-->

Senin, 07 Juli 2025

Apel Rutin, ASN Jembrana Doakan Korban Musibah Kapal Tenggelam


Laporan Reporter : Ajb / tim Lpt

Jembrana , Bali Kini – Rasa duka mendalam atas tragedi tenggelamnya kapal di Selat Bali yang terjadi beberapa waktu lalu mendapat perhatian khusus dari Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna. Dalam apel rutin yang digelar di halaman Kantor Bupati Jembrana, Senin (7/7), Wabup Ipat mengajak seluruh jajaran ASN dan masyarakat untuk mendoakan para korban.

"Atas nama Pemerintah Kabupaten Jembrana, saya mengajak seluruh pegawai dan masyarakat untuk menundukkan kepala sejenak dan mendoakan para korban. Semoga yang belum ditemukan segera ditemukan dalam keadaan terbaik, dan yang telah berpulang mendapatkan tempat layak di sisi Tuhan Yang Maha Esa," ungkap Wabup.

Selain menyampaikan empati atas tragedi kemanusiaan tersebut, Wabup juga menyinggung berbagai isu strategis daerah yang menjadi perhatian pemerintah, salah satunya sektor pertanian yang dinilai semakin tertekan oleh berbagai tantangan.

Wabup Ipat menyoroti alih fungsi lahan pertanian sebagai ancaman nyata terhadap keberlanjutan sektor pertanian di Jembrana. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara Dinas Pertanian dan Pangan dengan Dinas PUPRPKP dalam menjaga tata ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Peta Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD).

“Jika memang sawah tidak boleh dialihfungsikan, maka jangan coba-coba bermain-main. Ini menyangkut masa depan anak cucu kita. Sekali lahan pertanian berubah fungsi, sangat sulit untuk dikembalikan,” tegasnya.

Masalah lain yang turut disorot adalah sulitnya distribusi air ke lahan pertanian. Wabup menyebut perlunya langkah-langkah konkret, seperti pengerukan sedimen di bendungan dan pemanfaatan sumur bor. Ia juga menekankan pentingnya beralih ke pompa air bertenaga listrik dan tenaga surya untuk efisiensi biaya.

Minimnya minat generasi muda terhadap pertanian juga menjadi sorotan. Wabup menyebut perlu adanya iklim kondusif dan program pelatihan berbasis teknologi untuk menarik minat kaum muda agar terjun ke dunia pertanian.

"Transformasi menuju smart farming harus menjadi prioritas. Digitalisasi pertanian bukan lagi pilihan, tapi sudah menjadi kebutuhan," katanya.

Ia juga menyampaikan langkah strategis pemerintah di tahun 2025, yakni menghidupkan kembali dana talangan kepada KUD dan koperasi kakao. Melalui skema ini, KUD diharapkan dapat membeli gabah dari petani dan mengolahnya menjadi beras untuk kemudian disalurkan kepada ASN.

“Meski kualitas beras belum sempurna, yang penting kita telah membantu petani dan menjaga harga gabah tetap stabil,” jelasnya.

Wabup Ipat juga menyoroti penyebaran rabies yang semakin meluas di Jembrana. Hingga kini tercatat ada 64 kasus positif rabies di lima kecamatan. Ia menekankan bahwa penanganan rabies bukan hanya tugas dinas teknis, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat.

"Vaksinasi hewan penular rabies, terutama anjing, harus digencarkan di seluruh wilayah. Ini adalah langkah efektif untuk menekan penyebaran dan melindungi kesehatan masyarakat," pungkasnya.

Bupati Kembang Tinjau Langsung Lokasi Banjir, Pastikan Penanganan Cepat dan Tepat


Laporan Reporter : Ajb /Tim Lpt

Jembrana , Bali Kini – Hujan deras yang mengguyur wilayah Jembrana dalam beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah kawasan terdampak banjir. Menanggapi kondisi tersebut, Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan turun langsung ke lokasi banjir pada Senin (6/7) sore untuk meninjau situasi serta memastikan penanganan darurat berjalan optimal.

Didampingi jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, serta aparat desa setempat, Bupati menyusuri sejumlah titik banjir terparah, termasuk area permukiman warga yang masih tergenang air. 

Dalam kesempatan itu, ia juga berdialog langsung dengan warga terdampak, dan mendengarkan langsung keluhannya. 

“Kami tidak ingin masyarakat menghadapi bencana ini sendirian. Pemerintah hadir dan akan terus mengawal penanganan hingga situasi benar-benar pulih,” tegas Bupati Kembang di sela kunjungannya.

Selain itu, Bupati juga menginstruksikan tim teknis untuk segera mengidentifikasi penyebab banjir dan menyiapkan langkah-langkah jangka panjang guna mencegah kejadian serupa di masa depan.

Langkah cepat dan kehadiran langsung kepala daerah ini mendapat apresiasi dari warga. Mereka merasa diperhatikan dan terbantu secara nyata di tengah situasi sulit yang mereka alami.

Bupati Satria Hentikan Bangunan di Sebelah Pura Penataran Ped


Laporan Reporter : Derana 

Klungkung , Bali Kini - Bupati Klungkung, I Made Satria merespon keresahan masyarakat dengan adanya bangunan yang didirikan bersebelahan dengan Pura Penataran Ped, di Desa Ped, Nusa Penida. Hal itu terlihat seusai Bupati Satria melaksanakan persembahyangan di Pura Penataran Ped, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Sabtu (5/7). 

Tak hanya itu, Bupati asal Dusun Sental, Desa Ped ini juga langsung menutup aktivitas pembangunan di pesisir pantai tersebut. "Pembangunan ini jangan dilanjutkan, ini menempel dengan pura," tegas Bupati Made Satria ke seorang pekerja yang ditemui di lokasi.

Bupati Satria juga menambahkan bahwa bangunan tersebut berada tepat di sisi timur Pura Penataran Ped, yang selama ini disakralkan masyarakat Bali.  Menurutnya bangunan tersebut posisinya masih dalam kawasan suci pura. "Saya tidak ingin ada pembangunan yang nantinya mencemari kesucian dan kesakralan Pura Sad Kahyangan Jagat yang selama ini kami sucikan dan muliakan," imbuh Bupati Satria.

Saat berada di lokasi tersebut, Bupati Made Satria tidak mendapati pemilik bangunan. Hanya mendapati para pekerja. Ia pun dengan tegas mengehentukan pembangunan itu, terlebih tidak memiliki izin. “Keberadaan bangunan ini juga sangat meresahkan warga pengempon pura. Diduga proyek itu milik seorang WNA,” ujarnya. 

Sementara itu saat dikonfirmasi Kepala Satpol PP dan Damkar Kabupaten Klungkung, Dewa Suwarba menyatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti untuk turun ke lokasi mengecek bangunan tersebut. “Kami akan segera menindaklanjuti turun ke lokasi,” ujarnya.

Upacara Abhiseka Ida Cokorda Puri Ageng Mengwi

 


Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara yang juga selaku Panglingsir Puri Penatih menghadiri sekaligus ngupasaksi Upacara Penobatan/Panumadegan Abhiseka Ida Cokorda Puri Ageng Mengwi yang digelar di Pura Taman Ayun, Mengwi, Badung pada Soma Kliwon Uye, Senin (7/7).

Laporan Reporter : Agus 

Mangupura, Bali Kini - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara yang juga selaku Panglingsir Puri Penatih menghadiri sekaligus ngupasaksi Upacara Penobatan/Panumadegan Abhiseka Ida Cokorda Puri Ageng Mengwi yang digelar di Pura Taman Ayun, Mengwi, Badung pada Soma Kliwon Uye, Senin (7/7). Dimana, Panglingsir Puri Ageng Mengwi, Anak Agung Gde Agung bersama dampati melaksanakan ritual tersebut dengan khidmat dan telah dianugrahi gelar suci (Pepasih) yakni Ida Cokorda Mengwi XIII dan Ida Istri Mengwi. 

Rangkaian prosesi diawali dengan Mepeed dari Puri Ageng Mengwi menuju Pura Taman Ayun. Dalam prosesi itu, Bhagawantha Puri, bersama Raja Puri Klungkung, Ida Dalem Semaraputra berjalan menuju Pura Taman Ayun. Dilanjutkan dengan iring-iringan Dampar Kencana, Tapakan, Pusaka hingga Panji Puri Ageng Mengwi. Puncak upacara dilaksanakan dengan penyucian sekala niskala, dilanjutkan dengan Upacara Mejaya-Jaya dan Titi Mamah. 

Tampak hadir dalam kesempatan tersebut Ketua DPD RI, Sultan Bachtiar Najamudin, Gubernur Bali, Wayan Koster, Gubernur DI Yogyakarta yang juga selaku Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Ngarsa Dalem Sri Sultan Hemengkubuwono X, Konsulat Negara Sahabat, Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa serta undangan lainya. 

Ida Cokorda Mengwi XIII dalam sambutanya mengatakan bahwa dalam Abhiseka ini adalah peristiwa budaya. Dimana, hal ini merupakan momentum untuk meningkatkan sepiritualitas serta pengabdian kepada adat, budaya, tradisi serta masyarakat. 

“Semoga kehadiran sebagai Ida Cokorda Mengwi XIII ini dapat menjaga eksistensi Puri Ageng Mengwi, dan tentunya dapat memberikan kemanfaatan luas dalam bidang agama, adat, istiadat, tradisi dan budaya Bali,” ujarnya. 

Sementara Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara mengucapkan selamat dan menyambut baik atas Upacara Penobatan/Panumadegan Abhiseka Ida Cokorda Puri Ageng Mengwi ini. Hal ini tentu menjadi sebuah momentum untuk terus menguatkan peran Pura, Puri, Purohita, Pasar dan Para dalam menjaga tradisi dan budaya Bali. 

Kedepan, pihaknya berharap peran puri, khususnya Ida Cokorda Mengwi XIII ini dapat terus bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat dalam menjaga dan menguatkan tradisi dan budaya Bali. 

“Yang pertama saya mengucapkan selamat atas Upacara Penobatan/Panumadegan Abhiseka Ida Cokorda Mengwi XIII, semoga kedepan sinergi berkelanjutan dalam menjaga Bali beserta isinya, terutama adat, budaya dan tradisi terus dilaksanakan sebagai warisan budaya yang adiluhung,” ujar Jaya Negara. 

Revitalisasi Awig-awig, FH UNR Dampingi Desa Adat Seribupati

 


Pakar Hukum Adat Prof. Wayan P. Windia menjadi narasumber dalam Baksos dan penyuluhan hukum FH UNR di Wantilan Pura Luhur Pucak Geni Desa Adat Sribupati, Desa Cau Blayu, Marga, Tabanan, Sabtu (5/7).
 

Laporan Reporter : Gede 

TABANAN, BALI KINI - Fakultas Hukum (FH) Universitas Ngurah Rai (UNR) di menggelar Bakti Sosial (Baksos) sekaligus Penyuluhan Hukum di Desa Adat Seribupati, Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Tabanan, Sabtu (5/7/2025). 

Kegiatan yang berlangsung di Wantilan Pura Luhur Pucak Geni Desa Adat Sribupati, itu mengusung tema "Bakti Sosial dan Penyuluhan Hukum: Revitalisasi Hukum Adat, Harmonisasi Nilai Tri Hita Karana untuk Masyarakat Berkelanjutan". FH UNR mendatangkan pakar hukum adat, Prof. Wayan P. Windia. 

Prof I Wayan P Windia, yang juga Guru besar FH Universitas Udayana mengupas banyak hal tentang awig-awig, mulai dari sejarah hingga perlunya revisi. 

Menurut Prof Windia, awig-awig sebelum 1986 adalah aturan yang berlaku di desa adat tertentu, disusun sesuai situasi dan kondisi objektif di desa adat setempat. 

Namun, sesudah 1986, awig-awig adalah aturan yang berlaku di desa adat tertentu, disusun sesuai atau berdasar desa mawacara (hukum adat Bali) dan negara mawatata (hukum negara/peraturan perundang-undangan). 

“Oleh karena itu, awig-awig perlu direvisi mengikuti zamannya,” kata Prof  Windia. 

Revisi awig-awig tersebut maksudnya adalah menyesuaikan format, sistematika, dan substansi awig-awig desa adat yang tertulis/tersurat dengan perkembangan masyarakat dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

“Revisi awig-awig desa adat yang belum tersurat, relatif lebih gampang dibandingkan yang sudah tersurat,” ujarnya. Prof Windia menambahkan ada dua hal mengapa awig-awig perlu direvisi.

Pertama, karena adanya perkembangan atau perubahan dinamika di masyarakat, baik di dalam maupun di luar desa adat. 

Kedua, karena ada perubahan peraturan perundang-undangan, seperti adanya perubahan keputusan atau Surat Edaran PHDI, MPLA, dan MDP Bali. Lalu perubahan karena ada keputusan atau Surat Edaran Bersama PHDI dan MDA Bali. 

Terakhir karena adanya perubahan hukum positif, baik Undang-Undang, Peraturan Pemerintah hingga Peraturan Daerah Provinsi Bali. Ahli hukum adat ini pun membagikan tip cara merevisi awig-awig desa adat di Bali. 

Pertama, bisa menggunakan contoh awig-awig tertulis dari desa adat yang lain, yang situasi dan kondisinya mirip. Baik dari segi jumlah banjar, warga, jumlah pura, maupun warganya nunggal atau nyatur. 

Kedua, mulai dari substansi yang gampang. Ketiga, lanjutkan dengan substansi yang sulit. Terakhir, ia menyarankan untuk meninggalkan substansi yang tidak mungkin ditulis atau direvisi.

Namun, ada banyak permasalahan yang harus diperhatikan agar bisa menyamakan persepsi saat merevisi awig-awig. 

Biasanya menyangkut permasalahan eksternal desa adat, seperti batas desa, kewajiban dan hak krama tamiu dan tamiu serta kewajiban dan hak pengusaha/investor di desa adat. 

Kadang juga muncul permasalahan internal desa adat di bidang parhyangan, seperti: penentuan status dan tata kelola Pura (pangempon, panyungsung, dan panyiwi) serta sengker cuntaka. 


Lalu permasalahan internal desa adat bidang pawongan, seperti penentuan status krama desa (krama pengarep dan krama pengampel) dalam hubungan dengan swadharma dan swakikara. 

Kadang, lanjutnya, juga muncul status janda (balu luh) dalam hubungan dengan swadharma dan swadikara dalam keluarga dan desa adat, serta pengangkatan anak. 

Untuk permasalahan internal desa adat bidang palemahan, biasanya menyangkut penentuan status dan tata kelola padruwen desa adat berupa tanah dan penentuan status dan tata kelola padruwen desa adat non-tanah.

"Kalau ada permasalahan seperti itu, ingat tujuan revisi awig-awig. Utamakan kebaikan, bukan kebenaran dalam menyelesaikan masalah,” kata Prof Windia. 

Menurut Prof Windia, kebaikan dalam hal ini diartikan kecocokan atau kesepakatan, dan bukan kebenaran berdasarkan suara terbanyak. Oleh karena itu, lebih baik menghindari voting saat revisi awig-awig. 

“Hormati dan taati prinsip desa mawacara, Bali mawacara dan negara mawatata,” tuturnya. 

Dekan FH UNR Dr. IWP Sucana Aryana, SE., SH., MH., CMC., mengatakan acara baksos dan penyuluhan hukum ini diikuti 200 mahasiswa dan tenaga pendidik. 

“Pada acara PKM (pengabdian kepada masyarakat) ini, kami juga menyumbangkan bibit pohon untuk upacara keagamaan dan punia untuk perbaikan Pura Pucak Geni serta alat-alat pendukung kebersihan," ujar Sucana didampingi Wakil Dekan Dr. Cokorda Gede Swetasoma, SH., MH., Kaprodi Ilmu Hukum Dr. I Made Artana, SH., MH. 

Dekan menambahkan, FH UNR juga siap memberikan pendampingan kepada Desa Adat Sribupati, Desa Cau Belayu untuk revisi awig-awig mengikuti perkembangan zaman.Pendampingan itu mulai dari penyusunan hingga selesai. 

“Jadi, ada pereram di banjar adat yang belum selaras dengan awig-awig desa adat. Jadi, ini yang perlu ada pendampingan untuk penyelarasan, untuk harmonisasi. Target kami, enam bulan revisi awig-awig selesai,” ungkapnya. 

Baksos dirangkai penyuluhan hukum, merupakan program rutin fakultas yang ia pimpin. Lokasinya pun berbeda-beda tiap smester tergantung adanya permintaan dari perangkat desa atau hasil observasi sivitas akademika. 

Apalagi setelah menyandang akreditasi unggul, mahasiswa Ilmu Hukum FH UNR diarahkan lebih sering turun di tengah masyarakat untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat. 

FH UNR mengundang calon mahasiswa untuk bergabung menjadi bagian FH UNR. Dekan menyebut pihaknya menyediakan beasiswa dan jalur RPL. "Dengan predikat akreditasi Unggul, tentu kami berani menjamin kualitas," pungkasnya.

Minggu, 06 Juli 2025

Visi Yayasan Melati Griya Shanti Dalam Mengubah Masa Depan Anak Asuh


 Memberi Pancing Bukan Ikan: 

Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih 

Karangasem, Bali Kini – Yayasan Melati Griya Shanti menggelar kegiatan gathering bersama puluhan anak asuhnya di Pantai Virgin Beach, Desa Bugbug, Kecamatan Bebandem, Karangasem, pada Minggu (6/7/2025). Acara ini dipimpin langsung oleh Ketua Yayasan, Dr. Ketut Suarta, didampingi pengurus yayasan, Omang Putri Handayani.

Kegiatan tersebut turut dihadiri para wali anak asuh serta sejumlah donatur, seperti Dr. Kurnia dan Dr. Mena. Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Selat juga hadir dan menyampaikan apresiasi tinggi kepada yayasan yang telah membantu sekitar 35 siswa dari sekolah tersebut agar tetap bisa melanjutkan pendidikan.

Yayasan Melati Griya Shanti berdiri sejak tahun 2020 dengan misi membantu anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk bersekolah. Hingga kini, yayasan telah membiayai sekitar 70 anak asuh berasal dari Kabupaten Karangasem seperti Jumenang, Pebukit, Abang, Bebandem, Selat dan lain -lain hingga dari luar Kabupaten. Mereka dibantu dari jenjang TK hingga tamat SMA. Beberapa anak berprestasi bahkan difasilitasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Beberapa Anak asuh dari yayasan tersebut bahkan telah berhasil menaikkan taraf ekonomi keluarganya karena berhasil bekerja hinggake luar negeri. 

Dr. Ketut Suarta menegaskan bahwa fokus yayasan adalah pada pendidikan sebagai bekal masa depan anak-anak serta mendukung program Presiden, satu Sarjana dalam satu KK. "Visi kami adalah memberikan pancing, bukan ikan. Memberikan bantuan bukan hanya berupa harta, tapi pendidikan. Kalau hanya dibantu makan, itu tidak akan bertahan lama. Tapi pendidikan adalah bekal hidup mereka ke depan," tegasnya.

Bantuan dari yayasan mencakup kebutuhan pendidikan yang tidak ditanggung oleh pemerintah melalui dana BOS, seperti perlengkapan sekolah, sepatu, seragam, buku LKS, dan alat penunjang belajar lainnya. Meski Dr. Ketut Suarta memiliki beberapa kendala, namun pihaknya tetap semangat untuk membantu para anak asuhnya ini agar dapat menggapai cita-citanya.

Sementara, Kepala Sekolah SMPN 3 Selat mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada Yayasan Melati Griya Shanti, yang telah membantu sekitar 35 siswa dari sekolah tersebut agar bisa tetap bersekolah di tengah keterbatasan ekonomi.

“Saya sangat mengapresiasi kerja pak Dr. Ketut Suarta dan para donatur lainnya. Saya merasa sangat terbantu. Dan mudah-mudahan kedepan menumbuhkan manusia-manusia yang hatinya tergerak untuk bergerak membantu sesama. Saya berharap ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang,” ucapnya.

Sementara, Omang Putri Handayani merasa sangat senang dapat membantu anak-anak asuhnya dibidang pendidikan. Ia yang dari kecil sudah memiliki jiwa kemanusiaan tinggi berharap agar semakin banyak yang terbantu dengan langkah yang ia lakukan. "Dari dulu banyak orang-orang sakit saya bantu, bahkan saya memiliki orang-orang tua renta yang rutin saya bantu. Cita-cita saya sekarang bagaimana kedepan bisa mendirikan panti jompo di Kabupaten Karangasem," Tandasnya. 

Acara gathering tersebut diisi dengan berbagai kegiatan kebersamaan seperti wejangan dari Kepala yayasan serta pengurus untuk anak asuhnya. Memberi bantuan berupa beras dan seperangkat alat tulis pada anak asuhnya. Dilanjutkan dengan makan siang bersama

Terbawa Arus Saat Lewati Jalan Pintas, Ibu Dan Anak Tewas di Seraya


Laporan Reporter: Gusti Ayu Purnamiasih

Karangasem, Bali Kini – Dua warga Dusun Gambang, Desa Seraya, Kecamatan Karangasem, ditemukan meninggal dunia setelah terseret arus sungai Pangkung Pipitan, Minggu (6/7/2024). Kedua korban adalah seorang ibu bernama Niluh Sutriadnyani dan anaknya Wayan Eka yang masih duduk di bangku kelas III SD. 

Korban pertama kali ditemukan oleh warga setempat di saluran sungai kawasan Pejongan, Banjar Gambang, Seraya. Saksi mata, I Nyoman Dole, menyatakan bahwa ia mengetahui kejadian itu karena adanya kerumunan warga yang sedang menemukan jenazah korban.

“Korban ditemukan di kawasan Pejongan Banjar Gambang Seraya. Kedua mayat ditemukan dalam posisi berjauhan,” ujar Dole.

Berdasarkan keterangan Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa, korban saat itu hendak melancong ke rumah bajangnya. Karena kondisi jalan raya utama tidak memungkinkan untuk dilalui, mereka memilih jalan pintas melewati aliran sungai Pangkung Pipitan.

Namun tanpa disadari, arus sungai sangat deras dan menyebabkan ibu dan anak itu terseret hingga ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.

“Benar ada dua warga hanyut di kawasan sungai Seraya. Korban memilih jalan pintas karena jalan utama tidak bisa dilalui. Di jalur alternatif itu, arus sangat deras hingga menyeret keduanya,” jelas Arimbawa.

Proses evakuasi dilakukan oleh warga sekitar, dan kedua jenazah dibawa ke Puskesmas Karangasem II. Karena korban berasal dari wilayah Selat, Karangasem, jenazahnya kemudian dititipkan di RSUD Karangasem sebelum diserahkan ke pihak keluarga.

Aktivitas Pengerukan Tanpa Ijin di Kecamatan Dawan Dilarang Beroperasi


Laporan Reporter : Dearna / Tim Lpt 

Bali Kini - Wakil Bupati Klungkung Tjokorda Gde Surya Putra menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas (rakortas) dengan pengusaha yang melakukan aktivitas pengerukan di Kecamatan Dawan bertempat di Ruang Rapat Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Klungkung, pada kamis (3/7). Turut hadir mendampingi Wabup Tjok Surya, Kasatpol PP dan Damkar Klungkung, Dewa Putu Suwarbawa 

Dalam rakortas tersebut, Wakil Bupati Klungkung Tjokorda Gde Surya Putra menyampaikan bahwa Keputusan yang diambil Bupati Klungkung I Made Satria pada saat rakortas sebelumnya dilakukan melalui beberapa kajian dan tidak sewenang-wenang serta sudah mempertimbangkan dengan bijak. Wabup Tjok Surya menambahkan bahwa apa yang dilakukan oleh Pemkab Klungkung adalah demi alam, budaya dan manusia Bali.

"Mempertegas keputusan Bupati Klungkung yang sudah diucapkan kepada pemilik lahan, Mulai Hari ini aktivitas pengerukan tanpa ijin dilarang beroperasi", ujar Wabup Tjok Surya. 

Hal ini dilakukan dalam rangka menindaklanjuti Rakortas mengenai aktivitas pengerukan bukit di Kecamatan Dawan yang dilaksanakan di di Rumah Jabatan Bupati Klungkung pada tanggal 30 Juni 2025. 

Kepala Seksi intelijen Kejaksaan Negeri Klungkung Ngurah Gede Bagus Jatikusuma meminta pengusaha untuk menghentikan kegiatan pengerukan yang dilakukan karena belum melengkapi ijin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.  

 "Hentikan proses  pengerukan jika belum memiliki ijin, apabila sudah mempunyai ijin baru beroperasi, tetapi selama ijin belum keluar jangan coba-coba melakukan aktivitas," ujar Kapolres Klungkung AKBP Alfons W P Letsoin, S.I.K.

Wali Kota Jaya Negara Buka Lomba Mancing STDW


Laporan Reporter : Wah 

Denpasar, Bali Kini - Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara buka Lomba Mancing yang diselenggarakan ST. Dharma Werdhi (STDW), Banjar Kebonkuri Lukluk, Kelurahan Kesiman ditandai dengan penebaran ikan lele di Tukad Lilaulangun, Minggu (6/7). 

Turut hadir sekaligus membuka lomba mancing tersebut Anggota DPRD Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, Camat Denpasar Timur, I Ketut Sri Karyawati, Lurah Kesiman, I Made Nuada, tokoh masyarakat serta undangan lainnya. 

Tampak pagi itu di aliran Sungai telah dipenuhi oleh peserta lomba mancing yang datang tidak saja dari Kota Denpasar, juga ada dari luar Denpasar dengan perlengkapan serta umpan memancing di posisinya masing-masing.

Wali Kota Jaya Negara disela-sela membuka acara perlombaan mengapresiasi pelaksanaan lomba mancing yang diselenggarakan oleh ST. Dharma Werdhi, Banjar Kebonkuri Lukluk.

"Disamping memberi tempat bagi para penghobi mancing serta memberi ruang rekreasi, pelaksanaan ini juga diharapkan dapat menjaga kelestarian lingkungan dan kebersihan aliran di Sungai tersebut," kata Jaya Negara.

Sementara Ketua Panitia, I Putu Gede Krisna Pratama Dinata mengatakan pelaksanaan lomba mancing ini mengambil tema "Membangkitkan semangat peduli lingkungan sungai dalam balutan kreativitas" dengan konsep pelestarian sungai. 

Lebih lanjut dikatakannya, adapun peserta kali ini sebanyak 1200 orang yang terhitung dari penjualan kupon dan ikan yang kami gunakan saat ini yaitu jenis ikan lele serta telah ditebar ratusan kilogram yang dilakukan sebanyak dua kali tebar selama lomba berlangsung. 

"Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh undangan, sponsor, maupun peserta yang telah mengikuti lomba, dengan dilaksanakan lomba  ini sehingga kedepannya kami dapat menata ST. Dharma Werdhi, Banjar Kebonkuri Lukluk menjadi lebih baik," ujarnya.

Wapres Gibran Tinjau Harga Bahan Pokok di Pasar Dauh Pala Tabanan


Laporan Reporter : Tim Lpt Tabanan 

Bali Kini – Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, didampingi Gubernur Bali Wayan Koster, melakukan kunjungan kerja ke Pasar Dauh Pala, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan, pada Sabtu pagi (5/7). Kunjungan ini bertujuan untuk memantau langsung harga kebutuhan pokok dan mengevaluasi potensi inflasi daerah.

Wapres tiba di lokasi sekitar pukul 07.30 WITA dan langsung menyusuri lorong-lorong pasar yang sudah ramai dikunjungi masyarakat. Turut hadir dalam rombongan tersebut Wakil Bupati Tabanan I Made Dirga dan Kapolda Bali Irjen Pol Daniel Adityajaya.

Selama kunjungannya, Gibran menyapa dan berdialog langsung dengan para pedagang pasar, mengecek harga sejumlah bahan pokok seperti bawang merah, bawang putih dan cabai. Ia juga sempat membeli 2 kilogram bawang merah dan 2 kilogram bawang putih.

Gibran juga membeli bubur dari seorang pedagang, dengan memesan 10 bungkus lengkap berisi sambal. Selain itu, ia menyempatkan diri melayani permintaan foto dan swafoto dari warga serta pedagang yang antusias menyambut kehadirannya.

Wapres menyoroti harga pada komoditas bawang dan cabai di Bali jika dibandingkan dengan daerah lain meskipun tetap terkendali dan daya beli masyarakat cukup baik. Komoditi ini menurutnya perlu ditindaklanjuti karena terkait musim.

Tak hanya fokus pada harga bahan pokok, Gibran juga menanyakan ketersediaan pasokan MinyaKita kepada para pedagang. Pemerintah berharap distribusi minyak goreng bersubsidi tersebut tetap lancar demi menjaga stabilitas harga dan mendukung konsumsi rumah tangga.

Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah pusat  bersama Pemerintah Daerah dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah serta memperkuat sinergi antara pusat dan daerah dalam pengendalian inflasi.

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved