-->

Kamis, 14 Maret 2024

Bupati Sanjaya Apresiasi Semangat Masyarakat Tabanan Membangun Yadnya


Tabanan , Bali Kini 
- Wujudkan Visi Misi Kabupaten Tabanan yang Aman Unggul Madani dan berbagai bidang kehidupan, di bawah kepemimpinan Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya,S.E.,M.M, pemerintah Kabupaten Tabanan senantiasa mendukung dan mengayomi masyarakat dalam pelestarian adat, agama dan budaya. Dukungan ini tampak melalui kehadirannya dalam undangan upacara Melaspas dan Pasupati Ratu Ayu lan Medengen - dengen di Suci Puri Kediri pada Kamis (14/3).

Turut mendampingi Bupati Sanjaya siang itu, Tjokorda Anglurah Tabanan, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda, Inspektur Kabupaten Tabanan, Jajaran Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan, Kepala bagian dilingkungan Setda dan Camat Kediri. Juga hadir dan Ida Sulinggih, Jero Mangku Lanang Istri dan Pengempon Kahyangan Jagat di Wewidangan Kecamatan Kediri, Penglingsir Puri sejebag Tabanan, Jero Bendesa Adat Desa pekraman Kediri dan Kelian Adat dan Kelian Dinas se-Desa Kediri.

Upacara pemelaspasan yang jatuh pada Wraspati Kliwon Langkir tersebut dipuput oleh Ida Pedanda Putra Kekeran Duk Walaka, IB Sudarsana. Pelaksanaan yadnya ini merupakan hasil gotong-royong punia semeton Puri Kediri yang terdiri dari 49 KK Puri Kediri dan Pekandel yang kurang lebih berjumlah 100 KK, selain itu pelaksanaan upacara ini juga mendapatkan bantuan dari pihak-pihak lainnya.

Usai prosesi persembahyangan bersama yang berlangsung sakral Bupati Sanjaya melalui sambutannya sampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh semeton Puri Kediri yang semangat membangun yadnya dalam menjaga kelestarian Adat, Agama dan warisan budaya dengan melangsungkan upacara nangiang Ratu Ayu yang dalam waktu (ratusan tahun) belum pernah ketangiang oleh Puri Kediri.

“Apalagi yang tiang lihat dresta di Kabupaten Tabanan, dalam pelestarian adat agama dan Budaya Kuat sekali , Karena sosiologi masyarakat Tabanan ini adalah masyarakat agraris, yang banyak waktu dan urusannya dalam upakara dan upacara, terbukti ketika tiang ngupasaksi dalam upakara dan upacara di Kabupaten Tabanan ritatkala ngaben masal ini, hampir di desa adat, desa dinas,ring panti, ting soroh, ring kelan, begitu animo dan antusias ngamargiang yadnya, baik terkonsep dengan konsep gotong royong maupun yang lain-lain. Ini membuktikan bahwa kabupaten tabanan ini ngulat bhakti sareng ida Sang Hyang Widhi Wasa, lan sareng ida betara lelangit, niki perlu diberikan apresiasi yang sangat luar biasa”,Ujar Sanjaya.

Melalui momentum ini, kehadiran Sanjaya tidak hanya serta serta merta memberikan dukungan, namun juga selaku murdaning jagat untuk menyaksikan langsung upacara sakral untuk mewujudkan yadnya yang labdha karya dan sida sidaning don.  Pimpinan nomor satu di Kabupaten Tabanan tersebut menilai melalui upacara Nangiang Ratu Ayu yang dilaksanakan oleh Puri Kediri yang merupakan simbol dari kekuasaan, kemakmuran, kekuatan dan tempat memohon kerahayuan ini merupakan tanda-tanda akan simbol kekuasaan dan kekuatan Puri Kediri yang tumbuh kembali.

“Selaku Pemerintah Daerah mengupayakan bagaimana pelestarian adat agama dan budaya, mengayomi, meringankan beban masyarakat ketika masyarakat semangatnya sudah tinggi, meringankan peson-peson biaya, patutlah pemerintah hadir di tengah-tengah masyarakat, itulah tugas pemerintah. Bagaimana pemerintah dan masyarakat harus saling mengayomi yang diatas mengayomi yang di bawah yang bawah juga mengayomi yang diatas”, ujar politisi asal Dauh Pala tersebut.

Dalam kesempatan yang sama A.A. Ngurah Gede Panji Wisnu, selaku ketua panitia acara, sampaikan ucapan terima kasihnya kepada Bupati Sanjaya beserta jajaran selaku murdaning jagat atas dukungan yang telah diberikan dan kesediaannya hadir menyaksikan langsung jalannya upacara, pihaknya berharap agar upacara ini dapat berjalan dengan baik. Gede Panji sekaligus sampaikan apresiasinya kepada pimpinan nomor satu di Tabanan tersebut yang telah mendengarkan aspirasi masyarakat Kediri, Tabanan dengan mengembalikan simbol kejayaan masyarakat Kediri yakni, Patung Wisnu [rls]

Minggu, 10 Maret 2024

Bupati Jembrana hadiri Upacara Melasti di Pantai Pengambengan, Tekankan Toleransi


Jembrana , Bali Kini -
Jelang Hari Raya Nyepi umat hindu menggelar upacara Melasti ,termasuk  dikabupaten Jembrana.Pelaksanaan melasti diiikuti ribuan masyarakat hindu Jembrana dipusatkan dilima titik pantai dan pura segara masing masing kecamatan.

Tak terkecuali Bupati Jembrana I Nengah Tamba yang turut hadir bersama istri serta Wabup Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna,mengikuti prosesi melasti diPura Segara Pantai Pengambengan Kecamatan Negara , jumat ( 8/3).


Upacara diawali dengan persembhyangan bersama . Kemudian penyucian kelaut berbagai pratima dan pralingga oleh masing masing desa  adat. Sebelumnya , bupati bersama jajaran sempat menghaturkan upacara mulang pekelem ketengah laut.


" Hari melasti ini saya ikut prosesi upacara sekaligus melihat langsung keberagaman masing masing desa adat ,menyucikan ida betare serta sesuhunan masing masing. 

Astungkare  karena semangat mengemban tugas diadat, upacara hari ini lancar dan kompak," ucapnya.

Bupati juga menekankan,  kekompakan dalam beragama inilah yang diharapkan sehingga prosesi agama itu bisa tetap ajeg dan membawa berkah bagi semua.

" Senantiasa  rahayu dan  Ida Sanghyang Widi Wasa memberikan penganugerahaan keselamatan untuk kita semua," tuturnya.

Secara khusus Bupati mengingatkan pentingnya  Toleransi dan kerukunan ,mesti  dijunjung tinggi. Sikap itu dengan tidak terpancing provokasi yang memperkeruh suasana toleransi . Terlebih rangkaian hari raya beda agama  berdekatan.

 " Mari bantu saling toleransi yang tinggi, mogi-mogi semua masyarakat Jembrana memahami ini semuanya .

 Baik kita umat sedharma maupun umat-umat yang lain Jangan sampai ada memancing-mancing, semuanya guyub rahayu saling komunikasi yang baik, saling ngejot, saling mengucapkan rasa syukur, " kata Bupati Tamba.

Disisi lain menurut Ketua Majelis Desa Adat ( MDA )  Jembrana , I Nengah Subagia secara umum perayaan hari raya nyepi diawali upacara Melasti  ,kemudian yang kedua ada  tawur, ketiga sipeng, serta terakhir   ngembak. Berkaitan dengan pelaksanaan mekiis/ melasti hari ini  ,menurutnya  bisa terselenggara dengan baik karena  didukung dengan kehadiran umat di Segara Pengambengan.

" Jadi pada prinsipnya dengan diadakan setahun sekali ini kita sudah ada kordinasi dengan pihak desa dinas di Pengambengan.

 Berkaitan dengan toleransi  kerukunan sudah kita sesama umat melalui MKUB Kecamatan dan Kabupaten sudah dilaksanakan kordinasi yang baik. Mudah-mudahan dengan pelaksanaan serangkaian hari nyepi ini berjalan sesuai dengan harapan," terangnya .

Selaku pimpinan majelis desa adat , Subaga juga berharap tiap tahun kualitas perayaan hari raya Nyepi semakin berkualitas . Salah satunya melalui tata cara melaksanakan catur brata penyepian dengan sungguh sungguh.

Dijelaskannya, dengan melaksanakan catur brata penyepian dengan sungguh-sungguh artinya kita bisa  memaknai arti  pelaksanaan hari suci nyepi.

"  Jadi silakan laksanakan brata penyepian amati karya, amati geni, amati lelungan, amati lelanguan .

Jadi kalau sudah itu dilaksanakan dengan khusyuk ,semua umat sedharma termasuk juga umat yang tergabung dalam MKUB dapat berjalan sama-sama sehingga kerukunan bisa berjalan dengan baik," tegasnya .( Abhi/hum)

Kamis, 07 Maret 2024

TAWUR AGUNG KESANGA TABUH GENTUH DI KARANGASEM

Karangasem, Bali Kini - Ngelungsur Tirtha di 6 Pura Kahyangan Jaga Serangkaian dalam rangka upacara Tawur Agung Kesanga Tabuh Gentuh tahun baru Caka 1946 tahun 2024 yang digelar Desa Adat Karangasem (DAK), Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, buda pahing kuningan, (6/3/2024) pagi, sebanyak 25 orang pemangku yang bergabung kedalam organisasi Paiketan Pemangku “Jnana Siddhi” DAK ngayah ngelungsur tirtha ke 6 Pura Sad Kahyangan Jagat di wilayah Bali. Pura tersebut meliputi Pura Besakih, Karangasem, Pura Gunung Agung/Pasar Agung, Karangasem, Pura Ulun Danu, Bangli, Pura Andekasa, Karangasem, dan Pura Watu Karu, Tabanan. 

25 orang pemangku terbagi 6 kelompok, masing-masing 4-5 orang peserta. Masing-masing tirtha dimasukkan ke dalam wadah bumbung bambu dihias dan di stanakan di Pura Puseh Desa Adat Karangasem. Juga, bersamaan pada hari itu ngelungsur tirtha segara di segara Ujung, Desa Tumbu, Karangasem.

Kedatangan semua tirtha tersebut sampai di Pura Puseh dipendak dengan sarana banten pemendak dan segehan agung.

Dikatakan Jro Mangku Wayan Deresta, pemangku Pura Puseh desa setempat, keesokan pagi harinya wraspati pon kuningan (7/3/2024) digelar upacara mepepada wewalungan di tempat upacara lapangan Candra Bhuwana Amlapura, dipuput sulinggih Ida Pedanda Istri Oka dari Geria Pendem, Jalan Sultan Agung Amlapura, Kelurahan/Kecamatan Karangasem. Sedangkan, sore harinya, nuur Ida Bathara Kahyangan Desa, yakni Pura Puseh, Pura Bale Agung, Pura Dalem, Pura Buddha Ireng dan Pura Pemaksaan Bale Punduk Kaler. 

Lanjut Jro Mangku Wayan Deresta, pada saniscara kliwon kuningan (9/3/2024), sore mendatang, semua tirtha dari Kahyangan Jagat dan Kahyangan Desa tersebut dipundut menuju tempat pelaksanaan puncak upacara di Taman Budaya Candra Bhuwana Amlapura. 

Saat hari itu juga akan dilaksanakan rangkaian berbagai upacara meliputi ngiringang Bahatara Lingsir Bale Punduk, ngiringang Bhatara Kahyangan Tiga, Pura Jagatnatha Amlapura, nanceb Sunari di Sanggar Tawang, tempat caru, dan memben.

Puncak acara Tawur Agung Kesanga Tabuh Gentuh akan digelar dipusatkan di lapangan Candra Bhuwana Amlapura, dipuput dua orang sulinggih Siwa-Budha, Ida Pedanda Putu Cau dari Geria Cau, Kelurahan Karangasem dan Ida Pedanda Gede Sidemen dari Geria Taman Asri, Saren, Desa Budakeling, Bebandem. Sedangkan, Pedanda Tapini, Ida Pedanda Istri Keniten dari Geria Keniten, Kelurahan Karangasem. Kelengkapan puncak acara akan digelar berbagai pagelaran seni wayang, topeng dan rejang.

Wakil Bendesa Adat Karangasem yang juga Kepala Bagian Organisasi Sekretaris Daerah Kabupaten Kabupaten Karangaem, Cokorda Alit Surya Prabawa, S.STP, mengatakan, Desa Adat Karangasem mendapat kepercayaan dari Pemerintah Kabupaten Karangasem dengan bantuan dana hibah menyelenggarakan upacara Tawur Agung Kesanga Tabuh Gentuh tingkat Kabupaten tahun 2024. 

Terkait dengan pelaksanaan arak-arakan ogoh-ogoh dan hari suci Nyepi yang diperkirakan akan bersamaan dengan awal bulan Ramadhan, mantan Camat Karangasem mengimbau, agar masyarakat menjaga keamanan, keharmonisan dengan penuh toleransi.

Ditegaskan Cokorda Surya Prabawa, para peserta dan penggusung arak-arakan ogoh-ogah, agar tidak meminum minuman keras beralkhohol. Juga agar mengikuti arahan dari pecalang dan jaga baya baik rute yang akan dilalui ogoh-ogoh maupun ketertiban. (Komang Pasek Antara)

Selasa, 05 Maret 2024

Omed-Omedan Festival Kembali Digelar Tahun Ini


Denpasar , Bali Kini -
Sesetan Heritage Omed-Omedan Festival (SHOOF) 2024, rencananya akan digelar pada momentum Hari Ngembak Geni, pada Selasa, 12 Maret mendatang. Sejumlah acara akan digelar pada kesempatan itu, yakni kegiatan kesenian, pameran dokumenter, hingga nantinya akan dipuncaki dengan tradisi "Omed-Omedan", sebuah warisan leluhur, yang masih dilestarikan hingga kini. 

Demikian disampaikan pihak panitia saat SHOOF 2024 bertemu dalam sesi audiensi dengan Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, di Gedung DNA Lumintang, Selasa (5/3). 

Jro Kelian Adat Banjar Kaja, I Made Sudama, Lurah Sesetan Wisnu Wardana, dan beberapa tokoh lainnya yang hadir pada kesempatan itu, disampaikan Ketua Panitia, I Gede Sedana kegiatan nanti mengangkat tema 'Utsaha Jana Kerthi'.

"Rencananya akan dilaksanakan di depan  Banjar Kaja, Desa Sesetan. Seperti pada acara yang pernah digelar sebelumnya, di hari Ngembak Geni, yakni sehari pasca Hari Raya Nyepi 1946 Caka,"ungkap Sedana.

Lanjutnya akan ada beberapa kegiatan, yakni penampilan tari-tarian, musik, kuliner dan ada juga pameran dokumenter Omed-Omedan.

Diharapkannya pelaksanaan SHOOF 2024 dan juga tradisi Omed-omedan, akan mampu memberi warna bagi daya tarik wisata dan juga ekonomi kreatif di Kota Denpasar. 

“Kami meyakini omed-omedan ini juga memiliki nilai sakral, sehingga harus terus dilestarikan. Selain itu, kami berharap dapat

menumbuhkan kembangkan jiwa kewirausahaan menuju ekonomi kreatif serta meningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing ke Kota Denpasar," paparnya. 

Sementara itu, Wakil Walikota Denpasar, Agus Arya Wibawa menyambut baik penyelenggaraan kegiatan ini sebagai sebuah tradisi adat yang masih dilestarikan hingga kini. Sebagai salah satu warisan leluhur,  tradisi Omed-Omedan dinilainya memiliki daya tarik kebudayaan dan pariwisata di Kota Denpasar.jro/r5] 

Sabtu, 24 Februari 2024

Wawali Arya Wibawa Ingatkan Momentum Jaga Tri Hita Karana Berlandaskan Spirit Vasudhaiva Kutumbakam

Laporan Reporter : Esa / Gita


Denpasar, Bali Kini - Upacara Mecaru dan Pemlaspasan area pelinggih utama Pura Pasek Agung Tegal, Jalan Imam Bonjol, Denpasar digelar pada Sabtu (24/2), bertepatan dengan Rahina Purnama Kesanga.

 Upacara ini sekaligus menandai selesainya pembangunan area pelinggih utama yang telah dimulai sejak Oktober 2023 hingga rampung pada Januari 2024 lalu itu. 

Sejak pagi, nampak ramai dan antusiasnya krama (warga) serta seluruh pangempon Pura memadati area Pura dan mengikuti rangkaian acara. 

Turut hadir Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa bersama Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta. Hadir pula Ketua Harian PHDI Bali, I Nyoman Kenak, Perwakilan PHDI Kota Denpasar, Camat Denpasar Barat, Ida Bagus Made Purnawasara, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara, Bendesa Adat Desa Pakraman Denpasar, AA Ngurah Alit Wirakesuma dan undangan lainnya. 

Dalam kesempatan tersebut Wawali Arya Wibawa turut mengikuti salah satu prosesi yakni Mendem Pedagingan dan Ngunggah Daksina Linggih Ida Batara di Pelinggih Ratu Ayu Dalem Sakenan. Sementara, Bupati Badung Giri Prasta melakukan penandatanganan prasati bersama Yajmana Karya.



Ket. Foto : Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri Upacara Mecaru dan Mlaspas di Pura Pasek Agung Tegal, Denpasar, Rahina Purnama Kasanga, Sabtu (24/2)


Ditemui usai acara berlangsung, Wawali Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa  mengatakan, berjalannya berbagai kegiatan keagamaan di Kota Denpasar merupakan landasan penting kota berbudaya berlandaskan spirit Vasudhaiva Kutumbakam atau bergotong-royong. Rampungnya pembangunan Pura Pasek Agung Tegal ini, juga diharapkan akan dapat menjadi momentum bagi krama dan seluruh pengempon, untuk selalu menjaga keharmonisan sebagai implementasi Tri Hita Karana yang tegak lurus dengan semangat Vasudhaiva Kutumbakam" ungkap Wawali Arya Wibawa. 

Pada kesempatan yang sama, Bupati Badung, Giri Prasta mengemukakan, pelestarian adat, agama, tradisi, seni dan budaya, adalah pondasi kehidupan yang musti dijalankan untuk menjadikan kehidupan menjadi tertata.

"Karena jika semeton semua memiliki adat yang kuat berarti memiliki kehidupan yang kuat juga. Jika memiliki agama akan mendapatkan kehidupan yang tertata, jika memiliki seni akan mendapatkan kehidupan yang indah, dan jika memiliki tradisi dan budaya akan memiliki jati diri maka dari itu diharapkan semua ini dapat dilestarikan," ucap Bupati Badung Giri Prasta.

Sementara itu, perwakilan panitia, Wayan Sudarta menjelaskan upacara Mecaru dan Pemlaspasan Pura Pasek Agung Tegal ini, dipuput oleh Ida Pandita Mpu Daksa Merta Yoga Griya Agung Beraban, Ida Pandita Mpu Dhaksa Pramangga Yoga Griya Agung Tasik dan Ida Pandita Mpu Griya Kroya Sumerta. 

"Dapat kami Informasikan pula bahwa pangempon Pura Pasek Agung Tegal  ini berasal dari 58 Dadia Alit yang tersebar hampir di seluruh wilayah di pulau Bali. Semoga dengan rampungnya pembangunan Pura Pasek Agung Tegal ini dapat menaikkan nilai spiritual masyarakat dan seluruh Pangempon Pura kami serta meningkatkan Sradha Bhakti terhadap Ida Shang Hyang Widhi Wasa, Betara di Kawitan dan leluluhur kami sehingga dapat dituangkan dalam mendukung pemerintah Kota Denpasar menjalankan roda pemerintahan yang baik" ungkapnya. [r3]

Jumat, 23 Februari 2024

Upacara Pemelaspasan Tembok Penyengker Merajan Ageng Jero Beng Tabanan


Tabanan , Bali Kini 
- Wujud sinergi pemerintah dengan masyarakat, Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE, MM, dalam hal ini diwakili Sekda I Gede Susila, menghadiri Upacara Pemelaspasan Tembok Penyengker Merajan Ageng Jero Beng Tabanan, Banjar Lebah, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan, Kamis, (22/2). 

Kegiatan tersebut juga turut dihadiri oleh salah satu anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Inspektur dan Kepala OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, Camat dan unsur Forkopimcam Tabanan, Perbekel, Bendesa Adat, Penglingsir Puri serta undangan terkait lainnya. [rls]

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved