-->

Senin, 18 September 2017

Polisi Bersihkan ATM Dari Alat Skimming

(foto/polisi pantau pembersihan skimming atm )
Singaraja (balikini.net) - Terungkapnya aksi yang dilakukan dua warga Bulgaria di Automated Teller Machine (ATM) di Lovina, Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng disikapi serius Polsek Kota Singaraja dengan melakukan pembersihan pada sejumlah ATM.
Aksi skimming sebagai tindakan pencurian informasi kartu kredit atau debit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu kredit atau debit secara illegal yang diungkap Polsek Kota Singaraja dengan pelaku Boris Georgiev (43) dan Marian Bogidarof Serafinoff (41) menjadi perhatian serius Jajaran Polsek Kota Singaraja yang langsung menyasar seluruh lokasi Automated Teller Machine (ATM) di Singaraja untuk dilakukan pembersihan dan pemeriksaan.

Perbersihan dan pemeriksaan terhadap sejumlah ATM itu menyusul dari hasil pengeledahan yang dilakukan polisi di tempat penginapan kedua pelaku di sebuah hotel di Jalan Damai Lovina ditemukan sejumlah peralatan skimming.

Kapolsek Kota Singaraja, Kompol AA Wiranata Kusuma, Minggu (17/9/2017) mengatakan, setelah dilakukan penangkapan terhadap kedua warga negara asing dilakukan kordinasi dengan Tim Cyber Polda Bali dan kedua pelaku dijemput karena diduga merupakan jaringan pembobol ATM internasional.

“Kita langsung koordinasikan karena kedua pelaku ini merupakan target operasi Mabes dan Polda dan saat dilakukan pengeledahan juga kita temukan alat skimming yang masih belum terpasang termasuk sejumlah uang tunai sebesar 24 juta rupiah ada juga mata uang Malaysia dan euro, sehingga ini masih dilakukan pengembangan oleh Polda,” ungkap Wiranata.

Kapolsek Singaraja Wiranata Kusuma mengatakan, dengan ditemukan peralatan ganda tersebut pada pelaku disikapi dengan melakukan pembersihan dan pemeriksaan terhadap beberapa ATM di Singaraja bersama bank-bank terkait.

“Untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat, beberapa lokasi ATM langsung kita datangi dengan petugas bank di masing-masing ATM untuk mengecek kondisi ATM tersebut,” papar Wiranata.

Sebelumnya, bolak balik di sepanjang jalan di depan ATM di Kawasan Wisata Lovina dengan mobil DK 722 KQ hingga kemudian melakukan aksi didalam gerai ATM dengan menutup CCTV pada mesin ATM dan juga CCTV pada ruangan ATM, Boris Georgiev dan Marian Bogidarof Serafinoff, dua warga negara Bulgaria akhir pekan lalu ditangkap petugas ATM di Lovina bersama personil Polsek Kota Singaraja.

Dua warga Bulgaria itu dicurigai telah memasang alat skiming yakni berupa alat yang mencatat transaksi pada ATM bersama dengan kode kunci atau password, sehingga nantinya akan mudah untuk mengambil uang yang tersimpan pada rekening korbannya, bahkan saat dilakukan pengeledahan di tempatnya menginap pada sebuah hotel di Jalan Damai Lovina, polisi mengamankan sejumlah Kartu ATM, Buku Tabungan dan uang tunai sebesar 24 juta rupiah lebih.

Barang bukti yang diamankan dari tersangka Boris diantaranya satu alat skimming serta beberapa kartu ATM dari berbagai bank, alat komunikasi serta beberapa lembar pecahan uang tunai baik rupiah maupun mata uang asing. Sedangkan dari tersangka Marian didapati sebuah pisau lipat warna merah, dua passport milik keduanya, beberapa kartu ATM dan lembaran uang tunai baik rupiah maupun mata uang asing. (klik/r6)

Sabtu, 16 September 2017

Dua Warga Negara Bulgaria Tertangkap Tangan Setelah Bobol ATM di Kawasan Wisata Lovina,

Singaraja. (balikini.net ) - Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Kawasan Wisata Lovina, Sabtu (16/9/2017) dinihari menjadi sasaran aksi pembobolan yang dilakukan dua warga negara asing dari Bulgaria, bahkan ulah warga asing itu tertangkap tangan dan langsung dibawa ke Mapolsek Kota Singaraja.

Dua warga Negara Bulgaria yang diamankan itu diantaranya Paycen Rucevmob dan Cefaonmob Serafimob yang tertangkap tangan tengah menutup CCTV pada mesin ATM dan CCTV diruangan ATM tersebut mengunakan plester warna hitam.

Terungkapnya ulah dua warga asing itu berawal saat Komang Sumarsana (28) yang bekerja pada bagian ATM mendapatkan perintah dari pimpinannya untuk melakukan pengawasan di ATM yang berlokasi di Kawasan Wisata Lovina.

“Saya menerima perintah pada jam 14.00 wita  dari atasan disuruh ngecek dan stand by di ATM BNI Lovina karena diduga ATM tersebut sudah dipasangi alat. Selanjutnya pukul 15.00 wita sampai di lokasi ATM BNI Lovina dilanjutkan menunggu orang yang dicurigai melakukan pemasangan alat tersebut, nah pada jam 01.00 wita  ada dua orang asing masuk ke mesin ATM dan orang asing tersebut memasang Plester di CCTV mesin dan CCTV ruangan ATM,” ungkap Sumarsana saat didengarkan keterangannya oleh Polisi.

Akibat ulah yang dilakukan dua orang asing itu, Sumarsama bersama Putu Arnaya (35) Satpam pada BNI Singaraja langsung menangkap kedua pelaku dibantu sejumlah warga dan langsung dibawa ke Mapolsek Kota Singaraja.

Dari hasil pengeladahan yang dilakukan, polisi menemukan lakban warna Hitam yang disimpan pada tas pinggang dan diduga digunakan untuk menutup Kamera CCTV Mesin atm dan CCTV ruangan ATM, sebuah back chasing HP dan beberapa dokumen serta parsport, selain itu pada mesin ATM ditemukan alat yang terpasang diatas box mesin ATM, bahkan polisi kemudian melakukan penggeledahan di sebuah Villa di jalan Damai, Desa Kalibukbuk, Lecamatan Buleleng. (klik/sjr )

Jumat, 15 September 2017

Gubernur Pastika Tegaskan Destinasi Wisata Baru Harus Beda

Singaraja (balikini.net) - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengapresiasi pelaksanaan Lovina Festival 2017 yang dipusatkan di Pantai Lovina Buleleng. Pastika optimis acara ini mampu menjadi promosi wisata yang akan meningkatkan kunjungan wisatawan. “Dengan diselenggarakannya acara-acara seperti ini akan terus bisa meningkatkan kunjungan, sehingga secara perlahan dapat meningkatkan kesejahteraan kita,” kata Pastika sesaat usai menghadiri Pembukaan Lovina Festival 2017, Kamis (14/9).

Menurut Pastika, pemerintah harus terus berusaha keras untuk menambah destinasi wisata agar meningkatkan kunjungan wisatawan. “Agar Bali Utara mampu seperti Bali Selatan, memang perlu usaha keras, destinasi harus ditambah dan dibuat sesuatu yang lain dengan yang di selatan, itu yang harus kita pikirkan,” tegas Pastika.

Pihaknya menambahkan, perlu ada kreatifitas dari pemerintah khususnya Kabupaten Buleleng agar mampu bersaing harus menambah destinasi wisata yang berbeda, sehingga wisatawan akan memiliki banyak pilihan. Jangan sampai destinasi yang dibangun memiliki kesamaan dengan yang sudah ada di wilayah selatan. “Kalau sama tidak ada gunanya mereka kesini, jadi harus beda. Tergantung dari kreatifitas beliau-beliau ini,”ujarnya.

Sebelumnya, Lovina Festival 2017 yang dikemas menarik diharapkan bakal mampu menarik minat wisawatan asing berkunjung ke Kabupaten Buleleng. Rangkaian festival ini diawali dengan melepas ‘tukik’ (anak penyu) ke pantai oleh Gubernur Pastika didampingi Bupati Buleleng, Wakil Bupati Buleleng, dan Ketua BBPD Provinsi Bali. Kemudian dilanjutkan beberapa atraksi yang ditampilkan oleh delapan desa penyangga Lovina.

Lovina Festival 2017 kali ini mengambil tema ‘Enjoy the Difference”, dan akan dilaksanakan mulai tanggal 14 sampai dengan 18 September 2017. Selain itu juga diagendakan berbagai kegiatan diantaranya performa musik, berbagai joged/tarian, Lovina Colour Run, bondres, yoga dan kegiatan kesenian menarik lainnya.(pro/r6)

Rabu, 06 September 2017

Bali Akan Bangun Dunia Pendididkan Berbasis TI

Buleleng (balikini.net) - Guna mendukung program pendidikan pemerintah pusat yang mengembangkan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) sebagai perangkat belajar bagi peserta didik untuk mencapai kompetensi pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran dengan menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS), serta yang terpenting agar para siswa bisa mengikuti tuntutan perkembangan dunia pendidikan berbasis Teknologi Informasi (TI) sehingga dalam mengikuti pembelajaran tidak lagi terikat waktu dan ruang, Gubernur Bali Made Mangku Pastika berencana menerapkan sistem E-Learning pada sekolah-sekolah di Bali yang diawali dari tingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi. Guna mempercepat realisasi rencana tersebut, Gubernur Pastika menerima paparan dari Tim SMA Bali Mandara yang saat ini sudah menerapkan E-Learning, di ruang rapat Gubernur Bali, Rabu (6/9).

“Walaupun saya gaptek, tapi saya punya keinginan generasi muda saat ini tidak gaptek, setidaknya mereka bisa mengikuti tuntutan kemajuan pendidikan saat ini, maka dari itu saya berharap sistem ini bisa diterapkan di seluruh Bali, yang diawali dari SMA-SMA diperkotaan dulu yang SDM dan sarana prasarananya memadai,” cetus Pastika.

Lebih jauh, Gubernur Pastika menyatakan dengan sistem pelajaran E-Learning banyak hal yang akan bisa dihemat, terutama terkait waktu dan biaya. “Dengan sistem ini kerja para guru akan semakin cepat, para siswa bisa mengikuti pelajaran maupun mengerjakan latihan dari guru dimanapun mereka berada dan mengurangi pemakaian kertas ataupun alat tulis lainnya, tentu penghematan yang dihasilkan akan sangat besar,” imbuh Pastika seraya menjelaskan pembangunan sistem pendidikan yang mengedepankan TI tidak akan mengabaikan pendidikan yang membangun fisik, mental, dan pembelajaran sosial spiritual  para siswa.

Melihat banyaknya kelebihan sistem pembelajaran E-Learning, Gubernur Pastika pun berharap sistem tersebut bisa diterapkan pada sistem pendidikan pelatihan jajaran Aparatur Sipil Negara maupun pada seleksi pejabat eselon IV, III, dan II. “Dengan sistem ini tentu kita bisa menerapkannya pada seleksi para pejabat eselon, dengan uji kompetensi ini, tentu para pejabat yang terpilih pun kualitasnya akan bagus,” tutur Pastika.

Paparan dari Tim SMA Bali Mandara yang kala itu diwakili Made Rustiana menyampaikan sistem pendidikan E-learning yang diterapkan di SMA Bali Mandara sudah dimulai dari tahun 2015 dengan tetap mengacu pada SKS berdasarkan SOP guna mendapatkan output berupa penilaian akhir dari para siswa. Dalam penerapannya, para siswa memiliki Kartu Rencana Studi (KRS) masing-masing UKBM yang tertuang dalam aplikasi, dari sanalah bisa diketahui kualitas para siswa baik yang perkembangannya lambat, sedang, maupun cepat. Bagi siswa yang memiliki kemampuan lebih pun memiliki peluang mempercepat menyelesaikan UKBMnya, karena sekolah yang memberikan target 4 UKBM per semester, bisa diambil lebih hingga 8 UKBM bagi para siswa yang merasa mampu, dan hasil penilaian sifatnya menjadi tabungan nilai.

Berdasarkan kelebihan ini, Ia pun menyatakan kedepan sistem pendidikan ini bisa dikemas dalam bentuk digital berupa aplikasi di Operating System (OS) handphone (HP) seperti android dan OS lainnya, sehingga para bisa mengikuti pelajaran baik mengerjakan tugas  maupun konsultasi pelajaran lewat HP. Guna memperlancar dan mendukung penerapan sistem pendidikan ini, Ia berharap pemerintah bisa menyiapkan Sumber Daya Manusia dan sarana prasarana yang memadai. Ditambahkan Kadek Darsika Aryanta, selaku pemapar teknis menyampaikan dalam sistem pendidikan E-Learning tersebut tercantum secara detail rekam jejak evaluasi para siswa, karena para guru bisa memuat soal latihan untuk siswanya dan para siswa bisa mengerjakannya dalam sistem tersebut, sehingga pemeriksaan dan hasil penilaian pun langsung bisa dicantumkan. Senada dengan Gubernur Pastika, Ia pun menyampaikan banyak keuntungan yang dimiliki sistem tersebut seperti menghemat waktu para guru, meningkatkan hasil belajar para siswa, pembelajaran yang menyenangkan dengan tampilan menarik.

Gubernur Pastika pada kesempatan tersebut turut didampingi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali TIA Kusumawardhani, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Bali IB Sedhawa, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Bali I Ketut Rochineng, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali  I Dewa Gede Mahendra Putra, dan Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik I Nyoman Sujaya, serta Tim SMA Bali Mandara dipimpin Kepala Sekolah SMA Bali Mandara I Nyoman Darta.(pro/r6)

 

Minggu, 03 September 2017

Dua Penggali Batu Tertimbun Longsor, Satu Meninggal

Tejakula (balikini.net) -  Musibah longsor yang menelan satu korban jiwa di Dusun Alapsari, Desa Pacung Kecamatan Tejakula, Minggu (3/9/2017) berawal dari, tiga orang warga Desa Pacung, diantaranya Ketut Sutarsana, Komang Kardiasa, dan Nengah Bangkit, sedang melakukan aktivitas mencari batu pilah memakai alat linggis, betel dan palu, di tanah yang seluas dua hektar milik Ketut Mandra yang dikontrakan oleh Komang Supariasa warga Desa Pacung.

Berdasarkan informasi dan data yang dikumpulkan menyebutkan, musibah itu terjadi saat ketiganya kembali bekerja usai beristirahat untuk mengumpulkan batu-batu pilah, saat itu Sutarsana dan Kardiasa sedang berada di tengah-tengah lokasi penggalian batu. Sedangkan, Bangkit mengangkut batu pilah hasil galian ke lokasi lainnya. Saat Bangkit baru saja berjalan keluar lokasi galian, tiba-tiba terjadi longsor di lokasi pencarian batu, langkah pertolongan dilakukan dengan memanggil warga yang bersama-sama berupaya melakukan evakuasi, namun kondisi korban terjepit diantara bebatuan.

“Hanya teman saya yang Kardiasa masih bisa berkomunikasi saat itu, tapi dia masih di dalam karena tertimbun bebatuan saat itu,” ujar Nengah Bangkit yang baru satu tahun bekerja di lokasi penggalian batu itu.

Warga yang mendengar kejadian itu, langsung menuju ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi terhadap kedua korban yang tertimbun. Butuh waktu yang cukup lama untuk warga bisa mengevakuasi korban yang tertimbun bebatuan dengan alat seadanya dibantu oleh aparat terkait. “Saya selamat, karena saat itu saya sedang memikul batu pilah dipindahkan keluar, setelah baru keluar dari tempat pencarian batu pilah ada dua meter, batu tebing diatas langsung longsor,” ungkap Bangkit.

Sutarsana tewas di lokasi saat terjadi longsor, karena terjepit bebatuan besar dan membuat badannya remuk mulai dari dada hingga kaki. Warga pun masih berupaya untuk bisa mengeluarkan korban yang masih hidup dan korban yang meninggal dunia, melibatkan petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng.

Bahkan untuk mengevakuasi korban, batu-batu yang menimbun pun harus dipotong, agar memudahkan petugas BPBD dan warga mengeluarkan korban dari dalam timbunan longsor. “Kendala itu batu besar dan batu pilah banyak. Sekarang yang mati itu, kemungkinan nanti jam 12 malam baru bisa karena posisi korban dibawah dan terjepit dari dada ke bawah,” ujar salah seorang warga setempat ikut mengevakuasi, Nengah Wastima.

Sementara Sekretaris BPBD Buleleng, Ketut Susila mengatakan, medan di lokasi longsor memang cukup berat. Sehingga, dari BPBD Buleleng tidak bisa memasukan alat berat ke lokasi longsor, yang akhirnya membuat proses evakuasi terkendala. Karena kendala itu, kata dia, BPBD Buleleng langsung menghubungi Basarnas karena lokasi longsor ada korban jiwa.

“Kondisi tebing tinggi dan medannya berat. Kami sudah mengevakuasi yang selamat, sekarang sudah dibawa ke rumah sakit. Yang satu warga meninggal masih menunggu hasil survey dan kajian Basarnas. Basarnas sudah kesini, hari ini bisa dievakuasi tapi tergantung hasil kajian dari Basarnas. Sekarang ini, kami masih berupaya mengevakuasi korban yang meninggal,” jelas Susila.

Hingga saat ini, korban Kardiasa yang kondisinua masih hidup usai tertimbun batu sudah berhasil dievakuasi dan selanjutnya dibawa ke RSUD Buleleng untuk mendapatkan perawatan medis karena mengalami patah tulang dan luka luka. Sedangkan korban yang meninggal dunia masih dievakuasi bersama BNPB, anggota Polsek Tejakula dan dibantu warga setempat. (KLIK.S -as )

Senin, 28 Agustus 2017

Wagub Sudikerta Apresiasi Pelaksanaan Ngaben Sadaya di Desa Pakraman Bukti

Buleleng (balikini.net) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengapresiasi pelaksanaan Ngaben Sadaya (Massal) III Tahun 2017 di Desa Pakraman Bukti, Kubutambahan, Buleleng. Menurut Sudikerta, pelaksanaan upacara yang dilaksanakan secara bersama atau gotong royong akan meringankan beban masyarakat dalam melaksanakan yadnya.

“Upacara agama yang dilaksanakan secara massal sangat positif manfaatnya mengingat diselenggarakan secara gotong royong oleh warga dan biaya yang dikeluarkan pastinya akan lebih murah namun tidak mengurangi nilai dan maknanya. Seperti halnya yang dilaksanakan oleh Masyarakat Desa Pakraman Bukti ini,” kata Sudikerta, Senin (28/8).

Ditambahkan Sudikerta, ngaben massal merupakan Yadnya atau ritual yang dilakukan untuk menghaturkan upacara kepada leluhur dimana tujuannya untuk memproses kembalinya Panca Mahabhuta di alam besar ini dan mengantarkan Atma (Roh) ke alam Pitra dengan memutuskan keterikatannya dengan badan duniawi itu, sehingga pelaksanaan Ngaben jangan sampai membebani.

Sudikerta yang dalam kesempatan tersebut didampingi Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gusti Agung Ngurah Sudarsana menambahkan pelaksanaan upacara Ngaben dan rangkaiannya bagi arwah leluhur merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali. Hal tersebut sebagai bentuk bhakti, penghormatan dan membayar utang sebagai anak yang telah dibesarkan oleh para leluhur sesuai ajaran Tri Rna.

“Kami harapkan masyarakat Bali secara luas untuk terus beryadnya secara tulus iklas, tanpa harus mengutamakan gengsi yang berlebihan. Sehingga tidak akan memunculkan persaingan individual dalam tingkat bebantenan (sesajen), termasuk dalam melaksanakan upacara pengabenan,” katanya.

Sementara itu, Ketua panitia Ngaben Sadaya III Tahun 2017 Made Selamat dalam laporannya mengatakan jika ngaben Sadaya atau massal di Desa Pakraman Bukti sendiri dilaksanakan setiap 10 tahun. Untuk tahun ini, Ngaben Sadaya III diikuti 17 Dadia dengan jumlah Sawa sebanyak 81 dimana masing-masing Sawa dikenakan urunan 3 juta.(pro/r7)

Wagub Sudikerta "Perkirakan" Minggu Depan Izin Penlok Diterbitkan Pusat

Rencana Pembangunan Bandara di Buleleng Kian Terang - Wagub Sudikerta "Perkirakan" Minggu Depan Izin Penlok Diterbitkan Pusat

Buleleng (balikini.net ) - PT. BIBU Panji Sakti selaku pemrakarsa pembangunan Bandara Internasional Buleleng (BIB) atau North Bali International Airport (NBIA) di laut lepas wilayah Kecamatan Kubutambahan dengan mengapung (offshore) menggandeng AKC Kanada, benar-benar menunjukan keseriusannya. Keseriusan kali ini, ditunjukan dengan digelarnya upacara nuasen dan mulang pakelem di depan Pura Puseh Panegil Dharma Penyusuhan.

Dalam upacara ini, tampak sejumlah petinggi di Provinsi Bali hadir. Mereka diantaranya, Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, dan Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama serta sejumlah anggoa DPRD Buleleng seperti Nyoman Gede Wandira Adi dan Putu Tirtha Adnyana. Hadir juga Klian Desa Adat Pakraman Kubutambahan, Jro Pasek Ketut Warkadea beserta jajarannya.

Ribuan warga krama Desa Pakrama Kubutambahan pun antusias mengikuti upacara tersebut. Meski ombak lumayan besar, namun tidak mengurangi niat dan semangat Wagub Sudikerta ikut ke tengah laut menenggelamkan seekor kambing warna hitam, sebagai ritual dalam upacara mulang pakelem ini.

Sikap serius dari PT. BIBU ini pun direspon positif masyarakat sekitar. Masyarakat hingga pejabat mendukung pembangunan bandara di Buleleng tepatnya di wilayah Kubutambahan, agar dilakukan secepatnya dengan izin pusat, yang tentunya wilayah pembangunan bandara dinilai lebih cocok berada di kawasan laut. Dengan di laut, tentu akan membawa dampak positif bagi aktivitas masyarakat di daratan.

"Kami selaku dari prajuru adat, tentu mendukung rencana pembangunan bandara di wilayah Kubutambahan. Ya, dengan di laut tentu ada dampak positif bagi masyarakat. Dan tanah-tanah di daratan, tentu harganya akan naik dan jelas menguntungkan masyarakat kami di Kubutambahan," ujar Jro Warkadea, usai acara pakelem.

Dukungan terhadap pembangunan bandara Buleleng di laut, disampaikan oleh Ketua DPRD Bali, Adi Wiryatama. Ayah kandung dari Bupati Tabanan, Eka Wiryastuti mengatakan, secara kajian tekhnologi pembangunan bandara lebih cocok di laut. Sebab jika memakai lahan daratan, tentu akan memerlukan waktu cukup lama. Terlebih ada pembebasan lahan yang sangat luas, sehingga akan berdampak negatif terhadap keberadaan pura-pura di Kubutambahan.

"Kalau bisa tekhnologinya di laut. Ini patut didukung, terhadap swasta atau pemodal yang datang duluan dan sudah ada actionnya," ujar Adi Wiryatama yang juga politisi senior PDIP Bali dan juga mantan Bupati Tabanan ini.

Terlepas dukungan bandara di laut, Adi menegaskan, selama ini banyak pejabat yang berbicara pembangunan di Bali yang tidak seimbang antara selatan dan utara. Namun Adi menyebutkan, selama ini pembicaraan tersebut hanya sekedar wacana-wacana tanpa ada action untuk mencari jalan keluar. Sehingga, Adi pun meminta, semua komponen mendukung rencana pembangunan bandara ini.

"Mari kita dukung. Saya harapkan, pusat segera menunjukan komitmen, bahwa Bali itu sudah krodit di selatan dan perlu jalan keluar. Sehingga, air port di Bali utara ini bisa terwujud karena sangat diperlukan," tegas Adi Wiryatama.

Presiden Direktur PT. BIBU, Made Mangku menjelaskan, kegiatan upacara nuasen dan mulang pakelem dilakukan, untuk memohon petunjuk kepada tuhan agar secepatnya diberikan izin penlok. Mengingat, pembangunan bandara di Buleleng sangat dinanti masyarakat Buleleng, Bali, guna menyeimbangkan pembangunan di Bali. "Ini sebagai bukti keseriusan kami, kami tunjukan bahwa kami serius membangun bandara demi pembangunan di Bali dan Buleleng pada khususnya," jelas Made Mangku.

Sementara itu Wagub Sudikerta mengatakan, pihaknya selaku pejabat di Bali sudah melakukan koordinasi dengan Kementrian Perhubungan (Kemenhub) RI, terkait izin penlok. Hasilnya, kata dia, secepatnya izin penlok akan diterbitkan oleh Kemenhub RI untuk pembangunan bandara di Buleleng. "Perkiraan minggu-minggu ini, karena pak Menteri bilang satu atau dua minggu waktu itu. Berarti, minggu ini," kata Sudikerta.

Sudikerta pun mengapresiasi, langkah awal PT. BIBU untuk pembangunan bandara dengan menunjukan keseriusan dari PT. BIBU selaku pemodal melakukan upacara pakelem, meski penlok belum turun. "Ini kan konsepnya di laut dengan terapung, tidak reklamasi. Ini sudah menunjukan jati diri dengan melakukan langkah awal sebagai komitmen. Tentu segera harus diputuskan Kementrian, jangan menunggu yang tidak jelas atau yang tidak pasti," pungkas Sudikerta.(jul/r7)


Jumat, 11 Agustus 2017

Perjuangkan Pariwisata Wanagiri Mencuat dalam Rapat Paripurna DPRD Bali

Denpasar (balikini.net) - Perjuangan untuk mendukung pengembangan kawasan pariwisata di Desa Wanagiri, Buleleng dan desa-desa lainnya di Bali, disuarakan fraksi partai Golkar DPRD Bali dalam pandangan umumnya pada rapat paripurna DPRD Bali, Jumat (11/8).

Untuk diketahui, kawasan desa Wanagiri memiliki potensi yang besar sebagai destinasi wisata. Saat ini, kawasan tersebut banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara. destinasi wisata di Desa Wanagiri, di antaranya view danau Tamblingan dan Buyan ke arah selatan, view kota Singaraja dan laut ke arah utara, agrowisata, tracking, dan sekarang yang sedang berkembang pesat yakni wisata selfie. Di sana juga terdapat kawasan konservasi dengan berbagai jenis tumbuhan cemara langka.
Namun pengembangan dan penataan kawasan destinasi wisata itu belum diatur secara baik.

 
Dalam pandangan umum fraksi Golkar yang dibacakan oleh I Nyoman Wirya menyebutkan, dalam rangka mendukung pengembangan potensi destinasi wisata di Desa Wanagiri dan desa-desa lainnya di Bali, perlu dikembangkan sebagai kawasan pariwisata. Karena itu agar kawasan wisata itu bisa ditata lebih awal, pihaknya meminta Pemprov Bali untuk membantu menyusun masterplan kawasan-kawasan tersebut, dengan bekerjasama dengan kabupaten/kota, dan diikuti oleh dukungan regulasi.(am/r7)


Senin, 07 Agustus 2017

PSI Buleleng Kunjungi KPU Buleleng

Singaraja (Balikini.net) - Partai Solidaritas Indonesia Dewan Pimpinan Daerah Buleleng (DPD PSI Buleleng) melakukan audiensi dengan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Buleleng, Senin (6/8). Sebagai partai politik baru yang akan mengikuti proses verifikasi sebagai peserta pemilu tahun 2019, PSI Buleleng bermaksud meminta arahan dan info terkait verifikasi KPU dan proses pemilu. “Kami berharap dapat diberikan arahan oleh KPU sebagai pihak penyelenggara. Karena kami masih harus banyak belajar mengenai proses pemilu. Mengingat semua pengurus adalah anak muda.” ungkap Komang Subrata Jaya, Ketua DPD PSI Buleleng. Selain mengenai verifikasi KPU, pada kesempatan itu rombongan PSI juga meminta informasi mengenai pembagian kursi, dapil, syarat pencalonan dan beberapa hal terkait pemilu 2019 nanti.
Komang Subrata menegaskan pihaknya telah siap secara administrasi untuk menghadapi proses verifikasi KPU Jika mengacu pada UU No. 8 tahun 2012. “Persiapan administrasi kami jika mengacu pada UU No. 8 tahun 2012, saat ini sudah selesai. Kami siap untuk mengikuti proses verifikasi pemilu,” imbuh Subrata. Sementara menunggu hasil UU pemilu disahkan, PSI Buleleng berharap KPU dapat memberikan sharing dari pengalaman verifikasi Partai Politik yang sebelumnya telah dilakukan. “Mungkin saat ini, kami harap KPU dapat membimbing kami dan memberikan gambaran mengenai proses verifikasi Partai Politik pada Pemilu sebelumnya baik tahun 2019 atau 2014.” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua KPU Buleleng, Gede Suardana menegaskan bahwa pihaknya belum mengetahui mekanisme secara teknis mengingat belum disahkannya UU Pemilu tahun 2019. “Untuk saaat ini kami belum bisa memberikan gambaran yang detail. Karena kebijakan sepenuhnya ada di KPU RI. Untuk KPU Provinsi Bali merupakan fasilitator (supervisi) dan KPU Kabupaten Buleleng sebagai pelaksananya. Sementara gambarannya, mekanisme pelaksanaan Verifikasi Faktual akan lebih banyak dilakukan di Kabupaten,” ungkapnya.
    Gede Suardana yang di damping oleh Divisi Logistik, Divisi Data dan Divisi Sosialisasi menerima Audiensi PSI di Ruang Sipol Kantor KPU Buleleng. Dalam pertemuan tersebut, Masing-masing Divisi menuturkan mengenai pengalaman proses verifikasi pada tahun tahun sebelumnya. Gede Suardana berharap, pihak partai politik tetap melakukan koordinasi terkait pengembangan informasi UU Pemilu tahun 2019. “Sambil menunggu proses di pusat, mungkin PSI dapat mempersiapkan dan mematangkan segala persyaratannya serta tetap berkoordinasi dengan kami,” lanjutnya. (ser)


Senin, 08 Mei 2017

Tekad Sekolah Tinggi, Gubernur Pastika Beri Perhatian Khusus Kepada Ketut Sugiantara

Balikini.Net -Keinginan untuk mengenyam pendidikan yang begitu besar dari Ketut Sugiantara (11) meski jarak cukup jauh dari rumahnya diatas bukit di Dusun Kajakauh, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Buleleng, mendapat perhatian langsung dari Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Secara khusus, Orang nomor Satu di Provinsi Bali tersebut, mengutus tim Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali untuk meninjau dan menyerahkan bantuan sementara kepada Ketut Sugiantara Senin (08/5).

Ketut yang kini duduk dibangku kelas 4 di SDN 4 Sudaji tersebut setiap hari harus berjalan kaki sejauh 4 KM dengan ditempuhnya selama 1 jam bersama sang adik Gede Ariawan (8) yang kini duduk dikelas 2 di sekolah yang sama. Dituturkan Ketut, dirinya berangkat dari rumah sekitar pukul 06.30 pagi dengan melewati jalan berbatu yang cukup jauh dan hanya bisa dilewati dengan jalan kaki.

"Jam Setengah Tujuh pagi sudah berangkat sama adik, jam Setengah Delapan sampai di Sekolah. Setiap hari saya jalani seperti itu, hanya bisa jalan kaki," cerita Ketut yang ditemui di Sekolahnya.

Meski jarak dari rumahnya ke Sekolah cukup jauh ditambah hanya bisa dengan jalan kaki dan harus melewati perbukitan, hutan dan kebun, tak menyurutkan semangat anak ke Empat dari pasangan Gede Mertayasa (40) dan Ketut Sri (35) tersebut untuk bisa menimba ilmu. Menurut Ketut, dirinya memiliki cita-cita ingin menjadi seorang Chef kelak nanti.

"Jika sudah besar nanti, Saya ingin pintar masak (Chef-red). Sekarang saya harus giat belajar, agar bisa mewujudkannya," ujar Ketut.

Kedua Orangtua Ketut kesehariannya hanya sebagai petani, diceritakan Ketut sepulang sekolah dirinya juga ikut membantu sang Ayah untuk mencari rumput sebagai pakan ternak Sapi yang dipelihara Orangtuanya. Menurut Ketut, hal tersebut dilakukan agar bisa membantu mengurangi beban Orangtuanya.

"Kalau pulang sekolah, saya bantu Bapak untuk mencari rumput buat makan Sapi," tuturnya.

Hal tersebut dibenarkan oleh sang Ayah Gede Mertayasa yang mengatakan jika Ketut memang sangat mandiri. Untuk sekolah, ia hanya berdua dengan adiknya saja berjalan kaki ke sekolah. Meski kadang bersamaan dengan sang Ibu yang hendak ke pasar.

"Ya, Ketut memang setiap hari berjalan kaki dari rumah kesini (Sekolah-red) yang jaraknya cukup jauh bersama adiknya. Dia, anaknya memang mandiri dan biasa bantu-bantu saya juga," ungkap Mertayasa.

Ditambahkan Mertayasa, sebenarnya ada keluarga yang rumahnya dekat dengan Sekolah. Namun Ketut tidak mau tinggal disana dengan alasan tidak betah.

"Sebenarnya ada neneknya yang dekat dari Sekolah, biasanya pulang sekolah Ketut dan Adiknya kesana dulu mampir untuk makan. Pernah Saya suruh tinggal disana agar jaraknya dekat, namun Ketut tidak betah," jelasnya.

Diceritakan Mertayasa, tanah yang ia tempati saat ini bersama keluarganya merupakan tanah milik orang lain. Dirinya tinggal disana sebagai penggarap. Untuk itu, ia berharap mendapat perhatian dan bantuan dari Pemerintah. Terlebih bantuan kepada anak-anaknya agar bisa terus bisa melanjutkan pendidikannya.

"Saya tinggal disana sebagai penggarap, tanah itu milik orang lain. Saya berharap dapat perhatian dari Pemerintah, terpenting bantuan kepada anak-anak saya agar bisa terus bersekolah," imbuhnya.

Tak lupa, dalam kesempatan tersebut ia juga mengucapkan terimakasih kepada Gubernur Bali yang telah memberikan perhatian kepada anaknya. Hal senada juga disampaikan Kaur Kesra Desa Sudaji Ni Luh Dinasti (37) yang turut mendampingi tim.

"Terimakasih untuk Pemerintah Provinsi Bali dalam hal ini Pak Gubernur yang telah membantu salah satu dari warga kami, memang benar jika Ketut Sugiantara dari keluarga kurang mampu. Saya berharap agar selanjutnya ada tindak lanjutnya lagi," ujar Luh Dinasti. [PRO/R7]

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved