-->

Senin, 24 Oktober 2022

Karya Tawur Agung Nilapati Pura Batur Puncak Sari Banjar Pengukuh Desa Peguyangan Kangin

 Walikota Jaya Negara Ngayah Nopeng

Denpasar, Bali Kini - Bertepatan dengan Soma Pon Sinta, Walikota Denpasar, IGN. Jaya Negara Ngayah Mesolah Topeng Arsa Wijaya serangkaian Karya Tawur Agung Nilapati, Ngenteg Linggih dan Padudusan Agung Menawa Ratna, Nyurud Ayu serta  Metatah di Pura Batur Puncak Sari, Banjar Pengukuh Peraupan Desa Peguyangan Kangin, Senin (24/10).



Sebelum upacara, di awali dengan  alunanSelonding, Gong Bheri tarian Rejang Dewa, Wayang Lemah, Topeng Keras, Topeng Tua, Topeng Penasar, Topeng Arsa Wijaya, dan Topeng Sidakarya.


Walikota Jaya Negara  mengatakan, pelaksanaan Puncak Karya Tawur Agung Nilapati Ngenteg Linggih dan Padudusan Agung Menawa Ratna , Nyurud Ayu serta Metatah di Pura Batur Puncak Sari, Banjar Pengukuh Peraupan Desa Peguyangan Kangin ini adalah salah satu bentuk untuk  meningkatkan sradha bhakti  umat Hindu Kepada Ida SangHyang Widi Wasa. Apalagi di komunitas masyarakat seperti Banjar, perlu diapresiasi  bagaimana membangun sradha bhakti masyarakat melalui upakara yang dilaksanakan.


“Mengenai pelaksanaannya yang berjalan dengan semangat bergotong royong yang dilandasi spirit Vasudaiva Kutumbakam, Pemkot Denpasar apresiasi di mana muncul kemandirian dan kesadaran masyarakat sehingga manfaat yang kita peroleh dalam penyelenggaraan upacara keagamaan yang dikenal dengan istilah Tri Guna Karya serta Satwika Karya dapat kita peroleh dengan baik” kata Jaya Negara.


Walikota Jaya Negara juga mengharapkan setelah dilaksanakannya Upacara Karya Tawur Agung Nilapati Ngenteg Linggih dan Padudusan Agung Menawa Ratna, Nyurud Ayu dan Metatah di Pura Batur Puncak Sari, Banjar Pengukuh Peraupan Desa Peguyangan Kangin ini seluruh umat terutama penyungsung dan pengempon dapat terus meningkatkan sradha dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.


“Tentu pelaksanaan Yadnya ini sebagai sarana peningkatan nilai spiritual sebagai umat beragama. Kami berharap kedepan upacara Yadnya ini dapat memberikan energi positif yang dapat memancarkan hal positif bagi umat serta menetralisir hal- hal negatif dilingkungan desa setempat,” katanya.


Manggala Karya, I Ketut Nurjana mengatakan upacara ini di gelar karena telah rampungya pamugaran Pura Batur Puncak Sari secara keseluruhan. Dimana upacara sudah di mulai sejak 25 September 2022 lalu dengan matur piuning nanceb tetaring. Dan pada hari ini 24 Oktober 2022 merupakan puncak karya.


“Kami sangat berterimakasih dengan hadirnya Bapak Walikota IGN Jaya Negara, sekaligus memberikan punia dan menandatangani  prasasti pura. Dengan berlangsungnya upacara ini ke depannya dapat merubah pola pikir masyarakat, bahwa semua tempat yang kita sucikan itu harus dan wajib dijaga, baik keindahan  kebersihan maupun kesuciannya,” katanya.


Ketut Nurjana menambahkan upacara serta persembahyangan ini dipuput Ida Pandita Mpu Yoga Daksana Pramitha dari Griya Batur Sari Peraupan. (ays/r3)

Kamis, 04 November 2021

Wali Kota Jaya Negara Tangkil Dalam Upacara Padudusan di Pura Luhur Dalem Mutering


 Teks Foto : Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua DPRD Denpasar, I Gusti Ngurah Gede menghadiri Upacara Pedudusan Alit, Pura Luhur Dalem Mutering Jagat Desa Adat Kesiman, Kamis (4/10).


Denpasar ,Bali Kini - Upacara Pedudusan Alit digelar di Pura Luhur Dalem Mutering Jagat, Desa Adat Kesiman yang bertepatan dengan Rahinan Sugihan Jawa, Tilem Sasih Kalima, Kamis (4/10). Pelaksanaan upacara digelar dengan disiplin prokes yang ketat dan tampak kehadiran warga masyarakat desa setempat melaksanakn persembahyangan.


Tampak hadir pada pelaksanaan upacara Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua DPRD Denpasar, I Gusti Ngurah Gede. Dalam kehadiran tersebut Jaya Negara berbaur dengan masyarakat desa setempat melaksanakan persembahyangan bersama yang dipuput Ida Pedanda Gede Putra Bajing, dari Griya Tegal Jingga, Desa Sumerta Kaja, Denpasar Timur. Tampak hadir pula Camat Denpasar Timur Wayan Herman, Bendesa Adat Kesiman Jero Mangku Ketut Wisna dan tokoh masyarakat desa setempat.


Wali Kota Jaya Negara didampingi Kabag Kesra Setda Denpasar, Made Raka Purwantara disela-sela menghadiri pelaksanaan upacara Pedudusan Alit pura setempat mengharapkan kepada masyarakat untuk selalu disiplin menerapkan  prokes dalam melindungi diri dan sesama. Terlebih dalam pelaksanaan upacara agama yang saat ini dilaksananakan di Pura Luhur Dalem Mutering Jagat Desa Adat Kesiman yang telah melaksnakan disiplin prokes. “Semoga dengan pelaksanaan upacara ini harapan kita bersama Ida Sang Hyang Widi Wasa dapat memberikan berkah kepada kita semua dan kerahayuan jagat dalam siatuasi pandemi saat ini,” kata Jaya Negara  sembari mengucapkan Selamat Hari Suci Galungan 10 Nopemberi 2021 dan Hari Suci Kuningan pada 20 Nopember. Momentum ini hendaknya dimanfaatkan masyarakat khususnya umat Hindu untuk menjadikan Hari Suci Galungan dan Kuningan untuk senantiasa selalu meningkatkan srada bhakti kehadapan Ida Shang Hyang Widi Wasa.


Sementara Ketua Panitia Pelaksaan Upacara Pedudusan Alit Pura Luhur Dalem Mutering Jagat Kesiman, Made Kartika menyampaikan pelaksanaan Upacara Pedudusan Alit dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Hal ini sekaligus disertai dengan upacara Penuwuran Mangku Prakulit, sebagai pendukung dalam pelaksanaan setiap upacara keagamaan di pura yang ada. “Upacara yang dilaksankan kali ini sudah dilaksnakan sejak tanggal 25 Oktober dari upacara matur piuning hingga pada puncak karya saat ini dilaksananakan Upacara Pedudusan Alit, dan penuwuran pemangku sebanyak 30 orang dari pemangku pengiring dari pura pengerob di Pura Dalem Mutering Jagat Kesiman,” ujarnya.


Lebih lanjut disampaikan 31 Banjar Adat di Desa Adat Kesiman yang menjadi pengempon Pura Luhur Dalem Mutering Jagat, dan Upacara Pedudsan Alit ini didukung penuh Bendesa Adat Kesiman. “Kami selaku panitia juga mencoba untuk meminimalisir penggunaan sampah plastik. Jadi setiap ada masyarakat yang hadir untuk melakukan persembahyangan dilakukan pengcekan di depan Pura Dalem Mutering Jagat Kesiman,” ujarnya. (Pur/3)

Minggu, 20 Desember 2020

Kaskostrad Tutup Latihan Pembentukan Taipur VIII Kostrad

Kaskostrad Tutup Latihan Pembentukan Taipur VIII Kostrad

BALI KINI ■ Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kaskostrad) Mayjen TNI Ainurrahman menutup Latihan Pembentukan Taipur VIII Kostrad TA 2020 di Lapangan Sub Detasemen Pemeliharaan Daerah Latihan (Subdenharrahlat) Kostrad Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, kemarin.

Tujuan pembentukan latihan Taipur ini adalah untuk melatih dan membentuk prajurit satuan jajaran Kostrad menjadi prajurit Taipur yang memiliki kemampuan khusus dalam melaksanakan tugas operasi di berbagai bentuk medan baik di rawa laut, hutan gunung dan perkotaan. 

Dalam amanatnya, Kaskostrad membacakan amanat Pangkostrad mengatakan, jika  sasaran dari latihan yang ingin dicapai adalah terwujudnya prajurit Taipur Kostrad yang memiliki kemampuan khusus dalam melaksanakan tugas operasi lawan gerilya, pertempuran pemukiman dan perkotaan, pertempuran jarak dekat, tugas intelijen sandhi yudha serta intelijen tempur aspek laut.

“Sebagai prajurit yang telah dilatih dan memiliki kualifikasi khusus, sungguh saya menaruh harapan yang besar pada kalian semua, agar selepas latihan ini, setiap prajurit Taipur memiliki tanggung jawab moral untuk senantiasa memelihara dan mengembangkan kemampuan yang sudah diperoleh selama latihan dengan sebaik-baiknya," katanya. 

"Karena dengan berbekal pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, sebagai prajurit Taipur kalian telah mempunyai modal dasar yang cukup guna menyongsong tugas-tugas yang akan datang,” ungkap Pangkostrad.

Untuk itu, lanjut Pangkostrad, pelihara dan tingkatkan terus kemampuan yang telah kalian peroleh selama mengikuti latihan. Prajurit Taipur merupakan kebanggaan Kostrad yang selalu siap kapanpun dan dimanapun ditugaskan untuk menjaga kehormatan Kostrad dengan meraih keberhasilan dalam setiap penugasannya.

Dalam kesempatan ini, tampak hadir Mantan Menhan RI Ryamizard Ryacudu, beliau adalah penggagas sekaligus pendiri satuan Taipur pada tahun 2001, pada saat menjabat sebagai Panglima Kostrad dengan tujuan agar Kostrad memiliki satuan khusus dengan kualifikasi khusus yang mampu melaksanakan operasi pengintaian dan eksekusi langsung di sasaran.

Satuan Taipur tersebut selain memiliki kemampuan tempur khusus juga dilengkapi dengan peralatan tempur khusus, seperti alat selam tempur close circuit, kendaraan bawah air dan berbagai jenis senjata canggih lainnya. (Pen/R-01).

Sabtu, 09 Mei 2020

Memaknai Tumpek Uye Sebagai Perwujudan Kasih terhadap Binatang

Denpasar,BaliKini.Net - Tumpek Uye atau yang lazim disebut Tumpek Kandang sebagai tradisi Hindu Bali, dilaksanakan setia 6 bulan sekali pada Sabtu Kliwon Wuku Uye menurut perhitungan kalender Bali-Jawa.

Mengutip dari web.parisadahindudharma bahwa diantara sekian banyak hari raya Hindu di Bali, satu di antaranya adalah hari untuk memuja keagungan Tuhan Yang Maha Esa melalui pemeliharaan atas ciptaan-Nya berupa binatang ternak atau peliharaan. 

Umat Hindu di Bali menyebut hari itu adalah hari Tumpek Kandang atau Hari Tumpek Uye. Pada hari ini umat Hindu membuat upacara memuja keagungan Tuhan Yang Mahaesa sebagai Siva atau Pasupati, yang memelihara semua makhluk di alam semesta ini. 

Pemujaan kepada Tuhan Yang Mahaesa ini diwujudkan dengan memberikan upacara selamatan terhadap semua bintang, khususnya binatang ternak atau piaraaan.

Bagi mereka yang bukan masyarakat Bali tentunya bertanya. Kenapa orang Bali bisa memuja binatang ? Menurut tokoh muda spiritual Bali, Jro Paksi bahwa pertanyaan itu sangat wajar, karena terkesan memuja binatang. Tetapi tidaklah binatang yang di puja. Lalu.?

Dijelaskannya, di Bali selain hari Tumpek Uye atau Tumpek Kandang, terdapat juga lima jenis Tumpek yang lain, yaitu Tumpek Bubuh atau Tumpek Wariga yakni upacara selamatan (upacara) untuk tumbuh-tumbuhan.

Kemudian ada Tumpek Landep, selamatan untuk senjata, Tumpek Kuningan, selamatan untuk gamelan, Tumpek Wayang, selamatan untuk wayang dan Tumpek Krulut, selamatan untuk unggas. 

Namun, demikian Jro Paksi menyebut bahwa tradisi upacara selamatan untuk unggas ini kini digabungkan pada hari Tumpak Uye ini. Sehingga di tumpek Krulut dijadikan simbol ke agungan sang angkasa.

Menurutnya, Tumpek Kandang pada hakekatnya untuk memuja Tuhan Yang Mahaesa, Siwa yang disebut Rare Angon yang  menggembala makhluk. 

"Jadi, dalam setiap upacara tumpek yang dipuja adalah Tuhan Yang Mahaesa. Tentu bukan memuja binatang, atau  tumbuh-tumbuhan, senjata berupa besi, gamelan dan sebagainya," ungkal Jro.

Dengan demikian hendaknyalah manusia selaras dan hidup hamonis dengan alam semesta, khususnya bumi ini dan dengan ciptaan-Nya yang lain, termasuk tumbuh-tumbuhan dan binatang.

Terlebih di tengah pandemi saat ini, lanjut Jro bagaimana manusia diharuskan untuk menjaga diri kita (disiplin jaga kesehatan), lingkungan dan semua mahluk dimuka bumi ini.

"Dalam ajaran Hindu, semua makhluk diyakini memiliki jiwa yang berasal dari Tuhan Yang Mahaesa. Sebagaimana dikutip dari Yajurveda XVI.48, isinya "Berbuatlah agar semua semua makhluk hidup berbahagia," jelasnya.

Tuhan Yang Mahaesa dapat mengambil wujud-wujud tertentu sebagai yang didambakan oleh umat manusia. Ia hadir berwujud atau tidak berwujud (Sarupa atau Nirrupa), personal atau impersonal sesuai dengan kemampuan manusia. 

Dari semua ulasan tersebut, demikian Jro Paksi dari Pererepan  Sari, Denpasar menyebut bahwa intinya adalah ELING atau mengingat. Makna dari tumpek Kandang adalah eling ring wid atau kulit kita atau asal muasal kita. 

"Kita sering lupa dengan asal kita. Lupa siapa kita, mengabaikan orang tua dan leluhur. Mengabaikan alam ini. Jadi saatnya di era kekinian dalam kondisi pandemi saat ini, kita tersadarkan untuk ingat sang pencipta dengan menjaga alam lingkungan beserta ciptanya," pungkasnya. (Ar/R5)

Sabtu, 21 Maret 2020

Mohon Keselamatan Agar Terhindar dari Serangan Covid – 19

Denpasar,BaliKini.Net - Seluruh anggota Perkumpulan Pasraman Indonesia (PPI) bersepakat untuk melaksanakan doa secara serentak pada Jumat, 20 Maret 2020 untuk keselamatan diri, lingkungan, negara dan alam dari berbagai bencana, khususnya wabah Covid 19. Kesepakatan itu diambil setelah rapat online pengurus dan anggota Perkumpulan Pasraman Indonesia beberapa waktu lalu. 

Hal itu disampaikan Ida Rsi Acharya Agni Budha Wisesanatha Rabu, 18 Maret lalu terkait dengan semakin memburuknya situasi akibat serangan Coronavirus Disease-19 atau Covid-19.  Pembina Umum Paiketan Krama Bali ini sangat mengapresiasi gerakan doa serentak ini sebagai wujud tanggung jawab moral para Pandita kepada masyarakat luas. 

Menurut Ida Rsi, Veda Poshana Ashram (VPA) sebagai bagian dari PPI juga akan melaksanakan Homa Yadnya (Agni Hotra) di rumah masing-masing pada saat yang sama Jumat, 20 Maret 2020, pk. 19.00.  Untuk memberikan rasa aman melalui doa ini, para anggota PPI dan VPA sepakat untuk menyebarkan kegiatan doa ini melalui  gambar/video pendek dan di-share ke WA VPA Grup untuk diteruskan ke PPI dan akan di upload atas nama gerakan doa bersama PPI.

Ketua Umum VPA Pusat, Ida Sri Bhagawan Agni Yogananda mengatakan, sesunggungnya beberapa Pandita VPA dan hotri sudah banyak melakukan doa khusus ini atas inisiatif sendiri. “Ada yang sudah melakukan 11 hari berturut-turut, ada yang sedang berjalan dan ada yang baru mulai. Khusus Tanggal 20 Maret 2020, kami persilakan ada yang mengirim gambar dan atau video pendek para anggota tentang kegiatan doa dan Homa Yadnya untuk dipublikasikan sebagai dukungan psikologis kepada masyarakat” ujar Ida Bhagawan Yogananda. 

Menurut Ida Sri Bhagawan,  dalam lontar Rogha Sanghara Bumi dinyatakan jika terjadi bencana,wabah,kegeringan maka wajib menyelenggarakan homa traya. Beliau mengutip Pustaka suci sebagai berikut : Brahma wisnu maheswaram sarwa papa ca murcayet sarwa dosa haro hara, sarwa papa praharinam. Artinya : Dewa Bahma, Wisnu dan Maheswara akan membuat tak berdaya segala kekuatan dan energi negatif. Mantram ini dimuat dalam Stuti dan stawa pemujaan pendeta Hindu di Bali. Beliau sudah melakukan Homa Traya di Batu Dawa, Kubu, Karangaem.

Sebelumnya, Ketua umum PPI, Guru Sri Hasta Dala mengatakan, setiap Pasraman anggota PPI memiliki berbagai cara sembahyang sehingga, pihaknya mempersilahkan para anggota menggunakan sarwa cara sesuai dengan yang berlaku di Pasramannya masing-masing (ram/r4).

Minggu, 21 Januari 2018

Karya Atma Wedana Kinembulan Desa Adat Baha

Mangupura ,Balikini.Net - Masyarakat Desa Adat Baha melaksanakan Karya Atma Wedana secara massal yang merupakan agenda setiap 3 tahun sekali. Acara ini dihadiri Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa, anggota DPRD Badung I Nyoman Satria, Camat Mengwi I Gst. Ngr. Gede Jaya Saputra beserta Tripika Kecamatan, tokoh masyarakat serta masyarakat setempat, di Wantilan Desa Adat Baha, Sabtu (20/1) lalu.

Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa menyampaikan, pelaksanaan Karya Atma Wedana yang dilaksanakan oleh krama Desa Adat Baha ini yang didasari Perarem krama yang disebut dengan karya Atma Wedana Kinembulan secara bersama, patut kita apresiasi dan patut didukung serta didorong. Karena pelaksanaan Karya Atma Wedana Kinembulan ini dapat kita petik berbagai hikmah dan manfaat diantaranya; melalui pelaksanaan karya Atma Wedana ini dapat dilakukan konsulidasi kemasyarakatan untuk lebih mempererat jalinan dan hubungan Pawongan di masyarakat melalui pelaksanaan yadnya, karena perbedaan apapun yang ada di masyarakat akan kembali menyatu dan semakin meningkat komunikasinya. Dalam pelaksanaan yadnya Kinembulan ini juga dapat dijadikan momentum untuk menyatukan persepsi dalam penyelenggaraan kegiatan ajaran-ajaran agama tersebut. "Disamping itu pelaksanaan karya Atma Wedana Kinembulan dari segi ekonomis juga dapat lebih hemat, efisien, efektif dan produktif karena kegiatannya ditanggung bersama-sama, " katanya.

Sementara itu Bendesa Adat Baha I Made Ngastawa melaporkan, pelaksanaan Karya Atma Wedana yang dilakukan didasari atas Perarem Desa Adat Baha yaitu; karya Atma Wedana yang dilaksanakan setiap 3 tahun sekali. Karya Atma Wedana ini diikuti; Nyekah sebanyak 47 Sawa, Ngelungah 32 Sawa, Ngelangkir 10 Sawa, Ngeraja Suwala dan Ngeraja Singa 16 orang, Metatah 16 orang dan Mepetik 35 orang. Dana yang dihabiskan untuk melaksanakan karya Atma Wedana ini berasal dari bantuan Pemerintah Kabupaten Badung, sehingga krama Desa Adat Baha melakukan yadnya secara gratis.[bdg/r5]

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved