  akan digelar di Denpasar , jumat 26 Pebruari 2020.


Ritual   mejaya-jaya berlangsung sederhana dengan penerapan Protokol kesehatan . Selain kedua pasangan bupati dan wakil bupati tersebut, prosesi ini juga diikuti masing-masing istri .Upacara  mejaya jaya   diawali dengan persembahyangan bersama di pura Niti Praja yang dipuput oleh Ida Rsi Bujangga dari Grya Tegal Cangkring kecamatan Mendoyo.



Sementara untuk prosesi upacara mejaya-jaya, pasangan calon bupati dan wakil terpilih, I Nengah Tamba serta Gede Patriana Krisna  periode 2021-2024 didampingi istri masing-masing . Prosesi ini dipuput  Ida Pedanda Gede Ketut Putra Kemenuh dari Grya Ketugtug Kecamatan Jembrana .


Usai upacara mejaya-jaya, Ida Pedanda Gede Ketut Putra Kemenuh mengatakan, prosesi mejaya-jaya dilakukan agar pemimpin selalu “Jaya” (menang) dalam menjalankan tugas-tugasnya, sebelum menjalankan roda pemerintahan, bupati dan wakil bupati mutlak harus mengikuti upacara mejaya-jaya. “  Pemimpin dalam mengemban dan menjalankan tugas-tugasnya di pemerintahan selalu diberkahi ide, gagasan dan terobosan yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat,”ujarnya.


Ida Pedanda Kemenuh juga menegaskan secara niskala, kedua pemimpin Bupati dan Wakil Bupati agar diberikan jalan dan tuntunan kepada Ida Hyang Indra (Tuhan Yang Maha Esa). “ Kedua pemimpin, bupati dan wakil bupati ini agar selalu dianugrahi pikiran dan perbuatan yang luhur serta selalu dijauhkan dari segala bentuk “mala(masalah) ,”ungkapnya.


Atas terselesaikannya prosesi Mejaya – jaya ini  Bupati terpilih, I Nengah Tamba menyampaikan terimakasihnya atas bantuan berbagai pihak sehingga rangkaian prosesi berjalan lancar. Meski belum resmi dilantik , Ia juga menyampaikan rasa terimakasihnya   atas kepercayaan yang diberikan dalam memimpin kabupaten Jembrana. ”Kami bersama wakil bupati mengucapkan terima kasih kepada segenap jajaran di pemerintahan ini. Semua prosesi dan kegiatan  telah dilaksanakan dan berjalan lancar ,”ucapnya.


Nengah Tamba juga menegaskan  pihaknya  siap ngayah bersama wakil  bupati dengan segenap jajaran yang ada di Pemerintah kabupaten Jembrana. ”Kami bersama pak wakil, akan siap ngayah. Itu demi pengabdian kami dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat,”pungkasnya. Dijadwalkan Bupati dan wakil bupati terpilih akan dilantik serentak oleh Gubernur Bali Wayan Koster pada 26 Pebruari 2021 di Denpasar. Tempat pelantikan itu berubah , dari sebelumnya direncanakan di Pura Jagatnatha secara virtual. Sehari sebelum dilantik ,  akan digelar gladi bersih pelantikan bersama sama dengan 6 kabupaten di Bali yang menggelar pilkada serentak pada desember 2020.  (eka/r1).


 


 

I GN Jaya Negara dan I Kadek Agus Arya Wibawa Ikuti Prosesi "Mejaya-jaya"

Jelang Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota

BaliKini , Denpasar- Pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar 2021-2026, IGN Jaya Negara dan I Kadek Agus Arya Wibawa pada Selasa (23/2/2021) mengikuti upacara "Mejaya-jaya di Pura Agung Jagatnatha Denpasar.


[ Teks Foto : Pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar terpilih  IGN Jaya Negara dan I Kadek Agus Arya Wibawa mengikuti prosesi upacara “Mejaya-jaya”, Selasa (23/2/2021) di Pura Agung Jagatnatha Denpasar yang dipuput Ida Pedanda Wayahan Wanasari, Sanur ]


Pelaksanaan upacara "Mejaya-jaya" bertepatan Anggara Kasih Kulantir yang tetap disiplin pada penerapan protokol kesehatan serta dipuput Ida Pedanda Wayahan Wanasari, Sanur. Upacara "Mejaya-jaya" merupakan rangkaian  dari pelaksanaan pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang akan dilaksanakan serentak bersama pelantikan Bupati terpilih se-Bali pada tanggal 26 Februari mendatang. Pelaksanaan "Mejaya-jaya" berlangsung pukul 16.00 Witta dengan kehadiran Wali Kota I GN Jaya Negara dan Wakil Wali Kota, Kadek Agus Arya Wibawa didampingi istri  membawa perlengkapan persembahyangan.


Ida Pedanda Wayahan Wanasari, Sanur usai pelaksanaan "Mejaya-jaya" menyampaikan bahwa pelaksanaan upacara ini sebgaai sebuah kewajiban setiap melaksnaakan pemilihan pemimpin baik itu Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Sehingga usai  perhelatan pemilihan Kepala Daerah ini dapat dilaksanakan penyucian diri kembali sehingga dapat diberikan tuntunan oleh Ida Shang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga dari pelaksanana upacara ini dengan prosesi penyucian dari hati, mata, telinga hingga kepala. Hal ini juga sebagai implementasi dari Tri Kaya Parisudha yakni tiga perbuatan yang di sucikan sesuai dengan ajaran agama Hindu dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat Denpasar. "Jadi intinya upacara ini menyucikan diri dari sosok pemimpin agar sukses dalam menjalankan tugas kepemimpinan secara sekala dan niskala, semoga dapat melaksanakan tugas kepemimpinan ini secara baik dan benar hingga akhir purna tugas nanti," ujar Ida Pedanda Wayahan Wanasari.


Sementara Wali Kota Denpasar, I GN Jaya Negara menyampaikan ucapan terima ksih kepada seluruh element masyarakat Kota  Denpasar yang telah mensukseskan pelaksanaan Pilwali Denpasar beberapa waktu lalu. "Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh masyarakat Denpasar yang telah memberikan kepercayaan kepada kami memimpin Denpasar," ujar Jaya Negara, sembari mohon dukungan seluruh element masyarakat dalam mensukseskan pelaksanaan roda pembangunan dan pelayanan di Kota Denpasar. Hal senada juga disampaikan Wakil Walikota terpilih Kadek Agus Arya Wibawa. " Mari   bersama sama membangun Kota Denpasar yang kita cintai," ajaknya . (pur/r3)

Senin, 22 Februari 2021

Empu Keris Pejetan Seorang Wanita, Nyi Sombro

Bali Kini -Keris pejetan bisa terjadi karena para empu jaman dulu sangat sakti. Sehingga Empu ini punya ciri setiap membuat pusaka. Dari bentuk yg ditampilkan oleh sang empu pada jaman dahulu (Mjapahit), maka bentuk keris pejetan akan terlihat sedikit kaku dan biasanya berupa pejetan tangan dan hanya dengan ibu jari. 



Sang empu membentuk keris sering terlihat permukaan yang terlihat cekung yang berupa bekas ibu jari dari sang empu. Membuat keris dengan pejetan tangan merupakan hal yg biasa bagi para empu yg hidup pada waktu itu. Pada zaman sekarang ini, tak banyak empu yg mampu melakukan pembentukan keris dengan pejetan tangan, mungkin karena kemampuan ilmu kanuragan memang sudah jauh berada dibawah pengetahuan para empu pada masa lalu. 


 “Empu yang terkenal dengan keris pejetannya misalnya Nyi Sombro. Dia ceritanya berasal dari Jawa barat,”kata KRT Indro Aryo Nagoro. 

Ditambahkannya, dalam proses membuat keris saat pengisian gaib pada keris lewat cara dipejet (ditekan-bhs Indonesia ) dengan tangan kosong. Biasanya ketika memejet keris ketika besi yang ditempa masih panas, menyala merah. 


 Dalam pengisian gaib, empu memasukan kekuatan yangg berasal dari dirinya (berupa daya Bio Magnetik Elektrik) ke dalam wesi aji yang sebenarnya telah memiliki kekuatan magnetik elektronika. Sehingga terbentuklah isi dalam wesi aji. Untuk mengetahui isi / khodam yg berada dalam keris, maka dapat dilakukan dengan melepas jiwa (sukma) dan melakukan komunikasi dengan kekuatan yang berada dalam keris tersebut.


 “Saya pernah mendapat keris pejetan yang ada tanda sidik jari empu pembuatnya. Keris itu asli dibuat empu jaman dulu,”katanya.

 Lalu bagaimana membedakan keris pejetan asli atau palsu? Dituturkannya bagi yang telah berpengalaman dengan melihat keris pejetan secara batin telah mengetahui keris itu asli atau buatan baru yang direkayasa seperti pejetan. Salah satu cirinya misalnya bentuk keris pejetan buatan Nyi Sombro biasanya berbentuk bethok, keris kecil. Meski di keris-keris yang lebih besar juga ada pejetan. 


 “Jumlah pejetan  dalam keris biasanya ganjil yaitu 3, 5, 7 dan seterusnya,”tukasnya.


 Dulu proses pembuatan sebilah keris bertuah (keris dengan muatan gaib) pun tak sembarangan. Tak seperti pengrajin-pengrajin keris zaman sekarang yang dapat membuat keris dalam waktu kurang dari dua minggu, pembuatan keris bertuah ini dapat memakan waktu berbulan-bulan dengan berbagai ritual yang harus dijalani. Dari mulai membuat sesaji, berpuasa, sampai bersemedi di tempat-tempat khusus seperti Pura atau gunung. 


Pembuatannya selalu disertai doa-doa tertentu, berbagai mantera, serta upacara dan sesaji khusus. Doa pertama seorang empu ketika akam mulai menempa keris adalah memohon kepada Yang Maha Kuasa, agar keris buatannya tidak akan mencelakakan pemiliknya maupun orang lain. Doa-doa itu juga diikuti dengan tapa brata dan lelaku, antara lain tidak tidur, tidak makan, tidak menyentuh lawan jenis pada saat-saat tertentu.


Bahan baku pembuatan keris adalah besi, baja, dan bahan pamor. Selain itu perlu juga menentukan kapan hari baik untuk memulai pembuatan keris tersebut. Kemudian penting juga untuk mengadakan upacara pembersihan terhadap alat-alat yang akan digunakan berupa cetakan keris yang terbuat dari tanah liat. 


Setelah itu logam besi campuran dilelehkan dalam cetakan yang akhirnya akan membentuk kelok-kelok sebilah keris, sesuai kehendak si pembuat. Barulah kemudian dengan teknik-teknik tertentu keris disempurnakan dengan pahatan-pahatan pada permukaannya hingga menghasilkan bentuk dan motif yang khas.


“Keris ini untuk menunjukkan kesaktian pemilik kerisnya. Jaman dulu ketika ada orang memiliki keris pejetan menimbulkan rasa segan dan takut pada orang lain,”tandasnya.

 

Tanda pejetan ini berada di bilah keris yang ada pamornya. Diterangkan oleh Indro, pamor adalah suatu bentuk lapisan yang terbentuk pada saat pengerjaan keris yang berulang-ulang dikenakan pemanasan pada tungku. Pada saat proses berlangsungnya pembuatan keris, maka keris dipanaskan beberapa kali agar dalam pembentukkannya dapat sesuai dengan yang diinginkan. (dody/r3)

Kamis, 18 Februari 2021

Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Mengajar di Desa Nyanglan Klungkung

BaliKini, Klungkung - Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Denpasar gelar KMHDI Mengajar yang diikuti oleh siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Nyanglan, bertempat di Balai Desa Nyanglan, Klungkung, pada Selasa (16/2). 


Ketua Pelaksana, I Putu Putra Semadhi menjelaskan di masa pandemi Covid-19 ini, tidak menutup semangat para siswa-siswi SDN Nyangalan untuk mengikuti kegiatan KMHDI Mengajar. 



KMHDI Mengajar yang dibuka secara resmi oleh Jro Bendesa Desa Adat Nyanglan tersebut digelar hanya satu hari. "Karena situasi pandemi, kami hanya melibatkan sebanyak 28 siswa yang terdiri dari kelas V dan kelas VI, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan," jelasnya.


Lebih lanjut, Putu Putra Semadhi mengungkapkan tujuan diadakannya kegiatan ini disamping mengajar dan menambah wawasan siswa dan siswi, yaitu juga memperkenalkan organisasi KMHDI.


"Dalam kegiatan ini kami panitia berharap agar adik-adik dapat termotivasi untuk berpikir kedepan dan selalu melakukan kegiatan positif untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar," jelasnya.


Ditemui pada kesempatan yang sama, Ketua PC KMHDI Denpasar, Putu Asrinidevy menjelaskan pelaksanaan kegiatan KMHDI Mengajar menyasar siswa-siswi sekolah dasar. Hal ini didasarkan dengan kesadaran penuh pentingnya pendidikan sejak dini untuk membentuk nilai-nilai pada anak. 


"Biasanya kegiatan ini diadakan serangkaian dengan hari pendidikan, dikarenakan pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia khususnya di Bali maka diputuskan kegiatan ini diundur menjadi hari ini," tambahnya.


Putu Asrinidevy juga berterima kepada sponsor yang telah berkontribusi dalam kegiatan KMHDI Mengajar. "Seperti Bank BPD Bali Cabang Renon, Balai Bahasa Provinsi Bali, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Bali, Percetakan Paramita, Toko Buku Berata, Komunitas Jejak Literasi dan sponsor lainnya yang telah berpartisipasi menyukseskan KMHDI Mengajar di Desa Nyanglan," jelasnya.


Selain kegiatan KMHDI Mengajar, PC KMHDI Denpasar juga menggelar KMHDI Beraksi dengan membagikan beberapa bantuan berupa sembako kepada masyarakat di Desa Nyanglan. 


Putu Asrinidevy mengharapkan semoga sedikit bantuan yang diberikan dapat meringankan sedikit beban masyarakat. "Karena tidak banyak yang dapat kami lakukan, semoga ini dapat bermanfaat bagi mereka," harapnya.*

Jumat, 12 Februari 2021

Alam Swarga di Pura Yeh Gangga


BaliKini , Tabanan –
Pura Yeh Gangga menurut berbagai Purana sebagai keberadaan Sungai Gangga yang disuci umat hindu di belahan dunia termasuk umat Hindu di Pulau Bali ini , selain itu  juga diyakini sebagai sungai Gangga juga ada di alam Swarga atau sorga .


Maka tidaklah berlebihan Umant Hindu di seluruh dunia sangat meyakini bahwa kesucian Sungai Gangga yang ada di sorga itu dapat dimohon agar turun untuk menyucikan umat secara individual maupun secara bersama-sama. 


Nampaknya keberadaan Pura Yeh Gangga di Desa Perean Kecamatan Baturiti, Tabanan itu didirikan sebagai sarana sakral untuk memohon turunnya kesucian spiritual Sungai Gangga yang ada di sorga itu. Keberadaan Pura Yeh Gangga ini berdasarkan adanya peninggalan pada abad ke-11 Masehi pura ini dibangun saat itu Bali dipimpin oleh Raja Swami, istri yaitu Raja Udayana dan permaisurinya Mahendaradatta. Raja Udayana menganut paham Buddha Mahayana, sedangkan permaisurinya menganut ajaran Siwa. Sangatlah tepat kalau bangunan suci Meru tersebut sebagai media untuk mengharmoniskan antara paham Siwaistik dengan Buddhisme. Di pura tersebut juga diketemukan Lingga sebagai sarana sakral untuk memuja Tuhan sebagai Siwa Parwati.


Pura Yeh Gangga hingga saat ini sangat diyakini sebagai media sakral untuk memohon tirtha atau air suci bagi masyarakat Hindu di Bali . Karena palinggih yang ada di Pura Yeh Gangga itu menghadap ke semua penjuru. Dari keberadaan pelinggih seperti itu sangat kuat kemungkinannya bahwa Pura Yeh Gangga itu sebagai pusat nunas tirtha bagi umat Hindu dari seluruh Bali. 


Hal ini terjadi karena saat itu nampaknya belum banyak ada pandita yang mampu menciptakan tirtha suci dengan menggunakan Puja Sapta Gangga tersebut di atas. Sedangkan pengaruh Hindu dari India sudah demikian kuatnya saat itu di Bali.

  

Terbukti dari prasasti yang diketemukan di Pura Yeh Gangga itu menggunakan bahasa Sansekerta. Keyakinan pada kesucian spiritual pendirian Pura Yeh Gangga itu sebagai sarana untuk mewujudkan keyakinan pada kesucian Sungai Gangga sebagai ciptaan Tuhan. Pemujaan Tuhan sebagai pencipta kesucian Sungai Gangga di sorga itu diselenggarakan dengan berbagai ritual sakral di Pura Yeh Gangga. 



Keberadaan Sungai Gangga di India pun didapatkan dalam berbagai Purana di Itihasa yang diuraikan lewat ceritra keagamaan yang sangat menarik dan dengan ceritra yang memiliki banyak versi sesuai dengan Itihasa dan Purana masing-masing. Dalam Bhagawata Purana, Vayu Purana, Markandeya Purana dan juga dalam Mahabharata dan Ramayana ada diceritrakan tentang turunnya Sungai Gangga di India dari sorga melalui Gunung Himalaya.  


Dalam Kitab Bhagawata Purana turunnya Sungai Gangga di India dari sorga diceritrakan sbb: Ada seorang raja bernama Raja Sagara memiliki dua orang istri bernama Kesini dan Sumati. Sumati memiliki 60.000 orang putra. Sedangkan Kesini hanya seorang saja. Suatu saat Raja Sagara mengadakan upacra Aswameda Yadnya atau upacara korban kuda. Kuda persembahan Raja Sagara itu disembunyikan oleh Dewa Indra. Seluruh putra Raja Sagara ditugaskan untuk mencari kuda persembahan yang hilang itu. 

 

Putra-putra Raja Sagara mencari kuda tersebut ke mana-mana. Kuda tersebut diketemukan di dekat pertapaan Resi Kapila. Putra-putra Raja Sagara menduga Resi Kapila itulah yang menyembunyikan kuda persembahan tersebut. Pertapaan Resi Kapila dirusak oleh putra-putra Raja Sagara. Resi Kapila sendiri pun disiksanya. Karena perbuatan yang keterlaluan itu menyebabkan Resi Kapila menjadi bangkit dari pertapaannya.  


Resi Kapila pun marah dan dari sorot matanya mengeluarkan api terus membakar habis hingga jadi abu seluruh putra Raja Sagara dari Sumati. Putra Raja dari Kesini bernama Asamanja masih hidup dan juga sudah berputra bernama Amsumana. Cucu Raja Sagara inilah yang mendapatkan tugas untuk mencari pamannya yang lama menghilang mencari kuda persembahan. Amsumana akhirnya bertemu dengan pamannya yang sudah menjadi abu di pertapaan Resi Kapila.  


Amsumana memohon maaf atas kesalahan pamannya yang telah menghina Resi Kapila. Resi Kapila memaafkan dan memberikan baha pamannya yang banyak itu akan terbebas dari neraka setelah keturunannya kelak dapat bertapa untuk menurunkan Sungai Gangga yang ada di sorga. Tapa brata itu pun dimulai oleh Amsumana.  


Begitu sakralnya  Pura Yeh Gangga Bagaikan alam Swarga  sehingga menjadi kan pura ini sebagai tempat untuk pendekatan diri umat hindu tidak terkecuali , Dalam upaya meningkatkan Sradha Bhakti terhadap Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Kuasa/Ida Sanghyang Widhi Wasa, bahkan Wakapolres Badung Kompol Ni Putu Utariani, juga melaksanakan persembahyangan di Pura Yeh Gangga, Ds. Perean, Kecamantan. Baturiti, Kabupaten. Tabanan, Jumat, (12/2).



Wakapolres Badung menyebutkan melaksanakan persembahnyangan merupakan wujud sikap tulus ikhlas untuk sujud bakti, berdoa dan memuja kepada yang mulia yang maha agung dan suci yaitu Sanghyang Widhi Wasa sebagai sumber segala sumber.

Baginya untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, sembahyang hendaknya dilakukan secara rutin.

“Ini sebagai wujud syukur atas karunia Ida Sanghyang Widi Wasa, selama Pandemi Covid -19 masih di berikan kesehatan yang baik serta diberikan kesempatan untuk berbuat baik kepada masyarakat," Ungkap  Putu Utari.


"Ini juga kesempatan saya untuk mengintospeksi diri, agar kedepannya bisa lebih baik dalam menjalankan swadarma negara kepada masyarakat," [sud/red/r1]


Kamis, 11 Februari 2021

Pohon Pule Sakral Tumbang di Setra Akah


BaliKini, Klungkung - 
Pohon Pule dengan tinggi sekitar 30 meter yang tumbuh menjulang di Setra Desa Akah tumbang, Kamis (11/2) mendadak tumbang . Saking besarnya pohon yang tumbang, sampai menutup akses jalan menuju wilayah Hyang Api, Desa Akah dan Desa Manduang.

Tumbangnya pohon Besar ini menjadi perhatian masyarakat tidak terkecuali orang nomer dua di Kabupaten Klungkung ,Wabup Kasta yang juga tokoh asal Desa Akah itu menjelaskan, kejadian ini merusak bagian atap dari bangunan wantilan di Setra Akah demikian halnya senderan tembok juga mengalami kerusakan. " Saya menerima informasi, pohon ini tumbang sekitar pukul 11.00 siang," ujar Wabup Kasta


Wabup Kasta yang hadir di tempat ini ikut membersihkan potongan pohon tumbang tersebut bersama masyarakat . Pihaknya juga sangat mengapresiasi baik semangat dan kerjasama yang telah dilakukan oleh tim reaksi cepat BPBD Klungkung. Selain itu, hal paling terpenting Wabup Kasta tidak henti-hentinya mengingatkan agar seluruh masyarakat tetap menjaga kewaspadaan, mengingat cuaca buruk yang belakangan ini masih terjadi. "Mari bersama-sama selalu tingkatkan kewaspadaan semoga kita semua selalu dalam lindungan Ida Shang Hyang Widhi Wasa," harap Wabup Kasta.


Kalak BPBD Klungkung, I Putu Widiada penanganan dilakukan dengan menerjunkan personel BPBD Klungkung hingga pukul 13.00 Wita, BPBD Klungkung masih berusaha mengevakuasi tumbangan pohon berukuran besar tersebut. "Saat ini sudah dilakukan proses penanganan agar nanti akses jalan bisa kembali normal," ungkapnya.

Sementara, terkait kejadian ini jro mangku juga melakukan matur piuning agar kejanin ini tidak berdampak buruk dengan yang lian . (yande/r1).

Tradisi Unik , Wabup Kasta Hadiri Upacara Magpag Toya di Pura Dugul Subak Delod Getakan

BaliKini, Klungkung - Bertepatan dengan Tilem Kawolu, Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta didamping Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung, Ida Bagus Juanida, Perbekel Desa Getakan menghadiri Upacara Makpag Toya di Pura Dugul, Subak Delod Getakan, Desa Getakan, Kecamatan Banjarangkan, Kamis (11/2/2021).



Kelian Subak, Jro Mangku Putu Yasa mengatakan upacara Mappag Toya ini sebagai persembahan yang dihaturkan di Pura Dugul berupa persembahan babi, godel, anjing blang bungkem, bebek blangkalung, dan ayam manca warna dalam olahan sesajen. "upacara ini digelar tiada lain untuk memohon kemakmuran dan kesuburan di Subak Delod Getakan, "ujar Jro Mangku Putu Yasa.


Wabup Kasta dalam kesempatan tersebut tiada henti-hentinya berharap kepada krama subak yang sedang melaksanakan upacara agar taat mengikuti protokol kesehatan (prokes) dengan sebaik-baiknya. "dumogi upacara Magpag Toya ini berjalan lancar labda karya dan tetap ikuti protokol kesehatan," ujar Wabup Kasta.


Selain itu, upacara ini juga diharapkan bisa meningkatkan kesuburan tanah dan mensejahterakan semua petani yang ada di subak delod getaka.  "Iman kuat, imun pun pasti lebih kuat untuk menghadapi pademi ini, " imbuh pejabat asal desa akah ini.[ar/r5]

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved