-->

Jumat, 25 Mei 2018

Tim Pusat Apresiasi Kabupaten Layak Anak di Jembrana

Jembrana, Balikini.Net - Tim Penilai dan Verifikasi Lapangan terhadap Kabupaten Layak Anak(KLA) pusat selama 3 hari , mulai selasa (22/5) hingga kamis (24/5),  turun  melakukan evaluasi di Kabupaten Jembrana. Rombongan yang dipimpin Kepala Bidang Perlindungan Anak Korban Kekerasan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(KP3A), Ratih Rachmawati diterima langsung Bupati I Putu Artha bersama Ketua Gugus Tugas KLA, I Ketut Swijana serta Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan KB, Ni Kade Ari Sugianti.

Tim penilai pusat juga  menyertakan anggotanya dari Asdep Pemenuhan dan Perilindungan Anak Kementerian Koordinator  Pembangunan dan Kebudayaan (Komenko PMK), Marwan Syaukani serta Pakar Hak Anak dari Yayasan Bahtera Bandung, Hadi Utomo diwakili dengan melakukan verifikasi langsung dilapangan.


Disela-sela presentasi yang di pusatkan di Aula Jimbarwana(24/5), ketua Tim Penilai, Ratih Rachmawati , mengapreasiasi pencapaian Kabupaten Layak Anak di Jembrana. Pasalnya, dari beberapa tahapan yang meliputi  penilaian mandiri serta dilanjutkan dengan verifikasi dilapangan,  ternyata capaian Kabupaten Jembrana sangat luar biasa, “dari verifikasi yang telah kami lakukan di lapangan ternyata Kabupaten Jembrana sudah  berbuat, bahkan mampu melakukan hal-hal yang telah maju. Ini sangat luar biasa. Hanya saja, dalam pengisian masih ada-hal-hal yang perlu disempurnakan terutama berkaitan dengan administrasi, “ujarnya.
Ratih juga mengatakan,  hasil verifikasi dilapangan yang sudah dilakukan  ini ,nantinya akan diplenokan di Jakarta oleh tim independen.  “ verifikasi yang sudah dilakukan oleh tim penilai saat ini sifatnya sangat independen. Namun demikian kami optimis terhadap apa yang telah diperbuat oleh Kabupaten Jembrana. Karena capaian ini bukan kinerja satu OPD tertentu saja, melainkan berkat dukungan dari semua lapisan dan komponen masyarakat. Baik itu pengusaha,organisasi kemasyrakatan serta jajaran birokrasi  “tegasnya.


Sementara Bupati I Putu Artha memaparkan bahwa sepertiga dari jumlah penduduk Jembrana adalah anak. Karena itu dikatakannya, sebagai penerus masa depan, anak  berhak  dapat hidup, tumbuh berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan martabat  kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.  Pemkab Jembrana juga telah berupaya memuni kepentingan terbaik untuk anak sesuai dengan Klaster Kabupaten layak anak. Saat ini Pemerintah Kabupaten Jembrana sudah mempersiapkan sarana dan prasarana guna mendukung program KLA . Yaitu dengan mensinergikan kegiatan-kegiatan dari OPD, mulai dari perencanaan sampai pelaporan yang berkaitan dengan pemenuhan anak, “ujar Artha. Selain itu  berbagai sarana dan prasarana guna mendukung program KLA ini juga disiapkan. Diantaranya menyiapkan ruang atau infrastruktur bagi kenyamanan anak , meningkatkan layanan kesehatan baik diposyandu maupun puskesmas, sehingga puskesmas benar-benar menjadi puskesmas ramah anak. “ Selain itu lewat serangkaian sosialisasi yang dilakukan secara kontinyu dari berbagai tingkatan, mengoptimalkan PAUD dimasing-masing desa, dan dengan menyediakan sarana prasarana yang terstandarisasi untuk ruang bermain ramah anak. Untuk hal ini , jajaran birokrasi juga  kita gerakkan, sehingga setiap OPD mempunyai tanggung jawab yang sama, “pungkasnya(eka/r4).

Pemkab Jemberana Serahkan 1,6 Milyar Lebih Untuk Bantu Operasional Juru Arah

Jembrana,Balikini.Net - Juru Arah / RT dan Kelian tempek yang merupakan lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat yang ada di desa memiliki tugas yang cukup strategis. Sebagai wujud kepedulian terhadap pengabdiannya, pemerintah Kabupaten Jembrana secara rutin memberikan reward berupa dana operasional setiap tahunnya. Tahun 2018 ini, besar dana operasional yang diserahkan secara langsung oleh Bupati I Putu Artha senilai Rp. 1.629 milyar,dalam acara yang dipusatkan di Wantilan Pura Jagat Natha, Jumat(25/5).

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, IGN. Sumber Wijaya mengatakan, dana operasional  bagi para juru arah adat/dinas serta para kelian tempek itu bersumber dari ADD,BHP dan BHR. “Besar dana operasional yang diserahkan saat ini sebesar Rp. 1.629 milyar. Ini merupakan penyerahan tahap pertama diberikan kepada  2.715 orang. Jika di rinci, setiap orang kebagian Rp. 600 ribu, “ujarnya.

Sementara Bupati I Putu Artha mengatakan, dana operasional yang diterima ini jangan dilihat dari besar dan kecilnya, melainkan yang jauh lebih penting merupakan wujud kepedulian pemerintah kepada para juru arah/Rt dan kelian tempek, “Juru Arah/RT dan kelian tempek mempunyai tugas cukup strategis dalam membantu Perbekel, lurah dan bendesa. Sebagi wujud dan konsekwensinya, maka kita patut memberikan reward berdasarkan kemampuan daerah, “ujarnya.

Bupati Artha juga mengajak kepada para Juru Arah/RT, Bendesa serta Perbekel dan Lurah se Kabupaten Jembrana untuk selalu menjaga keamanan di desa dan kelurahan masing-masing, “Saya wanti-wanti mengingatkan kepada para Perbekel/Lurah, bendesa serta para kelian tempek dan para juru arah agar selalu waspada terhadap hal-hal yang bisa mengganggu kenyamanan dan ketertiban. jika di desa/kelurahan ada kos-kosan saya minta aparat di desa termasuk para juru arah/RT untuk selalu memonitor. Jika ditemukan hal-hal yang janggal bahkan ada tamu tanpa identitas harap segera dilaporkan dalam 1 kali 24 jam, “pungkasnya(eka/r4).

Kamis, 24 Mei 2018

SUGIHAN : MENGINGATKAN PENYUCIAN ALAM DAN BADAN.

Penulis  : I K. Satria
Balikini.Net - Dalam rangkaian Hari Suci galungan kita mengenal adanya Hari Sugihan. Kata sugihan berasal dari kata “sugi “ yang artinya membersihkan. Jadi kata sugihan bisa diartikan sebagai upaya penyucian atau pembersihan. Hal ini bisa kita lihat dalam pelaksanaan hari suci sugihan dimana ritual yang dilakukan adalah dengan melakukan pembersihan baik pada diri, maupun alam semesta. Secara umum ada tiga jenis sugihan berdasarkan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Ketiga hari suci sugihan  itu antara lain Sugihan Pengenten, Sugihan Jawa dan Sugihan Bali. Secara sederhana ketiga arti dari sugihan ini adalah Sugihan pengenten sebagai hari suci untuk mensucikan pikiran agara kita ingat atau hari untuk mengingatkan akan pentingnya melakukan pensucian atau menyambut Galungan dengan ingatan yang baik. Selanjutnya adalah sugihan jawa yaitu diartikan sebagai pensucian di jaba atau luar diri atau bisa disebut dengan makrokosmos atau alam semesta. Terakhir adalah hari suci sugihan bali yaitu pesucian badan atau diri atau bhuwana alit atau sering juga disebut dengan  microkosmos.

Sekarang mari kita lihat masing-masing pemaknaan dari hari suci sugihan ini agar kita terhindar dari kesalahan dalam menjalankan hari Suci. Sugihan pengenten adalah hari dimana kita diingatkan untuk melakukan usaha atau upaya untuk mensucikan, kata pangenten berasal dari kata “enten”  yang artinya teringat, ingat dan diingatkan. Awalan pe menjadi penegas sehingga kata pengenten berarti hari dimana manusia diingatkan akan suatu hal dimana kemudian manusia diingatkan dengan hari itu untuk mulai melakukan rangkaian hari suci galungan. Hari ini dilakukan pada buda pon sungsang, yang dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu dengan melakukan persembahyangan atau mempersembahkan punjung untuk menyatakan bahwa umat sudah mulai diingatkan dengan hari kemenangan sehingga perlu melakukan suatu proses atau tahapan-tahapan untuk merayakan hari suci galungan. Ada beberapa masyarakat melakukan sugihan pengenten dengan cara melakukan persembahyangan di sanggah dadya atau sanggah paibon dengan mempersembahkan beberapa banten yang tujuannya memuja Tuhan dalam manifestasi beliau sebagai Bhatara-Bhatari sebagai penganugerah kecemerlangan dengan menganugerahkan ketyagan pada umatnya. Kalau kita ihat di dalam Lontar Sundarigama, hari sugihan pengenten ini hampir tidak disebutkan, sehingga jarang masyarakat melakukannya, namun di beberapa desa di Bali masih melakukan ini sebagai kula dresta atau kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dalam sebuah keluarga untuk melaksanakan hari suci.

Selanjutnya adalah Sugihan Jawa. Kata Jawa bisa diartikan sebagai jaba yang artinya luar. lingkungan luar dalam hal ini adalah sesuatu yang ada di luar badan.  Ada kekeliruan yang dilakukan oleh masyarakat terkait dengan hari suci ini dimana pada hari ini dilakukan pemujaan khusus bagi masyararakat yang berada di luar bali atau masyarakat yang berasal dari jawa dan tinggal di Bali. Hal ini sangat menyimpang dari makna sesungguhnya dimana kata luar yang dimaksudkan sesungguhnya adalah luar badan yaitu alam semesta ini. Seperti yang kita ketahui bahwa alam semesta ini dalam pandangan agama hindu ada dua, yaitu bhuwana agung atau yang disebut dengan alam semesta dan bhuwana alit atau yang disebut dengan mikrokosmos atau badan ini sendiri. Bahwa ada hubungan yang mesti selalu dijaga agar selalu harmonis antara alam besar dan alam kecil ini. Apapun yang kita lakukan di alam besar atau alam semesta maka hal itu pula yang akan terjadi pada alam kecil atau badan kita. Sugihan Jawa adalah hari dimana kita diharapkan melakukan pensucian atau parerebon atau parerebuan. Itulah sebabnya pada hari ini dilakukan pemujaan dengan mempersembahkan banten pangrebuan di sanggah kemulan dengan tujuan mendoakan alam semesta agar tersucikan dengan perayaan hari sugihan jawa itu. Makrokosmos dimana energi semesta kita dapatkan. Salah satunya adanya udara yang baik, sinar matahari, air, pertiwi dan ruang hampa yang baik untuk keseimbangan dalam kehidupan kita. Begitu pula tumbuh-tumbuhan yang baik sebagai unsur penghidup dan hewan-hewan yang semua mendukung kehidupan manusia. Keberadaan seluruh isi alam ini tidak bisa kita pisahkan peranannya dalam kehidupan kita, kitapun tidak bisa membalas atas segala jasa alam semesta dalam kelangsungan kehidupan yang diberikan kepada kita. Sehingga dengan demikian maka alam semestai ini mesti disucikan dengan cara-cara tertentu yaitu salah satunya dengan cara beritual. Selain itu untuk menjaga keseimbangan dan kesucian di alam semesta adalah dengan melakukan pemeliharaan terhadap isi alam, menjaga kebersihan, kelestarian, dan keberlangsungan kehidupan isi alam adalah cara lain selain ritual. Sugihan jawa sesungguhnya sebagai tonaggak kita untuk kembali kepemahaman bahwa kita tidak mampu hidup tanpa ada topangan dari alam semesta ini. Dengan kesadaran itulah kita mestinya terbangkitkan untuk menjaga dan memeliharan alam dengan segala isinya agar keseimbangan badan kita dengn alam terjalin baik dan bisa memperoleh kebaikan pula.

Selanjutnya adalah Hari Suci Sugihan Bali. Pada pengertian ini Bali diartikan sebagai dalam diri. Artinya bahwa pada hari ini kita melakukan pemujaan untuk memohonkan kerahayuan pada sang diri ini. Bahwa alam kecil yang namanya badan inilah yang memberikan kita menjadi hidup dan mengetahui indahnya dunia ini. Alam kecil ini pula sebagai mesin yang maha sempurna yang mesti kita rawat dan jaga agar selalu dalam kondisi baik. Sugihan bali sesungguhnya adalah hari dimana segala isi alam kecil ini dimuliakan dengan melakukan berbagai cara penyucian salah satunya adalah dengan melakukan penglukatan, tapa brata dan yoga semadhi untuk kebaikan badan sehingga bisa tersucikan. Hal ini pula kemudian kaan mampu memberikan kemudahan badan untuk meningkatkan kemampuan untuk menyerap energy positif dari alam. 
Banyak diantara kita yang salah menanggapi bahwa badan ini adalah mesin sempurna yang mesti dijaga keberlangsungannya. Banyak yang mencederai mesin kecil ini dengan merokok, minuman keras, narkoba, dan aktivitas buruk lainnya yang sesungguhnya memperlemah keberadaan badan utuk melakukan aktivitasnya. Kalau kita lihat beberapa untaian menawadharma sastra yang jelas menyatakan bahwa          “ Badan adalah alat untuk menjalankan Dharma, memenuhi Kama,mencari Artha dan untuk memperoleh Penyatuan”. Dari sloka ini sangat jelas bahwa badan kita adalah alat sempurna sebagai sarana untuk menjalankan dharma, lalu kenapa setiap hari kita melukai badan yang sempurna ini dengan hal-hal yang tak penting? Bukankah sebenarnya kita memuliakan alat yang digunakan untuk menjalankan dharma ini?. Bahwa dengan badan kita mampu memenuhi keingainan dan memperoleh harta. 

Maka adalah wajib dimana kemudian badan ini dipelihar dan dimuliakan terlebih badan ini pula yang nantinya akan mampu memberikan kita penyatuan kepada Brahman. Intinya sugihan bali adalah hari dimana badan ini kita muliakan untuk kemudian digunakan berkarma baik untuk mencapai kesejahteraan. Jadi sugihan itu adalah hari dimana kita diingatkan (pengenten), kita mesti melakukan penyucian alam semesta (sugihan jawa) dan selanjutnya mensucikan badan (sugihan bali), untuk kemudian kesucian itu kita gunakan menyambut Hari kemenangan yautu Galungan.



PDAM Denpasar Fokus Berikan Pelayanan Prima Di Usia 21 Tahun

Denpasar,Balikini.Net - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Denpasar pada 1 Juli mendatang akan menapaki usia 21 tahun. Di usia yang tidak tergolong muda ini, PDAM Kota Denpasar sedianya terus berupaya memberikan pelayanan prima bagi pelanggan dan masyarakat di Kota Denpasar. Dalam upaya mendengar keluhan dan menerima masukan pelanggan sebagai upaya memberikan pelayanan prima di masyarakat, PDAM Kota Denpasar kembali menggelar Temu Pelanggan guna memastikan bahwa inovasi dan investasi yang dilaksanakan PDAM Kota Denpasar tepat guna dan tepat sasaran. Demikian diungkapkan Direktur Utama PDAM Kota Denpasar, IB Gede Arsana saat Temu Pelanggan di IPA Belusung, Denpasar, Rabu (23/5).

Adapun kegiatan yang bertemakan ‘Wujudkan Komitmen Bersama Meningkatkan Profesionalisme dan Produktifitas  Kerja’ ini turut dihadiri berbagai steakholder serta perwakilan masyarakat. Dalam kesempatan tersebut secara simbolis turut diserahkan 21 Tangki Air guna mengantisipasi gangguan pengairan PDAM Kota Denpasar.

Lebih lanjut IB Arsana menjelaskan, temu pelanggan ini merupakan salah satu kegiatan yang produktif dalam mendengar berbagai keluhan pelanggan PDAM. Sehingga apa yang menjadi keinginan dan harapan pelanggan dapat diatasi dengan baik dan maksimal sebagai upaya memberikan pelayanan prima. “Saat ini memang tidak bisa dipungkiri masih ada beberapa permasalahan yang terjadi, namun kami tetap mengupayakan solusi terhadap berbagai permasalahan tersebut baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” paparnya.

Adapun beberapa program yang sedianya akan dilakukan PDAM Kota Denpasar di tahun 2018 ini yakni pertama penambahan kapasitas produksi melalui Sarbagita Tukad Petanu dengan kapasitas 100 liter/detik,  IPA Penet dengan kapasitas 100 liter/detik serta Pembangunan IPA Waribang tahap II dengan kapasitas 150 liter/detik.

Kedua turut dilaksanakan penambahan sambungan baru 3.300 unit termasuk program MBR 1.000 unit. Ketiga pergantian Water Meter sebanyak 6.216 unit. Keempat, pengembangan sistem distribusi. Kelima, Pengaturan pengaliran untuk pemerataan tekanan khususnya di daerah Denpasar Utara, Barat, dan Timur. Keenam, Percepatan pelaksanaan penanganan kebocoran yang terkena proyek infrastrutur dan teknis lainya. Ketujuh, pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik. Delapan, usulan pembangunan bendungan di Belusung melalui Satker PK PAM. Sembilan, usulan penggantian pipa induk di Jalan Nangka melalui BWS Nusa Penida. “Program-program ini adalah untuk memberikan pelayanan prima dan pelayanan yang tepat sasaran bagi pelanggan PDAM Kota Denpasar yang kini jumlahnya mencapai  83. 945 sambungan hingga April 2018 ini,” paparnya.

Sementara, salah seoarang pelanggan, Nyoman Sumadi asal Jalan Cokroaminoto mengatakan bahwa hingga saat ini pelayanan maksimal telah diberikan PDAM Kota Denpasar. Kendati demikian, masih ada beberapa kawasan yang agak tersendat dan harus terus dimaksimalkan. “Semoga di usianya yang ke-21 tahun PDAM Kota Denpasar terus berupaya meningkatkan pelayanan dan berkontribusi dalam pembangunan Kota Dnpasar seperti penyediaan Air Minum Otomatis (AMO) di lapangan dan fasilitas umum lainya di Kota Denpasar,” ujarnya. (*/rls)


Rabu, 23 Mei 2018

PLN Bali Terangi Bangsa dengan Pendidikan

Denpasar,balikini.net - Menerangi negeri merupakan tugas utama PLN. Pendidikan merupakan salah satu alat terbaik dalam menerangi masa depan negeri.  Pada hari Rabu, 23 Mei 2018, General Manager PLN Distribusi Bali Nyoman Suwarjoni Astawa yang juga alumni SMA Negeri 1 Singaraja berbagi cerita  dengan siswa untuk turut menumbuhkan minat siswa berkontribusi di bidang ketenagalistrikan.
“Selepas SMA, saya melanjutkan kuliah. Saya dulu bertekad ingin bekerja di gedung, pakai dasi, dan tidak terlintas untuk bekerja di PLN,” cerita Astawa. 

Tidak hanya berbicara mengenai pengalaman dan perjalanan karirnya, General Manager PLN Distribusi Bali juga berbagi pengetahuan mengenai ketenagalistrikan. “Edukasi ketenagalistrikan itu penting untuk generasi muda, bukan hanya untuk menumbuhkan minat tetapi juga untuk membangun pemahaman di masyarakat tentang PLN,” ungkapnya 

Sementara Kepala Sekolah SMAN 1 Singaraja I Putu Eka Wilantara, menyampaikan rasa bangga dan terima kasihnya mendapat kesempatan menjadi tuan rumah PLN Mengajar. "Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga mampu memotivasi anak-anak kami agar dapat mencontoh kisah sukses GM PLN Distribusi Bali," ujar Eka.

Pada kegiatan PLN Mengajar ini, PLN Distribusi Bali juga menyerahkan bantuan senilai Rp.129.250.000 kepada SMA Negeri 1 Singaraja. “Kami harap bantuan ini bisa memberi manfaat yang besar bagi siswa di sini,” tutup Astawa. Upaya dalam membantu meningkatkan pendidikan juga dilakukan melalui berbagai program bantuan lain yang dilakukan secara berkala oleh PLN Distribusi Bali.[ajk/r5]

Antisipasi Kasus Rabies

Pemkot Denpasar Gelar Vaksinasi dan Sterilisasi HPR Jemput Bola Berkala

Denpasar,Balikini.Net - Dalam upaya mengendalikan populasi hewan liar terutama anjing dan kucing, serta dalam upaya menekan penularan penyakit rabies, Pemkot Denpasar melaui Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar yang bersinergi dengan Yayasan BAWA (Bali Animal Welfare Association) menggelar Vaksinasi, Sterilisasi dan Kontrol Populasi  di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, Rabu (23/5).

Kontrol populasi melalui Kastrasidan dan Ovariohistektomi dilakukan sebagai upaya antisipasi dan meminimalisasi populasi Hewan Pembawa Rabies (HPR). Khusus hewan lokal dilakukan sterilisasi dan vaksinasi dilakukan untuk semua HPR di Kota Denpasar. Pelaksanaan program ini dilakukan gratis dengan mekanisme jemput bola.  Oleh sebab itu, Pemkot  Denpasar secara berkala melakukan kegiatan untuk meminimalisasi merebaknya kasus rabies.

Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar I Gede Ambawa Putra mengatakan, kegiatan ini adalah program yang dilakukan secara rutin. Bahkan saat ini rutin dilakukan dengan sistem jemput bola, ke beberapa wilayah di Kota Denpasar, seperti perbatasan-perbatasan kota dengan kabupaten lainnya. “Masyarakat sebenarnya bisa membawa hewan peliharaannya ke kantor kami untu mendapatkan vaksinasi, namun jika tidak sempat program jemput bola ini sengaja dilaksanakan untuk memudahkan masyarakat,’’ ungkapnya.

Distan bersama sejumlah Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), seperti Bali Animale Walfare Association (BAWA) dan Desa Budaya Kertalangu, melakukan vaksinasi serta sterilisasi anjing-anjing yang diliarkan di kawasan tersebut sejak pagi hari, petugas gabungan tersebut melakukan kegiatannya mulai dari vaksin, sampai sterilisasi. Kegiatan ini mendapat sambutan yang positif dari masyarakat sekitar.

Salah satu masyarakat Gita Indah Pramesti menyambut baik kegiatan yang dilakukan Dinas Pertanian ini. “Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang sudah aktif melakukan kegiatan vaksinasi ini serta tanda kalung berwarna merah sangat memudahkan kami untuk memastikan status hewan yang sudah divaksin,’’ ungkapnya.

Sementara itu, Program Manajer BAWA, Gusti Ngurah Bagus mengatakan, pihaknya ikut membatu melakukan vaksinasi serta sterilisasi karena panggilan hati untuk dapat membantu masyarakat khususnya yang memiliki hewan peliharaan agar terhindar dari virus rabies.

Adapun dari pelaksanaan vakinasi dan sterilisasi di Desa Budaya Kertalangu terdapat 42 ekor anjing dan kucing yang di vaksinasi rabies serta 14 ekor anjing dan kucing yang di sterilisasi.  (Dev/r4)

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved