Karangasem, Bali Kini - Belakangan ini, puluhan babi mati resahkan peternak di Desa Abang, kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Para peternak tidak mengetahui wabah apa yang melanda babi-babi milik mereka.
Perbekel Desa Abang, I Nyoman Sutirtayana membenarkan hal tersebut. "Yang jelas mengenai hal ini kami tidak tau pasti apa yang menjadi faktor penyebab sehingga ternak kembali mati. Semoga saja tidak mewabah dengan skala masal seperti yang dulu,"ujar Sutirtayana.
Ternak yang mati mempunyai ciri-ciri yang rata-rata sama yakni memiliki gejala susah makan atau tidak mau makan dan berlangsung sampai berhari-hari. Hingga beberapa hari setelahnya, ternak meninggal. Beberapa ternak juga memiliki ciri tanda merah pada telinganya.
Hal ini menyebabkan keresahan para peternak di Desa Abang, seperti pernyataan I Nengah Adi asal Desa Abang KelodSuda, Senin (24/1/2022). "Sudah banyak babi ternak milik tetangga saya mati, bahkan pagi ini saya membantu mengangkat bangkai babinya, tidak jelas virus apa yang menyerang," Ungkapnya.
Hal senada diungkap I Ketut Putu salah seorang peternak asal Abang. "Ternak saya ada 3 ekor, yang 1 ekor sudah mati, bahkan kondisi yang 2 ekor sudah tidak mau makan lagi dari kemarin, (Minggu,23/1/2022). Dan sekarang sudah mati semuanya ketika saya hampiri ke kandang kondisi ternak sudah mati, ini saya mau kubur bangkainya,"ujarnya.
Diperkirakan, hal ini sudah berlangsung mulai sejak sebulan lalu. Wabah ini menjalar dari di tiap dusun di Desa Abang, misal di Dusun Abang Kelod, sampai Abang Kaler. Kerugian menjadi kekhawatiran para peternak di perdusunan Desa Abang.
Sementara, peternak bernama I Made Gunarta yang mengaku 4 ekor ternaknya mati secara bergilir. " Babi milik saya juga mati, sudah ada sekitar 2 minggu lalu. Tidak mau makan, hanya minum saja, Akhirnya ternak saya mati 4 ekor secara bergilir dengan masing-masing kisaran berat perekor 60 sampai 70 kiloan,"ungkapnya.
Perbekel Desa Abang, Sutirtayana menyarankan agar para peternak untuk tetap waspada dan harus rutin menjaga kebersihan kandang agar sterilisasi kondisi lingkungan ternak tetap terjamin. "Kalau misalkan khawatir akan kerugian sebaiknya ternak segera dijual upaya antisipasi agar tidak rugi total, " Sarannya. Sementara harga babi di pasaran masih normal yakni kisaran Rp. 38.000 /kilonya. (Ami)
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram