-->

Rabu, 27 Oktober 2021

Pondok INDI Dorong Perekonomian Keluarga KWT


Tabanan ,Bali Kini -
Guna menumbuhkembangkan hasil pengelolahan pangan lokal lebih inovatif, dibentuklah sebuah ide membangun sebuah pondok yang diberi nama 'Pondok Indi'.


Selaku pemilik dari Pondok Indi, Ir. Ni Ketut Indiani Masmini mengatakan bahwa pondok Indi dibentuk pada, 5 Mei 2020, lalu dengan sport dan dukungan berbagai pihak. Salah satunya adalah suami, I Wayan Purnata SP.


Guna menjadikan wadah berkumpul para pengusaha dalam pengolahan pangan, maka pondoo ini didirikan di Br. Pohgending, Des. Pitra, Kec. Penebel, Kab. Tabanan.


"Kalau bicara nama, kebetulan pemilik dipanggil dengan nama INDI. Jadi kita pakai nama Pondok Indi," Singkat Indiani.



Ibu dari tiga anak ini, menyebut bahwa banyak hal yang menjadi tujuan dibangunnya Pondok Indi. Hal utama, kata Indiani sebagai tempat berkumpulnya Sekedemen KWT Mandiri  (Perhipunan Pelaku Usaha Pangan)  yang SUKA dan AKTIF dalam mengolah hasil pangan lokal menjadi produk yang memiliki nilai jual.


"Sebagai tempat mempromosikan hasil olahan KWT ke seluruh masyarakat. Dan mengedukasi kepada masyarakat mempoles lahan untuk tanam sayur menjadi taman tanaman hias," sebutnya.


Termasuk juga bisa dijadikan tempat meningkatkan wawasan kelompok untuk mengolah pangan local lebih inovatif.


"Banyak manfaat yang didapat dari Pondok Indi. Disini bisa mempromosikan hasil olahan KWT sehingga di kenal masyarakat luas. Meningkatkan kratifitas dalam pengolahan pangan lokal, serta mendapatkan profit baik KWT," tegasnya.


Selain itu, sambungnya bahwa olahan di Pondok Indi juga memperkenalkan bahwa tanaman sayur selain bisa di konsumsijuga bisa dijadikan sebagai tanaman hias di pekarangan rumah.


Kedepan di Pondok Indi bisa menampung dan menyalurkan produk dan olah KWT. "Setidaknya, mampu meningkatkan perekonomian keluarga KWT yang tergabung dalam seke demen KWT pengolah hasil pangan lokal kabupaten Tabanan," Jelas Indiani penuh semangat.


Kedepan di Pondok Indi bisa menampung dan menyalurkan produk dan olah KWT. Mampu meningkatkan perekonomian keluarga KWT yang tergabung dalam seke demen KWT pengolah hasil pangan lockal kabupaten Tabanan.[ar/5]

Jumat, 01 Oktober 2021

Doa Kumham Untuk Negeri


BALI KINI ■ Pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia di tengah upaya jajaran Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) memberikan bakti kepada masyarakat. Bagi Kemenkumham, mengandalkan ikhtiar semata belumlah lengkap tanpa doa. Kondisi ini menggerakkan Kemenkumham untuk menaikkan doa bersama bagi Indonesia pada Jumat (01/10/2021).

Kegiatan Doa Kumham untuk Negeri dipimpin oleh para pemuka dari perwakilan lima agama yaitu Prof. Nasarudin Umur (Islam), Pdt. Bernard Manik (Kristen), Romo Paulus Andri Astanto (Katolik), Ida Pinandita KHRT Astono Candra Dana (Hindu), dan Suhu Pushan (Budha). Sementara itu, segenap jajaran Kemenkumham di seluruh Indonesia mengikuti dan menaikkan doa secara serentak melalui live streaming.

Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly mengatakan bahwa penting untuk mendoakan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Doa juga dinaikkan bagi pegawai. Kemenkumham agar diberikan kelancaran dan keselamatan, dapat melaksanakan tugas dan pengabdian, serta dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

“Doa merupakan senjata spiritual bagi kita, yang tentunya sangat ampuh dalam melindungi diri kita, guna mendukung keberhasilan program yang dicanangkan oleh pemerintah,” jelas Yasonna saat memberikan arahan di Graha Pengayoman.

Sudah banyak upaya yang dilakukan Kemenkumham agar tetap sehat dan produktif di tengah pandemi Covid-19. Kemenkumham mengakomodasi vaksin bagi para pegawai, melakukan swab antigen dan PCR kepada pegawai, penerapan protokol kesehatan yang ketat, serta pemberian bansos kepada masyarakat dan pegawai terdampak Covid-19.

Menurut Yasonna, kegiatan Doa Kumham untuk Negeri merupakan ikhtiar batin guna menyempurnakan upaya lahir sudah dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak dalam menangani pandemi ini.

“Semoga ikhtiar ini mampu menggerakkan kesadaran bersama untuk terus mendoakan negeri ini, optimis pandemi akan berlalu,” tutur Menkumham. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM, Komjen Pol. Andap Budhi Revianto meyakini segala upaya yang diiringi dengan doa akan membawa kebaikan. Sekjen berharap Kemenkumham semakin PASTI (Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan Inovatif) dalam menghadapi berbagai dinamika yang ada.

“Doa yang terbaik bagi Kemenkumham, doa yang terbaik bagi negeri kita tercinta Indonesia, teriring harapan kita semua semoga apa yang kita mohonkan bersama dapat dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa,” kata Sekjen. (Ami/Adv) 

Rabu, 05 Mei 2021

LLDIKTI VIII RESMI SERAHKAN SK PENETAPAN GURU BESAR REKTOR UNDIKNAS


Bali Kini , Denpasar -
Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) menyelenggarakan Hybrid Talkshow dengan topik pembahasan “Kiat Sukses Meraih Jabatan Akademik/Fungsional Dosen”. Hybrid Talkshow yang menghadirkan Kepala LLDikti Wilayah VIII sebagai Keynote Speaker, memberikan motivasi kepada dosen-dosen di lingkungan Undiknas berkenaan dengan strategi-strategi yang dapat ditempuh oleh dosen-dosen untuk meraih jabatan akademik/fungsional dosen. Professor Dasi Astawa, Kepala LLDikti VIII, dengan semangatnya yang selalu membara, mengajak seluruh dosen agar senantiasa tidak pernah menyerah dalam berkarya dan melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. 

Talkshow pada rabo  5 Mei 2021  dilaksanakan dengan sistem hybrid yang mengundang Dosen-dosen Undiknas untuk hadir langsung di Ruang Auditorium Dwi Tunggal dan beberapa dosen juga difasilitasi untuk bergabung melalui Zoom Meeting. Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Auditorium tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 yang sangat ketat. Acara Hybrid Talkshow dihadiri lengkap oleh jajaran wakil rektor, kepala lembaga tingkat universitas, serta jajaran dekanat di lingkungan Undiknas. 

Acara Hybrid Talkshow pada siang hari ini, juga dirangkaian dengan Penyerahan Surat Keputusan (SK) oleh Kepala LLDikti VIII tentang Penetapan Jabatan Akademik Guru Besar Bapak Rektor Undiknas. Universitas Pendidikan Nasional kembali menambah jumlah Guru Besar dalam Bidang Ilmu Manajemen. Gelar Akademik Guru Besar adalah bentuk pengakuan akademik tertinggi yang diberikan kepada tenaga pendidik. Suatu kebanggaan bagi Undiknas menyambut Gelar Akademik Guru Besar yang baru saja diraih oleh Rektor Undiknas. Pada kesempatan yang berbahagia ini, Kepala LLDikti Wilayah VIII menyerahkan 1) Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang Kenaikan Jabatan Akademik/ Fungsional Dosen, 2) Surat Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Dosen, 3) Surat Pernyataan Menduduki Jabatan Akademik Guru Besar oleh Kepala LLDikti VIII, dan 4) Surat Pernyataan Kepala LLDikti VIII untuk Bapak Rektor Melaksanakan Tugas Guru Besar sebagai Dosen PNS dpk. Universitas Pendidikan Nasional.

Selamat dan sukses untuk Bapak Rektor Undiknas, Prof. Dr. Nyoman Sri Subawa, M.M., semoga dengan gelar akademik baru yang diraih dapat memberikan kontribusi yang positif pada keilmuan dan pada masyarakat luas. Gelar Akademik yang diraih tentunya akan berkontribusi dalam pengembangan kapasitas perguruan tinggi.

“Capaian Guru Besar itu merupakan proses yang harus dilalui oleh setiap dosen sebagai capaian tertinggi dengan hasil karya publikasi tertinggi berupa jurnal internasional bereputasi terindeks Scopus ataupun Web of Science. Hal ini membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan kecerdasan dalam memberikan respon jawaban kepada reviewer.”, ujar Prof. Dr. Nyoman Sri Subawa, M.M. mengakhiri sekapur sirih beliau. [ip/*]


Senin, 18 Januari 2021

Kunjungi Langsung ke Lokasi Bencana, Lions Club Makassar Serahkan Bantuan Kepada Korban Gempa Sulbar

Bali kini ,Majene - Rombongan Lions Club Makassar yang dipimpin President Lions Club Makassar Rajawali, Lion Frengky Sengkey mengunjungi langsung lokasi bencana alam gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat, Senin (18/01/2021).

Dalam kunjungan tersebut, rombongan Lions Club Makassar membawa bantuan logistik dari Lions Clubs International District 307 B2 Indonesia, Lions Clubs International Foundation (LCIF), Yayasan Lions Indonesia, dan Yayasan Lions Mengabdi Indonesia.

Kegiatan sosial bertajuk "Emergency Grant Program 'Majene-Mamuju Earthquake Disaster Relief' West Sulawesi, Indonesia" ini merupakan wujud kepedulian dari organisasi kemanusiaan internasional tersebut terhadap musibah bencana alam gempa bumi yang melanda wilayah Sulawesi Barat.


Di wilayah Kabupaten Majene, rombongan Lions Club Makassar menyisir sejumlah titik tempat pengungsian warga terdampak bencana seperti di daerah Rangas, Oanang, Sendana dan lainnya lalu menyerahkan langsung bantuan kepada masyarakat yang berada di tenda-tenda pengungsian.

 menyerahkan langsung kepada warga di tenda-tenda pengungsian di daerah yang bisa dijangkau rombongan, selanjutnya bantuan berupa bahan makanan, minuman ringan, perlengkapan mandi (sabun, odol, sikat gigi), sarung dan lainnya, diserahkan kepada pihak BPBD Majene dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Polman untuk membantu mendistribusikan kepada masyarakat yang berada di pelosok-pelosok desa.

Bantuan yang diserahkan oleh President Lions Club Makassar Rajawali, Lion Frengky Sengkey kepada pihak BPBD Majene, diterima langsung oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Majene, Sirajuddin yang menyatakan sangat berterima kasih dengan bantuan dari Lions Club ini kepada masyarakat Majene mengingat lebih banyak bantuan yang ke Mamuju dan hanya melewati warga Majene sehingga terjadi penjarahan di jalanan.

Sementara bantuan dari Lions Club yang diserahkan kepada pengurus IDI Polman untuk disalurkan ke masyarakat terdampak bencana gempa yang berada di daerah-daerah pelosok, diterima langsung oleh Ketua IDI Kabupaten Polman, dr Evaty Junus.

Presiden Lions Club Makassar Rajawali, Lion Frengky Sengkey kepada media ini menyampaikan, rombongan yang dipimpinnya hanya bisa sampai ke wilayah Kabupaten Majene dan tidak dapat meneruskan perjalanan ke Kabupaten Mamuju karena terputusnya jalanan akibat longsor yang terjadi Senin (18/01/2021) pagi di daerah Belalang, Majene, sehingga bantuan disalurkan melalui pihak BPBD dan IDI. ( js/r3 )

Selasa, 29 Desember 2020

Rai Mantra Hadiri Launching Buku 'Jejak Awal Hindu di Indonesia' Karya Alm. Prof. Dr. IB Mantra

Bali Kini ,Denpasar - Serangkaian peringatan HUT Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar, beragam kegiatan turut dilaksanakan. Kali ini, sebagai sumbangsih dalam mendukung terciptanya kemajuan pendidikan Agama Hindu, secara resmi turut diluncurkan Buku berujudul Jejak Awal Hindu di Indonesia di Pendopo Hotel Inna Bali Heritage Denpasar, Selasa (29/12).


Hadir dalam kesempatan tersebut Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra sekaligus mewakili Keluarga Besar Alm. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Dalam kesempatan tersebut secara langsung dilaksanakan bedah buku dengan menghadirkan pembedah yakni Prof. Dr. Nengah Duija dan Dewa Windu Sancaya.


 Ket foto : Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra sekaligus perwakilan keluarga saat menerima buku dari hasil desiminasi desertasi Alm. Pro. Dr. IB Mantra yang berjudul Jejak Awal Hindu di Indonesia di Pendopo Hotel Inna Bali Heritage Denpasar, Selasa (29/12).




Walikota Rai Mantra mengatakan bahwa pihaknya berterimakasih atas diluncurkannya buku berujudul Jejak Awal Hindu di Indonesia yang merupakan hasil deseminasi dari Desertasi Alm. Prof. Dr. IB Mantra. Tentunya dengan diluncurkanya buku ini diharapkan mampu memberikan inspirasi dan pencerahan bagi masyarakat secara luas dalam memahami perjalanan Agama Hindu.


“Tentunya kami mengucapkan terimakasih kepada Civitas Akademika UNHI yang bahu membahu sehingga buku ini dapat diluncurkan, semoga kedepan dapat memberikan kemanfaatan bagi masyarakat luas,” jelasnya’


Direktur Pascasarjana UNHI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Suka Yasa mengatakan bahwa peluncuran buku ini merupakan persembahan dari pascasarjana UNHI untuk mendukung kemajuan pendidikan Hindu di Bali dan Indonesia. Dimana, keberadaan buku ini kedepanya menjadi sangat penting untuk memberikan gambaran tentang peradaban Agama Hindu di Indonesia.


“Buku ini lahir dari desiminasi karya Desertasi Alm. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra yang diharapkan mampu memberikan pencerahan dan gambaran akan peradaban Hindu di Indonesia,” jelasnya


Wakil Rektor III UNHI Denpasar, Dr. I Wayan Muka mengaku bersyukur atas diluncurkanya Buku berujudul Jejak Awal Hindu di Indonesia  ini. Hal ini merupakan sebuah bukti sumbangan karya literasi dari UNHI Denpasar.


Wayan Muka mengatakan bahwa karya ini bukanlah sesuatu yang mudah. Dimana berbagai tahapan serta proses panjang telah dilalui hingga sampai pada tahap peluncuran. Kedepan upaya penerjemahan akan terus dilaksanakan sehingga dapat memberikan inspirasi bagi Umat Hindu Indonesia.


“Hal ini merupakan karya monumental dan akan menjadi rujukan bagi kita Umat Hindu kedepanya, semoga dapat menjadi berguna bagi seluruh umat hindu, khususnya masyarakat Bali,’ pungkasnya. (Ags/r2).

Kamis, 02 Januari 2020

Berspiritual dalam Berpolitik

[ Penulis : Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE.,MM ]

Tabanan,BaliKini.Net - Sebagian masyarakat memandang bahwa politik itu kotor, kejam dan sebaiknya dijauhi. Pandangan tersebut tentu tidak sepenuhnya salah dan sebaliknya juga tidak sepenuhnya benar. Kalaupun kemudian berpolitik itu masih dianggap sebagai sesuatu yang kotor bagi sebagian masyarakat, saya yakin karena kelompok masyarakat yang seperti itu mungkin hanya melihat politik tidak secara utuh dan jujur. Kejujuran yang saya maksudkan dan yang paling sangat mendasar adalah karena sejatinya politik telah menjadi bagian hidup keseharian manusia.

Ketika masyarakat telah memposisikan bahwa dunia politik itu kotor dan kejam hingga kemudian sebagian masyarakat tidak peduli dengan politik, jelas hal tersebut sangat disayangkan. Seorang penyair Jerman Bertold Brecht (1898-1956) mengatakan bahwa buta yang terburuk adalah buta politik. Seorang yang mengidap buta politik adalah dia yang tidak mendengar, tidak berbicara dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa perpolitikan.

Pendapat Bertold Brecht tadi tentu sangat layak untuk dijadikan sebuah renungan berkesadaran bahwa mau tidak mau harus digaris bawahi setiap manusia itu hidup dalam lingkaran politik. Dengan demikian setidak-tidaknya setiap manusia juga memiliki kewajiban untuk membuka mata, telinga dan mulutnya untuk melihat, mendengar dan berkomentar tentang riak-riak politik yang sedang terjadi. Mengingat, dalam dunia demokrasi, kebebasan berbicara tentu sangat terbuka dalam tujuan untuk menyampaikan ide, gagasan maupun aspirasi politiknya sebagai bentuk hak berpolitik setiap warga negara. Bahkan bagi saya pribadi yang dipercaya duduk sebagai Wabup Tabanan hingga periode kedua ini mendampingi bupati Ibu Ni Putu Eka Wiryastuti memiliki sebuah pandangan yang sederhana. Yakni, aspirasi masyarakat adalah sebuah bentuk peran serta nyata masyarakat dalam membangun. Aspirasi masyarakat adalah sebuah bentuk kecintaan masyarakat kepada pemimpinnya dan itu adalah bukti nyata peran serta masyarakat dalam berpolitik.

Pendapat pribadi saya ini dikarenakan saya melihat bahwa dunia politik itu seni, terutama seni memanajemen berbagai persoalan bahkan berbagai konflik untuk kemudian didiskusikan bersama dengan tujuan mencari solusi atau jalan keluarnya. Dalam tujuan yang lebih besar lagi, justru persoalan atau konflik justru bisa dilihat sebagai sebuah potensi. Tentunya potensi yang dimaksudkan adalah potensi sebagai wahana berjuang dengan salah satu muaranya adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Dari titik ini saya kemudian memiliki pandangan berikutnya terhadap dunia politik. Yakni dunia politik merupakan sebuah swadharma mulia karena didalamnya ada spirit perjuangan. Spirit perjuangan tersebut tiada lain dengan tujuan untuk terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Nah ketika saya meletakkan politik sebagai sebuah swadharma mulia, tentu ini juga dinafasi oleh kesadaran saya sebagai manusia Bali yang berprinsip Bangga Jadi Orang Tabanan. Bentuk pengejawantahannya adalah menjadikan nilai-nilai budaya Bali dan ajaran-ajaran agama Hindu sebagai landasan atau pedoman dasar saya dalam berpolitik. Pada akhirnya seiring dengan kegigihan manusia Bali menggelar berbagai jenis yadnya, saya melihat bahwa ketika dunia politik dilakoni secara benar maka sejatinya pula seseorang yang berjalan pada dunia politik tersebut adalah juga telah berjalan pada ruang-ruang spiritual. Ruang-ruang spiritual yang saya maksudkan tiada lain karena dalam berpolitik seseorang telah berjuang penuh dan itu adalah memperjuangkan hal-hak mendasar tentang kemanusiaan. Atau bisa disebutkan bahwa seorang politikus sejati adalah seseorang yang dengan otak (kecerdasan berpikir), otot (tenaga atau fisik) bahkan ongkos (biaya politik) berjuang untuk masyarakatnya. Pendapat saya ini tentu berawal dari sebuah keyakinan saya bahwa berspiritual diera milenial ini tentu tidak harus dengan menyepikan diri masuk kedalam hutan hanya untuk meraih kebahagiaan diri pribadinya. Lebih dari itu, pelaku spiritual juga layak untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan atau hak-hak masyarakat. Dalam dunia politik, kebahagiaan masyarakat atau hak-hak masyarakat terwujud ketika kesejahteraan hidup mereka tercapai.

Spirit spiritual yang dialirkan dalam dunia perpolitikan tentu kemudian menjadikan jalan-jalan mudah bagi seseorang untuk mewujudkan cita-cita politiknya. Meskipun tidak bisa dipungkiri dalam perjalanannya ada berbagai hambatan, kendala dan beragam persaingan yang harus dilewatinya seperti halnya yang tergambarkan dalam epos Mahabharata. Dalam epos tersebut, tokoh-tokoh Seratus Korawa menggambarkan sedemikian kotornya dunia politik. Setiap saat melahirkan polemik dan intriknya untuk menghancurkan saudara misannya yang kekuatannya hanya lima persen dari kekuatan Satus Korawa yang bersaudara seratus kakak beradik. Namun dengan landasan dharma yang kuat serta spiritualitas diri yang kuat (terutama keyakinannya terhadap Krisna sebagai Jiwa Yang Agung) yang sedemikian melekatnya didalam jiwa masing-masing diri kelima putra Pandu, saudara dekat yang sekaligus juga musuh besarnya yakni seratus putra Kuru dapat dikalahkannya dalam perang maha dahsyat yang berlangsung di Padang Kurukestra. Ini menandakan ketika seseorang berpolitik mengedepankan prinsip-prinsip kebenaran atau ketika berpolitik yang mengedepankan spiritualitas yang tulus dan kuat, maka tujuan politiknya akan terwujud dan diterima masyarakat bahkan juga sangat mungkin diterima oleh semesta. Inilah perwujudan politik yang bertaksu.

Hingga akhirnya dengan penuh kerendahan hati saya mengajak semua pihak terutama kalangan politikus khususnya kader-kader dan para simpatisan PDIP terutama kader dan simpatisan PDIP di Tabanan untuk lebih sering melakukan perenungan-perenungan diri dan menjadikan spiritual sebagai landasan berpolitik. Terlebih lagi dalam mempersiapkan diri menghadapi perhelatan Pilkada serentak pada September tahun 2020 ini. Yakinlah pula bahwa ketika dengan matangnya spiritualitas diri dalam berpolitik, maka persoalan-persoalan rakyat akan semakin mudah terlihat untuk kemudian diperjuangkan dengan prinsip-prinsip kebenaran. Satyam Eva Jayate, kebenaran pasti menang. Semoga tulisan ini bermanfaat. [r7*]

Minggu, 15 Desember 2019

Kado Indah Akhir Tahun Dipersembahkan Tim KTI SPENTURA

Jembrana ,BaliKini.Net - Kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil merupakan kata-kata yang tepat ditujukan kepada Tim Karya Tulis Ilmiah (KTI) SMP Negeri 1 Negara (Spentura) Kabupaten Jembrana. Pasalnya, tim KTI beranggotakan tiga (3) siswa ini berhasil meraih Juara I dalam ajang LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Nasional, SMARCOM (SMANSA Singaraja Research Competition) yang diselenggarakan pada hari Jumat (13/12) di Singaraja, Bali. Ajang LKTI SMARCOM 2019 diikuti oleh Tim KTI SMP dari seluruh Kabupaten di Bali.

Ditemui di sela sela kesibukannya, Kepala SMP Negeri 1 Negara, I Made Riantori mengungkapkan bahwa, ajang LKTI di akhir tahun 2019 ini menjadi begitu istimewa bagi SMP Negeri 1 Negara (Spentura). Karena melalui kerja keras dan perjuangan yang panjang telah mampu meraih Juara I mengalahkan para pesaingnya dalam ajang lomba bergengsi tahun ini.

Tim KTI SMPN 1 Negara yang terdiri dari I Putu Wahyu Mahendra, Made Pasek Pastika, dan Jeremiah Rhenaldi Bisma, berjuang keras mempresentasikan karya tulisnya sehingga berhasil memperoleh gelar Juara I LKTI Nasional, SMARCOM 2019.

Menurutnya, SMPN 1 Negara dalam kegiatan pengembangan diri memiliki kelompok Karya Ilmiah Remaja (KIR) yang selalu aktif mengikuti lomba-lomba ilmiah di tingkat kabupaten, propinsi maupun nasional. Kelompok KIR SMPN 1 Negara yang diwakili oleh I Putu Wahyu Mahendra, Made Pasek Pastika dan Jeremiah Rhenaldi Bisma dibawah bimbingan guru Ni Kade Yuliani, S. Pd mengikuti LKTI Nasional SMARCOM 2019 dengan tema Keep Our Health, Save Our Earth Yang bertujuan untuk menggali potensi peserta didik secara individu untuk meneliti dan meningkatkan kompetensi peserta didik melalui penelitian. "Lomba ini diselenggarakan oleh SMAN 1 Singaraja pada tanggal 13 Desember 2019" ujar Riantori, Sabtu (14/12).

Setelah melalui seleksi SMPN 1 Negara masuk sebagai finalis 5 besar dengan sekolah-sekolah lain yaitu SMP Methodist 2 regu,SMPN 2 Amlapura 1 regu dan SMPN 2 Rendang 1 regu. "Saat presentasi dinilai oleh guru besar undiksha, Singaraja. Tim KIR Spentura dengan judul Pupuk Organik Cair Limbah Canang sebagai Nutrisi Stek Batang Kangkung Secara Hidroponik sederhana berhasil meraih Juara 1 tingkat nasional" terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Dikpora Jembrana Ni Nengah Wartini didampingi Kabid Pendidikan Dasar Dinas Dikpora Kabupaten Jembrana I Nyoman Wenten menyampaikan apresiasi atas prestasi yang telah diraih TIM KTI Spentura SMPN 1 Negara dan berharap agar prestasi yang telah diraih bisa ditingkatkan lagi pada tahun tahun berikutnya. Semoga kado indah di akhir tahun 2019, bisa menjadi motivasi bagi seluruh siswa dan sekolah lainnya untuk berprestasi lebih baik lagi demi kemajuan pendidikan di Kabupaten Jembrana.

Kerja keras dan ketekunan para siswa dan para pembina terbayar sudah. "Selamat kepada para juara. Terima kasih sudah memberikan kado indah untuk pendidikan Jembrana" pungkasnya. *

Jumat, 13 September 2019

Agus Suhendra, Kembali Tarung Pilkades Dauh Puri Kangin

DENPASAR, BaliKini.Net - I Made Agus Suhendra S.S., dipastikan kembali bertarung sebagai calon petahana pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Dauh Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara yang bakal digelar beberapa pekan lagi.

Sejumlah pihak meyakini calon kepala desa (kades) nomor urut 2 ini kembali terpilih menjadi orang nomor satu di desa tersebut. Salah satu alasannya, karena pria kelahiran Denpasar, 4, Desember 1964 ini memiliki segudang pengalaman memimpin lembaga level banjar dan desa. 

Pengalamannya tersebut antara lain sebagai Kepala Dusun Banjar Titih Tengah sebanyak tiga periode (1991-1994), (2003-2006), (2006-2009). Sebagai Kades Dauh Puri Kangin dua periode (1993-2002) dan (2002-2007), serta sebagai Badan Pengawas Desa (BPD) Desa Dauh Puri Kangin (2013-2019).

Meski diunggulkan, Agus tak mau berlebihan. Karena ia menilai kandidat lain juga memiliki kelebihan dan layak memimpin desa. "Semua kita serahkan ke masyarakat untuk memilih yang terbaik demi kemajuan desa yang kita cintai ini," kata Agus di Denpasar, Jumat (13/9).

Lebih lanjut, pria yang meraih gelar sarjana sastra Universitas Udayana ini mengaku mengusung Visi "Nangun Kesukertan Desa medasar antuk Tri Hita Karana", Bersama Membangun Desa Dauh Puri Kangin yang Sejahtera, Religius, Berbudaya, Kreatif dan Harmonis menuju Desa Mandiri Berdasarkan Tri Hita Karana.

Visi itu dijabarkan lewat misi, yakni mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan partisipasi masyarakat.

Menguatkan jatidiri desa berdasarkan kearifan lokal dan budaya Bali, meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan kebutuhan dasar dan mengembangkan ekonomi kerakyatan, mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, dan asri.[de/gus/r4}

Rabu, 13 Februari 2019

Perlu Kompak Perjuangkan Kepentingan Bali

Gde Pasek Suardika

DENPASAR, Balikini.Net - Untuk memperjuangkan kepentingan Bali di tingkat legeslatif diperlukan kekompakan dan koordinasi yang intens antara anggota dewan dengan masyarakat, Kalau tidak perjuangan akan sia-sia. Pasalnya pihak di legeslatif di DPR RI semua memperjuangkan kepentinganya masing-masing.
Pernyataan itu dilontarkan salah satu anggota DPD Bali di Gde Pasek Suardika dalam diskusi politik di warung Kubu Kopi, Denpasar, Selasa (12/2). Pasek menilai ada beberapa hal yang menjadi catatan dalam memperjuangkan aspirasi Bali di tingkat pusat yakni koordinasi harus nyambung antara wakil Bali di DPR dan pemerintah daerah. Dia mencontohkan ketika kita membicarakan masalah RUU Otsus Bali, RUU itu sudah sampai naik Prolognas, ternyata setelah akan dibahas, di Bali sendiri justru ada perubahan. Jadi bubar, kata Pasek. Dalam diskusi politik terkait pilres dan pileg tersebut hadir calon anggota DPRI Gde Pasek Suardika, Ni Luh Putu Jelantik dan I Gusti Agung Putri Astrid, MA serta pengamat politik Wiratmaja.

Hal senada juga dilontarkan anggota DPR RI dari Bali, Agung Putri Astri. Politisi dari PDI Perjuangan ini menyebutkan sejatinya tidak semua anggota DPR RI memahami Bali, karena itu mereka terkadang agak apriori dengan perjuangan kita yang ingin memajukan Bali. Untuk itu memang diperlukan adanya perjuangan yang cukup keras, agar suara Bali bisa digemakan di dewan. Astri yang duduk di komisi 8 ini mengaku kalau dirinya sudah cukup maksimal dalam memperjuangkan kepentingan Bali pusat.

Di bagian lain Ni Luh Putu Jelantik pengusaha yang kini bakal melenggang ke DPR RI melalui kendaraan Partai Nasdem ini menegaskan komitmen dirinya maju ke legeslatif, hanya untuk mengangkat derajat Bali menjadi lebih tinggi. Hal yang bersentuhan dengan indistri kecil adalah point pertama yang ingin diperjuangkan. Pasalnya selama ini dirinya sangat memahami kondisi itu.
Orang sering kali melihat kalau Bali ini dilihat dari permukaannya saja, tetapi jarang memasuki daerah Bali secara mendalam. Bagaimana orang Bali yang ada di pegunungan-pegunungan. Hak-hak merekalah yang harus kita perhatikan dan diperjuangkan, jelas Ni Luh Putu Jelantik ini.

Di bagian lain pengamat politik Wiratmaja menilai memang untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan Bali di pusat membutuhkan kekompakan. Tetapi, kata Wiratmaja politik itu sangat sulit ditebak. Kalau anggota dewannya menginginkan memperjuangkan A, jika kemudian muncul perintah dari ketua partainya B, mereka tidak bisa berbuat banyak. Jadi semuanya masih sangat tergantung dari ketua partainya di pusat. Jadi ini yang terkadang tidak nyambung, katanya.
(r4)

Selasa, 12 Februari 2019

Kapolda Bali Hadiri Final Lomba Jegeg Bagus Millennial 2019

Denpasar,Balikini.Net - Kapolda Bali Irjen Pol Dr. Petrus Reinhard Golose didampingi oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Kombes Pol. Hengky Widjaja S.I.K.,M.si., dan Kabid Propam Polda Bali Kombes Pol. Rajo Alriadi Haraha, S.I.K., dan seluruh Kapolres/Ta se Bali menghadiri Final lomba Jegeg Bagus Millennial 2019 yang diselenggarakan oleh Polda Bali di Bali Beachwalk, Selasa (12/2/2019).

Final lomba Jegeg Bagus Millennial 2019 ini diikuti oleh 9 peserta, dimana peserta yang mengikuti final Jegeg Bagus Millennial 2019 ini merupakan peserta yang berhasil menjadi juara di masing-masing Kabupaten dan berhak mewakili Kabupatenya untuk merebut juaran menjadi Jegeg Bagus Millennial 2019 di tingkat Provinsi.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kepedulian generasi muda, khususnya di kalangan pelajar tentang keselamatan jalan. Serta membentuk karakter dalam membangun dan mewujudkan budaya keamanan, keselamatan lalu lintas jalan

Dalam sambutannya membuka kegiatan Lomba Jegeg Bagus Millennial 2019 Kombes Pol.Hengky Widjaja, S.I.K.,M.si., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan serangkaian dari Millennial Road Show Festival yang puncaknya tanggal 17 Februari 2019  mendatang. Menurutnya guna mencari kaum millenial, peserta harus bisa menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas dan juga membantu tugas kepolisian dimasa akan datang.

"Pemilihan Jegeg Bagus ini juga menjadi sebuah tauladan dan menjadi jembatan bagi kepolisian kepada rekan-rekan muda tingkat SMA/SMK maupun mahasiswa, tepatnya khusus untuk kaum millennial usia 17 - 35 tahun agar bisa memberikan contoh dan ketauladanan berlalu lintas." Ungkapnya

Saya harapkan Jegeg Bagus Millennial 2019 yang terpilih di tingkat Provinsi dapat menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas serta dapat menjadi contoh dan tauladan yang baik dalam berlalu lintas.  Sehingga dapat Mewujudkan Millenial Cinta Lalu Lintas Menuju Indonesia Gemilang."tutup Kombes Pol. Hengky Widjaja *
© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved