-->

Minggu, 20 Juli 2025

Tabanan Era Baru, Semangat Baru Bupati Sanjaya Resmi Lantik 346 PPPK


Laporan Reporter : Ade / Tim Lpt 

Tabanan , Bali Kini – Suasana khidmat menyelimuti Halaman Depan Kantor Bupati Tabanan pada Kamis (17/7), saat pelaksanaan Upacara Hari Kesadaran Nasional bulan Juli 2025 yang dirangkaikan dengan sejumlah agenda penting lainnya. Dalam upacara tersebut, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M hadir sebagai Pembina Upacara. Agenda besar ini juga dirangkaikan dengan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Janji PPPK Tahap 1 Tahun Anggaran 2024, Penyerahan Penghargaan Pensiunan PNS TMT 1 Juli 2025, serta Penyerahan Penghargaan Lomba Serangkaian Bulan Bung Karno Ke VII Tahun 2025.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Wakil Bupati Tabanan, I Made Dirga, perwakilan Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, Jajaran Forkopimda atau yang mewakili, Sekda beserta jajaran, para kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemkab Tabanan, para pegawai serta para peserta PPPK yang akan dilantik dan diambil sumpah jabatannya. Momen ini menjadi pengingat akan pentingnya penghargaan terhadap dedikasi abdi negara dan semangat baru bagi aparatur sipil negara dalam Tabanan Era Baru.

Dalam sambutannya saat itu, Bupati Sanjaya menegaskan bahwa pelaksanaan upacara ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk nyata penghargaan dan semangat perubahan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan. “Saya ingin memanusiakan manusia dalam hal ini para PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan. Maka setiap tanggal 17, saya memastikan pegawai negeri yang telah menyelesaikan pengabdiannya harus dilepas dengan penuh rasa hormat,” ujar politisi asal Dauh Pala Tabanan tersebut.

Ia juga menegaskan, pelantikan PPPK Tahap 1 Tahun Anggaran 2024 menjadi momen penting lainnya. Sebanyak 346 orang dinyatakan lulus seleksi kompetensi, terdiri dari 294 tenaga teknis, 16 tenaga kesehatan, dan 36 tenaga guru. Sanjaya berharap, mereka segera beradaptasi dan meninggalkan kebiasaan lama. “Tabanan Era Baru adalah era untuk petarung, bekerja dengan becat, tidak kliad kliud, tidak kenyih. Harus punya semangat juang yang tidak mudah menyerah dengan keadaan,” tegas Sanjaya.

Untuk diketahui bersama, Pegawai PPPK pada kesempatan itu memakai pakaian adat dan topi klangsah khas daerah. Orang nomor satu di Tabanan itu juga menyinggung penggunaan pakaian adat dan topi klangsah dalam upacara kali ini, yang dikatakannya sebagai simbol penghormatan terhadap akar budaya agraris masyarakat Tabanan. “Topi klangsah ini bukan sekadar gagah-gagahan, tapi mengandung filosofi, bahwa kita berasal dari masyarakat agraris. Petani sejati yang tak gentar oleh panas dan hujan,” ungkap Sanjaya.

Di akhir sambutannya, Bupati Sanjaya juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang menyukseskan rangkaian peringatan Bulan Bung Karno Ke VII Tahun 2025. Ia menekankan pentingnya membumikan ajaran Bung Karno secara nyata dan menjadikannya sebagai inspirasi dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan. Ia juga sampaikan rasa syukur dan harapan besar terhadap PPPK yang dilantik. “Intinya kita semua harus bersyukur. Ada 346 P3K yang dilantik resmi menjadi keluarga besar ASN di Kabupaten Tabanan. Maka dari itu harapan kita, yang baru dilantik memiliki spirit juang yang tinggi,” ujarnya saat wawancara dengan awak media.

Dari sisi peserta, rasa syukur dan haru disampaikan oleh salah satu PPPK yang baru saja dilantik, An. I Made Didi Prayono. “Saya diangkat sebagai PPPK tahun 2024 dan ditugaskan di Prokopim Tabanan. Acara ini berlangsung tertib dan meriah, kami sebagai pegawai yang diangkat sebagai PPPK sangat bangga. Semoga kami bisa semakin berkontribusi untuk Tabanan,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Kadek Thiar Prahita dari Dinas Pertanian yang kini ditempatkan di Kesbangpol Tabanan. “Rasa bahagia dan bangga akhirnya setelah penantian panjang bisa dilantik sebagai PPPK Kabupaten Tabanan. Terima kasih banyak untuk Bapak Bupati dan Pemerintah Kabupaten Tabanan yang sudah memberikan kesempatan ini,” tutupnya penuh haru. 

Festival Jatiluwih VI 2025, Bupati Sanjaya Tegaskan Perpaduan Budaya, Alam dan Semangat Kebersamaan


Laporan Reporter : Derana / Tim Lpt  

Tabanan , Bali Kini  – Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., bersama Istri selaku Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, secara resmi membuka Festival Jatiluwih ke-VI tahun 2025 yang berlangsung meriah di Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Sabtu (19/7). Didampingi Wakil Bupati Tabanan beserta Istri, jajaran Forkopimda, anggota DPRD Tabanan, Sekda beserta jajaran, kehadiran Bupati Sanjaya disambut hangat oleh ratusan masyarakat yang memadati area festival.

Event tahunan tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata RI, yang diwakili oleh Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata RI, Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan dan Kerjasama Multilateral, Perwakilan Gubernur Bali, undangan terkait lainnya, Perbekel, Bendesa Adat dan juga tokoh masyarakat setempat. Bupati Sanjaya menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap penyelenggaraan event tahunan tersebut. 

Menurutnya, Festival Jatiluwih bukan sekadar perayaan budaya, tetapi sebuah bentuk nyata promosi potensi lokal yang mengangkat tradisi, budaya, dan kuliner khas Desa Jatiluwih. Ia menegaskan pentingnya menjaga eksistensi Jatiluwih sebagai destinasi unggulan berbasis alam dan budaya. Jatiluwih telah dikenal luas di dunia sebagai destinasi dengan pemandangan alam pegunungan yang asri, keunikan sawah berundak, serta sistem irigasi tradisional Subak yang luar biasa. 

Bahkan, Subak Jatiluwih telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia sejak 6 Juli 2012. Di penghujung 2024, desa ini juga berhasil meraih tiga penghargaan prestisius: Best Tourism Village dari UNWTO, sertifikat desa wisata berkelanjutan dari Kemenparekraf RI, serta penghargaan desa wisata digital friendly dari ajang Dewiku. Ia mendorong agar Jatiluwih tetap aktif dipromosikan melalui media sosial dan kegiatan festival, guna menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.

Festival kali ini mengusung tema “Growth with Nature” atau “Tumbuh Bersama Alam”, yang menurut Bupati Sanjaya sangat sejalan dengan filosofi Tri Hita Karana, menjaga harmoni antara manusia dan alam. “Tema ini pada dasarnya juga dapat dimaknai sebagai sebuah upaya sungguh-sungguh untuk mewujudkan visi kita yaitu, Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM). Saya ingin menjadikan visi ini sebagai kiblat atau arah pembangunan pariwisata berkelanjutan  di Kabupaten Tabanan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Bupati Sanjaya berharap agar ke depannya dapat diselenggarakan event pariwisata bertaraf internasional di Jatiluwih yang mampu menarik lebih banyak wisatawan asing. Ia juga meminta agar badan pengelola DTW Jatiluwih terus berinovasi dan menciptakan terobosan strategis, namun tetap menjaga identitas Jatiluwih sebagai pariwisata berbasis pertanian dan budaya.

Senada dengan itu, Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, turut memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan festival yang menurutnya sangat inspiratif. Ia menilai festival ini mampu membangkitkan semangat masyarakat, khususnya perempuan dan generasi muda, dalam menjaga budaya dan memberdayakan potensi lokal melalui partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan festival.

Sementara itu, Manager DTW Jatiluwih, John Ketut Purna, menyampaikan bahwa Jatiluwih Festival VI merupakan momentum penting yang tidak hanya merayakan budaya, tetapi juga gaya hidup yang menyatu dengan alam. Pihaknya ingin menyampaikan pesan kuat, bahwa pertumbuhan sejati lahir dari hubungan harmonis dengan lingkungan, bukan dari eksploitasi sumber daya alam. “Hari ini kita tidak hanya meresmikan sebuah festival, kita sedang menyampaikan kepada seluruh dunia bahwa desa kecil yang ada di lereng gubung batukaru ini, bernama desa Jatiluwih punya cerita besar yang ingin dibagikan, kita punya nilai. Kita punya warisan dan yang lebih penting, kita punya semangat,” jelasnya.

Pihaknya juga menjelaskan, lewat festival ini, diharapkan mampu menunjukkan kepada dunia bahwa desa kecil di lereng Gunung Batukaru ini punya cerita besar yang layak dibagikan. Budaya di Jatiluwih bukan hanya warisan, tetapi juga sumber energi untuk masa depan. Tarian maskot Jatiluwih yang baru saja ditampilkan menjadi simbol regenerasi budaya, sementara fashion show kostum karnaval, workshop, kuliner, hingga pameran UMKM menjadi wadah ekspresi dan keterlibatan aktif masyarakat, terutama generasi muda.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sanjaya bersama rombongan juga turut menyaksikan berbagai atraksi budaya seperti Tebuk Lesung, parade gebogan, pertunjukan memasak tradisional “Tum Bungkil Gedebong”, dan nyuwun padi. Tak hanya itu, rombongan juga meninjau langsung pameran UMKM serta aktivitas pertanian seperti Metekap dan Ngejuk Lindung, yang menunjukkan integrasi budaya, pertanian, dan ekonomi kreatif di Jatiluwih.

Prosesi Sakral “Manah Toya Ning” Air suci Dipanah dan Diarak Oleh Keturunan Raja


Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih


KARANGASEM, Bali Kini - Prosesi sakral Manah Toya Ning atau Mendak Toya Ning dalam rangkaian Upacara Baligia dilaksanakan di Pura Pesucian Ulun Gangga, Taman Tirta Gangga, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem, Kamis (17/7/2025). Prosesi ini dilakukan dengan cara "memanah" air suci oleh Ida Pedanda dengan panah berwarna emas sebagai simbol penyucian dan permohonan restu dari Ida Bathara, dimana air suci ini nantinya dipergunakan untuk muput seluruh tahapan upacara Baligia. 

Air suci yang digunakan dalam prosesi Manah Toya Ning terlebih dahulu dilungsur, lalu dibawa dengan cara yang istimewa. Air tersebut dipapah oleh keturunan raja Puri Agung Karangasem yang duduk di atas singgasana, kemudian digendong dan diarak menuju Pura Pesucian Tirta Gangga melalui prosesi mepeed. Tradisi ini menjadi simbol kehormatan dan spiritualitas tinggi, karena hanya keturunan keluarga puri yang berhak memangku air suci tersebut sebagai lambang warisan suci dan agung dari leluhur. Prawartaka karya, Anak Agung Made Kosalya, menjelaskan bahwa air suci yang ditunas dalam prosesi ini merupakan inti dari keseluruhan upacara Baligia. “Toya ning ini nantinya dipergunakan untuk muput seluruh tahapan upacara. Tradisinya, harus ada keturunan keluarga puri yang memangku toya tersebut sebagai simbol keagungan dan warisan spiritual dari Ida Bathara,” jelasnya. 

Air suci sebelumnya diambil oleh Manggala Karya A. A. Bagus Partha Wijaya bersama Prawartaka Karya A. A. Made Kosalia. Keduanya merupakan cucu Raja Karangasem ke XIV. Kemudian Air Suci diusung dan dihaturkan kepada Ida Pedanda Yadjamana Ida Pedanda Gede Putra Tamu dari Geria Jungutan Bungaya selanjutnya dipergunakan sebagai Air Suci pemuput Upacara Karya Baligia Utama Puri Agung Karangasem. 

Mengingat situasi lalu lintas padat akibat peralihan jalur dari Denpasar imbas jembatan rusak di Bajra, panitia upacara memilih rute yang aman selama prosesi mepeed dilaksanakan, agar tidak menambah kemacetan, terutama karena banyaknya truk besar di jalur utama.

"Pengamanan dan pengaturan arus lalu lintas melibatkan personel dari Polres Karangasem, Dinas Perhubungan, pecalang Karangasem hingga pecalang Desa Adat Ababi, Percalang Desa Adat Ababi," Kata Prawartaka karya, Anak Agung Made Kosalya,  hal ini dilakukan untuk memastikan prosesi berjalan tertib hingga ke lokasi utama upacara di Pura Pesucian Tirta Gangga. 

Ida Cokorda Mengwi XIII Menjalani abhiseka


 Karangasem, Bali Kini
– Rangkaian Upacara Baligia Puri Agung Karangasem kembali berlanjut dengan pelaksanaan prosesi mepeed pada Jumat (18/7/2025). Ribuan orang turut dalam prosesi Ngajum atau Mendak Ida Bathara Lingga ke Piadnyan. Dimana prosesi mepeed dimulai dari Puri Agung Karangasem menuju Piadnyan yakni Taman Ujung, menempuh jarak sekitar 4,5 kilometer.

Manggala karya, Anak Agung Parta Wijaya menerangkan bahwa hari ini merupakan momen penting, di mana Ida Bathara Lingga dituntun menuju piadnyan, diiringi 17 puspa purit serta 87 puspa dari pengiring. Prosesi ini bermakna sebagai penghormatan spiritual, di mana Ida Bathara Lingga akan linggih di piadnyan dan menuntun seluruh Bathara lainnya dalam prosesi suci ini.

"Prosesi hari ini disaksikan langsung oleh Ida Cokorda Mengwi XIII yang baru saja menjalani abhiseka. Dalam kesempatan ini, beliau juga menyumbangkan penari Baris Tombak atau Baris Gede sebagai bagian dari iring-iringan," Kata Anak Agung Partha Wijaya. 

Mepeed sendiri dilaksanakan pukul 15.00 WITA, diikuti oleh 35 banjar adat di bawah naungan Desa Adat Karangasem, masing-masing mengirimkan sekitar 25 orang, sehingga total peserta dari banjar mencapai sekitar 800 orang. Jika ditambah iringan kerabat, pemangku/sulinggih, penari Baris Tombak/Gede, Gebug Ende, serta Baleganjur, jumlah keseluruhan peserta prosesi mencapai sekitar 1.200 orang.

Prosesi berlangsung khidmat dan penuh makna, sekaligus menjadi wujud nyata pelestarian adat, budaya, dan spiritualitas masyarakat Karangasem.

Pengelolaan Sampah di Kota Mataram Secara Modern Hasilkan Produk Bernilai Ekonomi


MATARAM- BALI KINI
- Persoalan sampah selama ini masih menjadi isu serius diberbagai daerah. Tak terkecuali di Bali. Bahkan, Pemerintah Daerah (Pemda) terus berupaya melakukan penanganan baik itu tindakan maupun melalui regulasi.

Meski demikian, ada beberapa daerah yang tampak berhasil menangangi sampah hingga menghasilkan produk-produk dari pengolahan itu sendiri. Di Nusa Tenggara Barat (NTB) misalnya tepatnya di Kota Mataram. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sandubaya Mataram yang berlokasi di Kecamatan Sandubaya ini mampu mengolah sampah 40-60 ton perhari. 

Inilah yang menarik minat dari Setwan DPRD Bali bersama Forum Wartawan DPRD (Forward) Bali untuk melakukan studi tiru dengan tema “Pengolahan Sampah Anorganik menjadi Ecobrick dan Refuse Derived Fuel (RDF)”, Rabu (16/07). Rombongan Setwan bersama rekan jurnalis dipimpin langsung oleh Kepala Bagian (Kabag) Umum Sekwan Bali, I Kadek Putra Suantara di dampingi Kepala Sub Bagian (Kasubag) TU, Kepegawaian, Humas dan Protokol, Gede Agus ‘Toyit’ Sumantika.

Kunjungan tersebut, diharapkan bisa menjadi masukan serta sharing pengalaman terkait penanganan sampah yang selama ini menjadi isu krusial. “Kami ingin belajar dan sharing ilmu bagaimana pengolahan sampah ini. Sehingga kami bisa memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait,” ujar Kabag Umum Sekwan Bali, I Kadek Putra Suantara.

Menurut Kadek Putra, selama ini memang diakui, sampah plastik masih mendominasi dan sulit penguraiannya. Oleh karena itu, perlu ada langkah-langkah prefentif. Misalnya saja, pemilihan sampah dimulai dari rumah tangga. “Memang paling efektif itu pemilihan sampah dimulai dari rumah tangga. Kami mendorong itu,” ujarnya lagi.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Vidi Partisan Yuris Gamanjaya didampingi Kepala UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup Kota Mataram, Salikin menjelaskan, setidaknya sampah di Kota Mataram perharinya mencapai 260 ton. Sedangkan TPST Sandubaya hanya mampu mengelola 40-60 ton perhari tanpa melibatkan pihak lain. 

Dengan adanya TPST Sandubaya tersebut, pihaknya mampu mempekerjakan puluhan tenaga kontrak. Menariknya, sampah-sampah yang masuk tidak menimbulkan kan bau. “Sampah-sampah yang masuk ini harus selesai dikelola dalam waktu satu hari. Setelah selesai langsung dilakukan penyemprotan disinfeksi agar tak menimbulkan bau,” jelasnya.

Berdirinya TPST Sandubaya ini tak lepas dari bantuan dana dari World Bank sebesar Rp21 Milyar. Yang mana, konsep pembangunan sendiri dirancang oleh DLH Kota Mataram sendiri. Oleh karena itu, pengelolaan sampah di Kota Mataram tidak bergantung pada pihak lain.

Bukan itu saja, pengolahan sampah di TPST Sandubaya juga menghasilkan produk-produk bernilai ekonomis. Yakni Paving Blok dan budidaya Maggot yakni sejenis larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF), yang dikenal juga sebagai Hermetia illucens. Bahkan, produksi Maggot sendiri tak main-main, perhari bisa mencapai 100 kg. “Produksi Maggot kami itu 100 kg per hari. Begitu juga dengan plastik kresek diolah jadi paving block,” jelasnya.

Disisi lain, Kepala UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup Kota Mataram, Salikin menambahkan, Kota Mataram saat ini darurat sampah. Bahkan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Provinsi kini sudah overkapasitas. Oleh karena itu, dengan adanya TPST Sandubaya ini sangat membantu dalam penguraian maupun pengelolaan sampah. “Hampir 70 persen pengelolaan masih mengandalkan pembuangan. Tapi saat ini kami arahkan ke pengolahan di TPST. Ini sangat membantu,” katanya.

Salikin menyatakan, selama ini permasalahan yang masih belum terlaksana secara maksimal adalah terkait pemilihan. Senada dengan Kadek Putra Suantara, pemilihan memang harus dilakukan mulai dari rumah tangga. Ini dilakukan guna melibatkan partisipasi masyarakat dalam penanganan sampah. “Partisipasi masyarakat sangat diperlukan, supaya pengelolaan sampah berjalan maksimal,” tegasnya.

Mengenai hasil produksi dari pengolahaan sampah itu sendiri, Salikin memaparkan, dari 200 ton lebih sampah harian, 24,6 ton diolah menjadi Maggot dan kompos. Maggot hidup dijual seharga Rp. 6.000 per kg, dan Maggot kering Rp15 ribu perkilo. Menariknya, hasil penjualan Maggot itu sendiri tak masuk ke pendapatan daerah, melainkan sebagai bonus para tenaga kontrak dan masyarakat yang berpartisipasi.

“Untuk Maggot kami pasarkan, banyak peternak ayam, ikan, dan burung yang membutuhkan. Hasil penjualan ini tidak masuk ke pendapatan daerah, ini kami berikan kepada karyawan dan masyarakat yang berpartisipasi sebagai bonus,” pungkasnya. 

Kamis, 17 Juli 2025

45 Kasus Ditangani Tahun 2025, Korban Akui Rasa Aman atas Perlindungan PPA Karangasem




Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih

Karangasem, Bali Kini  - Kepala UPTD  Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Karangasem, Ni Nyoman Budiartini, memimpin rapat evaluasi penanganan kasus perempuan dan anak tahun 2025 yang digelar sebagai bagian dari upaya penguatan perlindungan korban kekerasan di wilayah Karangasem, Rabu (16/7/2025). Satu hal penting ditegaskan, yakni korban merasa puas dan terlindungi atas layanan yang diberikan.

Dalam pemaparannya, Budiartini menyampaikan bahwa dari bulan Januari hingga pertengahan Juli 2025, pihaknya telah menangani sebanyak 45 kasus, yang terdiri atas kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan seksual, psikis, penelantaran, hingga kasus anak berhadapan dengan hukum (ABH). Angka ini tergolong tinggi mengingat tahun 2024 lalu selama Januari-Desember UPTD PPA telah menangani sebanyak 55 kasus. 

“Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak masih tinggi, terutama kekerasan seksual dan KDRT. Meski pelaporan meningkat—ini menunjukkan kesadaran masyarakat makin baik—tetapi juga menandakan akar persoalan masih belum tuntas,” tegasnya.

Rapat tersebut juga menyoroti pentingnya peran Perbekel dan Lurah sebagai garda terdepan deteksi dini serta perlunya sinergi dengan UPTD PPA untuk mempercepat penanganan. Di sisi lain, penanganan psikososial terhadap korban masih menghadapi hambatan karena keterbatasan sumber daya manusia dan akses layanan lanjutan.

Koordinasi lintas sektor juga dievaluasi. Ditemukan masih adanya keterlambatan tindak lanjut dan pelibatan lembaga adat yang belum optimal. Untuk itu, Budiartini merekomendasikan pelatihan rutin untuk perangkat desa terkait SOP penanganan kasus, penguatan peran Posyandu Remaja dan Forum Anak, serta pembentukan Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak di tiap desa/kelurahan.

Meski dihadapkan pada tantangan, layanan yang diberikan UPTD PPA mendapat apresiasi dari masyarakat. Terutama dari para korban yang telah mendapat pendampingan mengaku merasa terlindungi dan puas terhadap layanan yang diberikan.

“Ini bukan sekadar evaluasi data, tapi momentum memperkuat komitmen kita bersama. Kabupaten Karangasem harus menjadi tempat yang ramah dan aman bagi perempuan dan anak,” tutup Budiartini. (Ami)

Tercatat Sudah 14 Anjing Positif Rabies di Denpasar


Laporan Reporter: Jero Ari 

Denpasar , Bali Kini - Kasus positif rabies pada anjing di Denpasar terus meningkat. Hingga 14 Juli 2025, jumlah kasus positif rabies sebanyak 14 ekor sejak Januari 2025. Untuk menekan penyebaran tersebut, Dainas Pertaaanian Kota Denpasar pun terus mengejat cakupan vaksin rabies pada hewan penular rabies atau HPR khususnya anjing. 

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Denpasar, drh. Ni Made Suparmi, bahwa pihaknya telah memvaksin 54.351 ekor anjing di Denpasar. "Capaian vaksinasi rabies sampai 14 Juli kemarin sudah 54.351 ekor atau setara dengan 65,84 persen dari populasi," paparnya. 

Adapun populasi anjing yang terdata tahun 2025 ini sebanyak 82.545 ekor. Kami targetkan hingga akhir tahun 2025, vaksinasi rabies menjangkau 91,2 persen dari jumpah populasi," imbuhnya. 

Dengan begitu kasus positif rabies bisa ditekan dan Denpasar bisa kembali zero rabies. Selain vaksin secara door to door Dinas Pertanian Kota Denpasar juga melibatkan desa dan kelurahan dengan membentuk Tim Siaga Rabies (Tisara). Lewat tim ini dilakukan pendataan populasi anjing dan HPR lainya.

Tak hanya itu, masyarakat banjar sebagai garda terdepan juga akan turut dilibatkan untuk memberikan informasi terkait adanya HPR dan kasus gigitan anjing. Sehingga secara berkelanjutan dapat dilaksanakan pemantauan secara intensif. 

"Dari pendataan ini akan memperoleh data populasi dari kepemilikan masyarakat hingga keberadaan anjing liar, sehingga penyebaran rabies dapat ditekan," kata Kadis Pertanian Kota Denpasar, AA Gde Bayu Brahmasta.

Gung Bayu juga mengharapkan masyarakat juga dapat memperhatikan cara merawat anjing yang benar. Hal ini lantaran penanganan rabies akan lebih optimal dengan melibatkan peran serta dan sinergi bersama masyarakat, termasuk banjar-banjar dan lingkungan yang ada di Kota Denpasar.

Jaga Kebersihan Wajah Kota, Satpol PP Kota Denpasar Tertibkan Sejumlah Baliho

 


foto : Jajaran Satpol PP Kota Denpasar saat melakukan penertiban baliho, spanduk, banner dan lainnya di beberapa titik lokasi di Kota Denpasar, Selasa (15/7).

Laporan Reporter : Win 

Denpasar, Bali Kini - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Denpasar kembali menertibkan sejumlah baliho, spanduk, dan lainnya di beberapa titik lokasi, Selasa (15/7). Penertiban ini tak lain adalah untuk tetap menjaga wajah kota bersih dan rapi.

Saat dikonfirmasi, Kepala Satpol PP Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Bawa Nendra mengatakan, tim penertiban dalam kegiatan ini menyisir Jalan Dewi Sartika, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Surapati, Simpang Dewi Sartika, kawasan Simpang Enam hingga Jalan Teuku Umar, dan Jalan Pulau Kawe sampai Jalan Pulau Belitung serta Jalan Pulau Moyo.

"Tim kami terjunkan untuk melakukan penertiban di beberapa titik lokasi ini. Kami akan terus mengupayakan agar kegiatan ini dapat berjalan optimal dan kontinyu," ungkap Bawa Nendra.

Selain baliho dan spanduk, tim juga ikut menertibkan baliho, pamflet, banner dan papan nama. Adapun perinciannya kata Bawa Nendra adalah pamflet sebanyak 102 buah, banner sebanyak 51 buah, spanduk berjumlah 12 buah, baliho 10 buah, serta papan nama berjumlah 8 buah.

Bawa Nendra kemudian menambahkan, penertiban ini akan berlangsung berkesinambungan untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan wajah Kota Denpasar. Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk ikut serta menjaga keindahan kota dengan tidak memasang baliho, spanduk, atau materi iklan lainnya di tempat yang tidak semestinya.

"Penertiban ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga keindahan dan kenyamanan kota serta menjadikan Denpasar sebagai kota yang tertata dan enak dipandang," ujarnya.

Sinergi Pangan Nusantara - Perusda Dharma Santhika Tabanan dan Perusda Halmahera Timur Teken MoU Sektor Pangan -


Laporan Reporter : Dearna / tim Lpt 

Tabanan , Bali Kini – Komitmen untuk memperkuat ketahanan pangan nasional kembali ditunjukkan melalui kerja sama antardaerah. Kali ini, Pemerintah Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Halmahera Timur resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) antara Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Dharma Santhika Tabanan dan Perusahaan Daerah Perdana Cipta Mandiri Halmahera Timur, Rabu (16/7), di ruang kerja Bupati Tabanan.

Penandatanganan MoU ini turut disaksikan langsung oleh Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., beserta Sekda dan jajaran Perangkat Daerah terkait. Dari pihak Halmahera Timur, hadir langsung Bupati Drs. Ubaid Yakub, MPA, Ketua DPRD, dan Direktur Utama Perusda Perdana Cipta Mandiri beserta jajaran. Kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam membangun kolaborasi lintas daerah guna memperkuat distribusi pangan nasional.

Bupati Sanjaya menjelaskan, bahwa kerja sama ini merupakan bentuk kolaborasi antarpemerintah daerah (G2G) dalam sektor pangan. “Kabupaten Tabanan sebagai lumbung pangan, sebagai sentra penghasil produksi pangan seperti beras, telur, ayam, dan daging, sangat siap menjawab kebutuhan pangan nasional. Apalagi saat ini Halmahera Timur tengah membangun industri besar yang akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, tentu kebutuhan pangannya sangat tinggi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sanjaya menyebut Perumda Dharma Santhika telah memiliki pengalaman luas dalam menyuplai hasil pertanian ke berbagai wilayah Indonesia dan diharapkan hal ini dapat ditingkatkan kedepannya. “Astungkara, Perumda kami sudah berpengalaman menjalin kerja sama dengan DKI Jakarta, Malang, Lombok, seluruh kabupaten di Bali, serta sejumlah hotel. Jadi, kami sangat siap. Terima kasih kepada Bupati Halmahera Timur atas kepercayaan ini,” ucapnya.

Pihaknya juga berharap, Penandatanganan MoU ini menjadi pintu masuk bagi hubungan yang lebih erat antara dua daerah dari belahan timur dan tengah Indonesia. Dengan kolaborasi ini, kedua belah pihak optimis dapat saling menguatkan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional, khususnya melalui sektor pangan dan industri strategis.

Sementara itu, Bupati Halmahera Timur, Drs. Ubaid Yakub, MPA, menjelaskan kunjungan mereka tidak hanya bertujuan menandatangani MoU, tapi juga sebagai forum belajar dari keberhasilan BUMD Tabanan. “Kami datang untuk dua hal, pertama ingin belajar dari BUMD Tabanan yang sudah sangat berpengalaman di sektor pangan. Kedua, menjalin kerja sama konkret melalui MoU ini, karena dari sisi demografi dan kondisi daerah. Kami memang butuh dukungan logistik pangan dari luar,” lanjutnya.

Dirinya menambahkan, bahwa pembangunan pabrik hilirisasi nikel di Halmahera Timur akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan tentu membutuhkan dukungan logistik yang besar. “Persawahan kami hanya sekitar 5.000 hektar, dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan logistik industri tersebut. Bandingkan dengan Tabanan yang memiliki 19.000 hektar sawah. Karena itu, kerja sama ini sangat penting bagi kami,” tegasnya

Bupati Ubaid juga menekankan bahwa komitmen pemerintah daerah dalam mendorong BUMD harus diikuti dengan sinergi lintas sektor. Untuk itu pihaknya sangat serius dan komitmen dengan kerjasama ini. “Kami ingin menjadikan kerjasama ini sebagai awal untuk membangun hubungan yang lebih luas dan bermanfaat. Ke depan, semoga sinergi ini dapat ditingkatkan dalam berbagai sektor,” harapnya

Buka Rapat Koordinasi Posyandu 2025, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya Dorong Optimalisasi Kesehatan Program 6 SPM


Laporan Reporter : Dearna / Tim Lpt 

Tabanan , Bali Kini –
Ketua Tim Pembina Posyandu Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, secara resmi membuka Rapat Koordinasi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan yang berlangsung di Pondok Indi, Kecamatan Penebel, Tabanan, Rabu (16/7). Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, Tim Pembina Posyandu Kabupaten Tabanan, narasumber, dan Camat se-Kabupaten Tabanan.

Dalam sambutannya, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya menegaskan pentingnya rapat koordinasi ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan posyandu sebagai wadah partisipasi masyarakat. “Pada kesempatan ini, saya ingin menekankan kembali betapa pentingnya rapat koordinasi pos pelayanan terpadu, karena posyandu merupakan salah satu lembaga kemasyarakatan desa yang merupakan wadah partisipasi masyarakat,” ujarnya.

Pihaknya menjelaskan, posyandu memiliki fungsi strategis sebagai penyalur aspirasi masyarakat, serta berperan dalam pelaksanaan pemerintahan desa, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat. Untuk itu, menurut Bunda Rai diperlukan komitmen dan konsistensi dari seluruh pihak, termasuk pembentukan institusi Tim Pembina Posyandu.

Rapat koordinasi kali ini difokuskan pada peningkatan kinerja posyandu dalam enam bidang SPM Kesehatan, yakni pengukuran status gizi, skrining kesehatan, pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan), serta penyuluhan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). “Tujuan dari rakor ini adalah untuk meningkatkan pembinaan, evaluasi, dan pelaksanaan kegiatan enam bidang SPM pembina posyandu,” ungkap Ny. Rai Wahyuni.

Srikandi Tabanan itu juga berharap rapat koordinasi ini mampu memunculkan berbagai inovasi baru, khususnya dalam bidang kesehatan. Melalui rakornas ini diharapkan ada sesuatu yang baru, misalnya inovasi yang baru khususnya di bidang kesehatan agar nanti pelayanan di masyarakat lebih mudah dan optimal. Selain itu, Ny. Rai Wahyuni juga menyampaikan rasa bangganya atas perkembangan Posyandu 6 SPM di Kabupaten Tabanan.

Saat ini, tercatat sebanyak 832 posyandu telah mendapatkan SK SPM. Bunda Rai juga menjelaskan, bahwa keberadaan posyandu 6 SPM menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan permasalahannya. “Tujuan kita, posyandu dengan 6 SPM ini betul-betul memberikan ruang aspirasi untuk masyarakat lebih luas lagi. Ini semacam program jemput bola, sama seperti berkantor di desa,” jelasnya.

Ia pun mengapresiasi keterlibatan OPD terkait yang terlibat langsung dalam proses ini. Menurutnya, keberhasilan pelaksanaan Posyandu 6 SPM sangat bergantung pada konsistensi dan sinergi lintas sektor. Ny. Rai Wahyuni menutup sambutannya dengan harapan agar seluruh pihak terus memperkuat koordinasi dan meningkatkan pemahaman terhadap tugas masing-masing. “Saya apresiasi rakornas posyandu bidang kesehatan ini, agar nantinya bisa saling berkoordinasi untuk saling menguatkan, harus paham dulu tugasnya apa, dan yang paling penting terus sosialisasi terutama kepada masyarakat,” tutup Bunda Rai

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved