-->

Selasa, 16 Agustus 2022

Dewan DPRD Provinsi Bali Cerna Pidato Gubernur Terkait Covid 19


BALIKINI.NET | BALI — Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, sejak pertama kali muncul di Bali pada tanggal 10 Maret 2020, telah dapat dikelola dengan sangat baik. Pandemi COVID-19 di Bali terus menurun dan sudah stabil, ditandai dengan menurunnya kasus baru, tingginya tingkat kesembuhan, menurunnya pasien yang dirawat di Rumah Sakit, dan tingkat kematian mendekati nol. 

Pencapaian yang sangat baik ini merupakan keberhasilan membangun kekebalan tubuh masyarakat melalui vaksinasi yang sudah sangat tinggi, yaitu vaksinasi ke-1 mencapai 105%, vaksinasi ke-2 mencapai 97%, dan vaksinasi ke-3 (booster) sudah mencapai 78%. Provinsi Bali masuk kategori terbaik dalam penanganan Pandemi COVID-19, tercepat dalam pencapaian vaksinasi, dengan vaksinasi booster tertinggi di Indonesia. 

Atas pencapaian yang sangat baik ini, selaku Gubernur, Titiang menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua unsur Satgas Penanganan COVID-19 yang telah bekerja keras secara bersama-sama, kepada pengelola Layanan Kesehatan dan para tenaga kesehatan yang telah bekerja tanpa lelah dan penuh resiko, berdedikasi kemanusiaan dalam menangani pasien COVID-19.

Juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah dengan tertib, disiplin, dan penuh rasa tanggung jawab mengikuti ketentuan protokol kesehatan COVID-19 selama masa pandemi. Sejalan dengan membaiknya kondisi Pandemi COVID-19 dan tingginya pencapaian vaksinasi di Bali, sebagai Gubernur, Titiang telah mengambil langkah berani meyakinkan Pemerintah Pusat, agar Bali diberikan kelonggaran bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik untuk berkunjung ke Bali tanpa karantina mulai tanggal 7 Maret 2022. 

Sejak saat itu, kunjungan wisatawan ke Bali terus mengalami peningkatan ditandai dengan; saat ini, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali sudah mencapai di atas 9.000 orang kedatangan setiap hari, jumlah penerbangan internasional ke Bali terus meningkat, saat ini sudah mencapai 23 maskapai dari berbagai negara wisatawan domestik yang berkunjung ke Bali sudah mencapai di atas 10.000 orang kedatangan setiap hari melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. 

Peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali, secara langsung berdampak pada kenaikan hunian hotel,  restoran semakin ramai, jalan mulai padat, dan objek wisata telah semarak kembali. Secara makro, pertumbuhan ekonomi Bali bangkit dari keterpurukan, ditandai dengan: tahun 2022, triwulan kedua ekonomi Bali telah tumbuh positif mencapai 3,04%, meningkat dari triwulan pertama tumbuh positif sebesar 1,46%.

Sedangkan pada tahun 2021 ekonomi Bali tumbuh negatif (kontraksi) mencapai -2,47%, namun sudah lebih baik dibanding tahun 2020 dengan tumbuh negatif (kontraksi) paling dalam yaitu sebesar -9,31%.

Pertumbuhan ekonomi Bali yang positif ini bertitik tolak dari kunjungan wisatawan ke Bali, khususnya wisatawan mancanegara yang sudah mencapai lebih dari 50% dibanding situasi normal sebelum Pandemi COVID-19. 

Pencapaian ini lebih cepat dari target yang direncanakan sebesar 40% pada bulanDesember 2022. Sebagai Gubernur yang memimpin langsung pembangunan Bali. 

"Titiang mengapresiasi setinggi-tingginya atas seluruh inisiatif, partisipasi, dukungan, sinergi, kolaborasi, dan rasa militan masyarakat Bali melalui berbagai bentuk aktivitas untuk mewujudkan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dalam Bali Era Baru, yaitu: Bali yang kawista, Bali yang kang tata-titi tentram kertha raharja, Bali yang gemah ripah loh jinawi," Sebut Gubernur Koster.

Dirinya juga mengajak Sameton Krama Bali agar tetap kompak, guyub, bersatu, gilik-saguluk, parasparo, salunglung sabayantaka, sarpana ya, se-ia sekata, seiring sejalan, bekerja sama dengan sama-sama bekerja, gotong-royong, pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama.

"Perjuangan bantu-binantu bersama, amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua sebagaimana wejangan Yang Mulia Bapak Bung Karno, Proklamator dan Presiden Pertama Republik Indonesia," tegas Gubernur.

Dengan spirit kuat ini Titiang mengajak Sameton Krama Bali sareng sami dengan tertib, disiplin, dan penuh rasa tanggung jawab melaksanakan dan menyukseskan semua kebijakan dan program Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dalam Bali Era Baru, yang akan diwariskan dan didedikasikan untuk generasi Bali dimasa yang akan datang.

"Ketua, Wakil Ketua, Anggota DPRD Provinsi Bali, miwah Atiti sareng sami, Titiang ngaturang rasa suksmaning manah, majeng ring Ketua, Wakil Ketua, Anggota DPRD Provinsi Bali, miwah Sameton Krama Bali sami ring dija ugi magenah, antuk kaledangan druwene sampun prasida nyarengin ngaremba miwah bergotong-royong sajeroning maridabdabin pawangunan BALI ERA BARU. DIRGAHAYU, HARI JADI KE-64 PROVINSI BALI!" Tutup Koster.

Senin, 11 Juli 2022

Perjuangan Pengelingsir Puri Peguyangan di Tengah politik Reformasi Yang Keras


Denpasar , Bali Kini
– Kisah pengelingsir Puri Peguyangan  ‘’ Sahabatku sempat memotret kala aku semangat berbagi dalam berceritra pengalaman kehidupanku , Aku bilang aku bersyukur dan sang waktu selalu memberi aku kesempatan dalam menjalani Tugas & Pengabdian pilihan Hidup berpolitik praktis’’begitu ucapnya .

Saat ditemuai di Puri Peguyangan minggu 10 /7/22 ,beliau pun bercerita panjang lebat perjalanan politikua mulai dari   mengenal dua pilihan partai yang dari awal diikuti dari posisi Nol atau sama sekali tidak mengerti apa itu politik. Pengelingsir Yang Akrab disapa Tu Rah itu , menjadi wakil Rakyat sebagai simbol status sosial karena duduk di panggung bergengsi dengan berbagai akses Kuasa yang di dapat. 


Namun setelah dua periode berjalan politik tetap akumulasi perebutan kuasa, tapi Tu Rah  mulai berpikir inovatif mengelola potensi dan menikmati seni sebagai kepuasan batin yg ingin di dapatkan. Eskalasi politik tidak selalu sama dalam setiap periode berjalan, Tu Rah mencoba memiliki style / model berpikir melakoni politik untuk selalu mengelola Harmoni dalam eskalasi politik yang mulai bersaing semakin ketat, sehingga tetap bersyukur masih diberi kepercayaan oleh masyarakatku dan warga Denpasar Utara.  Seiring berjalan waktu  empat periode, ada suasana kebatinan yang mesti dijalani dan meninggalkan sahabat-sahabat seperjuangan yang mengawali TuRah  berproses dari Nol menuju ke Nol lagi.


‘’ Tentu kami sedih dan merasa "Gamang" meninggal teman teman yang kami ajak cukup lama dengan segala suka dukanya, mungkin kami egois atau kami ingin mendapat suasana baru itu berkecamuk dalam batin kami. Dalam suasana yang tidak menentu ada harapan kami diterima dan bahkan diminta oleh sosok politisi senior yang adalah senior kami sendiri di Partai yang kami besarkan bersama, beliau adalah Bapak SURYA DHARMA PALOH. Sosok politisi yang kami kagumi pemikirannya, dari berbagai buku tentang beliau. Beliau telah mendirikan Partai NASDEM yang saat itu di Pimpin oleh kawan kami, Ida Bagus Oka Gunastawa’’  begitu ujarnya sambil mengapus air mata karena haru . 


Di berikan kehormatan  untuk memimpin dan dilantik oleh Bpk Ketua Umum, Surya Paloh di halaman Puri Kami di Puri Peguyangan. Tu Rah mulai merlamngkah melanjutkan perjuagan terdahulu seperti saat revolusi merebut kemerdekaan menjadi pusat pergerakan Para pejuang, dari sini mengawali memasuki Rumah Restorasi dan gerakan Perubahan. Mengawali  Mulai dari Nol yang telah berproses (atau Ada pengalaman berpolitik) di tengah tengah persaingan politik  yang sangat ketat, dalam perjalanan awal  bersyukur di empat dapil di Denpasar yang ada ,TuRah mampu meraih satu "kursi". Mengawali Panggung politik partai NasDem di ibu kota Propinsi Bali di Denpasar, hal itu juga berkat andil dari bergabung dengan Fraksi PDI P.


Sebuah jalan, seni berpolitik yang dimainkan & lakoni, sebagai "Membawa gerakan Restorasi dan perubahan". Setelah lima tahun berjalan,  kembali ditugaskan di dapil Denpasar Utara dengan hasil dari empat dapil Partai NasDem, kami berhasil meraih tiga kursi. Merupakan jerih payah Perjuangan bersama. Kemudian, kami bergabung dengan PSI sehingga bisa membentuk satu fraksi. 


Suatu perjalanan yang tidak mudah tentu penuh tantangan membanggakan kita semua sebagai kader-kader Partai NasDem bapak Surya Paloh  sebagai ketua Umum Partai NasDem bersama seluruh jajaran DPP dan struktur Partai mampu menjadikan Partai NasDem menjadi kekuatan empat besar di pentas Nasional walau Bali belum mampu meraih kursi untuk DPR RI. 


Semua perjalanan Panjang yang  dilalui dengan suka dan duka. Kini sangat Bangga dan Berterima kasih kepada Ketua umum Bapak Surya Dharma Paloh yang telah memberikan Rumah Restorasi & Gerakan Perubahan di Pulau Bali tercinta. Cita cita besar mesti lahir dari kemegahan Rumah kita bersama, dibawah kepemimpinan ketua DPW KK Yulie Laiskodat dan sekretaris wilayah KK Nyoman Winatha, bersama seluruh jajaran struktur DPW, DPD, DPC dan DPRT dan seluruh organisasi sayap kita ingin wujudkan kebesaran Partai NasDem Bali dengan meraih DPR RI dan meningkatkan kursi di seluruh Kabupaten Kota dan Propinsi di Bali. 


‘’ Dengan Bersatu Berjuang Menang, Bersatu membangun Bali. Kami tidak bisa sendiri untuk mencapai itu, kami bagian dari kebersamaan sebagai wakil ketua Bapilu. Mari kita melangkah bersama untuk meraih kemenangan itu dengan kerja, kerja, politik yang selalu berbuat untuk Rakyat sesuai dengan kemampuan kita masing masing maupun kerja-kerja kolektip kita sebagai kerja Partai yang bisa di rasakan oleh masyarakat.’’ tegasnya .


Dengan Perjuangan yang begitu panjang akhinya juga membuahkan hasil apalagi saat ini partai Nasdem Telah memiliki Kantor yang megah di pusat pemerintahan di Bali . *[R2]

Senin, 04 Juli 2022

DPP Bapera Konsisten Giat Aksi Kemanusiaan


Above all nations is humanity. (Di atas semua bangsa adalah kemanusiaan)

- Goldwin Smith

Depok - Gerakan terbaik yang bisa dilakukan seseorang adalah menyelamatkan hidup dengan menyumbangkan darah, inilah yang dilakukan Dewan Pimpinan Pusat Barisan Pemuda Nusantara (DPP BAPERA) dan Rumah Sakit Citra A Rafiq (RSCA) tak pernah berhenti lakukan gerakan terbaik. 

Donor darah terselenggara pada Sabtu, (2/7) dirumah Sakit Citra A Rafiq, Kelapa dua, Depok, Jawa Barat. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 09.00 - 12.00 WIB. 

Fahd El Fouz A Rafiq (Ketua Umum DPP Bapera) mengatakan, "kemanusiaan adalah nilai universal yang dapat menjadi landasan keharmonisan dunia, dan inilah yang terus kami (BAPERA) konsisten lakukan dalam mengamalkan Sila ke -2 Pancasila", ucapnya 

Agama di Indonesia punya peran yang sangat penting. Rujukan utama dalam semua hal keseharian orang Indonesia adalah agama. Agama sudah pasti menjadi sumber moral tak terkecuali donor darah. 

Pria berusia 39 tahun ini menambahkan, "kita tidak boleh putus asa terhadap kemanusiaan, karena kita sendiri adalah manusia dan hanya semangat kebangsaan, yang dipikul oleh perasaan keadilan dan kemanusiaan. Yang dapat mengantar kita maju dalam sejarah dunia", ungkapnya.

Keterangan Gambar: Andi Nursyam Halid (Ketua Harian DPP Bapera) sedang mendaftar untuk donor darah di RSCA kelapa dua, Depok. 

Andi Nursyam Halid (Ketua Harian DPP Bapera) menegaskan, Donor darah menjadi kegiatan rutin Bapera, artinya apa yang dilakukan hari ini adalah untuk kebaikan bersama khususnya terkait dengan kemanusiaan. 

Putra kelahiran Sulawesi Selatan ini menambahkan,  "Barang siapa mempunyai sumbangan pada kemanusian dia tetap terhormat sepanjang jaman, bukan kehormatan sementara. Namun umat manusia akan menghormati karena jasa-jasanya. 

Dan Ciri-ciri orang hebat bisa diketahui melalui tiga pertanda: kedermawanan dalam bentuk, kemanusiaan dalam pelaksanaan, tidak berlebihan dalam keberhasilan. Dan hal itulah yang konsisten di lakukan ketum kami yaitu H. Fahd El Fouz A Rafiq, cetus adik dari Nurdin Halid ini. 

Yang menjadi pena adalah kebaikan, yang menjadi tinta adalah kemanusiaan, itulah bentuk giat konsisten Barisan Pemuda Nusantara (Bapera) berkontribusi untuk Indonesia. 

Penulis: ASW

Kamis, 12 Mei 2022

Gunakan Dana Pribadi, Bupati Gede Dana Pimpin Gotong Royong Rehab Rumah Warga Miskin di Desa Ababi


Karangasem, Bali Kini - Setelah menginap dan melihat secara langsung kondisi rumah dan kehidupan keluarga I Wayan Pasek (70), warga kurang mampu asal Banjar Dinas Gunaksa, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem sekitar sepekan lalu, Bupati Gede Dana langsung bergerak cepat membatu rehab rumah warga yang sehari hari bekerja sebagai buruh panjat kelapa tersebut.

Bupati Gede Dana bersama staf Prokopim turun langsung memimpin gotong royong untuk merehab rumah Wayan Pasek bersama warga, Kawil dan Perbekel setempat, Kamis (12/5/2022). Bupati I Gede Dana kepada awak media menyampaikan, perbaikan atau rehab rumah Wayan Pasek memang diupayakan agar secepatnya dilakukan karena kondisi rumah warga tersebut sudah sangat memprihatinkan. Utamanya pada bagian atap yang sudah hampir ambruk.

"Kasian kalau tidak segera diperbaiki, atap rumahnya bisa ambruk. Apalagi sudah mendekati musim hujan beberapa bulan lagi. Jadi saya mengajak warga untuk bergotong royong melakukan rehab rumah pak Wayan Pasek," ungkap Bupati Asal Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem ini. 

Untuk rehab sendiri dilaksanakan dengan dana pribadi dan sumbangan dari para donatur. "Pakai dana pribadi dan sumbangan dari donatur, karena ini harus segera jadi kalau menunggu anggaran Bedah Rumah dari APBD prosesnya membutuhkan waktu," tegas Gede Dana, sembari mengatakan sesuai rencana rehab rumah Wayan Pasek tersebut diupayakan selesai dalam sehari.

Selain itu, sesuai aturan bantuan bedah rumah syaratnya harus lahan milik pribadi, sementara keluarga Wayan Pasek ini istilahnya nyakap atau penggarap dan tinggal di lahan milik warga lainnya. Sehingga yang paling bisa dilakukan adalah dengan dana pribadi dan bantuan donatur yang dilaksanakan secara bergotong royong. 

Untuk diketahui, Wayan Pasek sendiri tinggal bersama istri Ni Ketut Rai dan salah seorang anaknya, Nyoman Yasa. Keluarga yang tinggal di lahan milik orang ini, menggantungkan hidup sebagai tukang panjat kelapa. Sedangkan, Wayan Pasek dan Ni Ketut Rai sendiri lebih banyak tinggal di rumah lantaran faktor usia. "Ada enam orang anak, tetapi hanya satu yang masih tinggal dirumah, sisanya ada merantau," sebut Ketut Rai.

Dikatakan Ni Ketut Rai, untuk memenuhi kebutuhan hidup, selain dibantu oleh anak-anaknya, juga bergantung kepada Nyoman Yasa yang berprofesi sebagai tukang panjat kelapa. Dari hasil menjadi tukang panjat kelapa, hanya bisa untuk bertahan hidup karena tidak tentu ada orang yang mencari tukang panjat. "Kadang seminggu dua kali, setiap kali bisa sampai 35 pohon dengan upah Rp 6000 per pohon," kesahnya.

Sebagai pemerintah, dirinya memiliki tanggung jawab terhadap kondisi masyarakat di Karangasem. Pihaknya berharap dengan bantuan rehab ini, keluarga Wayan Pasek bisa tinggal di rumah yang layak huni. Kedepan gerakan bersama membantu masyarakat kurang mampu semacam ini akan terus dilaksanakan.(ami) 

Kamis, 28 April 2022

Bupati Karangasem I Gede Dana dan Wabup Wayan Artha Dipa Mengucapkan Selamat Idul Fitri 1443 H


Karangasem, Bali Kini - Beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri  atau Lebaran, warga muslim di Kabupaten Karangasem terus memperbanyak amaliah Ramadhan untuk mencapai gelar Insan Muttaqin, hingga menyambut hari yang Fitri, hari kemenangan setelah sebulan penuh berjuang melawan hawa nafsu. 

Selama Bulan Ramadhan, Bupati Karangasem, I Gede Dana bersama Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa dan anggota Forkopimda juga menyelenggarakan kegiatan Safari Ramadhan bertajuk “Bupati Menyapa”, yakni mengunjungi kampung-kampung muslim guna beranjangsana untuk mempererat tali silaturahmi dengan warga muslim di Bumi Lahar. 

Tradisi rutin yang biasanya dilaksanakan oleh Pemkab Karangasem selama bertahun-tahun, yakni berbuka puasa bersama warga dan tokoh masyarakat muslim di Kantor Bupati, kini sedikit berubah dimana sebagai Pemerintah Daerah, Bupati Gede Dana bersama Wabup Wayan Artha Dipa dan anggota Forkopimda, balik yang beranjangsana ke kampung-kampung muslim untuk menyapa “Nyame Selam” (Suadara Muslim), bersilaturahmi dan menyerap aspirasi dengan warga setempat. 

Bupati Gede Dana mengaku sangat mengapresiasi tradisi menyame braya yang masih sangat kuat dan kental di kalangan Umat Muslim dan Umat Hindu di Karangasem. “Ini patut dijaga dengan baik, sehingga kehidupan harmonis bisa berlangsung dan terus terjaga,” ujar Gede Dana, Kamis (28/4/2022). 

Banyak tradisi yang dilaksanakan umat muslim di Karangasem, utamanya saat berbuka puasa bersama, salah satunya tradisi Megibung di Banjar Saren Jawa, Tradisi Medulang di Kampung Gerembeng Atas, Tradisi Ngandang di Kampung Karangtebu dan banyak tradisi lainnya yang merupakan akulturasi budaya dan tradisi masyarakat di Karangasem. 

Dan beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, warga muslim di Karangasem sudah mulai melakukan berbagai persiapan untuk merayakan hari kemenangan. Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Karangasem pada Idul Fitri tahun ini akan melaksanakan Shalat Ied di Lapangan tanah Aron, Amlapura. Dan terkait kegiatan ini, Pemkab Karangasem akan memfasilitasinya. Sementara untuk kegiatan Takbiran keliling untuk tahun PHBI Karangasem memutuskan untuk meniadakannya. 

Terkait perayaan Idul Fitri yang masih dalam masa transisi dari Pandemi ke Endemi Covid-19, Bupati Gede Dana menyerukan untuk setiap kegiatan ibadah agar tetap memperhatikan Protokol Kesehatan, utamanya mengenakan masker, namun tidak mengurangi kekhusyukan dan keceriaan Lebaran. “Dalam kesempatan yang berbahagia ini, saya Bupati Karangasem, I Gede Dana dan Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa dan atas nama jajaran pemerintah dan masyarakat Kabupaten Karangasem mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah, Mohon Maaf Lahir dan Bathin,” ucap Gede Dana. (Rls/adv)

Rabu, 16 Februari 2022

Wagub Cok Ace Luncukan Buku 'Padma Bhuawana', Kupas Pembangunan Bali Dengan Masing-Masing Taksunya


Denpasar, BALIKINI.Net – Bertepatan pada Saniscara Wage, Wuku Prangbakat (12 Februari 2022), Wakil Gubernur Bali Prof. Dr. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati meluncurkan buku “Padma Bhuawana”, bertempat di Gedung Ksirarnawa-Taman Budaya, Denpasar. 

Wagub Cok Ace, mengatakan bahwa buku Padma Bhuawana mengupas tentang pembangunan Bali dengan masing-masing taksunya. 

Menurut Wagub Cok Ace bahwa kekuatan penggerak aktif yang inheren dalam prinsip-prinsip alam ditransformasikan ke dalam konsepsi ruang (space). Ruang – dan ‘waktu’ pada aspek yang lain – adalah penggerak utama seluruh sistem kehidupan. Faktanya, tidak ada satu pun sistem yang berada di luar ruang dan waktu. 

Ruang menyediakan arena bagi tindakan, sedangkan waktu menggerakkan perubahannya. Hindu mengekspresikan kekuatan ruang dan waktu ini dalam simbolis dewa- dewa. Salah satunya adalah Padmabhuwana, konsepsi ruang kosmis laksana bunga Padma (Tunjung, teratai atau, lotus), di mana pada setiap ruang dikuasai oleh spirit kedewataan.

Konsepsi Padmabhuwana mengajarkan bahwa ruang itu satu (Eka), tetapi terbagi-bagi menjadi banyak (Aneka), dan setiap ruang dikuasai oleh spirit kedewataan tertentu. Padmabhuwana dengan pola delapan helai bunga Padma (Astadala) dan satu pusat di tengah yang dihubungkan dengan kekuasaan sembilan dewa (Dewata Nawasanga), inilah digambarkan secara utuh dalam kidung Aji Kembang di atas. 

Sembilan ruang ini digambarkan mempunyai karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan spirit kedewataan yang menguasai, selayaknya fungsi-fungsi organ vital dalam tubuh manusia. Walaupun seluruh ruang mencerminkan satu kesatuan yang utuh dan padu, tetapi ia berbeda dalam bentuk, karakter, dan fungsi (nama-rupa). Perbedaan bentuk,karakter, dan fungsi ruang ini menuntut penyesuaian dari seluruh aktivitas di dalam ruang tersebut, sehingga antara wadah dan isinya selaras.

Dalam buku tersebut, juga tersirat bahwa Kebahagiaan akan terwujud apabila antara wadah dan isi, ruang dan tindakan, benar-benar harmonis. Ibarat memakai baju piyama saat melakukan rapat resmi, ini bukanlah semata-mata persoalan boleh dan tidak boleh, namun dapat dipastikan bahwa tidak banyak orang yang merasakan bahagia ketika mereka salah kostum seperti itu. 

“Logika sederhana inilah yang sesungguhnya memantik keinginan titiang untuk menjabarkan konsepsi Padmabhuwana dalam konteks pembangunan Bali dalam buku ini. 
Masalah mendasarnya adalah, sudahkah pembangunan Bali sesuai antara wadah dan isinya?," tutur Wagub Cok Ace yang juga merupakan Guru Besar di ISI Denpasar. 

Lebih lanjut, Wagub Cok Ace mengatakan, bahwa Mengacu pada lontar Padmabhuwana yang menyatakan bahwa Mpu Kuturan, sekitar abad ke-11, menyebut Bali sebagai Padmabhuwana. Danghyang Nirartha pada abad k-15 juga menyatakan hal yang sama. Artinya, Bali telah digambarkan sebagai satu kesatuan ruang yang dijaga oleh kemahakuasaan Dewata Nawasanga dengan atribut, karakter, dan fungsi masing-masing. 

Dalam ruang inilah, seluruh aktivitas masyarakat Bali berlangsung untuk mewujudkan tujuan hidupnya, moksartham jagadhita. Artinya, apabila masyarakat Bali meyakini bahwa seluruh tindakannya dipayungi oleh kekuatan para dewa, maka sudah sepatutnya hidupnya sejahtera. Namun pada kenyataannya, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup masyarakat Bali masih belum sepenuhnya bisa diwujudkan.


Refleksivitas terhadap keterpukuran pariwisata Bali saat pandemi Covid-19, yang berimplikasi luas terhadap kondisi perekonomian masyarakat Bali, termasuk meningkatnya angka kemiskinan, semakin memperkuat keyakinan titiang bahwa ada banyak aspek yang masih harus diperbaiki dalam pembangunan Bali. Kembali lagi, harmoni antara wadah dan isi sebagai sumber kebahagiaan hidup itulah yang belum terwujud dalam pembangunan Bali saat ini.

Lebih lanjut, Wagub Cok Ace juga mengatakan bahwa Harmoni wadah dan isi adalah esensi Padmabhuwana dalam pembangunan Bali yang dihadirkan dalam buku tersebut. 

“Harus kita akui bahwa pembangunan Bali selama ini masih sulit melepaskan diri dari utopia pariwisata. Seolah-olah, hanya pembangunan kepariwisataan yang dapat menggerakkan perekonomian Bali sehingga semua daerah berloma-lomba untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya. Kita telah melupakan bahwa Padmabhuwana mengajarkan setiap ruang memiliki karakteristik taksu masing-masing sehingga tidak mungkin dikembangkan dengan pola yang sama," ungkapnya. 

Dijelaskan Wagub Cok Ace, Taksu adalah kekuatan intrinsik yang tidak tampak (niskala), tetapi menentukan keberhasilan segala yang tampak (sakala). Taksu memastikan setiap potensi dapat berkembang optimal, jika dan hanya jika, ia dikembangkan dalam ruang yang tepat. 

Oleh karena itu, seluruh program pembangunan Bali harus dimulai dengan menggali taksu setiap wilayah, dan Padmabhuwana menyediakan konsepsi untuk itu.Bagaimana membangun wilayah Timur, Selatan, Barat, Utara, dan Tengah, haruslah disesuaikan dengan taksu menurut spirit kedewataan yang menguasainya.

Sejalan dengan visi pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, maka konsepsi Padmabhuwana relevan dijadikan kerangka pendekatan untuk pemetaan kewilayahan baik secara sakala maupun niskala. Secara sakala bahwa prioritas pembangunan di setiap wilayah kabupaten/kota harus didasari karakteristik geografis, demografis, serta potensi sumber daya dominan. Optimalisasi seluruh potensi tersebut haruslah didasari karakteristik dan fungsi setiap Dewata Nawasanga yang menaungi wilayah tersebut sehingga terbangun taksu yang meniscayakan semua potensi berkembang maksimal.

Berdasarkan pemetaan inilah, maka pembangunan dan pemberdayaan potensi harus menyasar seluruh elemen Sad Kerthi, yakni jiwa masyarakatnya (Atma Kertih), kualitas SDM-nya (Jana Kertih), tata ruang wilayahnya (Jagat Kertih), dan seluruh elemen alam serta lingkungan biotik yang berada di dalamnya (Samudera, Wana, dan Danu Kertih). Jadi, konsepsi Padmabhuwana menyediakan landasan teoretis maupun praksis untuk mewujudkan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

“Tanpa bermaksud menyatakan buku ini sempurna, tetapi titiang mempunyai keyakinan yang kuat bahwa buku ini perlu dibaca oleh seluruh lapisan masyarakat dan khususnya
para pemimpin daerah, untuk merefleksikan kembali pembangunan Bali yang telah dilaksanakan saat ini, serta keberlanjutannya pada masa depan. Bagaimana kita menggali segenap potensi wilayah tanpa ketergantungan pada sektor pariwisata, akan memberi dampak lebih besar terhadap penguatan fondasi perekonomian Bali”, tutur Penglisir Puri Ubud tersebut. 

Lanjut ya, “Bukan berarti kita mengabaikan pariwisata, melainkan agar semuanya berjalan secara integral dan holistik demi kesejahteraan masyarakat Bali. Pembangunan Bali dengan manajemen satu pulau (One Island One Management) menjadi syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan integral, holistik, dan berkelanjutan. Dengan demikian, visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dapat diwujudkan melalui pola pembangunan Bali yang terencana, terkoordinasi, dan terkoneksi antarwilayah”, pungkas Wagub Cok Ace seraya menyerahkan buku Padma Bhuawana kepada Gubernur Bali Bapak Wayan Koster. (**)
© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved