-->

Senin, 14 April 2025

Tradisi Sarining Taun Nyegara Gunung Warga Desa Bukit

 


Harmoni Umat Hindu dan Muslim Sembahkan Hasil Bumi Sebagai Rasa Syukur

Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih


Karangasem, Bali Kini– Warga Desa Bukit, Karangasem, kembali melaksanakan tradisi turun-temurun Sarining Taun Nyegara Gunung, Senin (14/5/2025), sebuah upacara tahunan sebagai wujud syukur atas hasil bumi. Tradisi ini menjadi simbol kerukunan umat Hindu dan Muslim. Mereka bersama-sama membawa Pajegan / Pajegan Wale ke segara (laut), sebelum berpisah untuk bersembahyang di tempat masing-masing.


Umat Hindu melanjutkan persembahyangan ke Pura Linggayoni, sementara warga Muslim berziarah ke Makam Datuk Mas Pakel atau dikenal juga sebagai Sunan Mumbul, yang merupakan leluhur/ cikal bakal adanya warga Muslim di Desa bukit, Karangasem. Mereka berjalan beriringan menuju laut, membawa pajegan berisi hasil panen desa seperti rambutan dan durian, mengenakan pakaian adat masing-masing.


Perbekel Desa Bukit, I Gusti Ngurah Widnyana, mengatakan bahwa upacara tahun ini menjadi momen membangkitkan kembali tradisi Sarining Taun yang sempat tidak terlaksana. “Kami dari pemerintahan desa memfasilitasi dan mendukung penuh pelaksanaan upacara ini. Dengan menghadirkan Sarining Taun, kami berharap bisa menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” ujarnya.Pajegan Wale juga dibawa oleh warga Muslim Saren Jawa / Sasak Jawa sebagai bentuk syukur yang ditujukan ke makam leluhur.


Upacara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, di antaranya I Gusti Bagus Subagiarta (Ode) dan I Gusti Ayu Mas Sumantri selaku mantan Bupati yang juga mewakili Bupati Karangasem Gusti Putu Parwata.


Tokoh masyarakat sekaligus anggota DPRD Karangasem, Ode, memberikan apresiasi tinggi atas pelaksanaan tradisi ini. “Tradisi ini adalah bentuk rasa syukur masyarakat Desa Bukit kepada leluhur, dengan menghaturkan hasil bumi. Mudah-mudahan melalui upacara ini, rasa toleransi antarumat beragama di Desa Bukit menjadi spirit keharmonisan yang bisa disebarkan ke seluruh Bali,” ungkapnya.


Tradisi Sarining Taun Nyegara Gunung merupakan warisan perintah dari Raja Karangasem di masa lalu, sebagai simbol keharmonisan antara umat Hindu dan Muslim di Desa Bukit. Semangat toleransi dan kebersamaan ini terus dijaga hingga kini, menjadi contoh nyata persaudaraan lintas agama di Bali. 

Mas Sumatri dan Ode Hadiri Sarining Taun Nyegara Gunung: Tebar Bunga Di Makam Datuk Mas Pakel


Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih


Karangasem, Bali Kini -Warga Desa Bukit, Karangasem, kembali melaksanakan tradisi turun-temurun Sarining Taun Nyegara Gunung, Senin (14/5/2025), sebuah upacara tahunan sebagai wujud syukur atas hasil bumi. Tradisi ini menjadi simbol kerukunan umat Hindu dan Muslim yang telah terjalin erat sejak zaman dahulu. Mereka bersama-sama membawa Pajegan / Pajegan Wale ke segara (laut), sebelum berpisah untuk bersembahyang di tempat masing-masing.


Dalam momentum yang penuh makna ini, dua tokoh masyarakat Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumantri dan I Gusti Bagus Subagiarta (Ode), juga berkesempatan ikut menebar bunga di Makam Datuk Mas Pakel (Sunan Mumbul), salah satu leluhur warga Muslim Desa Bukit. Keduanya menyampaikan rasa haru dan kebanggaan bisa menjadi bagian dari tradisi yang menjunjung tinggi nilai toleransi dan persaudaraan tersebut.


“Tradisi ini tidak hanya mengingatkan kita pada akar sejarah dan budaya Desa Bukit, tetapi juga menjadi simbol kuat bagaimana umat beragama bisa hidup rukun dalam keberagaman. Saya merasa terhormat bisa ikut menebar bunga di makam Datuk Mas Pakel bersama saudara-saudara Muslim,” ujar Mas Sumantri, mantan Bupati Karangasem yang juga hadir mewakili Bupati Gusti Putu Parwata, Senin (14/4/2025). 


Umat Hindu melanjutkan persembahyangan ke Pura Linggayoni, sementara warga Muslim melakukan ziarah ke makam leluhur. Mereka berjalan beriringan menuju laut, membawa pajegan berisi hasil panen desa seperti rambutan dan durian, mengenakan pakaian adat masing-masing sebagai bentuk penghormatan.


Perbekel Desa Bukit, I Gusti Ngurah Widnyana, menyampaikan bahwa upacara tahun ini menjadi momen membangkitkan kembali tradisi Sarining Taun yang sempat terhenti. “Kami dari pemerintahan desa memfasilitasi dan mendukung penuh pelaksanaan upacara ini. Dengan menghadirkan Sarining Taun, kami berharap bisa menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” jelasnya.


Pajegan Wale juga dibawa oleh warga Muslim Saren Jawa / Sasak Jawa sebagai bentuk syukur kepada leluhur yang dimakamkan di desa tersebut.


I Gusti Bagus Subagiarta (Ode), tokoh masyarakat sekaligus anggota DPRD Karangasem, turut memberikan apresiasi tinggi atas pelaksanaan tradisi ini. “Tradisi ini adalah bentuk rasa syukur masyarakat Desa Bukit kepada leluhur, dengan menghaturkan hasil bumi. Mudah-mudahan melalui upacara ini, rasa toleransi antarumat beragama di Desa Bukit menjadi spirit keharmonisan yang bisa disebarkan ke seluruh Bali,” ungkapnya.


Tradisi Sarining Taun Nyegara Gunung merupakan warisan perintah dari Raja Karangasem di masa lalu, sebagai simbol keharmonisan antara umat Hindu dan Muslim di Desa Bukit. Semangat toleransi dan kebersamaan ini terus dijaga hingga kini, menjadi contoh nyata persaudaraan lintas agama di Bali.

Minggu, 13 April 2025

Puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) 2025 Berlangsung Khidmat,

 


Gubernur Koster Pimpin Prosesi Dan Mundut Pralingga Ida Bhatara Lingsir

Laporan Reporter : Tim Lpt Karangasem 

Bali Kini - Rangkaian panjang Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) Tahun 2025 mencapai puncaknya pada hari suci Purnama Sasih Kadasa, Sabtu (Saniscara Wage, Julungwangi) 12 April 2025. Ribuan umat Hindu memadati kawasan Penataran Pura Agung Besakih, Karangasem, sejak pagi hari untuk mengikuti Muspayang Bhakti yang menjadi pembuka dari puncak karya.


Gubernur Bali, Wayan Koster, tampak khusyuk memimpin langsung jalannya persembahyangan bersama para pemedek dan Krama pengempon. Momen sakral yang digelar setiap tahun ini merupakan wujud syukur kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa atas segala limpahan rahmat dan karunia. Sasih Kadasa dipercaya sebagai waktu yang paling utama untuk melaksanakan upacara Dewa Yadnya.


Usai Muspayang Bhakti, prosesi Nedunang Ida Bhatara Kabeh dilaksanakan dengan khidmat. Ida Bhatara yang sebelumnya distanakan di Bale Pesamuhan Agung diiringi menuju Bale Paselang. Gubernur Wayan Koster berkesempatan mundut (mengusung) Pralingga Ida Bhatara Lingsir, diikuti oleh para Kepala Daerah atau perwakilan dari seluruh Kabupaten/Kota se-Bali yang mundut Pralingga Ida Bhatara sesuai dengan amongan (tanggung jawab) masing-masing.


Lima Sulinggih memimpin jalannya Muspayang Bhakti karya, di antaranya Ida Sri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun, Ida Pedanda Gede Karang Putra Keniten, Ida Pedanda Suwabawa Karang Adnyana, Ida Pandita Dukuh, Ida Pandita Empu Pande, Ida Pandita Empu Ratu Pasek, serta Ida Dalem Semara Putra.


Dengan penuh semangat, khidmat dan ketulusan hati, Gubernur Koster mundut Pralingga Ida Bhatara dari awal hingga berakhir dalam prosesi Murwa Daksina, mengelilingi seluruh pelinggih suci di areal Penataran Pura Agung Besakih sebanyak tiga kali.


Setibanya di Bale Paselang, upakara Paselang dihaturkan dan dipuput oleh dua Sulinggih, yaitu Ida Pandita Empu Siwa Putra Dharma Dhaksa dan Ida Pedanda Gede Jelantik Darma Purwita Karang. Muspayang Bhakti Paselang kembali diikuti oleh Gubernur Bali beserta jajaran Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali, serta seluruh pemedek di depan Bale Paselang. Selanjutnya, Ida Bhatara Kabeh kembali distanakan di Bale Pesamuhan Agung.


Fenomena berbeda dibanding prosesi Nedunang Ida Bhatara Kabeh (9/4), yang diwarnai hujan gerimis. Dipercaya sebagai berkah dan dimaknai sebagai pembersihan energi negatif di jalur yang dilalui Ida Bhatara Kabeh menuju Bale Pesamuhan Agung. Sementara itu, saat puncak karya berlangsung, matahari bersinar terik, memberikan sinar, menerangi jalannya upacara, memastikan seluruh rangkaian acara berjalan lancar tanpa hambatan. Dan pula, panasnya matahari tidak mengurangi kekhusyukan dan semangat para pemedek untuk ngayah dan menghaturkan bakti, karena sinarnya tetap terasa lembut di tengah sejuknya udara pegunungan Desa Rendang.


Selain upakara utama, juga dilaksanakan upakara Pengemit lan Pengerajeg yang dipuput oleh Sulinggih Ida Rsi Sidhi Cita bersama Ida Pedanda Bukit Kemenuh, serta upakara Ambal-Ambal yang dipuput oleh Ida Rsi Bhujangga Wisnawa bersama Agni Wisesa Maheswara.


Jro Mangku Gusti Jana, Pemangku Pura Agung Besakih, mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya atas kelancaran seluruh rangkaian puncak Karya IBTK Tahun 2025. "Upacara besar ini rutin kita gelar setiap tahun sebagai wujud bakti dan syukur atas anugerah Ida Bhatara Hyang Parama Kawi yang melimpahkan amertha kehidupan. Prosesi tedun ke paselang dimaknai sebagai kehadiran Ida Bhatara memberikan berkat kepada alam beserta isinya. Selanjutnya, setiap hari akan dilaksanakan upakara penganyar secara bergiliran oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali," jelasnya.


Turut hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah tokoh penting, di antaranya Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Komjen Pol. Putu Jayan Danu Putra, Bupati Karangasem Gusti Putu Parwata beserta Wakil Bupati Karangasem Pandu Prapanca Lagosa, Bupati Klungkung Made Satria beserta Wakil Bupati Klungkung Tjokorda Gde Surya Putra, Danrem 163/Wirasatya Kolonel Inf. Ida I Dewa Agung Hadisaputra, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra beserta Ibu, Anggota DPRD Provinsi Bali Made Sumiati, Wakil Gubernur Bali periode 2018-2023 Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, serta para Pimpinan Perangkat Daerah di lingkup Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali.


Usai mengikuti prosesi puncak Karya IBTK Tahun 2025, Gubernur Bali Wayan Koster berkesempatan melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pura Pedharman Sira Arya Gajah Para Bretara Sira Arya Getas yang masih berlokasi di kawasan Pura Agung Besakih.


Dalam sambutannya, Gubernur Koster menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kehormatan yang diberikan untuk turut serta dalam awal pembangunan Pura Pedharman tersebut. "Tidak ada yang lebih mulia dari niat dan tugas pratisentana untuk membangun linggih Pedharman guna memuliakan leluhurnya. Ini adalah wujud bakti sekaligus kewajiban. Kita telah dianugerahi kehidupan, rezeki, hingga jabatan, jangan sampai kita melupakan leluhur. Kita harus selalu ingat agar keturunan kita senantiasa diberkahi anugerah yang terbaik dan berkelanjutan," pungkas Gubernur Bali.

Wabup Ipat Hadiri HUT ke 8 Balimed Negara, Ini Harapannya


Laporan Reporter : Tim Lpt Jembrana 

Bali Kini - Mewakili Bupati Jembrana, Wabup I Gede Ngurah Patriana Krisna menghadiri acara Hari Ulang Tahun (HUT) RSU Balimed Negara, Sabtu (12/4).


Kehadiran orang nomor dua di Kabupaten Jembrana itu disambut langsung oleh Direksi PT. Balimed Putra Jembrana, Direktur RSU Balimed Negara, dr. I Gede Putu Dhinarananta berserta seluruh karyawan RSU Balimed Negara.


Wabup Patriana Krisna (Ipat) menyampaikan selamat atas bertambahnya umur bagi RSU Balimed Negara yang menandakan harus bertambah pula kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dibidang kesehatan.


"Semoga diusia yang ke-8 tahun ini, pelayanan yang diberikan semakin ditingkatkan dan terima kasih sudah menjadi bagian dalam menjaga kesehatan masyarakat di Kabupaten Jembrana," ungkapnya.


Pihaknya juga berharap kedepan RSU Balimed sebagai salah satu RS swasta di Jembrana tetap dapat memberi kemudahan bagi masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.


Disamping itu, juga senantiasa turut serta mendukung dan menunjang program pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan untuk mewujudkan Jembrana Maju, Harmoni dan Bermartabat.


Pemkab Jembrana dibawah kepemimpinan Bupati Kembang Hartawan dan Wabup Patriana Krisna,   berkomitmen penuh untuk meningkatkan pembangunan kesehatan melalui perluasan jangkuan pelayanan kesehatan kepada segenap masyarakat tanpa kecuali.


"Seperti halnya yang sudah berjalan saat ini, yakni program rumah singgah di Denpasar, mobil antar jemput pasien rawat jalan dalam provinsi Bali,  dan termasuk nantinya peningkatan akses, kualitas layanan, dan sarana prasarana polides/pustu, Puskesmas, RSUD serta program layanan pusat pendampingan kesehatan jiwa (mental health)," pungkasnya. (Humas Jembrana)


Resensi Novel "Hujan" Karya Tere Liye: Kisah Cinta, Kehilangan, dan Harapan di Tengah Bencana


Laporan Reporter : Gusti Ayu Purnamiasih 


Karangasem, Bali Kini - Novel Hujan karya Tere Liye, yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada Januari 2016, merupakan salah satu karya fiksi populer berbahasa Indonesia yang berhasil meraih predikat best seller. Dengan latar futuristik dan sentuhan fiksi ilmiah, novel ini mengisahkan perjalanan emosional seorang gadis bernama Lail dalam menghadapi kehilangan, persahabatan, dan cinta di tengah bencana alam yang dahsyat.


Identitas Buku:

- Judul: Hujan

- Penulis: Tere Liye

- Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

- Tahun Terbit: Januari 2016

- Jumlah Halaman: 320 halaman

- Genre: Fiksi Ilmiah 


Sinopsis:

Kisah dimulai dengan Lail, seorang gadis berusia 13 tahun yang kehilangan kedua orang tuanya akibat letusan gunung api purba yang dahsyat. Dalam situasi genting tersebut, Lail diselamatkan oleh Esok, seorang pemuda cerdas yang juga menjadi korban bencana. Mereka kemudian tinggal di pengungsian dan menjalin ikatan persahabatan yang erat. Namun, takdir memisahkan mereka ketika Esok diadopsi oleh wali kota dan Lail tinggal di panti sosial.


Seiring waktu, Esok terlibat dalam proyek ambisius untuk menyelamatkan umat manusia dari bencana iklim yang semakin parah dengan membangun kapal luar angkasa. Sementara itu, Lail berjuang untuk menemukan makna hidupnya kembali dan belajar menerima kenyataan pahit yang harus dihadapinya.


Tema dan Pesan Moral:

Novel ini mengeksplorasi tema-tema seperti kehilangan, penerimaan, persahabatan, cinta, dan harapan. Melalui perjalanan Lail, pembaca diajak untuk memahami bahwa kehilangan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari proses penerimaan dan kebangkitan. Simbolisme hujan digunakan untuk menggambarkan kesedihan sekaligus harapan baru.


Karakter Utama:

- Lail: Gadis yang kuat dan penuh semangat dalam menghadapi kehilangan dan trauma.

- Esok: Pemuda cerdas dan visioner yang berperan penting dalam proyek penyelamatan umat manusia.

- Maryam: Sahabat Lail di panti sosial yang ceria dan setia.


Menurut salah seorang pembaca Asal Surabaya, Dzaki Pratama, keunggulan Novel ini yaitu alur cerita yang mengalir dan penuh emosi. Latarnya futuristik dengan teknologi canggih yang menarik. 


"Menurut saya bahasa yang digunakan juga ringan dan mudah dipahami. Kemudian ia menegaskan pesan moral yang mendalam tentang kehidupan dan harapan", tegasnya. 


Dzaki menyimpulkan novel Hujan adalah novel yang menyentuh hati dan menginspirasi pembaca untuk merenungi makna kehilangan dan pentingnya harapan dalam menghadapi kesulitan hidup. Dengan latar futuristik dan karakter yang kuat, Tere Liye berhasil menyampaikan pesan moral yang relevan dan menyentuh.

Sabtu, 12 April 2025

Pangdam Zamroni : Kodam IX/UDY Dukung Penuh Gerakan Bali Bersih Sampah


Kodam IX/Udayana Hadir Ciptakan Bali Bersih dan Lestari


Laporan Reporter : Tim Lpt Pendam IX/Udy

Bali Kini – Kodam IX/Udayana terus menunjukkan komitmennya dalam penanganan sampah di wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Bali Nusra). Hal ini ditegaskan melalui kehadiran Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Muhammad Zamroni, S.I.P., M.Si., dalam acara Launching Gerakan Bali Bersih Sampah yang berlangsung di Art Center, Jl. Nusa Indah No.1, Panjer, Denpasar, Jumat (11/4/2025).


Acara peluncuran gerakan ini dibuka langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, dan diinisiasi oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster. Hadir pula Forkopimda Provinsi Bali, para pejabat kementerian dan lembaga tingkat provinsi, seluruh Babinsa jajaran Korem 163/Wira Satya, Bhabinkamtibmas, para kepala desa/lurah, bendesa adat, komunitas lingkungan, bupati/wali kota se-Bali, serta pelajar dari berbagai sekolah.


Dalam sambutannya, Gubernur Bali menekankan pentingnya kesadaran kolektif dalam menjaga kebersihan pulau Bali. “Gerakan Bali Bersih Sampah adalah inisiatif untuk kebaikan kita bersama, demi mewujudkan Bali yang bersih dan lestari. Sebagai Pulau Dewata yang menjadi tujuan wisata dunia, Bali tidak boleh dipenuhi oleh sampah,” tegasnya.



Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq turut memberikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya acara ini. Menteri Hanif, mengaku terkesan dengan komitmen nyata masyarakat Bali yang tidak hanya sebatas deklarasi, namun juga menunjukkan aksi konkret, sistematis, dan terstruktur.


“Kami menyaksikan bersama bahwa Bali punya rencana aksi yang besar, terstruktur, dan didukung semua komponen. Ini luar biasa. Saya belum pernah melihat hal serupa di provinsi lain,” ungkap Menteri.


Sebagai Ketua Operasi Penanganan Sampah Laut Bali, Mayjen TNI Muhammad Zamroni menyatakan bahwa Kodam IX/Udayana akan terus bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat untuk menjaga laut dan daratan Bali Nusra dari ancaman sampah.


“Penanganan sampah adalah tanggung jawab bersama. Kodam IX/Udayana hadir dan akan terus berkontribusi aktif, khususnya dalam upaya menjaga laut, sungai dari pencemaran sampah,” ujar Pangdam.


Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IX/Udayana, Kolonel Inf Agung Udayana, S.E., M.M., M.HI., dalam keterangan persnya menyampaikan bahwa kehadiran Pangdam IX/Udayana dalam acara ini merupakan wujud nyata komitmen TNI AD dalam mendukung program pemerintah daerah, khususnya dalam penanganan persoalan sampah yang menjadi perhatian serius di Bali.


“Bapak Pangdam hadir tidak hanya sebagai tamu, tetapi juga sebagai Ketua Operasi Penanganan Sampah Laut Bali. Beliau menegaskan bahwa Kodam IX/Udayana akan terus bersinergi dengan seluruh elemen, mulai dari pemerintah daerah, masyarakat, hingga komunitas peduli lingkungan,” ujar Kolonel Agung.


Kapendam menegaskan bahwa Kodam Udayana terus menggencarkan edukasi, patroli, dan kegiatan pembersihan di titik-titik rawan pencemaran, baik di darat maupun di laut. Babinsa jajaran Korem 163/Wira Satya juga akan menjadi ujung tombak dalam menggerakkan masyarakat di tingkat desa dan kelurahan.


Dengan kolaborasi lintas sektor, Gerakan Bali Bersih Sampah diharapkan menjadi tonggak awal perubahan besar dalam upaya pelestarian lingkungan, menuju Bali yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. 

Fraksi Gerindra-PSI DPRD Bali Dorong Pembentukan Badan Pengawas PWA


Laporan Reporter : Arna

Denpasar , Bali Kini - Fraksi Gerindra-PSI DPRD Provinsi Bali mengusulkan agar dalam Perubahan Raperda Tentang Pungutan Bagi Wisatawan Asing dituangkan atau dibentuk badan/lembaga pengawas yang independen untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal, transparan, dan akuntabel.


"Hal ini  untuk melaksanakan fungsi pembinaan dan pengawasan terhadap Pungutan Bagi Wisatawan Asing," kata anggota DPRD Bali I Kade Dharma Susila saat membacakan Pandangan Umum Fraksi Gerindra-PSI DPRD Bali dalam Rapat Paripurna DPRD Bali di Denpasar, Selasa, 8 April 2025.


Rapat Paripurna DPRD Bali kali ini dengan agenda Penyampaian Pandangan Umum Fraksi-Fraksi DPRD Bali  Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2023 Tentang Pungutan Bagi Wisatawan Asing Untuk Perlindungan Kebudayaan dan Lingkungan Alam Bali. 


Rapat paripurna ini sekaligus dirangkaikan dengan Penyampaian Pandangan Umum Fraksi DPRD Bali Tentang Raperda Rencana Perlindungan Dan  Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2025-2055.


Dharma Susila menambahkan, substansi Raperda tentang PWA, pada Pasal 13A menyebutkan Pemerintah Provinsi dalam menyelenggarakan Pungutan bagi Wisatawan Asing dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain selaku mitra manfaat atau collecting agent.


Fraksi Gerindra-PSI memandang perlu untuk mendapat penjelasan dari Gubernur Bali siapa yang dimaksud dengan "pihak lain", apa parameter objektifnya sehingga pihak lain layak diajak kerjasama. Selanjutnya bagaimana fungsi pengawasan dapat dipastikan berjalan dengan baik dalam pelaksanaan kerjasama tersebut.


"Berikutnya pengaturan besarnya imbal jasa, pada Ranperda secara kuantitatif diatur dan ditetapkan paling tinggi 3 persen, Fraksi Gerindra-PSI berpandangan, kenapa pilihannya pada angka 3 kenapa tidak menggunakan angka yang lain?," ucapnya mempertanyakan.


Selanjutnya Fraksi Gerindra-PSI mengusulkan bahwa presentase mesti diatur secara proposional sesuai dengan jumlah pungutan yang masuk, karena jika ditetapkan paling tinggi 3 persen sangat potensial akan menggunakan persentase tertinggi tanpa menghitung jumlah pungutan yang diterima. Demikian juga dengan bentuk kerjasama yang akan dilakukan, Fraksi Gerindra-PSI berpandangan sebaiknya dituangkan dan dibuat secara Notariil. 


Sementara itu, Fraksi Demokrat-Nasdem DPRD Bali menyoroti terkait maraknya beredar berita viral di media sosial mengenai adanya penyelundupan hukum dimana ada disinyalir beberapa wisatawan asing melakukan praktik curang dengan melakukan perkawinan kontrak dengan masyarakat lokal.


"Perkawinan kontrak dengan masyarakat lokal itu dengan tujuan agar dapat membeli atau menguasai properti di Bali berupa tanah, hotel dan vila. Mohon Gubernur berkoordinasi dengan instansi terkait untuk pengawasan orang asing di Bali utamanya Imigrasi dan Kepolisian," kata I Gusti Ayu Mas Sumatri saat membacakan Pandangan Umum Fraksi Demokrat-Nasdem itu.

Bupati Bangli Resmikan Gedung Sentra IKM Bambu Di Desa Tiga


Laporan Reporter : Tim Lpt Bangli

Bali Kini - Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta bersama Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar hadiri upacara Pemelaspasan dan Peresmian Gedung Sentra IKM Bambu yang berlokasi di Banjar Kayuambua,  Desa Tiga, Kecamatan Susut Bangli pada Sabtu, 12/04/2025. 

Tampak hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Koperasi UMKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bangli sekaligus Plt. Kepala Dinas Perindag, Kepala BKPAD, Camat Susut, Kepala Desa Tiga serta undangan terkait lain nya. 


Bupati Bangli mengatakan bahwa pembangunan Sentra IKM bambu  ini merupakan salah satu wujud komitmen Pemerintah Kabupaten Bangli  untuk mendorong kemajuan ekonomi lokal melalui pengembangan potensi sumber daya  alam dan keterampilan masyarakat.


Bambu yang selama ini kita kenal sebagai salah satu dari produk unggulan dan merupakan bagian dari  budaya dan keseharian, kini memiliki nilai tambah tinggi jika dikelola dengan baik dan inovatif. Sentra ini tidak hanya  menjadi tempat produksi saja, tetapi juga sebagai pusat pelatihan, inovasi dan pemasaran produk produk bambu unggulan Kabupaten Bangli, ungkap Bupati dua periode tersebut.


Pihaknya berharap dengan keberadaan sentra ini, dapat menjadi  motor penggerak ekonomi, membuka lapangan kerja serta meningkatkan kesejahteraan pelaku-pelaku usaha di bidang kerajinan bambu di Bangli. Kepada seluruh pihak yang sudah bekerja keras dalam proses pembangunan sentra ini, mulai dari perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan Sedana Arta sampaikan apresiasi dan terimakasih setinggi tingginya semoga kolaborasi ini terus terjalin demi kemajuan bersama.

"Semoga dengan diresmikannya Gedung sentra IKM Bambu ini bisa menjadi tempat yang bermanfaat sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat", imbuhnya.


Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya untuk para pelaku- pelaku usaha di bidang kerajinan bambu di kabupaten Bangli. Maka dipandang perlu pemerintah hadir didalamnya, baik itu Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dengan membangun gedung sentra IKM Bambu beserta dengan mesin dan peralatannya. 

Sedana Arta juga meminta kepada pihak terkait agar memperhatikan dari segi  penguatan sumberdaya manusia baik dalam bentuk pelatihan-pelatihan maupun pendampingan-pendampingan, sehingga apa yang menjadi cita-cita kita bersama dapat terwujud dengan baik.

Walikota Jaya Negara dan Wawali Arya Wibawa Hadiri Pujawali Pura Agung Lokanatha Denpasar.

 


Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa, serta Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede saat bersembahyang bersama serangkaian Karya Padudusan Alit di Pura Agung Lokanatha Denpasar nemoning Purnama Sasih Kedasa, Sabtu (12/4). 

Laporan Reporter : Eka

Denpasar , Bali Kini - Pemerintah Kota Denpasar menggelar Karya Padudusan Alit serangkaian Pujawali di Pura Agung Lokanatha Denpasar nemoning Purnama Sasih Kedasa, Sabtu (12/4). Hadir ditengah pemedek dan masyarakat untuk mengikuti rangkaian pujawali, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa, serta Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede.  


Tampak hadir pula Ketua TP. PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua PHDI Kota Denpasar, I Made Arka dan Pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar. 


Diriingi suara gambelan dan kidung, pelaksanaan Bhakti Pujawali berlangsung khidmat. Diawali dengan pangilen  Tari Rejang, Wayang Lemah dan Topeng Wali, rangkaian pujawali dilanjutkan dengan persembahyangan bersama yang dipuput Ida Pedanda Gede Oka Karang, Griya Tegeh Lumintang. 


Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan bahwa pujawali ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat umat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Hal ini juga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari ajaran Tri Hita Karana.


"Dengan pelaksanaan pujawali ini mari kita tingkatkan sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana," ujar Jaya Negara.

 

Sementara Kabag Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara mengatakan, Karya Pedudusan Alit sekaligus pujawali di Pura Agung Lokanatha Denpasar dilaksanakan bertepatan dengan Purnama Sasih Kadasa. Dimana, Ida Bhatara Nyejer selama satu hari untuk selanjutnya dilaksanakan Penganyar dan Penyineban. 


Alit Surya Antara mengaku bersyukur seluruh rangkaian piodalan telah berjalan lancar. Dimana tahapan demi tahapan pujawali sudah terlaksana dengan baik. Sehingga dapat mendukung terciptanya keseimbangan alam semesta beserta isinya. 


"Kami berharap momentum Pujawali ini menjadi wahana untuk meningkatkan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa untuk mendukung keseimbangan alam semesta," ujarnya. 

Jajaran Pemkab Tabanan Laksanakan Persembahyangan Purnama Kedasa di Pura Luhur Batukau


Laporan Reporter : Tim Lpt Tabanan 

Bali Kini  – Sebagai wujud sradha bhakti dan penghormatan terhadap nilai-nilai spiritual, Jajaran Pemerintah Kabupaten Tabanan yang dipimpin Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., melaksanakan persembahyangan bersama dalam rangka rahina Purnama Kedasa yang jatuh pada Sabtu, (12/4). Persembahyangan ini berlangsung khidmat dan turut dihadiri Wakil Bupati Tabanan, I Made Dirga, Sekda, para Asisten serta perangkat daerah di lingkungan Pemkab Tabanan. 


Sebelum memulai persembahyangan bersama, Bupati Sanjaya dan Wakil Bupati beserta jajaran, berkesempatan memberi makan ikan dan melepas burung perkutut dalam rangka pelestarian lingkungan dan wujud keharmonisan manusia dengan lingkungan. Hal tersebut, sebagai perwujudan ajaran Tri Hita Karana, yakni menjaga keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia dan juga manusia dengan alam lingkungan. 


Setelah itu, persembahyangan bersama dimulai di Pura Beji dan kemudian dilanjutkan di luhur Batukau yang dipimpin oleh Jro Mangku Pura setempat. Usai persembahyangan, Sanjaya juga mengumpulkan seluruh jajaran di wantilan Pura Luhur Batukau guna membahas berbagai hal menyangkut program-program pembangunan yang telah dan akan berjalan serta melaksanakan evaluasi kinerja dari seluruh perangkat daerah. 


Dikatakan juga oleh Sanjaya, bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi bagian dari rutinitas keagamaan, namun juga sebagai momentum introspeksi diri dan doa bersama untuk keselamatan serta kesejahteraan dan kerahayuan masyarakat Tabanan. “Melalui persembahyangan di Pura Luhur Batukau yang merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan Jagat, kita memohon tuntunan serta kerahayuan untuk seluruh masyarakat Tabanan. Ini adalah bentuk nyata implementasi nilai spiritual dalam kepemimpinan,” ujarnya.


Dengan semangat yang penuh kekhidmatan, pelaksanaan persembahyangan ini diharapkan dapat memperkuat spiritualitas para pemimpin daerah dan jajaran sekaligus menjadi energi positif dalam melanjutkan pembangunan di Tabanan yang harmonis dan berkelanjutan, sesuai dengan visi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani, (AUM). 

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved