-->

Minggu, 19 Februari 2017

Harga Iklan Dibanting, Radio Terpelanting

Balikini.Net - Oleh : I Nengah Muliarta Praktisi Penyiaran Bali dan Instruktur Bali Broadcast Academia (BBA )
 
Iklan menjadi salah satu sumber utama pendapatan bagi lembaga penyiaran radio. Dalam Undang-Undang N0. 32 tahun 2002 tentang penyiaran, terutama pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa “siaran iklan adalah siaran informasi yang bersifat komersial dan layanan masyarakat tentang tersediannya jasa, barang dan gagasan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak dengan atau tanpa imbalan kepada lembaga penyiaran bersangkutan”. Pada ayat (6) disebutkan “siaran iklan niaga adalah siaran iklan komersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan atau mempromosikan barang atau jasa kepada khalayak sasaran untuk mempengaruhi konsumen agar menggunakan produk yang ditawarkan. Jadi melalui iklan niaga lembaga penyiaran radio dapat memperoleh pendapatan sebesar-besar agar mendapatkan keuntungan ekonomi, membiayai operasional hingga meningkatkan kesejahteraan pekerjanya.

  Permasalahan banting harga iklan kini menjadi salah satu penyebab lesunya iklan radio selain karena pemasang iklan kini beralih memasang iklan di media online dan TV. Saling tuding melakukan praktik banding harga iklan juga terjadi antar media radio. Kenyataan banting harga iklan dilakukan bersama-sama dan dilakukan dengan sadar hanya demi sekedar mendapatkan pendapatan. Banting harga iklan radio juga dilakukan demi menghindari pengiklan lari ke media radio pesaing. Buntutnya harga iklan spot (iklan putar) dan adlips (iklan baca) ibarat kacang rebus yang di jual murah. Dalam proposal penawaran iklan radio yang ditawarkan ke pengiklan baik adlips dan spot memang berkisar antara Rp. 100.000 hingga Rp. 500.000. Pada kenyataan dilapangan setelah tawar menawar, harga iklan yang diberikan jatuh pada kisaran Rp. 10.000 hingga Rp. 50.000 untuk sekali putar atau baca.

Harga iklan radio kemudian semakin jatuh ketika kelompok media tertentu manawarkan iklan paket. Iklan paket menjadi menarik karena pengiklan akan mendapatkan keuntungan promosi yang lebih. Dimana sekali beriklan bisa disiarkan di radio, televisi dan muncul dalam iklan media cetak (koran dan online). Belum termasuk bonus-bonus lainnya sehingga membuat harga iklan di radio semakin murah meriah. Lembaga penyiaran radio yang berada dalam satu kelompok media yang menjual iklan paket tentu akan terlihat panen iklan, namun kenyataanya pendapatan yang masuk minim. Sedangkan radio yang tidak dalam kelompok media tertentu akan semakin sulit mendapatkan iklan. Strategi terakhir yang dilakukan lembaga penyiaran radio yang berdiri sendiri adalah dengan memberikan tawaran bonus yeng lebih pada pengiklan. Strategi ini juga semakin membuat harga iklan radio semakin turun, karena terlalu banyak tawaran bonus bagi pengiklan.

Ketika harga iklan di radio semakin murah maka harga durasi siar atau jam siar juga menjadi semakin murah. Secara umum durasi untuk iklan radio adalah 60 detik, walaupun terkadang terdapat juga iklan yang berdurasi hingga 90 detik khususnya untuk iklan layanan masyarakat. Dalam perkembanganya terdapat iklan radio yang durasinya hingga lebih dari 180 detik (3 menit). Kondisi ini menyebabkan durasi jam siar radio menjadi sangat murah. Sebagai sebuah ilustrasi, jika harga iklan spot durasi 60 detik untuk sekali putar sebesar Rp. 50.000, maka harga per-menit durasi siar adalah Rp. 833 Maka ketika durasi iklan spot menjadi 180 detik dengan standar harga iklan spot yang sama maka harga per-menit durasi siar menjadi Rp. 278.

Dengan durasi iklan yang semakin panjang maka potensi radio untuk mendapatkan yang lebih banyak akan semakin tertutup. Tertutupnya potensi mendapatkan iklan yang lebih banyak ini terjadi karena lembaga penyiaran radio terikat dengan aturan yang terdapat dalam Undang-Undang Penyiaran. Pasal 46 ayat (8) Undang-Undang Penyiaran menyebutkan “waktu siaran iklan niaga untuk lembaga penyiaran swasta paling banyak 20 %, sedangkan untuk lembaga penyiaran publik paling banyak 15% dari seluruh waktu siar”. Jika menggunakan pola siaran 18 jam (06.00 - 24.00) maka lembaga penyiaran swasta memiliki waktu siar iklan mencapai 3,6 jam dalam sehari. Sedangkan lembaga penyiaran publik memiliki waktu siar iklan mencapai 2,7 jam per hari. Jumlah waktu siar iklan niaga tersebut belum dikurangi dengan waktu siar iklan layanan masyarakat. Berdasarkan pasal 46 ayat (9) Undang-Undang Penyiaran disebutkan “waktu siar iklan layanan masyarakat untuk lembaga penyiaran swasta paling sedikit 10 % dari siaran iklan niaga, sedangkan untuk lembaga penyiaran publik paling sedikit 30 % dari siaran iklannya”. Maka semakin panjang durasi satu iklan makin terbatas jumlah iklan yang di putar dan semakin terbatas juga frekuensi pemutaran iklan dalam satu hari siaran.

Aturan terkait proporsi persentase waktu siar iklan juga terdapat dalam Pedoman Prilaku Penyiaran (P3) pasal 44 ayat (1) dan (2).  Aturan tproporsi persentase waktu siar iklan dipertegas kembali dalam Standar Program Siaran (SPS) pasal 58 ayat (2) dan (3). Adanya aturan pembatasan durasi waktu siar iklan tentu sebagai upaya agar lembaga penyiaran, khususnya radio mengutamakan kepentingan publik. Pembatasan ini juga sekaligus mengingatkan lembaga penyiaran agar tidak hanya mengejar kepentingan ekonomi semata. Mengingat frekuensi adalah milik publik, maka harus digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik.

Lembaga penyiaran, khususnya radio dapat saja melakukan kecurangan dengan menggunakan durasi waktu siar iklan melebihi persentase yang ditetapkan. Namun bagi pelanggar tentu terdapat sanksi. Sanksi bagi siaran iklan niaga yang melebihi persentase yang ditetapkan adalah berupa sanksi denda, seperti yang tertuang dalam SPS pasal 81. Dimana Pasal 81 SPS disebutkan “Program siaran iklan niaga yang melebihi 20 persen dari seluruh waktu siar perhari, setelah mendapatkan teguran tertulis sebanyak dua kali, dikenakan sanksi administrative berupa denda administratif untuk jasa penyiaran radio paling banyak Rp. 100.000.000 dan jasa penyiaran televisi paling banyak Rp. 1.000.000.000.

Ibarat pepatah “hidup segan, mati pun tidak mau” seperti itu kondisi lembaga penyiaran radio saat ini ditengah praktek banting harga iklan. Jika kondisi seperti ini tetap dibiarkan maka lembaga penyiaran radio hanya akan menjadi hobi dan pekerjaan sampingan. Bukan sebagai sebuah industri yang menjanjikan sekaligus memberi manfaat bagi masyarakat sebagai pemilik frekuensi. Lembaga penyiaran radio dan asosiasi radio perlu duduk bersama untuk mencari jalan keluar agar industri radio tetap mampu menggeliat dan memberi kesejahteraan pada pekerjanya. Salah satu solusi yang dapat ditempuh adalah membuat kesepakatan bersama mengenai tarif batas harga terendah iklan radio yang diperbolehkan. Jika praktek banting harga iklan radio dan praktek iklan paket tetap dibiarkan maka industri radio tidak akan berkembang. Dengan semakin turunnya harga iklan radio maka pemasang iklan juga akan semakin ragu untuk beriklan di radio. Harga iklan yang sangat rendah tentu menimbulkan keraguan bagi pemasang iklan untuk berpromosi.

Pada era digital pesaing radio dalam merebut pasar iklan bukan hanya media cetak atau televisi, tetapi juga media sosial. Apalagi dalam perkembanganya para pengiklan kini juga telah menggunakan media sosial untuk berpromosi. Tantangan seperti ini harus segera diantisipasi oleh pengelola dan pelaku industri radio. [mul]

Kamis, 09 Februari 2017

Sertifikasi SDM Pariwisata Jangan Sebatas Kejar Kuantitas

Balikini.Net - Forum Sumber Daya Manusia (SDM) Bali menyesalkan implementasi sertifikasi SDM pariwisata masih sebatas mengejar kuota jumlah. Sertifikasi SDM pariwisata belum menitikberatkan pada kualitas SDM yang di sertifikasi. Hal tersebut disampaikan Koordinator SDM Bali Gunawan Wicaksono, pada keteranganya di Denpasar, Kamis (9/2/2017).

Menurut Gunawan, bukti bahwa sertifikasi SDM pariwisata hanya mengejar kuantitas adalah tingkat kelulusan yang rata-rata 99,9%. Jika memang standar yang dipakai adalah standar minimal Asean maka faktor kualitas tidak boleh diabaikan. “katanya standar yang dipakai adalah standar minimal Asean, tapi nantinya perlu ada tingkatan. Uji kompetensi level dasar, level menengah, dan level atas” kata Gunawan.

Gunakan menyebutkan permasalahan dasar saat implementasi sertifikasi SDM pariwisata adalah kesiapan dari karyawan, salah satunya karyawan perhotelan. Pada konsep awal subsidi gratis dari Kementerian Pariwisata adalah untuk karyawan FB Servis, FB Kitchen, Front Office dan Housekeeping di hotel bintang 3 ke bawah. Hanya saja, kalau dipaksakan dilaksanakan, maka karyawannya yang tidak siap. Berbeda dengan staff hotel bintang 4 dan 5 yang tentu kualitasnya sudah siap untuk diuji sertifikasi. “standar Asean kok diujikan ke karyawan hotel bintang 3 ke bawah, ya mereka belum siap. Kalau staff SDM pariwisata di hotel dan restorant bintang 3 ke bawah harus dilatih dan dipersiapkan dulu sebelum diuji kompetensi” papar Gunawan.

Gunawan mengungkapkan permasalahan berikutnya saat uji kompetensi di lapangan adalah ketersediaan jumlah pegawai yang terbatas. Padahal uji kompetensi itu perlu waktu hampir 3 - 4 jam , sehingga perlu pengaturan waktu. Bila uji kompetensi dilakukan di luar hotel, maka siapa yang kerja bertugas di hotel? Jadi masih ada hotel yang tidak mau ngelepas karyawannya untuk ikut uji kompetensi yang pelaksanaannya di luar area hotel. Sedangkan kalau dilaksanakan di hotel masing masing, maka ada minimal jumlah peserta per profesi. Misalnya ada 4 atau 5 staf  FO yang diuji di hotel tersebut. Padahal, bisa saja villa / hotel tidak punya jumlah staf minimal yang diwajibkan jumlahnya.

Permasalahan berikutnya terkait Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata yang obral dan sangat mudah dan tidak serius melaukan uji kompetensi. Seakan akan dijadikan proyek bisnis karena mendapat subsidi / pembiayaan dari pemerintah. “jadi yang bersangkutan mengambil sebanyak banyaknya jatah subsidi. Padahal, dibandingkan dengan jumlah tenaga penguji (assessor), maka hal tersebut tidak logis” jelas Gunawan.

General Manager Alaya Resort Kuta, Jeffrey Wibisono mengakui bahwa sertifikasi SDM pariwisata masih sebatas untuk melengkapi standar formalitas sematan. Sebatas bahwa SDM yang bekerja telah memiliki sertifikat yang diwajibkan. “kualitas dan keterampilan masih perlu diasah lebih dalam lagi” ucap Jeffrey Wibisono.

Jeffrey Wibisono mengatakan bahwa program sertifikasi ini belum merata karena beberapa profesi belum ada penguji kompetensinya. Misalnya marketing, karena tidak ada pengujianya sehingga ditunjuk Mark Plus yang merupakan badan swasta untuk khusus bidang tersebut.

Jeffrey menegaskan permasalahan yang sering timbul adalah akibat ketidak seriusan peserta uji kompetensi. Peserta harus benar benar mengerti apa gunanya sertifikat yang akan dipegang dan apa moral obligation mereka sebagai pemegang sertifikat. Memang harus diakui bahwa peserta cenderung tidak serius karena tidak memahami pentingnya sertifikasi. “Banyak yang tidak paham, sehingga perlu keterlibatan semua pihak termasuk media massa untuk sosialisasi” papar Jefrrey.

Sebelumnya Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengingatkan kepada pekerja pariwisata di Bali untuk melengkapi diri dengan sertifikat kompetensi. Sertifikat kompetensi merupakan bukti tertulis kemampuan tenaga kerja dan menjadi bekal bagi SDM pariwisata Bali untuk memenangkan persaingan di era globalisasi.
Sudikerta menjelaskan, sertifikasi kompetensi menjadi bagian penting dalam upaya mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas tenaga kerja. Selama ini, produktivitas kerapkali dipandang sebagai peningkatan efisiensi dan efektivitas yang hanya dikaitkan dengan pendidikan dan ketrampilan tenaga kerja. Padahal masih banyak faktor selain tingkat pendidikan dan skill yang perlu mendapat perhatian.

Sudikerta menegaskan untuk menghadapi tantangan ke depan, setidaknya ada tiga pilar utama yang tak boleh diabaikan yaitu standar kompetensi kerja, pelatihan berbasis kompetensi serta sertifikasi kompetensi oleh lembaga independen.  Dengan memperhatikan tiga pilar utama tersebut, maka optimis tenaga kerja Bali akan lebih mampu bersaing di kancah global. Ia berharap SDM Bali tak pilih-pilih pekerjaan. "Yang penting halal, dapat uang dan jadi orang mandiri," ujar Sudikerta 

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, pada periode Februari 2016, penduduk yang bekerja mencapai 2.382.466 orang. Dari jumlah tersebut, 721.776 orang bekerja pada lapangan usaha perdagangan, rumah makan dan hotel

Sedangkan Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata Bali Indonesia (LSP-PBI) Siska Suzana Darmawan menerangkan bahwa seluruh tenaga kerja pariwisata wajib mengantongi sertifikat kompetensi. Hal ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012. Tanpa sertifikat kompetensi, mereka akan terkendala dalam meniti karir dan memperoleh  posisi di pasar kerja pariwisata. "Meski sangat penting, namun masih ada keengganan di kalangan pekerja dan pihak manajemen untuk melakukan sertifikasi dengan biaya sendiri" ungkap Siska Suzana Darmawan.

Menyikapi persoalan ini, pihaknya proaktif melakukan pendekatan ke Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Perjuangan itu membuahkan hasil karena pada tahun 2015, Bali mendapat alokasi dana untuk melakukan sertifikasi kompetensi bagi 15.000 tenaga kerja. "Di tahun 2016, kita kembali memperoleh jatah sertifikasi bagi 8.800 tenaga kerja," papar Siska Suzana Darmawan.

Hingga saat ini, tenaga kerja pariwisata Bali yang sudah tersertifikasi mencapai 25.291 orang. Pihaknya sangat berharap dukungan pemerintah untuk menuntaskan proses serifikasi kompetensi bagi tenaga kerja pariwisata. “Kita menargetkan bisa melakukan sertifikasi bagi 65 ribu pekerja hingga tahun 2017 mendatang,” imbuhnya (muliarta).



Kamis, 22 Desember 2016

ISTRI PEJABAT DAPAT KADO DI HARI IBU

Balikini.Net -Ada pemandangan menarik pada Puncak Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-88 tahun 2016 di Kabupaten Bangli. Dimana pimpinan SKPD pria memberikan kado istimewa serta kecupan sayang kepada para istri. Sontak acara inipun mendapat tepukan riuh dari undangan yang menghadiri acara ini.

“Pemberian kado menjadi klimaks dari puncak peringatan hari ibu di Bangli. Ini merupakan bentuk kasih dan penghormatan kami kepada para istri sebagai seorang ibu yang selalu mendukung kami dalam perjalanan hidup dan karir sebagai abdi negara”ucap Sekda Bangli I.B. Gde Giri Putra saat membuka PHI di Gedung BMB Kantor Bupati Bangli, Kamis (22/12/2016.

Lebih lanjut Sekda Giri Putra menyampaikan, dimasa penjajahan, peran perempuan Indonesia juga menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam perjuangan panjang merebut kemerdekaan. Keterlibatan perempuan dibuktikan melalui kongres perempuan pertama pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta yang mengukuhkan semangat dan tekad bersama untuk mendorong kemerdekaan Indonesia. Sambung Giri Putra, hakekatnya peringatan hari ibu (PHI) setiap tahunya adalah untuk mengingatkan seluruh rakyat Indonesia akan arti dan makna hari ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan bangsa dan gerak kaum perempuan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. “Sebagai apresiasi atas gerakan yang bersejarah itu, PHI ditetapkan setiap tanggal 22 Desember sebagai hari nasional”jelasnya.

Disampaikan juga, tema yang diambil pada peringatan hari ibu tahun ini adalah “Kesetaraan perempuan dan laki-laki untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari kekerasan terhadap perempuan dan anak, perdagangan orang dan kesenjangan akses ekonomi terhadap perempuan”. Tema ini dibangun dengan melihat situasi dan kondisi bangsa Indonesia dan menyelaraskan kebijakan pembangunan perlindungan perempuan dan perlindungan anak sebagaimana telah tercantum dalam RPJMN 2015-2019 serta mewujudkan nawacita sebagai salah satu agenda nasional. “Sosok ibu bukan hanya sekadar perempuan yang melahirkan seorang anak. Namun seorang ibu adalah pilar bangsa dan pilar keluarga. Ia dapat menjadi pilar yang kokoh untuk kemajuan bangsa. Selamat hari ibu untuk wanita Indonesia. Ibu akan selalu menjadi bagian dari pembangunan bangsa ini”pungkas Sekda Giri Putra.

Peringatan hari ibu ke-88 yang juga dirangkaikan dengan peringatan hari bela negara tahun 2016 di Kabupaten Bangli, juga dihadiri oleh Ketua DPRD Bangli Ngakan Kutha Parwata, unsur FKPD Bangli, Wakil Ketua TP PKK Bangli Ny. Sariasih Sedana Arta, Ketua Gatriwara DPRD Bangli Ny. Kutha Parwata, Ketua Bhayangkari Bangli, Ketua Persit Candra Kirana, GOW Bangli dan pimpinan SKPD dilingkungan Pemkab Bangli beserta istri.[Anggi/r7]

Selasa, 04 Oktober 2016

PERLINDUNGAN KESEHATAN MASA DEPAN DENGAN GANGGANG HIJAU

Balikini.Net - Kesehatan semestinya menjadi investasi yang mendapat perhatian bagi masyarakat, demi menjaga kualitas hidup di masa mendatang. Menjaga kesehatan bisa dilakukan, antara lain dengan mengkonsumsi nutrisi dari ganggang hijau (Chlorella pyrenoidosa) secara kontinyu.

Ganggang hijau merupakan vegetasi bersel tunggal. Hidupnya menyebar di perairan tawar, air laut, atau tempat-tempat yang memiliki tingkat kebasahan yang tinggi.

Chlorella disebut-sebut sebagai nutrisi yang paling lengkap, dikarenakan mengandung protein, karbohidrat, mineral, zat seng dan beragam jenis vitamin. Selain itu, ganggang hijau ini memiliki kandungan vitamin B12 yang tergolong tinggi, serta mempunyai kandungan klorofil yang lebih banyak dari tanaman manapun.

Pada suatu kesempatan seminar di Jakarta beberapa waktu lalu, Prof Randall E. Merchant, guru besar dari Fakultas Kedokteran bagian Anatomi dan Neurobiologi Virginia Commonwealth University, Amerika Serikat (AS) menyebutkan bahwa chlorella atau ganggang hijau adalah nutrisi lengkap bermanfaat untuk regenerasi sel.

"Chlorella memiliki kemampuan untuk detoksifikasi tubuh dari bahan kimian serta logam berat. Misalnya, merkuri, arsenik, kadmium, uranium atau timah," ujar Randall.

Lebih lanjut dikatakannya, berdasarkan hasil riset dan penelitian intensif, chlorella bisa meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, menurunkan kolesterol, mempercepat penyembuhan luka, mengurangi tekanan darah tinggi, meningkatkan kualitas hidup dan menormalkan fungsi tubuh.

"Chlorella adalah ganggang hijau yang tumbuh di air tawar, mengandung klorofil yang tinggi serta mengandung vitamin, mineral, serat makanan, asam nukleat, asam amino, enzim, CGF dan beta karoten," ujar dia.

Menurut Randall, chlorella juga memiliki kandungan protein yang sangat tinggi, yaitu 60,5 persen dan tertinggi bila dibandingkan dengan sumber protein lainnya seperti susu, ikan segar, bahkan daging sapi sekalipun.

            Sun Chlorella


Salah satu perusahaan yang mengolah chlorella menjadi nutrisi tambahan adalah PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI) dengan merek produk Sun Chlorella. Pada mulanya, bahan baku chlorella didatangkan dari mancanegara. Berkat riset mendalam, akhirnya ganggang hijau ini berhasil dikembangbiakkan di dalam negeri.

Head of Marketing Division PT CNI Rico C Permana menjelaskan, sosialisasi hasil uji klinis tentang manfaat dan efektivitas pemberian suplemen Sun Chlorella terhadap kebutuhan nutrisi dan kesehatan tubuh manusia, beberapa kali telah dilakukan.

Clorella memiliki beberapa kandungan utama. Antara lain, betakaroten dalam chlorella lebih tinggi dibandingkan dengan wortel, pepaya atau tomat. Betakaroten dikenal sebagai antioksidan, penangkal radikal bebas dan pencegah kanker, merangsang sistem kekebalan tubuh serta sumber vitamin A.

Di samping itu itu, kandungan klorofil dalam chlorella mencapai tujuh persen, suatu angka persentase tertinggi di antara tumbuhan hijau lain. Klorofil yang fungsinya dalam tanaman sebagai pembentuk bahan makanan, akan bermanfaat jika dikonsumsi untuk membuang racun (detoksifikasi), merangsang pembentukan haemoglobin, sebagai antioksidan, mempercepat penyembuhan luka, mengurangi aroma tubuh yang tidak sedap serta membantu memperbaiki pencernaan.

Besarnya manfaat chlorella untuk kesehatan tubuh manusia, maka tidak salah jika kemudian tumbuhan ini seyogyanya direkomendasikan sebagai langkah perlindungan kesehatan manusia pada masa depan. Hal ini bertitik tolak pada slogan 'mens sana in corpore sano', yang berarti 'jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat'.

Sebelumnya, pada tahun 2015 lalu, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menuturkan jumlah penduduk sakit di Indonesia yang mencapai 65 persen. Sementara, jumlah penduduk Indonesia kini mencapai lebih dari 255 juta jiwa.

Kondisi ini menjadi gambaran buram bagi suatu negara. Di mana untuk menuju kemajuan dan kesejahteraan, hendaknya didukung segenap warga negara dengan kondisi tubuh yang fit dan terhindar dari penyakit. Salah satunya dengan secara rutin mengkonsumsi nutrisi dari ganggang hijau.

Ni Komang Erniasih (27), seorang ibu muda dari Denpasar, Bali, menyatakan pengalamannya yang telah menggunakan produk Sun Chlorella. Sehabis melahirkan, Erniasih yang mengambil cuti bekerja di hotel selama tiga bulan, mencari berbagai cara untuk memperbanyak produksi air susu ibu (ASI).

"ASI ini akan disimpan sebagai stok kalau saya sudah bekerja. Berbagai cara saya lakukan, termasuk menggunakan daun-daunan. Hasilnya kurang maksimal. Ketika ada teman merekomendasi agar mengkonsumsi Sun Chlorella, saya segera mencobanya," ujarnya.

Hasilnya, lanjut Erniasih, ternyata sangat maksimal. ASI yang diperah menjadi lebih banyak, sehingga dapat disimpan sebagai cadangan persediaan bagi buah hati dan disimpan dalam kulkas.

"Sejak itu, saya rajin mengkonsumsi produk ini. Karena terbukti positif dan banyak khasiatnya untuk kesehatan," kata ibu satu anak ini. [Tri Vivi Suryani ]



Kamis, 28 Juli 2016

Biogas Simantri : Harapan Ketahanan Energi Petani Bali

RI 2 yusup kala /pastika
Balikini.Net Pemerintah Provinsi Bali diharapkan melakukan evaluasi terhadap pengembangan biogas pada program sistem pertanian terintegrasi (Simantri) agar berjalan dengan optimal. Optimalisasi pengembangan biogas menjadi penting dalam upaya mewujudkan ketahanan energi dan ketersediaan energi bagi petani di Bali. Harapan tersebut disampaikan peneliti senior dari Fakultas Pertanian - Universitas Udayana, Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, S.P, M. Agr dalam keteranganya di Denpasar sebelumnya .

Alit Susanta berpandangan cukup banyak petani anggota Simantri yang memiliki kemampuan untuk mengolah kotoran ternak menjadi biogas. Kenyataanya cukup sedikit yang mengolah menjadi biogas. Begitu juga pengolahan kotoran ternak menjadi biogas oleh petani anggota kelompok Simantri hanya dinikmati oleh beberapa anggota kelompok. “instalasi yang ada sekarang susah menjangkau rumah tangga, apalagi kalau kandang sapi jauh dari perumahan” ujar Alit Susanta.

Menurut Alit Susanta, harus diakui petani belum merasakan mendapatkan manfaat dari pengembangan biogas Simantri. Manfaat baru dirasakan oleh segelintir petani yang pemukimanya berdekatan dengan kandang sapi yang menjadi tempat pengolahan biogas. Petani yang tempat tinggalnya jauh dari kandang menjadi malas untuk terlibat dalam pengolahan kotoran ternak menjadi biogas.

Teknologi biogas merupakan salah satu teknologi tepat guna untuk mengolah limbah peternakan yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah lingkungan. Pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas juga menjadi upaya mengurangi efek pemanasan global sebagai dampak dari emisi gas metan. Teknologi biogas kedepan juga diharapkan mampu menyediakan energi yang murah dan ramah lingkungan bagi keluarga petani secara swadaya.

Anggota Komisi III DPRD Kota Denpasar I Wayan Suadi Putra, ST mengungkapkan biogas Simantri seharusnya menjadi bagian dari program ketahanan energi di tingkat petani di Bali. Dengan memanfaatkan kotoran ternak menjadi biogas seharusnya kebutuhan petani akan energi alternatif dapat terpenuhi. Permasalahannya Pengembangan biogas masih dalam skala mikro dan itu juga belum dapat dinikmati oleh seluruh anggota kelompok simantri. “Kadang juga masih sebatas untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di lokasi pengelolaan biogas” tegas Anggota DPRD Kota Denpasar dari Fraksi PDI-P tersebut.

Suadi Putra menegaskan evaluasi pengembangan biogas Simantri harus dilakukan dengan cepat dan terencana. Mengingat jika kemudian diberikan sentuhan teknologi tentu prospek bisnisnya akan sangat bagus. “apabila kedepan prospek bisnisnya bagus bisa dikemas dalam tabung, ini menjadi peluang ditengah fluktuasi harga gas elpiji 3 kg” ujarnya.

Mengemas biogas kedalam tabung LPG menjadi peluang baru dalam pengembangan dan pemasaran biogas di Bali. Tantanganya biogas mengandung gas hydrogen sulfida (H2S) yang tinggi pula yang berpotensi mencemari lingkungan. Gas hydrogen sulfide dapat menyebabkan korosi pada bahan besi seperti kompor gas dan tabung gas.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla mengunjungi Simantri 355 Gapoktan Giri Lestari, Desa Baturiti, Tabanan menyampaikan dalam upaya mengatasi dampak kandungan sulfur pada biogas telah dikembangkan Kantung Penampung Biogas dan Desulfurizer. Hilangnya kandungan sulfur pada biogas akan mengurangi korosi pada peralatan yang memanfaatkan biogas tersebut.

Perangkat kantung penampung biogas dan desulfizer hasil temuan Prof. Cokorda Tirta Nindia, Ketua riset Fakultas Teknik Mesin Udayana tersebut juga bisa disambungkan langsung dengan genset berkapasitas 1000Kwh karena sudah merupakan gas murni dan zero emisi. “setelah diolah dengan peralatan ini, kandungan sulfur pada biogas yang sudah dihasilkan Simantri akan hilang. Sehingga kendala selama ini yang dialami, yakni peralatan cepat rusak akibat korosi bisa ditangani, jadi kompor, lampu dan lainnya akan lebih awet” papar Pastika.

Menurut Pastika, dengan teknik booting, biogas non sulfur tersebut juga bisa ditampung kedalam tabung ukuran 12 kg. Dengan ditampung dalam tabung akan lebih efektif untuk dipindah-pindah. “Kalau sudah ditampung ke dalam tabung, akan efektif, karena nantinya tinggal dibawa kerumah masing-masing untuk dimanfaatkan untuk memasak, sehingga tidak perlu membeli gas lagi,” imbuh Pastika.

Pastika mengakui kantung Penampung Biogas dan Desulfurizer, kini dalam proses uji coba. Uji coba sebelumnya sudah dilakukan  di beberapa Simantri yang tersebar di Bali. Pada tahap selanjutnya akan dikembangkan guna melengkapi peralatan di masing-masing unit Simantri.

Ketua Simantri 125 Gapoktan Sawo Kabeh Desa Dawan Klod Kecamatan Dawan Klungkung Wayan Sumerta mengakui belum mengetahui terkait uji coba mengakui kantung Penampung Biogas dan Desulfurizer. Menurutnya permasalahan utama dalam pengelolaan kotoran ternak menjadi biogas adalah terbatasnya anggota Simantri yang bersedia turut serta. Kondisi ini terjadi karena hanya anggota yang rumahnya berdekatan dengan tempat pengolahan yang dapat menikmati dan memanfaatkan biogas. “pengolahan biogas hanya dilakukan seminggu dua kali, dan itu juga yang terlibat hanya anggota yang menikmati biogas” ujar Wayan Sumerta.

Sumerta menyampaikan permasalahan lain dalam pengolahan biogas yaitu keterbatasan daya tampung bak pengolahan biogas yang hanya mampu maksimal menampung 25 meter kubik. Sedangkan jumlah kotoran sapi cukup banyak, sehingga tidak keseluruhan kotoran sapi dapat diolah dan dimanfaatkan. Jika disimpan tidak ada tempat penyimpanan yang memenuhi standar. Sehingga kotoran sapi yang tidak terolah hanya dikeluarkan dari kandang dan dibiarkan ditumpuk di ruang terbuka. “kotoran yang lebih terpaksa hanya ditumpuk dan dibiarkan hingga kering, setelah kering baru diolah menjadi kompos” papar Sumerta.

Berdasarkan hasil penelitian I Nyoman Adijaya dan I M. R. Yasa dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali pada tahun 2012 diketahui bahwa Rata-rata limbah padat segar dan urin yang dihasilkan seekor induk sapi dengan berat 225 kg -250 kg adalah 14,87 kg dan 5,94 liter per hari. Sedangkan menurut data Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, hingga akhir 2015 jumlah kelompok Simantri di Bali mencapai 547 unit. Dimana tiap kelompok minimal memiliki 20 ekor ternak sapi. Jika memakai hitungan kasar maka 547 unit Simantri dikalikan dengan 20 ekor sapi dan 14,87 Kg kotoran sapi, maka dalam satu hari di Bali terdapat jumlah kotoran sapi yang berpotensi diolah menjadi biogas mencapai 162.677,8 Kg. Jumlah tersebut belum termasuk kotoran ternak sapi yang ada dikandang-kandang milik petani.

Dosen Fakultas Teknik UIKA Bogor,  M. Hariansyah dalam tulisanya yang berjudul “Pemanfaatan Kotoran Hewan (Ternak Sapi) Sebagai Penghasil Biogas” menyebutkan Setiap 1 ekor ternak sapi/kerbau dapat dihasilkan ±2 meter kubik biogas per hari. Potensi ekonomis biogas adalah sangat besar, hal tersebut mengingat bahwa 1 meter kubik biogas dapat digunakan setara dengan 0,62 liter minyak tanah. 1 meter kubik biogas  juga dapat disetarakan dengan 0,46 kg LPG atau 0,62 liter minyak tanah. Selain itu 1 meter kubik biogas juga dapat disetarakan dengan 0,52 liter minyak solar atau 0,80 liter bensin atau 3,5 kg kayu bakar.

Dalam buku berjudul “Petunjuk Praktis Manajemen Umum Limbah Ternak Untuk Kompos Dan Biogas” yang disusun oleh Kaharudin Farida dan Sukmawati M dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB disebutkan bahwa untuk ukuran rumah tangga dengan jumlah ternak 2 – 4 ekor atau suplai kotoran sebanyak kurang lebih 25 kg/hari cukup menggunakan tabung reaktor berkapasitas 2500 – 5000 liter yang dapat menghasilkan biogas setara dengan 2 liter minyak. Jika harga eceran minyak tanah Rp. 3.500/liter maka penggunaan biogas dapat mengurangi biaya rumah tangga sebesar Rp 2.500.000/tahun. Satu reaktor biogas kapasitas 2500 liter membutuhkan biaya Rp. 3.500.000 dengan umur penggunaan berkisar 10 tahun. Dengan demikian penggunaan biogas secara nyata menurunkan biaya rumah tangga tani untuk membeli minyak tanah.

Tiga dosen dari  Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Yasinta Fajar Saputri, Teguh Yuwono,  dan Syariffuddin Mahmudsyah dalam artikel yang berjudul “Pemanfaatan Kotoran Sapi untuk Bahan Bakar PLT Biogas 80 KW di Desa Babadan Kecamatan Ngajum Malang” menyebutkan bahwa energi yang terkandung dalam 1 meter kubik biogas sebesar 4,7 kWh atau dapat digunakan sebagai penerangan 60 – 100 watt selama 6 jam. Dengan asumsi kasar di Bali saat ini terdapat 547 unit simantri dengan 20 ekor sapi tiap Simantri dan setiap ekor sapi mampu menghasilkan 2 meter kubik biogas perhari maka dalam satu hari Bali memiliki potensi biogas sebesar 21.880 meter kubik biogas. Jumlah tersebut setara dengan 10.064,8 Kg LPG atau setara juga dengan 102.837 KWH energi listrik.(Muliarta)

Senin, 18 Juli 2016

Hampir 90 Persen Wisman Memilih Bali Sebagai Tujuan Wisata

PANTAI KUTA (BALIKINI.NET )
Hampir 90 persen wisatawan mancanegara (wisman) memilih Bali sebagai tujuan wisata ketika pertama kali mengunjungi Indonesia. Hal ini terjadi karena Bali sudah dikenal sebagai tujuan wisata dunia dan menjadi jendela pariwisata Indonesia. Alasan ini juga yang menyebabkan diangkatnya tema “Bali and Beyond “ dalam Festival Indonesia di Moscow Rusia. Demikian disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Moscow ,Rusia  M. Wahid Supriyadi saat diterima Gubernur Bali Made Mangku Pastika  di ruang kerjanya Senin (18/7)

Wahid Supriyadi memaparkan kegiatan yang akan  diselenggarakan pertama kalinya pada tanggal 20-21 Agustus 2016 mendatang  mengambil tempat di Hermitage Garden  yang terletak di jantung kota Moscow. Festival yang rencananya akan digelar secara rutin setiap tahunnya ini juga   diharapkan akan dapat menjadi ajang promosi pariwisata Bali

Festival Indonesia merupakan ajang bertemunya  para pelaku usaha khususnya usaha yang bergerak dalam bidang kerajinan, SPA serta produk  khas Bali lainnya. “  Festival ini dilaksanakan di taman seluas 6 hektar dan pada akhir pekan taman ini dikunjungi lebih dari 30 ribu pengunjung , jadi festival ini akan menjadi sebuah  festival yang luar biasa dan ditunggu tunggu oleh warga Rusia , “ imbuhnya.

Wahid   berharap para pengusaha Bali yang tergabung dalam Kamar dagang Indonesia ( KADIN) Bali serta Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bali  diharapkan ambil bagian  dalam perhelatan akbar yang diadakan KBRI Rusia  tersebut.

Sedangkan  Gubernur Bali Made Mangku Pastika meyambut baik  dan berharap masyarakat Rusia akan semakin mengenal  Bali baik dari segi pariwisata, musik, kuliner, seni budaya, dan termasuk didalamnya hasil produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Pastika juga menambahkan dengan semakin dikenalnya Bali melalui ajang festival ini maka akan semakin banyak warga Rusia yang akan berkunjung ke Bali. “ Rusia itu negara dengan jumlah penduduk yang besar dan jika memiliki ketertarikan akan Bali sangat luar biasa, sehingga hal tersebut merupakan sebuah peluang pasar,  dengan festival ini saya harapkan warga Rusia akan semakin mengenal Bali dan akan memilih Bali sebagai tujuan wisatanya, “ kata Gubernur Bali.

Pastika berharap agar para pelaku bisnis di Bali dibawah koordinasi KADIN Bali  agar dapat menangkap peluang peluang pangsa pasar  yang ada dalam pelaksanaan Festival. Begitu pula halnya dengan Dekranasda Bali juga diharapakan dapat ikut ambil peran dalam  festival ini di tahun tahun mendatang. “festival ini punya peluang yang sangat besar tidak hanya bagi   kemajuan pariwisata Bali tetapi juga bagi para pelaku usaha di Bali , “ tuturnya. (cc-mul)

Sabtu, 16 Juli 2016

Gelas Bisa Dimakan Ramah Lingkungan

Balikini.Net  – Demi mengurangi penggunaan plastik dan styrofoam produsen semakin cerdas bereksperimen menciptakan peralatan makan yang ramah lingkungan. Uniknya lagi, wadah atau gelas bisa makan setelah menyantap isinya. Belakangan cukup marak, peralatan makan yang bisa disantap ini banyak digunakan café atau restoran untuk menarik pelanggan.
Apakah benar aman dimakan? Jangan khawatir, produk-produk ini memang sengaja diciptakan untuk bisa dicerna, karena dibuat dari bahan makanan. Sebut saja Cookies shot glasses, gelas ini terbuat dari cookies dengan taburan choco cips. Dari pengakuan sang penemu, Dominique Ansel, dirinya terispirasi membuat gelas cookies setelah menyatap biskuit. Tepat pada 2014 pastry chef asal New York itu memperkenalkan gelas cookies. Seperti makan sereal, gelas cookies pun bisa disantap dengan susu.

Ada lagi gelas warna warni nan cantik, Edible cup Loliware. Tak mau kalah, sebuah perusahaan Loliware juga menciptakan produk gelas yang aman dikonsumsi. Hampir mirip seperti gelas plastik sungguhan, Edible cup Loliware hadir dengan beberapa warna menarik yang masing-masing punya rasa berbeda, diantaranya ada rasa green tea, ceri, juga jeruk.
Gelas warna-warni Loliware terbuat dari bahan-bahan yang aman dikonsumsi, yaitu gelatin, sari buah dan pewarna makanan. Selain sebagai wadah minuman, gelas ini pun bisa dimakan sebagai cemilan.
Trobosan baru juga dilakukan salah satu restoran cepat saji di Amerika. Cangkir kopi dibuat semirip mungkin dengan cangkir kopi pada umumnya, bedanya cangkir khusus yang diberi nama Scoff-ee ini bisa dimakan. Terbuat dari biskuit dan pewarna makanan, cangkir khusus ini sudah dipublikasikan pada pelanggan sejak 2015.
Apakah Anda tertarik untuk mencoba…….

Selasa, 28 Juni 2016

Gelap Terang Warna Pendidikan Anak Ditentukan Keluarga



balikini
Balikini.Net -"Saya ingin memberikan pemahaman bahwa seorang ibu, harus merasa bahagia dahulu untuk kemudian dapat mencetak anak yang cerdas," kata Amalia Prabowo (Jakarta Selatan), ketika mengawali membuka kisah hidupnya yang penuh warna, dalam mengarungi hari-hari bersama anaknya yang terlahir dengan kondisi tak normal.
     Kalimat ini merupakan refleksi batin seorang ibu, yang pada mulanya merasa dunianya runtuh ketika mendapati buah hatinya, Aqil, divonis mengalami disleksia. Aqil mengalami gangguan syaraf pada otak yang mengakibatkan anak ini kesulitan membaca, menulis dan berhitung.
     Namun alih-alih meratap dan menyerah pada nasib, dengan langkah tegak Amalia Prabowo memilih menyingsingkan lengan serta berjuang sekuat tenaga untuk mendampingi Aqil mengikuti terapi demi terapi. Perempuan ini begitu telaten melatih mengenalkan huruf dan angka, dan membantu menyalurkan bakat terbaik anak, hingga kemudian perjuangan itu membuahkan hasil manis.
     Aqil akhirnya bisa mengenali huruf dan angka. Bahkan, nama Aqil kini kian terangkat dengan kemampuan melukisnya yang istimewa. Berkat pendampingan dan peran orang tua, sekarang Aqil menjalani hidup tak ubahnya anak-anak normal lain: mengenyam pendidikan dan terus memupuk kemampuan melukisnya.
     Kisah ini merupakan salah satu potret realita di masyarakat, bagaimana peran aktif dan dukungan keluarga dapat mengantarkan seorang anak menorehkan jejak kesuksesan di bidang pendidikan. Tak mengherankan apabila disebutkan, peran keluarga merupakan pilar utama untuk menopang proses tumbuh kembang pembentukan karakter dan pendidikan seorang anak.
      Ketika menghadiri acara puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXII Presiden Jokowi mengatakan, keluarga memiliki peranan sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Pola asuh orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya, merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang berkualitas sebagai penerus bangsa.
     Presiden Jokowi melanjutkan, melalui wadah sebuah keluarga, akan dibentuk dasar-dasar karakter manusia. Terutama karakter dan kepribadian anak-anak generasi penerus bangsa, sebagai penerima estafet dari kepemimpinan bangsa. 
     Dia menyatakan,  dalam sebuah keluarga, terdapat proses pembangunan kualitas manusia dalam artian secara utuh. Mencakup segi kesehatan, pendidikan, keterampilan, sikap, karakter, dan lainnya.
     "Kualitas manusia memang amat ditentukan oleh kualitas keluarga," kata Presiden Jokowi.
     Keluarga memainkan peranan yang sangat penting untuk membentuk perkembangan kepribadian dan pendidikan anak. Peranan inilah yang kelak di kemudian hari, menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan anak untuk menorehkan jejak sukses pada masa depannya. Terkait dengan ini, maka setiap orang tua dalam keluarga hendaknya mengoptimalkan peranan untuk semaksimal mungkin mendampingi proses pertumbuhan seorang anak, dengan tidak menyerahkan pengasuhan pada pihak lain.
     Merujuk resolusi Majelis Umum PBB, fungsi utama keluarga ialah sebagai wahana untuk mengasuh, mendidik, mengembangkan kemampuan anak agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta berperan membangun lingkungan yang sehat guna tercapainya kehidupan sejahtera.

            Permainan Tebak Gambar


     Suasana pembelajaran di dalam rumah, memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan intelektual dan sosial anak-anak. Guna tercapainya suasana belajar yang kondusif, maka perilaku dan aspirasi orang tua amat dibutuhkan untuk membuat suasana rumah menjadi nyaman dan menyenangkan bagi si anak. Dengan demikian, suasana belajar menjadi 'cair' dan mengasyikkan untuk anak-anak.
     Pada masa awal pembelajaran, orang tua dalam keluarga dapat membacakan kisah-kisah yang patut diteladani untuk menjadi contoh baik dan membangun karakter seorang anak. Membaca bersama, kisah dongeng sebagai pengantar tidur, hingga permainan menebak gambar serta angka, bisa menjadi hiburan yang edukatif. Alhasil, proses mengenyam fase awal pendidikan tidak menjadi sesuatu yang membosankan bagi anak. Melalui pembelajaran yang menyenangkan, maka intelektual dan sikap sosial anak-anak akan berkembang secara positif serta menakjubkan. Masa-masa belajar bersama ini, dapat memupuk rasa kebersamaan, keeratan batin orang tua dan anak, serta membuat komunikasi dua arah dapat berjalan maksimal.
     Sewaktu menghadiri kegiatan Parents Gathering dengan tema 'Mendidik Anak Dengan Cinta' di GOR Kebo Iwa Gianyar, Bali, Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak Dr Seto Mulyadi Psi MPsi menyatakan, semua anak di dunia pada dasarnya adalah anak yang cerdas. Hanya saja tergantung cara para orang tua dalam memberikan pendidikan di dalam keluarga, karena keluarga merupakan pendidikan yang efektif pada anak sejak usia dini.
     Peran orang tua di lingkungan keluarga sangatlah penting bagi pembentukan karakter seorang anak. Keluarga merupakan interaksi pertama yang dirasakan oleh setiap anak. Melalui pendidikan dalam keluarga, anak sejak dini ditanamkan akan nilai-nilai positif dan efektif dalam suasana yang gembira.
     "Dunia anak itu kan dunia bermain, selain itu seorang anak hendaknya diarahkan untuk belajar kreatif karena itu merupakan kunci sukses menghadapi perilaku anak," kata lelaki yang akrab dipanggil Kak Seto.
     Lebih lanjut, Kak Seto menekankan pada orangtua dan sekolah wajib membangun kegiatan pendidikan yang menyenangkan. "Pendidikan adalah hak seorang anak, orang tua berkewajiban mendidik anak dengan kasih sayang," katanya.
     Negara Indonesia pada hakikatnya merupakan kumpulan dari keluarga-keluarga yg yang menyebar pada lebih dari 12.000 pulau yg ada di Nusantara. Jika saja fondasi keluarga-keluarga di seluruh kepulauan Nusantara ini kuat, maka Indonesia dapat tampil menjadi negara yang tangguh. Hal ini yang membuat peran keluarga dalam memperkuat pendidikan anak, tidak bisa diabaikan begitu saja.
     Ki Hajar Dewantara menegaskan, sesungguhnya keluarga adalah pusat pendidikan. Orang tua barangkali bisa saja mendelegasikan pengajaran pada kaum ahli, tetapi pendidikan anak tetaplah menjadi tanggung jawab orang tua. Peranan orang tua tidak tergantikan, baik oleh sekolah ataupun lembaga pendidikan.
     Peran keluarga yang berkualitas, akan menjadi mercusuar bagi anak-anak untuk mendapatkan pendidikan terbaik, sehingga meninggalkan lembaran kegelapan menuju hari terang menyambut masa depan.
     Seperti pernah dikatakan RA Kartini dalam Habis Gelap Terbitlah Terang: 'tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam' Demikianlah salah satu penggalan ungkapan RA Kartini, yang di sepanjang hidupnya tiada henti memperjuangkan pentingnya pendidikan. (Tri Vivi ).
© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved