|
Ket. Foto: Karayawan Unwar dicek suhu tubuhnya |
Denpasar ,BaliKini.Net - Ditengah meningkatnya jumlah PDP (Pasien Dalam Pengawasan) sebanyak 146 orang dan kasus positif COVID-19 di Bali menjadi 32 orang pada jumat (4/4), memiliki makna dan ancaman serius bagi Bali. Hal ini menandakan bahwa penanganan dan pencegahan penularan virus asal Kota Wuhan, Tiongkok ini masih belum maksimal. Masih banyak masyarakat Bali yang tidak disiplin menjalankan himbauan pemerintah agar tidak keluar rumah, melakukan social distancing dan menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Oleh karena itu, diperlukan kesatuan kerjasama, baik pemerintah, swasta, stakeholders, maupun masyarakat untuk mencegah penyebaran virus yang telah memakan puluh ribuan korban di seluruh dunia ini.
Meliat situasi yang begitu seriyus dihadapi masyarakat di Bali Dekan FKIK Unwar, dr. I Gusti Ngurah Anom Murdhana, Sp.FK., mengaku prihatin atas peningkatan ODP, PDP dan kasus positif COVID-19 di Bali. Pihaknya menilai himbauan pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19 agar tetap di rumah, phsycal distancing, dan menerapkan pola PHBS kurang berhasil. Padahal, langkah pencegahan paling efektif dilakukan, sebab sampai saat ini belum ditemukan obat/vaksin COVID-19 ini. "Kami di Universitas Warmadewa, dan khususnya di FKIK sejak awal sudah melakukan pencegahan penyebaran virus corona ini, dimana pegawai agar menjarak jarak, melakukan sanitasi secara mandiri, dan tempat-tempat atau ruangan kita lakukan sanitasi, sehingga tidak ada penyebaran secara lokal,"ujar dr. Anom Murdhana .
Selain itu, upaya lain yang dilakukan yaitu dengan membentuk tim di tingkat FKIK Unwar, dan bahkan ditingkat universitas telah membentuk Satgas Penanggulangan Penyebaran COVID-19. Di samping juga menjadikan mahasiswa Unwar sebagai relawan sejak mereka diharuskan belajar dari rumah berbasis online. Para relawan ini bertugas menyosialisasikan bahaya penyebaran COVID-19 kepada keluarga dan masyarakat dilingkungan masing-masing.
Sebagai institusi pendidikan yang membidangi kesehatan, FKIK Unwar juga telah mengirim 2 orang tenaga medisnya sebagai relawan di laboratorium RSUP Sanglah untuk pemeriksaan COVID-19. Bahkan, dalam waktu dekat akan dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara pencegahan penyebaran COVID-19.
Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 Unwar, Dr. dr. Dewa Ayu Putri Sri Masyeni, Sp.PD-KPTI., menambahkan penyuluhan yang dilakukan kepada masyarakat tidak harus bertatap muka yang mengumpulkan banyak orang, namun bisa dilakukan melalui media sosial maupun grup WA. Bahkan, pihaknya siap membantu pemerintah untuk melakukan rapid-test maupun melalui pemeriksaan bio-molekuler kepada ODP. Sehingga diketahui jelas apakah ODP tersebut terinfeksi atau tidak. Dengan demikian, kasus COVID-19 di Balj bisa terdeteksi lebih awal untuk meminimalisir penyebarannya. "Untuk pemeriksaan biomol kami memiliki alat dan SDM yang memadai untuk melakukannya,"imbuhnya.
Kendati demikian, untuk melakukan pemeriksaan biomol masih menunggu regulasi dari pemerintah. Termasuk pemeriksaan rapid-test. Sebab, hingga saat ini rapid-test belum beredar secara resmi, karena masih diatur oleh pemerintah. "Mungkin ke depan kami mohon, kalau bisa pengadaan rapid-test bisa dilakukan oleh sektor-sektor swasta melalui institusi pendidikan, sehingga kita bisa ikut membantu mengidentifikasi mana yang positif dan mana yang negatif COVID-19, sehingga kita bisa treasing lagi siapa saja yang diajak kontak oleh ODP yang dinyatakan positif ini,"ujarnya.
Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali, Dr. Drs. A.A. Gede Oka Wisnumurti, M.Si., mengatakan dibentuknya SATGAS COVID-19 melalui SK Yayasan dengan melibatkan perwakilan UPK (Unit Pelaksana Kegiatan) yang dimotori oleh FKIK Unwar berfungsi untuk membantu pemerintah dalam hal sosialisasi, proventive dan kaji tindak yang diawali dengan gerakan bersama di lingkungan UPK masing-masing. Bahkan, langkah-langkah yang tekah dilakukan, yaitu dengan menerapkan sistem pembelajaran dan layanan administrasi daring/online, sehingga mahasiswa tidak perlu ke kampus. Pelayanan sistem sift dan home work bagi dosen dan karyawan juga dilakukan. Selain itu, pembuatan disinfektan dan hand sanitizer, alat pelindung secara mandiri, penggalangan dana bantuan dari seluruh karyawan, alumni dan civitas akademika telah dlakukan. Di samping juga melakukan kajian-kajian research kaji tindak oleh team FKIK di lab biomolekuler yang dimiliki.
Sementara itu, TKI yang dipulangkan, menurut Wisnumurti harus ada pemetaan yang jelas, baik wilayah maupun orang serta barangnya. Sehingga langkah penanganan bisa efektif sesuai status orang dan daerah. Mengingat pola penyebaran COVID-19 ini begitu masif. (wi/r5)
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram