-->

Senin, 24 November 2025

Sekda Alit Wiradana Terima Kunker Jajaran Pemkot Surakarta


Laporan Reporter : Arm


Denpasar, Bali Kini - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana menerima Kunjungan Kerja (Kunker) jajaran Pemerintah Kota Surakarta, di Gedung Sewaka Dharma Kota Denpasar, Senin (24/11).


Rombongan Kunker ini dipimpin langsung oleh Asisten Penerintahan dan Kesejahteraan Sekda Kota Surakarta, Purwanti didampingi Ketua DPRD Kota Surakarta, Budi Prasetyo beserta jajaran lainnya. Pada kesempatan tersebut dilaksanakan pula pertukaran cinderamata sebagai bentuk ikatan tali silaturahmi.


Pada kesempatan tersebut, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Sekda Kota Surakarta, Purwanti menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya ke Kota Denpasar adalah untuk melaksanakan studi komparasi serta saling bertukar informasi berkaitan dengan bagaimana cara Kota Denpasar untuk menangani beberapa hal, antara lain penataan kota, serta inovasi pelayanan publik di tingkat kecamatan dan kelurahan.


"Kami bermaksud untuk melakukan studi komparasi dan juga mempelajari bagaimana langkah yang ditempuh Pemkot Denpasar dalam upaya penataan kota serta pengembangan inovasi pelayanan publik di tingkat kelurahan dan kecamatan," ujar Purwanti.


Sementara itu, Sekda Kota Denpasar, Alit Wiradana mengatakan, Pemkot Denpasar saat ini memiliki beberapa langkah dan upaya dalam hal penanganan tata kota serta pengembangan inovasi pelayanan publik yang ada di kecamatan dan kelurahan di Kota Denpasar.


"Untuk inovasi pelayanan publik kecamatan atau kelurahan di Kota Denpasar dengan cara digitalisasi yakni dengan membangun atau menerbitkan aplikasi pelayanan sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanaan melalui online. Dan untuk penataan kota kami telah melakukan kabel ducting atau penanaman kabel provider secara bertahap di kawasan Kota Denpasar," jelas Alit Wiradana

Angkat Sistem Subak, Bupati Sanjaya Paparkan Strategi Ketahanan Pangan Berbasis Kearifan Lokal di Universitas Indonesia


Laporan : Tim Lpt 


Tabanan , Bali Kini  – Hadir sebagai narasumber dalam Seminar Nasional Ketahanan Pangan Sebagai Pilar Pengentasan Kemiskinan Berbasis Kearifan Lokal, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., menegaskan pentingnya penguatan kearifan lokal sebagai fondasi ketahanan pangan nasional. Seminar yang berlangsung pada Jumat, (21/11), di Gedung IASTH UI, Kampus Universitas Indonesia Salemba, Jakarta Pusat ini merupakan rangkaian Dies Natalis ke-42 Program Studi Kajian Ketahanan Nasional, Departemen Kajian Stratejik Ketahanan dan Keamanan, Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia, bekerja sama dengan BP Taskin RI.

Acara ini turut dihadiri oleh Direktur Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia, Wakil Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan RI, civitas akademika prodi ketahanan nasional, serta menghadirkan Bupati Solok, Sumatra Barat, Jon Firman Pandu, dan Ketua Departemen Kajian Stratejik Ketahanan dan Keamanan SPPB Universitas Indonesia, Dr. Palupi Lindiasari Samputra, S.Pi., M.M., sebagai narasumber. Seminar mengangkat isu strategis dengan tema Ketahanan pangan sebagai pilar pengentasan kemiskinan berbasis kearifan lokal.

Melalui sambutannya, Wakil Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan RI, Ir. Iwan Sumule menegaskan kaitan Seminar nasional kali ini yang sangat relevan dengan salah satu pilar Badan percepatan penanganan kemiskinan RI. Pihaknya menyebutkan bangsa ini memiliki harta karun berupa inisiasi berbasis kearifan lokal yang terbukti mampu menguatkan ketahanan pangan. “Sebagai contoh kita lihat sistem Subak di Bali, jaringan irigasi berbasis Tri Hita Karana, juga di kabupaten Solok praktik tradisional persawahan dan filosofi gotong royong merupakan fondasi kuat untuk ketahanan pangan”, jelasnya

Dalam paparannya, Bupati Sanjaya menekankan Sistem Subak sebagai strategi peningkatan ketahanan pangan berbasis kearifan lokal di Bali. Ia menjelaskan bahwa Subak telah menjadi fondasi kehidupan petani Bali selama berabad-abad sebagai sistem irigasi tradisional yang memadukan rekayasa pertanian dengan nilai spiritualitas. “Subak merupakan organisasi tata kelola air berbasis gotong royong yang hingga kini masih dipegang teguh. Tradisi ini tetap dijaga melalui awig-awig dan hukum adat sehingga ketahanan pangan di Kabupaten Tabanan dapat dipertahankan secara berkelanjutan,” ujarnya.

Bupati Sanjaya menilai bahwa nilai-nilai kearifan lokal ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo, yang menempatkan ketahanan pangan sebagai prioritas nasional. Dengan potensi alam yang subur, bentang alam yang lengkap dari gunung, danau, hingga laut, Tabanan disebut telah mencapai kedaulatan pangan dan berperan sebagai lumbung pangan Bali. “Salah satunya desa Jatiluwih Di kabupaten Tabanan yang ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia World Heritage oleh Unesco. Inilah warisan kearifan lokal yang diwariskan oleh para leluhur”, tegasnya.

Lebih lanjut, Sanjaya mengaitkan nilai-nilai Subak dengan filosofi Tri Hita Karana yang menekankan keharmonisan antara Tuhan, alam lingkungan, dan sesama manusia. Ia menegaskan bahwa keberlanjutan ketahanan pangan tidak dapat dilepaskan dari ajaran leluhur yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Bali. “Ajaran ajaran kearifan lokal yang Diwariskan oleh para leluhur berkorelasi terhadap ketahanan pangan yang memang menjadi kebijakan Nasional saat ini,” jelas Sanjaya.

Di tengah pesatnya perkembangan pariwisata Bali, Bupati Sanjaya menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Tabanan untuk tetap berpijak pada sektor pertanian sebagai prioritas utama. Ia bahkan mengajak generasi muda untuk kembali mencintai pertanian sebagai profesi mulia. “Tetap berpijak kepada sektor pertanian, sektor pertanian adalah sebuah pekerjaan yang sangat mulia, sebuah persembahan kepada alam semesta, sehingga nantinya pariwisata adalah bonus. tetapi pariwisata adalah bonus” imbuhnya.

Pada kesempatan ini, ditegaskan bahwa program kajian ketahanan nasional sejalan dengan arah pembangunan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang berfokus pada keberlanjutan serta percepatan pengentasan kemiskinan. Melalui forum akademis ini, diharapkan terbangun kerjasama strategis antara pemerintah daerah dan kalangan akademisi Universitas Indonesia dalam penelitian serta pengkajian ketahanan pangan, sehingga tercipta masyarakat yang tangguh dan mampu mengakses pangan secara berkelanjutan

Bupati Kembang Apresiasi Yayasan Dharma Laksana Lestarikan Kesenian Lokal, Lewat Pementasan Tari Jegog Tempo Dulu


Laporan Reporter  : Ajb Tim Lpt 

Jembrana, Bali Kini  – Upaya pelestarian kesenian lokal Jembrana kembali ditunjukkan oleh yayasan blabla dengan menampilkan pementasan Pementasan Tari Jegog Tempo Dulu resmi dibuka di Wantilan Pura Dalem Baluk, Minggu (23/11). 

Bupati yang hadir langsung pada kesempatan itu, mengapresiasi luar biasa akan pementasan kesenian tersebut. Apalagi kesenian jegog hanya ada satu-satunya di Bali.
“Saya mengapresiasi pementasan kesenian jegog ini. Penampilan para seniman juga luar biasa. Semoga dengan langkah semakin semakin memperkuat dalam upata pelestarian jegog dan juga sebagai ajang promosi wisata di Kabupayen Jembrana,” ungkapnya.


Bupati Kembang juga menegaskan bahwa pelestarian seni budaya tidak bisa berjalan tanpa sinergi semua pihak. “Ini bukan sekadar hiburan dan pertunjukan, tetapi upaya kita melestarikan adat, tradisi, dan budaya. Ini adalah kerja bersama pemerintah, sekaa seni, dan para pecinta seni,” ujarnya.


Sementara itu, Ketua Sanggar Tari Bali Satya Laksana, I Putu Dartawan, menjelaskan bahwa pementasan ini merupakan “sebuah perjalanan waktu” untuk menghidupkan kembali roh dan semangat jegog, salah satu warisan budaya Bali Barat yang sarat nilai. Ia menyebut, jegog tempo dulu memiliki filosofi mendalam yang mengekspresikan kesederhanaan, kerukunan, serta keterampilan para seniman masa lalu dalam menarikan gerakan yang energik, spontan, dan penuh makna.
“Tujuan utama pementasan ini adalah pelestarian menjaga keahlian bentuk-bentuk tari dan tabuh jegog yang kini mulai jarang dipentaskan,” ujar Dartawan. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi edukasi bagi generasi muda agar memahami sejarah seni jegog serta menjadi bentuk penghormatan kepada para sesepuh dan maestro yang telah mendedikasikan hidupnya untuk kesenian ini.

Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Balai Pelestarian Budaya Wilayah 15 atas dukungan moral dan fasilitasi yang diberikan. Ia berharap pementasan ini dapat memberi kesan mendalam serta membangkitkan kembali kecintaan masyarakat terhadap seni tradisi. “Mari kita nikmati setiap instrumen bambu yang memukau dan setiap gerakan tari yang penuh daya magis,” ajaknya.

BNNK Karangasem Gelar Tes Urine di Kantor BPKSDM, Seluruh Peserta Negatif

Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih

KARANGASEM, Bali Kini — Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Karangasem melaksanakan tes urine bagi pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Karangasem sebagai langkah pencegahan penyalahgunaan narkotika. Kegiatan berlangsung pada Senin (24/11/2025) dan difokuskan pada pegawai Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Karangasem.

Sebanyak 34 pegawai menjalani tes dari total 36 orang staf. Satu pegawai tidak mengikuti tes karena sedang menstruasi, mengingat urine yang bercampur darah dapat mengganggu hasil alat pemeriksaan.

Kepala BKPSDM Karangasem, Cokorda Alit Surya Prabawa, menyampaikan bahwa tes urine ini merupakan bentuk pencegahan.

“Jika ditemukan hasil positif belum ada sanksi. Kami bekerja sama dengan BNNK untuk pencegahan, dan jika ada yang terindikasi, akan diarahkan untuk rehabilitasi,” ujarnya.

Perwakilan BNNK Karangasem, I Made Putu Ludrawasa selaku analis P2M, mengatakan pelaksanaan berjalan lancar.

“Kami ditugaskan mewakili pimpinan untuk melakukan tes urine. Total 34 orang dites dan semuanya negatif. Harapannya kegiatan seperti ini bisa berlanjut,” jelasnya.

Putu menambahkan bahwa pemeriksaan dilakukan menggunakan 7 parameter, meliputi morfin, metamfetamin, amfetamin, benzodiazepine, dan beberapa golongan lainnya. Jika suatu saat ditemukan hasil positif, pegawai akan diserahkan ke BNNK untuk proses rehabilitasi.

Kepala BNNK Karangasem, Alvin Andrew Dias, juga mengapresiasi hasil tes yang sepenuhnya negatif.

“Semua negatif, astungkara. Ke depan kita ingin wujudkan momen Kantor Pemerintah Karangasem benar-benar bebas narkoba,” katanya.

Sementara itu, test juga dilakukan di kantor lurah Subagan, menyasar kepada para pegawai kantor, yakni terdapat 14 orang yang menjalani tes, juga seluruhnya dinyatakan negatif. Hal ini disebut sebagai bukti komitmen Pemkab Karangasem dalam memberantas penyalahgunaan narkotika di lingkungan pemerintahan.

Program tes urine ini rencananya akan dilakukan secara berkala menyasar pada OPD lain, sebagai upaya menjaga integritas dan kualitas pelayanan publik di Kabupaten Karangasem. (Ami)

Minggu, 23 November 2025

Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa Sampaikan Apresiasi, Harapkan Budaya Literasi Bertumbuh Kuat di Kota Denpasar

Ket. Foto :Dari Creative Event "Denpasar Bercerita

Laporan Reporter : esa-arim

Denpasar, Bali Kini - Ketua Harian Bunda Literasi Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa menghadiri sekaligus memberikan apresiasi kepada tiga besar pemenang Event Kreatif "Denpasar Bercerita" di Graha Yowana Suci, Denpasar pada Sabtu (22/11) petang. 


Dalam kesempatan tersebut turut mendampingi Plt. Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kota Denpasar, Cokorda Gede Partha Sudarsana, Kabid Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Denpasar, A.A. Ngurah Mahendra Putra, perwakilan OPD, komunitas serta pelaku ekonomi kreatif, sastra dan komunitas literasi. 

Ketua Harian Bunda Literasi Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa yang didampingi Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana menyampaikan apresiasi mendalam terhadap pelaksanaan Creative Event “Denpasar Bercerita”.

"Kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam meningkatkan semangat literasi di kalangan generasi muda, terutama dari komunitas kreatif. Hal ini mendorong budaya literasi yang akan bertumbuh kuat di Kota Denpasar," ucap Ayu Kristi.

Sementara Kabid Pengembangan Ekonomi Kreatif Dispar Kota Denpasar, A.A. Ngurah Mahendra Putra menjelaskan Creative Event “Denpasar Bercerita” adalah langkah penting dalam upaya memperkuat ekosistem literasi dan memperluas ruang ekspresi kreatif dalam menuturkan kisah, pengalaman, serta memori kolektif tentang Kota Denpasar melalui medium sastra, khususnya cerita pendek. 

"Program ini dibentuk Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Pariwisata pada Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif, berkolaborasi dengan Badan Kreatif (BKRAF) Denpasar, Penerbit Partikular serta komunitas visual artist dari Darklab. 
Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi titik temu bagi para penulis, pembaca, pemerhati budaya, dan masyarakat luas. Semoga dari sini lahir karya-karya yang tidak hanya indah, tetapi juga merekam spirit Denpasar sebagai kota inklusif, kreatif, dan berdaya saing" ujar Mahendra Putra. 

Ditambahkannya, Creative Event ini diikuti sekitar 200 lebih peserta yang mendaftarkan sudut pandang melalui kisah, pengalaman, serta memori kolektif tentang Kota Denpasar melalui medium sastra, khususnya cerita pendek.

"Pendaftaran karya via online ini dimulai sejak 19 September hingga ditutup pada 31 Oktober 2025. Setelah itu, dipilih 10 besar pemenang, untuk selanjutnya karya-karya ini dimasukkan menjadi satu buku kumpulan cerita pendek berjudul "Denpasar Denpasar". Malam ini, kami juga telah menetapkan 3 besar pemenang," jelasnya.

Lebih jauh, pihaknya juga mengapresiasi semangat para peserta untuk berbagi cerita. Ia juga berharap semoga kegiatan ini menjadi langkah awal bagi tumbuhnya lebih banyak penulis dan karya sastra dari Kota Denpasar.

"Semoga ini menjadi langkah awal untuk semakin bertumbuhnya penulis dan karya sastra di Kota Denpasar," ungkapnya .

Ny. Kristi Arya Wibawa: Perkuat Kebersamaan, Sinergi Wujudkan Pelayanan Kesehatan Berkualitas

Ket foto :
Beragam Lomba Meriahkan Peringatan HKN di Kota Denpasar,
.
Laporan Reporter : Ayu 

DENPASAR, BALI KINI - Sekretaris I Tim Penggerak PKK Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa bersama Ketua Bidang IV TP PKK Kota Denpasar, Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana, meninjau pelaksanaan lomba dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 yang digelar Dinas Kesehatan Kota Denpasar di Gedung Dharma Negara Alaya Denpasar, Minggu (23/11). Berbagai lomba turut digelar, yakni Lomba Senam Antar Rumah Sakit Swasta, Lomba Busana Endek ke Kantor, serta Lomba Karaoke yang diikuti tenaga kesehatan dan berbagai elemen kesehatan di Kota Denpasar.

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris I TP PKK Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan rutin yang melibatkan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya mempererat kebersamaan, tetapi juga menjadi sarana edukasi yang menyenangkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya hidup sehat.

“Lomba-lomba yang dilaksanakan ini sangat positif karena mampu meningkatkan semangat hidup sehat dan memperkuat sinergi antar instansi kesehatan. Selain itu, kreativitas yang ditampilkan peserta juga menjadi nilai tambah dalam memeriahkan peringatan HKN,” ujar Ayu Kristi. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. Anak Agung Ayu Agung Candrawati, M.Kes, menjelaskan bahwa kegiatan lomba merupakan agenda rutin setiap peringatan HKN. Tahun ini, tema yang diusung adalah ‘Generasi Sehat, Masa Depan Hebat’, yang menekankan pentingnya upaya berkelanjutan dalam membangun masyarakat yang sadar kesehatan.

“Tema ini dipilih karena kesehatan bukan hanya tentang fasilitas atau layanan kesehatan, tetapi bagaimana kita membangun budaya hidup sehat di masyarakat melalui GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat,” jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, aktivitas fisik menjadi salah satu pilar penting GERMAS, sehingga Lomba Senam ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk rutin berolahraga. Selain itu, upaya edukasi juga dilakukan melalui Lomba Isi Piringku untuk mendorong masyarakat memahami pola makan dengan gizi seimbang.

Dikatakannya, Dinas Kesehatan Kota Denpasar juga sebelumnya telah melaksanakan berbagai kegiatan seperti lomba bulu tangkis antar Dinas Kesehatan dan Puskesmas, lomba promosi kesehatan melalui media sosial, hingga safari kesehatan yang melibatkan rumah sakit swasta, klinik, dan puskesmas guna memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.

“Kami berharap seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar dan mampu meningkatkan semangat seluruh peserta dan masyarakat untuk terus membudayakan hidup sehat. Kegiatan-kegiatan seperti ini akan terus kami laksanakan secara rutin pada peringatan HKN setiap tahunnya,” ujar dr. Candrawati.

Dengan terselenggaranya rangkaian lomba ini, peringatan HKN ke-61 di Kota Denpasar diharapkan semakin memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan masyarakat yang sehat, aktif, dan berdaya.

Pasca Sengketa, Vila Milik Warga Swiss Dijarah


Laporan Reporter : Jero Ari 
Kuta , Bali Kini - Vila R&B milik warga negara Swiss, Nicole Schneiter Robert Charrue, di Tibubeneng, Badung, mengalami kerugian sangat besar. Perabotan serta fasilitas villa hilang diduga kuat akibat penjarahan pasca sengketa memanas. Kerugian materiil dari aksi penjarahan ini ditaksir mencapai angka Rp 550 juta.

“Saya tidak menyangka bisa hilang semua seperti ini. This is Pillage (ini sebuah penjarahan),” kata Nicole kepada wartawan, Minggu (23/11/2025), melalui Kuasa Hukumnya Agus Sujoko.

Konflik sengketa lahan ini sudah berlangsung lama sejak pertengahan tahun 2023. Vila Nicole sempat diduduki orang-orang berbadan tegap suruhan Lenny Yuliana Tombokan, melalui Kuasa Hukumnya Niko Kilikily. Pengosongan paksa vila terjadi walau Nicole memegang Akta Sewa Menyewa yang sah selama 25 tahun dari pemilik lahan, I Nengah Karna.

Kuasa hukum Nicole, Agus Sujoko, menegaskan pihak yang menduduki vila tidak pernah bertanggung jawab. “Klien saya sudah menderita kerugian sebab vila tidak beroperasi, sekarang ditambah barang hilang hingga total di atas setengah miliar. Ini sangat-sangat merugikan klien kami,” tegas Agus Sujoko.

Sebelum penjarahan, Ketut Putra Ismaya Jaya atau Keris sempat mendatangi lokasi sengketa. Keris bertemu dengan kuasa hukum Lenny, Niko Kilikily untuk mencari solusi bersama. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa kedua belah pihak tidak akan menduduki lokasi sengketa lagi.

Agus Sujoko menyayangkan barang-barang vila hilang setelah adanya kesepakatan itu. Agus Sujoko mendampingi wartawan berkeliling melihat tiga unit vila kliennya. Agus Sujokko menunjukkan kondisi ruang tamu yang perabotan berbahan kuningan sudah tidak ada.

Perabotan serta fasilitas vila yang hilang meliputi pendingin udara, kompor, kasur, televisi, mesin cuci, dan kulkas. Peralatan dapur seperti piring, sendok, microwave, dan pernak-pernik lainnya juga raib. Nicole juga harus mengurus pembengkakan tagihan listrik yang tidak terduga di PLN.

"Atas kejaidan ini, kliennya merasa kecewa dan tertekan karena sebelumnya sudah diusir secara paksa. "Belum lagi listrik yang tiba-tiba juga membengkak dan saya harus melakukan klarifikasi dengan PLN Senin nanti," imbuh Agus Sujoko.

Konflik bermula pada 29 Juni 2023 saat Nicole menerima surat somasi dari Kantor Hukum Dr. Togar Situmorang Dkk (kuasa hukum Lenny sebelumnya). Somasi tersebut menuduh Nicole menempati tanah SHM No. 3234 milik Lenny Yuliana Tombokan. Somasi itu menuntut Nicole mengosongkan vila sewanya dalam tempo 2x24 jam.

Menariknya, Lenny dan Togar tersandung kasus hukum saat ini. Togar Situmorang sudah ditahan dalam kasus berbeda, sedangkan Lenny sudah ditangkap dan ditahan di Mapolda Bali atas kasus ini.

Agus Sujoko menerangkan Nicole menyewa tanah seluas 1500 m² dari I Nengah Karna. “Padahal, Nicole menyewa tanah dan vila selama 25 tahun berdasarkan Akta Sewa Menyewa Tanah No. 08 tanggal 2 November 2016 di hadapan Notaris Hartono, S.H.,” kata Agus Sujoko menjelaskan dasar hukum dan sampai saat perjanjian ini tetap mengikat dan belum dibatalkan.

Di tengah kemelut sengketa ini, Nicole menyampaikan apresiasi yang sangat besar kepada berbagai pihak yang membantu. Pemilik tanah, I Nengah Karna, kini dapat kembali menguasai tanah miliknya yang selama ini menjadi objek sengketa.
“Ucapan terima kasih kami tunjukkan kepada semeton Bali semua yang membantu pengosongan tanah milik Bapak I Nengah Karna,” ujar Nicole.

Apresiasi tersebut secara khusus ditujukan kepada Jro Bima atau Ketut Putra Ismaya Jaya dan seluruh pejabat yang terlibat. “Terutama kepada Jro Bima atau Bapak Ketut Ismaya dan seluruh pejabat, baik aparat kepolisian maupun aparat desa, baik prajuru adat maupun pecalang setempat yang ikut membantu proses waktu itu. Sehingga Bapak Nengah Karna selaku pemilik tanah bisa kembali menguasai tanah miliknya yang di atasnya klien saya sewa,” tambah Agus Sujoko.

Agus Sujoko menambhakan, dengan selesainya penguasaan lahan oleh pihak yang bersengketa, pihak Nicole berharap tidak ada lagi masalah serupa di masa mendatang. Mereka juga menyampaikan permohonan agar kliennya dapat segera diberikan akses jalan kembali. Permintaan ini penting karena menyangkut WNA yang telah berinvestasi di Bali.
“Dengan kejadian ini, semoga tidak ada masalah lagi. Dan kami berharap klien kami dapat diberikan akses jalan karena ini menyangkut WNA yang berinvestasi di Bali,” tutup Agus Sujoko.

Mekepung Lampit 2025 , Ajang pelestarian atraksi unik tradisi budaya Jembrana


Laporan Reporter : Ajb / Tim Lpt 
Jembrana , Bali Kini - Tradisi budaya khas Jembrana kembali ditampilkan dengan penuh semangat melalui Lomba Mekepung Lampit Tahun 2025 yang resmi dibuka langsung oleh Bupati Kembang pada Minggu (23/11) di Subak Pecelengan Pedukuhan, Banjar Kebebeng, Desa Mendoyo Dangintukad, Kecamatan Mendoyo. 

Turut hadir juga Wakil Bupati Jembrana, Ketua DPRD kabupaten Jembrana, Forkopimda, Sekretaris Daerah kabupaten Jembrana, Para Asisten Sekda dan Para Pemimpin OPD, Sekretaris Dewan, Camat serta undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan bahwa Mekepung Lampit bukan sekadar lomba, tetapi merupakan upaya kita semua untuk merawat budaya, menjaga kebersamaaan dan sekaligus juga menumbuhkan rasa gembira di tengah-tengah masyarakat. 

"Mekepung lampit ini sudah menjadi tradisi dari jaman ke jaman sejak dahulu sehingga setiap periode demi periode kepemimpinan berganti, tentu pemimpinnya dan kita semua juga harus mempertahankan tradisi ini", ujar Bupati Kembang. 

Lebih lanjut, Bupati kembang juga berharap semoga dengan upaya semuanya dalam menjaga tradisi, merawat budaya, dan apa yang diwariskan oleh leluhur ini bisa terus dipertahankan. 

Suasana pembukaan semakin meriah ketika Bupati Kembang dan juga Wakil Bupati Ipat turun langsung ke arena, ikut serta dalam atraksi Mekepung Lampit. 

Dengan penuh antusias, Bupati Kembang menaiki lampit di tengah sawah berlumpur yang diikuti juga oleh Wakil Bupati. Penampilan Bupati dan Wakil Bupati ini sontak disambut tepuk tangan dan sorakan meriah dari warga yang memenuhi area persawahan. 

"Ternyata seru sekali, melebihi ekspektasi. Jika belum pernah menjadi joki, maka belum tahu sensasinya, bagaimana nikmatnya jadi joki Mekepung Lampit. Kalau sudah Mekepung Lampit pasti akan ketagihan," jelas Bupati usai melakukan atraksi Mekepung Lampit dengan antusiasme tinggi. 

Aksi Bupati tersebut menjadi simbol kuat dukungan Pemerintah Daerah terhadap pelestarian budaya lokal, sekaligus memberi semangat kepada seluruh peserta lomba.

Lomba Mekepung Lampit 2025 di Subak Pecelengan diikuti oleh 38 peserta dari berbagai sekaa di wilayah Jembrana. Masyarakat tampak memadati lokasi sejak pagi, menikmati suasana sawah berlumpur yang menjadi ciri khas Mekepung Lampit.

Acara ini juga menjadi ajang mempererat silaturahmi antarpetani sekaligus bentuk syukur atas keberhasilan panen dan kelestarian sistem subak. 

Pemerintah Kabupaten Jembrana terus berkomitmen menjaga tradisi Mekepung baik Mekepung Darat maupun Mekepung Lampit sebagai daya tarik budaya, wisata, serta identitas lokal. (Humas Jembrana)

Sampah Menupuk Sejak Galungan, Beralasan Akses ke TPA Becek


Laporan Reporter Jero Ari 
Denpasar , Bali Kini - Hingga usai perayaan Galungan, masih sampah-sampah menumpuk di atas trotoar dan depan rumah warga yang belum terangkut, hingga Minggu (23/11). Terpantau sampah terbungkus plastik seperti Jalan Ahmad Yani Utara, Jalan Yudistira, Jalan Sutoyo, Jalan Kapten Mudita, Jalan Ciung Wanara I, Jalan Setiabudi, Jalan Lembu Sora, Jalan Maruti hingga Jalan Kebo Iwa Utara.
Ini menjadi pandangan terganggu, apalagi tumpukan sampah ada di atas trotoar hingga di beberapa pojokan gang. Bahkan salah seorang warga meyakinkan sudah berlangsung dari sebelum hari raya Galungan. "Tidak tau apa alasannya, biasanya rutin dua hari sekali tukang angkut sampah. Apalagi saat hujan, selain bau dan kawatir banjir lagi," aku seorang warga di Jalan Yudistira.
Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLHK Kota Denpasar, I Ketut Adi Wiguna menjelaskan bahwa sejumlah unit swaklola tidak dapat bekerja karena armada pengangkut mengalami kerusakan. Selain itu, kondisi TPA yang agak krodit akibat akses jalan becek dan licin juga menjadi penghambat. 
"Ada beberapa truk rusak, ada sopir yang sakit, ditambah kondisi TPA agak krodit karena akses jalan becek dan licin akibat hujan. Ini menghambat pembuangan," katanya.
Pihaknya mengaku telah menyarankan agar masing-masing unit swaklola menyewa truk tambahan dan mencari sopir cadangan untuk memastikan pelayanan tetap berjalan. "Kami sudah sarankan dari awal agar sewa truk dan cari sopir sendiri supaya pelayanan tetap bisa diberikan kepada masyarakat," tutup Adi Wiguna.

Pedagang Ayam di Pasar Amlapura Meradang, Omzet Anjlok 50 Persen Akibat Persaingan Tak Sehat

Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih

Karangasem, Bali Kini— Para pedagang ayam di Pasar Kota Amlapura, khususnya di Pasar Subagan dan Pasar Amlapura, tengah kelimpungan. Meski momentum hari raya biasanya jadi angin segar untuk meningkatkan penjualan, tahun ini mereka justru mengeluhkan omzet yang anjlok hingga nyaris 50 persen.

Harga ayam di pasar sebenarnya stabil di kisaran Rp45 ribu per kilogram. Tidak ada lonjakan berarti seperti yang biasanya terjadi menjelang perayaan hari besar. Namun stabilnya harga tidak otomatis membuat penjualan ikut stabil.

Penyebab utamanya: maraknya pedagang ayam yang berjualan di luar area pasar, terutama di sepanjang jalan utama. Para pedagang “liar” ini menjual ayam dengan harga jauh di bawah standar, padahal sumber ayamnya sama—diambil dari tempat yang sama dengan pedagang resmi di dalam pasar.

Kondisi ini memicu kekesalan pedagang pasar. Mereka menilai praktik tersebut sebagai bentuk persaingan tidak sehat, apalagi banyak lapak luar pasar berdiri secara semi permanen dan tidak memperhatikan standar kebersihan maupun pengelolaan limbah.

“Penjualan turun hampir setengah. Susah bersaing kalau di luar jualnya jauh lebih murah,” keluh Nurasiah, salah satu pedagang ayam di dalam pasar Amlapura, Minggu (23/11/2025). Senada dengan itu, Saripa, pedagang lainnya, mengaku situasi seperti ini sudah berlangsung cukup lama dan belum ada tindakan tegas dari pihak terkait.

Para pedagang berharap pemerintah turun tangan, setidaknya dengan menertibkan standar berjualan di luar pasar agar tidak merugikan pedagang resmi. Mereka meminta adanya kejelasan aturan, pengawasan harga, hingga penanganan limbah dari para penjual di luar pasar, demi terciptanya persaingan yang lebih sehat. (Ami)
© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved