-->

Sabtu, 21 Maret 2020

Mohon Keselamatan Agar Terhindar dari Serangan Covid – 19

Denpasar,BaliKini.Net - Seluruh anggota Perkumpulan Pasraman Indonesia (PPI) bersepakat untuk melaksanakan doa secara serentak pada Jumat, 20 Maret 2020 untuk keselamatan diri, lingkungan, negara dan alam dari berbagai bencana, khususnya wabah Covid 19. Kesepakatan itu diambil setelah rapat online pengurus dan anggota Perkumpulan Pasraman Indonesia beberapa waktu lalu. 

Hal itu disampaikan Ida Rsi Acharya Agni Budha Wisesanatha Rabu, 18 Maret lalu terkait dengan semakin memburuknya situasi akibat serangan Coronavirus Disease-19 atau Covid-19.  Pembina Umum Paiketan Krama Bali ini sangat mengapresiasi gerakan doa serentak ini sebagai wujud tanggung jawab moral para Pandita kepada masyarakat luas. 

Menurut Ida Rsi, Veda Poshana Ashram (VPA) sebagai bagian dari PPI juga akan melaksanakan Homa Yadnya (Agni Hotra) di rumah masing-masing pada saat yang sama Jumat, 20 Maret 2020, pk. 19.00.  Untuk memberikan rasa aman melalui doa ini, para anggota PPI dan VPA sepakat untuk menyebarkan kegiatan doa ini melalui  gambar/video pendek dan di-share ke WA VPA Grup untuk diteruskan ke PPI dan akan di upload atas nama gerakan doa bersama PPI.

Ketua Umum VPA Pusat, Ida Sri Bhagawan Agni Yogananda mengatakan, sesunggungnya beberapa Pandita VPA dan hotri sudah banyak melakukan doa khusus ini atas inisiatif sendiri. “Ada yang sudah melakukan 11 hari berturut-turut, ada yang sedang berjalan dan ada yang baru mulai. Khusus Tanggal 20 Maret 2020, kami persilakan ada yang mengirim gambar dan atau video pendek para anggota tentang kegiatan doa dan Homa Yadnya untuk dipublikasikan sebagai dukungan psikologis kepada masyarakat” ujar Ida Bhagawan Yogananda. 

Menurut Ida Sri Bhagawan,  dalam lontar Rogha Sanghara Bumi dinyatakan jika terjadi bencana,wabah,kegeringan maka wajib menyelenggarakan homa traya. Beliau mengutip Pustaka suci sebagai berikut : Brahma wisnu maheswaram sarwa papa ca murcayet sarwa dosa haro hara, sarwa papa praharinam. Artinya : Dewa Bahma, Wisnu dan Maheswara akan membuat tak berdaya segala kekuatan dan energi negatif. Mantram ini dimuat dalam Stuti dan stawa pemujaan pendeta Hindu di Bali. Beliau sudah melakukan Homa Traya di Batu Dawa, Kubu, Karangaem.

Sebelumnya, Ketua umum PPI, Guru Sri Hasta Dala mengatakan, setiap Pasraman anggota PPI memiliki berbagai cara sembahyang sehingga, pihaknya mempersilahkan para anggota menggunakan sarwa cara sesuai dengan yang berlaku di Pasramannya masing-masing (ram/r4).

Minggu, 21 Januari 2018

Karya Atma Wedana Kinembulan Desa Adat Baha

Mangupura ,Balikini.Net - Masyarakat Desa Adat Baha melaksanakan Karya Atma Wedana secara massal yang merupakan agenda setiap 3 tahun sekali. Acara ini dihadiri Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa, anggota DPRD Badung I Nyoman Satria, Camat Mengwi I Gst. Ngr. Gede Jaya Saputra beserta Tripika Kecamatan, tokoh masyarakat serta masyarakat setempat, di Wantilan Desa Adat Baha, Sabtu (20/1) lalu.

Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa menyampaikan, pelaksanaan Karya Atma Wedana yang dilaksanakan oleh krama Desa Adat Baha ini yang didasari Perarem krama yang disebut dengan karya Atma Wedana Kinembulan secara bersama, patut kita apresiasi dan patut didukung serta didorong. Karena pelaksanaan Karya Atma Wedana Kinembulan ini dapat kita petik berbagai hikmah dan manfaat diantaranya; melalui pelaksanaan karya Atma Wedana ini dapat dilakukan konsulidasi kemasyarakatan untuk lebih mempererat jalinan dan hubungan Pawongan di masyarakat melalui pelaksanaan yadnya, karena perbedaan apapun yang ada di masyarakat akan kembali menyatu dan semakin meningkat komunikasinya. Dalam pelaksanaan yadnya Kinembulan ini juga dapat dijadikan momentum untuk menyatukan persepsi dalam penyelenggaraan kegiatan ajaran-ajaran agama tersebut. "Disamping itu pelaksanaan karya Atma Wedana Kinembulan dari segi ekonomis juga dapat lebih hemat, efisien, efektif dan produktif karena kegiatannya ditanggung bersama-sama, " katanya.

Sementara itu Bendesa Adat Baha I Made Ngastawa melaporkan, pelaksanaan Karya Atma Wedana yang dilakukan didasari atas Perarem Desa Adat Baha yaitu; karya Atma Wedana yang dilaksanakan setiap 3 tahun sekali. Karya Atma Wedana ini diikuti; Nyekah sebanyak 47 Sawa, Ngelungah 32 Sawa, Ngelangkir 10 Sawa, Ngeraja Suwala dan Ngeraja Singa 16 orang, Metatah 16 orang dan Mepetik 35 orang. Dana yang dihabiskan untuk melaksanakan karya Atma Wedana ini berasal dari bantuan Pemerintah Kabupaten Badung, sehingga krama Desa Adat Baha melakukan yadnya secara gratis.[bdg/r5]

Rabu, 20 Desember 2017

Sulinggih, Pemangku Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, Khayangan Jagat dan Kahyangan Tiga dapat Punia

Mangupura ,Balikini.Net - Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta betul-betul menjalankan komitmennya dalam upaya mendukung seni, adat, agama dan budaya di Kabupaten Badung. Tidak hanya membantu dalam hal pembangunan fisik dan sarana prasarana saja, namun Bupati yang terkenal bares ini kembali mengambil langkah cerdas dengan memberikan punia kepada para Sulinggih dan Pemangku Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, Kahyangan Jagat serta Pemangku Kahyangan Tiga se-Kabupaten Badung. Penyerahan punia dilakukan oleh Bupati Giri Prasta bersama Ketua DPRD Badung Putu Parwata dan Kadis Kebudayaan Badung IB Anom Bhasma, Rabu (20/12) di Ruang Kertha Gosana Puspem Badung.

Bupati Badung Giri Prasta menyampaikan terima kasih kepada para Sulinggih dan para pemangku di Kabupaten Badung yang sudah ngrastitiang jagat badung sehingga jagat badung saat ini tetap dalam kondisi yang baik serta masyarakat sejahtera. "Kami atas nama pemerintah dan masyarakat badung menghaturkan terima kasih kepada Sulinggih dan pemangku sebagai hulu, yang telah ngrastitiang jagat badung baik skala maupun niskala, sehingga masyarakat badung dapat hidup saling asah, asih, asuh, salunglung sabayantaka menuju jagat badung gemah ripah loh jinawi," terangnya. Bupati juga tidak lupa selalu memohon tuntunan para Sulinggih agar pemerintahan kabupaten badung dapat melaksanakan program-program kepemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dengan baik yang muaranya untuk kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat Badung.

Mengenai pemberian punia ini, kata Bupati sebagai salah satu komitmen dalam melaksanakan program prioritas dibidang seni, adat, agama dan budaya. Bupati menyadari tugas dari pemangku cukup berat sebagai "jan banggul" ida bhatara pada saat pelaksanaan pujawali. Untuk itu Bupati berani mengambil kebijakan dengan memberikan punia kepada pemangku Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, Kahyangan Jagat dan Kahyangan Tiga. "Kami tegaskan, punia untuk Pemangku Khayangan Tiga,  di tahun 2018 akan kami tingkatkan dari 500 ribu menjadi 1 juta. Dan punia pemangku lainnya kami akan sesuaikan, " jelasnya seraya menambahkan untuk tahun 2018 Pemangku Mrajepati juga akan diberikan punia dari Pemkab Badung.

Kadis Kebudayaan Badung IB Anom Bhasma melaporkan, untuk masing-masing Sulinggih diberikan punia sebesar Rp. 1,5 juta per bulan, sementara Pemangku Sad Kahyangan, Pemangku Dang Kahyangan dan Pemangku Kahyangaan Jagat sebesar Rp. 750 ribu per bulan, sedangkan untuk Pemangku Kahyangan Tiga sebesar Rp. 500 ribu per bulan dan diberikan tiga bulan sekali. Total punia yang diberikan sebesar Rp. 546.500.000. Punia diberikan kepada 216 sulinggih, 38 pemangku sad kahyangan, dang kahyangan dan kahyangan jagat serta 388 pemangku kahyangan tiga. "Di tahun 2018 Pemkab Badung juga akan memberikan punia kepada Pemangku Prajepati," terangnya. [bdg/r6]

Selasa, 26 Juli 2016

Ngaben Masal Sawa Preteka Banjar Adat Poyan

Balikini.Net  - Kebersamaan dan semangat gotong-royong masih terasa sangat kental di dalam kehidupan masyarakat Tabanan. Sangat sering, kegiatan seperti Ngaben masal serta penggalian dana untuk pembangunan Desa, dan lain sebagainya dilakukan secara bersama-sama. Kali ini Banjar Adat Poyan, Luwus Baturiti melaksanakan kegiatan ngaben masal, mulai dikerjakan pada 6 juni lalu dan pelebon (puncak kegitan) pada 29 juli yang akan datang. Sifat kebersamaan dan semangat Gotong-royong terebut mendapat apresiasi dari Pemkab Tabanan. Acara Ngaben masal Sawa Preteka tersebut secara langsung dihadiri Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya didampingi oleh Anggota DPR RI I Made Urip, Beberapa anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Perbekel dan tokoh adat setempat, Selasa (26/7).

Sebelumnya diterangkan, bahwa ngaben masal ini melibatkan Masyarakat banjar adat poyan, itu terbukti dengan dikenakannya patus (iuran) berupa 5 buah kelapa, 5 kilo beras dan uang Rp.100 ribu per Kepala Keluarga dari 275 KK yang ada di Banjar Adat Poyan. Adapun sawa yang diikutkan berjumlah 57 sawa dan termasuk satu diantaranya berupa watang, serta terdapat 9 ngelungah. Masing-masing sawa dikenakan urunan (biaya) sebesar Rp.5 juta dan ngelungag dikenakan biaya sebesar Rp.500 ribu, lapor I Wayan Jengki, ketua panitia acara.

Dijelaskannya juga, dari semua urunan, baik dari sawa, ngelungah, dan urunan banjar adat terkumpul dana sebesar Rp.312 juta dan itu juga sudah termasuk penggalian dana di sela acara. Dari sekian dana yang terkumpul, sampai saat ini pengeluaran dari kegiatan ini telah mencapai Rp.350 juta.

Ditambahkan juga, kebersamaan dan gotong-royong tidak akan berarti apabila didalam pelaksanaannya tanpa didasari dengan hati yang tulus ikhlas. Dikatakan, yadnya yang kita laksanakan takkan berarti tanpa dilandasi dengan hati yang tulus ikhlas.(tb/r6)

Senin, 25 Juli 2016

Pemkab Bangli Ngaturang Penganyar Di Pura Mandhara Giri Semeru Agung

bupati bangli
BANGLI-Balikini.Net-Pemerintah Kabupaten Bangli melaksanakan upacara Bakti penganyar di Pura Mandara Giri Semeru Agung Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Sabtu (23 Juli 2016) lalu.Ngaturang bakti penganyar tersebut merupakan rangkaian dari Pujawali  di Pura tersebut, yang pucaknya sudah dilaksanakan bertepatan dengan purnama kasa dan juga bersamaan hari anggara kliwon kulantir pada tanggal 18Juli 2016 yang lalu. Bakti penganyar Pemkab Bangli dipimpin langsung oleh Bupati Bangli I Made Gianyar beserta Nyonya Erik Gianyar serta seluruh pimpinan unit kerja di Lingkungan Pemkab Bangli.

Bupati bangli Made Gianyar mengatakan, ngaturang bakti penganyar ini merupakan acara rutin  yang dilaksanakan setiap tahun  di Pura Mandara Giri Semeru Agung  dan upacara penganyar ini sebagai wujud bhakti kehadapan Ida Bhatara Bhatari yang berstana di Pura Mandhara Giri Semeru Agung dan guna memohon keselamatan dan kesejahteraan alam semesta beserta isinya . Serangkaian ngaturang bakti penganyar tersebut juga digelar tarian sakral seperti topeng sida karya yang ditarikan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Bangli dan tari rejang dewa dan pendet, Bakti penganyar tersebut di puput oleh Ida Pedanda Mas Dwija Putra Baturiti”ungkapnya.

Salah satu panitia karya I Made Jabur mengucapkan atas nama umat hindu di Lumajang menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Bangli yang telah melaksanakan ngaturang bakti penganyar sehingga upacara puja wali  berjalan seperti apa yang diharapkan, karya pujawali tersebut berakhir dan Ida Betara mesined akan dilaksanakan hari Sabtu Umanis Tolu tanggal 30 Juli 2016 yang akan datang”pungkasnya. (Anggi/r6)

Jumat, 22 Juli 2016

Jelang Ajaran Baru SMPN 3 Bangli Gelar Upacara Upanayana

rajah (balikini.net)
Balikini.Net---Sudah menjadi tradisi setiap tahun ajaran baru pihak SMPN 3 Bangli menggelar upacara Upanayana bagi siswa baru .Upacara yang diperuntukan bagi siswa baru itu,  dilasanakan di Pura Silayukti, Selasa (19/07/2016) lalu.Upacara ini diikuti 259 siswa.  Dalam ritual ini,  lidah para siswa  dirajah dengan aksara suci  “ Ongkara “.  Upacara  Upanayana dipuput Ida Pedanda dari Gerya  Sidawa.

Menurut Kepala sekolah SMPN 3 Bangli I Nengah Suardana  saat dikonfirmasi , Jumat( 22/07/2016) mengungkapkan  upacara upanayana peruntukanya bagi siswa baru yang  memeluk agama Hindu.  Kata dia, untuk upacara upanayana tahun ini dilaksanakan di Pura  Seleyukti, Klungkung.  “Makna dari dilaksanakan upcara upanayana ini  adalah  sebagai proses penyucian diri bagai siswa baru  sebelum  mengalami  masa   belajar di sekolah . Dengan harapan  siswa  dalam menempuh pendidikan diberikan kemudahan serta ingatan yang tajam,”katanya.

 Kata dia, upcara upanayana diisi dengan ritual  merajah lidah siswa dengan aksara suci. Maknanya agar  siswa nantinya  bisa  berprilaku sopan , berbicara  dengan baik  dengan siapapun . Dalam upacara ini siswa juga dipasangi “ karawista”  yang berupa  tiga helai alang-alang  yang dirangkai sedemikian rupa hingga bagian depan/ujungnya membentuk lingkaran (windu) dan titik (nada). “Hal ini  merupakan simbolisasi dari Aksara Suci OM- yang tersusun melalui Bija Aksara A-U-M,”sebut Suardana.

Papar Suardana untuk kegiatan upanayana  dikemas  dalam bentuk titrayatra. Siswa diajak sembahyang di pura kayangan jagat yang radiusnya dekat dengan pura Sileyukti , seperti  bersembahyang dipura  Goa Lawah  dan Watuklotok. “Kita harap dengan upacara ini siswa bisa menempuh pendidikan dengan baik,”papar dia.

Disebutkan, tidak saja siswa baru yang mengikuti ritual, bagi siswa yang lulus  pun dilaksanakan upacara . Bagi siswa yang telah mengakhiri menempuh pendidikan di SMPN 3 Bangli, dibuatkan upacara pawintenan atau yang dikenal dengan istilah Samawartana . Untuk  upacara samawartana dilaksanakan di sekolah. “Samawartana merupakan pemberian pengesahan terhadap para siswa  yang telah lulus dalam menempuh pendidikan selama tiga tahun di SMPN 3 Bangli "pungkasnya.(Anggi/r6)

.

Kamis, 21 Juli 2016

Karya Maligia Lajur di Geriya Manuaba Kaler Kauh Bangli

27 PENDETA (BALIKINI.NET )
Balikini.Net--- Dipuput 27 sulinggih,   diikuti  60 pengiring   Geriya Manuaba Kaler Kauh , Bangli menggelar Karya Maligia Lajur, yang puncaknya jatuh pada  3 Agustus 2016. Karya Maligia Lajur ini dipusatkan di Tegal Sukla, bilangan LC. Uma Bukal Bangli. Karya Malgia Lajur  bakal dipuput 27 Sulingih dan mengikutkan sekitar 60 pengiring  di bilangan Banjar Brahma Bukit. Sementara, Jumat (22/7), bakal dilaksanakan upakara Malik  Sumpah, yang bakal dipuput  5 Sulingih.

Panatuan di lokasi upacara, Kamis (21/7) mendekati hari H (puncak karya) Maligia Lajur, kesibukan para sisia mulai meningkat.  Para sisia yang datang dari sejumlah banjar dari empat kecamatan serta dari Kabupaten Kelungkung,  tampak silih berganti berdatangan untuk ngayah. Mereka tidak saja nyayah dalam menyiapkan upakara. Malahan sejak persiapan karya, ratusan sisia setiap hari telah ngayah membangun  tetaring maupun bangunan lainnya. “Semua bangunan ini dikerjakan secara gotong-royong oleh para sisia. Mereka tidak saja menyumbangkan tenaga, namun mereka juga sampai membawa bahan bangunan,”jelas  Manggala Karya Maligia Lajur Ida Bagus Ngurah Gede, didampingi  Ida Bagus Ludra serta  Ida Bagus  Gede Giri Putra, yang juga Sekda Kabupaten Bangli.

Menurut mantan Camat Ubud ini,  Karya Meligia Lajur  persiapannya  telah dimulai Kamis ( 21/3) lalu dan akan berakhir 12 Agutus 2016 nanti. Sementara puncak karya bakal dilaksankan mulai tanggal 2 hingga 5 Agustus mendatang. “Karya Maligia Lajur ini bakal dipuput oleh 27 Sulinggih,”paparnya. Lanjut menambahkan,  karya  Maligia Lajur  sejatinya telah dilakukan sebanyak 3 kali, yakni tahun 1962, 1982. 1989 dan  tahun 2016 ini.  Dimana, tahun ini karya Maligia Lajur bakal mengupacarai 3 sulinggih, yakni Ida Pedanda Nyoman Putra (mantan Bupati Bangli), yang meninggal 10 Oktober 2010,  Ida Pedanda Nabe Abra Sunuhun  Ida Pedanda Istri Kanya Patni dan Ida Pedanda Nabe Putra Gunung  Disamping itu, Karya Maligia Lajur bakal diikuti sebanyak 60 pengiring.

Sementara saat disinggung makna dari Karya Maligia Lajur jelas  IB. Ngurah Gede, hakikatnya upacara  Maligia Lajur hampir sama dengan upacara atma wedana. “Jadi tujuannya untuk menyatukan atma dengan Ciwa loka atau disebut dengan  amor ing Ciwa,”tegasnya.

Jelas dia, pada puncak Karya Ligya Lajur, Buda Kliwon Gumbreg (3/8-206)  bakal dilaksanakan upacara Ngening, Penyetitian  dipuput enam sulinggih dianataranya Ida Pedanda Rai Ketewel dari Geriya Babakan, Ida pedanda Made Rai, dari Geriya Losan Bukit Bangli, Ida Pedanda Wayahan Tianyar, Karangasem, Ida pedanda Telabah, Geriya Badung, dan Ida Pedanda Mas Beluang, Sanur serta Ida pedanda Putra Alangkajeng, Nongan Karangasem. Pada puncak karya diiringi persembahan Wayang Lemah, Topeng Sidakarya, Baris Wewalian, Gong Gede dan Rejang Dewa.  “Untuk tanggal 5 Agustus langsung dilaksanakan upacara metetangi, pekideh dan mepeeed. Dan dilanjutkan dengan upacara perelina di Pantai Masceti, Gianyar,”imbuh IB. Giri Putra.

Selanjutnya Ida Bagus Ngurah Gede menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada sisia, krama desa pakraman dan seluruh komponen. Karena atas dukungannya, upacara Maligia Lajur ini bisa berjalan lancar. “ Tyang keluarga besar mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut mendukung terlaksananya upacara ini”pungkasnya(Anggi/r7).

Minggu, 10 Juli 2016

Upacara Metatah Massal Gratis Di Puri Peguyangan

metatah massal (balikini.net )
Bertepatan dengan redite ukir minggu (10/7) Puri Peguyangan Denpasar, menggelar Mepanes/ Metatah Massal, Upacara ini merupakan rangkaian dari
Karya Atma Widana atau Memukur terhadap mendiyang Anak Agung Putu Agung Tirta , yang di ikuti 64 warga peguyangan . upacara yang di mulai dari dini hari pukul 04:00 wita berjalan dengan khusuk .

Prosesi upacara Mepanes/Metatah Massal ini diawali dengan gendang yang di puput Ida Pedanda Gede Oka Arga dari Griya Bindu Kesiman  , yang menarik dari rangkaian Upacara Mepanes/Metatah Massal ini, masih tetap mempertahankan adat dan budaya dengan mengusung satu pertastu peserta .
Menurut pengelingsir Puri Peguyangan Anak Agung Ngr Widiada Upacara mepandes massal ini gratis bagi warga ada sebayak 55 peserta 6 warga puri 10 semeton 39 warga .

Sesepuh Puri AA Ngr Widiada menegaskan upacara ini merupakan bakti terhadap anak kepada leluhur , selain itu juga merupakan kebersamaan Puri dengan warga  sebagai salah satu bagian dari masyarakat selain bisa memberikan pengayoman puri juga berpungsi sebagai pusat budaya saat ini. selain itu widiada juga menegaskan . “Metatah ini merupakan suatu tradisi bagi umat Hindu pada khususnya tatkala anak itu sudah dewasa serta berupaya menghilangkan rasa atau sifat sadripu untuk anak-anak yang diacarai hari ini yang merupakan bagian dari manusa yadnya” ujarnya. 

Sementara sejumlah peserta mengakaui mengikuti upacara ini. adalah suatu kebanggaan baginya didalam era sekarang ini warga atau braya akan menjadi di ringankan dengan bergotong royong mereka terbantu dengan biaya yang cukup tinggi bisa diatasi . (Dearna )


Maknai Tumpek Landep sebagai Momen Pertajam Pikiran

tumpek landep (balikini.net)
Balikini.net - Perayaan hari raya Tumpek Landep yang jatuh setiap 210 hari sekali tepatnya di Sabtu Kliwon, Wuku Landep,  hendaknya dimaknai umat sebagai momentum untuk mempertajam kembali pikiran  untuk berpikir  lebih cerdas dan  jernih sehingga tepat dan bijaksana  dalam mengambil setiap keputusan. Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam wawancaranya seusai  melakukan persembahyangan dalam rangka piodalan perayaan tumpek Landep di Pura Penataran Agung Kerta Sabha di Jayasaba Sabtu .  "Mari maknai perayaan tumpek Landep ini  selain sebagai wujud syukur  kita , hal yang lebih penting adalah kita maknai untuk mempertajam pikiran kita sehingga kita dapat mengambil keputusan yang tepat khususnya  dalam menyikapi permasalahan yang kita hadapi," imbuhnya. Rangkaian prosesi piodalan  dimulai dengan prosesi nedunang sasuhunan Ida Bhatara Hyang  Siwa Pasupati yang disimbolisasikan berstana di keris , dari payogan beliau menuju Paruman di dalam pura untuk kemudian diupacarai yang dilakukan oleh Gubernur Pastika. Pujawali yang menghaturkan ayaban bebangkit dua soroh  serta pragembal ini  dipuput oleh Ida Pedanda  Putra Lor Singarsa dari Griya Bernasi Buduk Badung  juga diisi dengan tarian rejang renteng ,tari gabor, topeng tua,t openg sidakarya  serta wayang lemah dan diakhiri dengan persembahyangan bersama dan nunas nasi yasa.

Pada sore harinya rangkaian piodalan dilanjutkan dengan penyineban yang menandai berakhirnya piodalan di Pura Penataran Agung Kerta Sabha. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ny. Ayu Pastika, Wagub Sudikerta dan Pimpinan SKPD di lingkungan Pemprov Bali. (pro/r6)

Rabu, 06 Juli 2016

Upacara Atma Wedana dan Mepandes Massal

metatah (balikini.net)
Balikini.Net – Bertepatan dengan Buda Paing Landep, Rabu (6/7), Desa Pakraman Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan menggelar upacara Mepandes/ Metatah Massal untuk kedua kalinya. Dimana upacara ini merupakan rangkaian dari Karya Atma Wedana (Nyatur Mukti) Lan Mepandes Desa Pakraman Sesetan. Terlihat sejak pagi ratusan warga sudah tampak memadati areal Bale Peyadnyan  untuk mengikuti prosesi upacara Mepandes Massal, yang mana dari prosesi upacara mepandes massal ini ada yang menarik perhatian masyarakat, yakni dari 10 Sangging yang akan bertugas Menatah (mengasah gigi para peserta) tampak diantaranya Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara yang ikut serta menjadi sangging. Sebagai pasangan Walikota dan Wakil Walikota, Rai Mantra dan Jaya Negara memang tidak asing lagi dalam tugas selaku Sangging. Terlihat Rai Mantra dan Jaya Negara  begitu terampil dan apik dalam menatah para peserta Mepandes Massal ini dengan masing-masing menatah lima peserta.

Bendesa Pakraman Sesetan I Ketut Suparjaya yang ditemui di sela-sela upacara mengatakan, rangkaian acara ini sudah dimulai dari tanggal 29 Mei 2016 lalu dengan matur piuning karya, dilanjutkan pada tanggal 31 Mei nyukat genah, dan nanceb wewangunan yadnya pada tanggal 3 Juni 2016, sedangkan pada Buda Paing Landep tanggal 6 Juli dilaksanakan upacara Metatah/ Mepandes Massal yang diikuti 79 orang pemilet (peserta) yang diterdiri dari 32 orang laki-laki dan perempuan 37 orang sedangkan yang ikut nyekah sebanyak 115 sawa yang terdiri dari 56 laki-laki dan 59 perempuan. Dimana pada Werespati Pon Landep tanggal 7 Juli dilaksanakan upacara melaspas puspa dan mepurwa daksina yang dilanjutkan dengan ngeliwet, prelina lan ngayut pada tanggal 8 Juli dan dilanjutkan dengan ngangkid lan nyegara gunung pada Redite Umanis Ukir pinanggal 10 Juli 2016. “Diharapkan dengan adanya Karya Atma Wedana (Nyatur Mukti) Lan Mepandes Desa Pakraman Sesetan ini, masyarakat bisa terbantu khusunya mayarakat yang kurang mampu di dalam melaksanakan yadnya”, ungkapnya.(ary/r5)

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved